ATM, aslinya adalah singkatan dari Automated Teller Machine. Orang Indonesia menerjemahkannya dengan cerdas dan pas, menjadi Anjungan Tunai Mandiri. Pas singkatannya, tepat pula maknanya. Nah, saya baru saja menemukan kepanjangan baru dari ATM versi saya sendiri, yaitu Awas Tercuri Mesin … !
Duuh … kok jelek banget sih kepanjangannya? Iya, dengan sangat menyesal saya terpaksa menyebutnya demikian, berdasarkan pengalaman saya pribadi 😦
Alkisah, tanggal 1 Agustus kemarin saya pergi ke salah satu ATM langganan saya di kawasan kampus UGM. Saya menarik dua kali secara berurutan sejumlah 4 juta, pecahan 100 ribu. Uang langsung saya masukkan ke dompet dan saya pulang. Di rumah, baru uang saya hitung untuk saya lipat per 1 juta, dan …. astaghfirullah! Uang ternyata kurang 5 lembar, alias 500 ribu! Dua kali saya hitung ulang, dan tetap saja, uang saya kurang 500 ribu rupiah.
Menyuapkan kartu ke mulut mesin 🙂
Saya thenger-thenger (hihi … apa ya bahasa Indonesianya? 😀 ). Saya nggak mau lebay dengan membayangkan uang itu untuk membeli kerupuk yang bisa dijejer seluas lapangan bola, atau untuk membeli es cendol yang bisa dipakai untuk berenang, tapi bagi saya limaratus ribu rupiah itu tetap saja banyak.
So, apa yang bisa saya lakukan? Komplain ke mana? Atau pasrah saja?
Jelas saya tidak ikhlas uang saya hilang dicuri mesin. Tapi untuk komplain, saya tidak punya bukti. Bagaimana membuktikan bahwa uang yang keluar dari mesin ATM itu kurang? Bahkan jika kita menghitungnya di dalam box ATM, lalu memanggil satpam ketika mendapati uang kita kurang, bisa saja kita ‘dicurigai’ sudah memasukkan sebagian uang yang keluar dari mesin ke dalam tas kita.
Tapi saya tak mau menyerah begitu saja. Esok paginya saya menemui petugas customer service bank yang bersangkutan dan melaporkan kasus saya. Mbak petugas CS melayani dengan ramah, dan mempersilahkan saya mengisi formulir komplain ATM. Ternyata, ketidakberesan mesin ATM sudah diantisipasi oleh pihak bank, dan dalam formulir tersebut terdapat empat kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, penarikan uang gagal, tapi terdebet di rekening tabungan. Kedua, jumlah uang yang keluar dari mesin kurang dari jumlah penarikan (anehnya, tidak ada kemungkinan jumlah uang yang keluar lebih banyak dari jumlah penarikan :-o). Ketiga, penarikan dilakukan satu kali, tapi terdebet di rekening dua kali. Keempat, transfer ke rekening lain gagal, tapi terdebet di rekening kita.
Jajaran mesin ATM di suatu bank
Kasus saya adalah kasus nomor dua. Dalam hal ini bisa dilakukan pengecekan ke mesin ATM, yaitu dicocokkan antara record uang yang keluar dengan sisa uang yang ada di dalam mesin. Seharusnya, ada kelebihan uang sebanyak 500 ribu rupiah, yaitu uang yang seharusnya keluar ketika saya melakukan penarikan. Masalahnya, mesin ATM hanya bisa dibuka oleh petugas dari Sentra Kas ATM pihak bank, dan itu baru bisa dilakukan esok harinya. Yang lebih repot, pembukaan mesin ATM itu tidak menghadirkan saya sebagai saksi korban, sehingga saya tidak bisa membuktikan bahwa memang ada sisa uang yang seharusnya menjadi hak saya. Bisa saja terjadi, kelebihan uang itu ada, tapi tidak dilaporkan oleh petugas yang mengisi kembali mesin ATM.
Dan itulah yang terjadi …
Ketika esok harinya saya menelepon staf sentra kas ATM bank yang bersangkutan, dikatakan bahwa penarikan yang saya lakukan normal, tidak ada kelebihan uang di dalam mesin. Yeah, saya bisa apa? Saya hanya bisa mengatakan kepada staf tersebut, bahwa saya kecewa sekali. Dalam hal ini memang saya dan pihak bank sama-sama tidak bunya bukti. Saya tidak bisa membuktikan bahwa uang yang saya terima kurang, sebaliknya pihak bank juga tidak bisa membuktikan bahwa di dalam mesin tidak ada kelebihan uang. Tapi tetap saja saya yang dirugikan, karena bank tidak mau mengganti kekurangan uang saya. Hiks … begitulah selalu nasib nasabah berhadapan dengan bank : selalu di pihak yang kalah … 😥 :~
Beberapa tahun yang lalu, saya selalu mengambil uang melalui teller, tidak dari ATM. Bukan apa-apa, tapi karena saya tidak tahu bagaimana cara menggunakan mesin pintar itu! Hahaha … 😀 *tutup muka* . Tapi sejak pihak bank memberlakukan charge untuk penarikan melalui teller, saya berpikir untuk mulai menggunakan ATM. Lagi pula, hare gene nggak bisa pakai ATM, sungguh mempermalukan Patih Gadjah Mada yang telah bersumpah Palapa 😛
Kartu-kartu plastik ini sangat bermanfaat, tapi penuh risiko …
Saya selalu mengambil uang dari ATM yang ada di lingkungan bank, dan pada jam kerja, sehingga kalau terjadi sesuatu seperti kartu tertelan mesin (dan itu pernah saya alami), saya bisa langsung lapor ke bank yang bersangkutan dan masalah bisa langsung diatasi. Mesin ATM di lingkungan bank biasanya lebih terawat dan dijaga petugas security. Saya juga menghindari mesin yang terbuka, tidak dilindungi box kaca. Eh, sudah hati-hati begitu, tetap saja saya jadi korban 😦
Setelah kejadian ini, saya jadi berpikir ulang untuk menggunakan mesin ATM. Mungkin lebih baik menarik uang melalui teller, meskipun terkena charge, dari pada menghadapi risiko uang kita ‘dicuri’ mesin …
Tapi karena ini bulan Ramadhan, bulan di mana kesabaran kita diuji melalui puasa, saya akhirnya mengikhlaskan uang saya yang dimakan mesin. Biar sajalah. Rizki tidak akan kemana (soalnya si Rizki harus nunggu rumah … hihi 😀 ). Allah tidak akan kekurangan cara untuk memberi rizki kepada saya. Kalau kemarin saya kehilangan, mungkin saja besok bakal mendapatkan rizki lain yang sepadan, bahkan mungkin lebih besar. Tentu saja saya tak boleh berpikir seperti kisah si anak tamak : coba uang saya tidak ditelan mesin, berarti saya punya 500 ribu ditambah rizki yang baru ini …. hahaha 😀
Ikhlas berarti tidak mengharapkan apa-apa. Yang sudah hilang ya sudah. Kalaupun tidak ada penggantinya, ya tidak apa-apa. Begitu bukan? Awas kalau ada yang bilang “Bukaaaan …. ”
Ps : foto-foto di atas hanya sebagai ilustrasi, bukan menunjukkan mesin ATM yang mencuri uang saya
..
turut prihatin Bu..
emane 500 rb kan bisa buat beli baju sama kue lebaran.. ^^
..
kayaknya minta digetok mesin ATM-nya..hihi..
..
Tuti :
Hehehe … bukan kerupuk atau es cendol, ternyata Ata membayangkan baju dan kue lebaran 😀 . Kalau beli bajunya di lapak owol-owolan (itu lho … lapak baju bekas impor ), bisa dapet baju buanyyak lho,wong sepotong ada yang harganya cuma 5 ribu 🙂
…
Yang minta digetok mesinnya atau petugas pengisi uang di mesin ya? 🙄
Bu, saya pernah lebih dari 2 tahun kapok pake ATM, salah satunya ya pernah kayak Ibu gitu.
Jadilah saya selalu antri di teller untuk penarikan uang, makan waktu memang tapi mau gimana lagi, dengan set of mind bahwa uang kita aman meski antri itu tak menyamankan 🙂
Kalau di sini lucu 🙂 Peristiwa seperti Ibu bukannya tak ada, sering malah. Tapi pihak bank slalu menganjurkan untuk kita menghitung dulu uang sebelum pergi dari mesin ATM.
Jadi, kalau ambil duit di sini via ATM, usahakan untuk benar2 ngitung di depan mesin ATM, apapun hasilnya (uangnya pas ataupun kurang.. kalau kelebihan ya syukur).
Kenapa? Karena ketika kita lapor kekurangan uang ke bank, pihak bank akan buka CCTV dan dari CCTV akan keliatan brapa lama kita ada di depan mesin ATM untuk menghitung.
Kedengarannya lucu ya, tapi masuk akal sih karena setidaknya pihak bank akan menilai bahwa kita telah menghitung terlebih dulu secara teliti dan itu makan waktu sebelum akhirnya pergi 🙂
Turut prihatin, Bu! Uang 500 ribu waktu saya kuliah dulu bisa buat satu setengah bulan jhe 😉
Tuti :
Iya nih Don, kayaknya aku mau balik ke cara tradisional : antri ke teller. Ada beberapa bank yang sudah memperlakukan nasabah yang antri dengan sopan dan terhormat, yaitu diberi nomor urut dan nasabah bisa menunggu sambil duduk di kursi empuk (misalnya Bank BNI dan BRI), tapi ada bank lain yang masih memperlakukan nasabah seperti masyarakat miskin pengambil jatah bantuan sosial : berdiri antri dalam barisan panjang mengular 😦 (seperti Bank Mandiri dan Bank BCA)
Pemasangan cctv di box ATM menurutku solusi yang sangat bagus. Kita bisa menunjukkan ke kamera, apakah uang yang kita terima benar atau salah. Seharusnya di Indonesia juga diterapkan kontrol seperti itu.
Terimakasih prihatinnya Don, tapi nggak papa kok. Aku sudah lupakan … 🙂
Uang Rp.500.000,- buat orang pensiunan banyak lho mbak…bisa buat belanja Tiah minimal seminggu, diluar beras dan gas.
Saya pernah protes ke BM…kok orang disuruh antre mana antreannya banyak….adik saya sempat nyaris semaput, karena baru sembuh dari operasi dan harus ambil uang di BM….
Begitu saya protes saya diberi nomor dan diminta duduk..lha saya protes lagi, jangan hanya karena saya protes, tapi perlakukan semuanya sama dong…..saya bilang, kalau honorku tak dibayar melalui Bank ini, saya tak mau punya tabungan disini…hehehe.
Saat saya ke sana lagi, satpamnya senyum-senyum dan bilang..ibu silahkan duduk…tapi saya menggeleng..enggak lah, saya lewat ATM aja, soalnya mau cepat-cepat..pak satpam lihatin ya, uang nya ada apa tidak…hahaha…lha satpam kok disuruh nunggu orang ambil uang dari ATM…soalnya siap-siap mau protes lagi.
Tuti :
Saya pernah juga memasukkan kritik ke kotak saran Bank Mandiri, tentang perlakuan kepada nasabah yang disuruh antri ini. Tapi sampai skarang kelihatannya kritik saya tidak mendapat tanggapan dari manajemen Bank Mandiri 😦
Hehehe … ternyata kita sama-sama tukang protes ya Mbak. Saya juga tidak segan-segan melakukan protes kalau merasa ada sesuatu yang tidak layak/tidak pada tempatnya. Meskipun protes kita seringkali tidak membuahkan hasil, tapi ada rasa puas bahwa kita sudah mengungkapkan ketidaknyamanan kita, atau memperjuangkan hak kita.
Lain kali saya mau ngikutin Mbak Enny ah, kalau ambil uang di ATM minta ditungguin satpam 😀
Mbak Tuti,
Keputusannya, seharusnya tak segera bisa dijawab esok harinya…
Keputusan benar atau salah, adalah pada saat mesin akan dimasuki uang lagi…saat itu ada kontrol, berapa uang yang masuk dan berapa saldonya..nanti baru dicocokkan dengan jumlah klaim….paling cepat 1 minggu…kecuali ATM tadi diisi uang nya harian karena transaksinya banyak.
Sebagai mantan orang yang kerja di Bank, saya sering diketawain anak-anak, karena saya hanya mau ambil di depan kantor Bank ybs…agar kalau komplain bisa langsung. Dan akibatnya sering protes, kalau ATM nya lama….atau ada kesalahan.
Si bungsu suka ketawa, melalui temannya dia kirim uang ke Indonesia..nggak sampai…padahal mestinya on line real time…saya sms minta buktinya agar bisa dilaporkan..ternyata si teman lupa ngecek saldo, karena salah nomor, uangnya tak ter debet…baru deh dikirim lagi, karena memang belum terkirim. Saya sendiri kalau tak terpaksa, lebih suka membayar atau transfer lewat kasir, walau mesti bayar uang adm, tapi lebih nyaman dan aman…benar-benar bukan orang yang percaya technologi ya….
Tuti :
Iya Mbak, memang seharusnya begitu ya, baru bisa dicek benar atau tidaknya pada saat mesin akan diisi uang lagi. Asumsi saya, mesin itu setiap hari diisi uang, jadi ketika Mbak CS bilang esok pagi saya bisa mengecek ke petugas kas ATM, saya percaya. Atau jangan-jangan, sebenarnya petugas kas ATM belum membuka mesin ATM dan memeriksa saldonya, tapi langsung saja bilang penarikan yang saya lakukan normal, tidak ada sisa uang di mesin … (wah, su’udzon nih 😦 )
Lha, Mbak Enny yang orang bank saja kurang percaya pada ATM? Nasabah umum, mungkin karena ketidaktahuan mereka, malah percaya saja. Kalau dipikir-pikir, memang bank ini urik ya. nasabah sudah dikenai biaya administrasi, tapi untuk menarik uang nasabah masih dikenai biaya lagi. Kalau nggak mau kena biaya, harus ambil sendiri dari ATM dengan risiko macem-macem … 😦
Saya pernah beberapa kali problem dg ATM; baik kesalahan debit ataupun kurangnya uang yg ditarik. Untuk kesalahan debit masih bisa diselamatkan, karena catatannya ada di mereka. Hanya saja, butuh waktu yg cukup lama agar uang kita kembali. Kalau tidak salah satu bulan.
Untuk kekurangan uang yg ditarik, saya pernah juga mengalaminya. Saya mengetahuinya ketika itu juga. Sehingga saya bisa lapor ke petugas keamanan yg ada di situ. Alhamdulillah uang saya bisa juga kembali, meski butuh waktu cukup lama, sekitar 2 minggu.
Harus diakui bahwa secanggih apapun sebuah mesin, tetap tidak bisa mengalahkan manusia dalam hal tanggungjawab. Jika manusia yg salah, kita masih bisa menuntutnya, tapi kalau mesin yg salah? Bisa panjang urusannya..
Ikhlaskan sajalah Bu Tuti, meski tidak akan mendapat ganti yg lebih banyak, setidaknya ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua.. 🙂
Tuti :
Ternyata saya terlalu percaya pada mesin, karena selama ini tidak pernah menghitung langsung uang yang dikeluarkan ATM. Biasanya sampai di rumah baru saya hitung (kadang-kadang malah nggak dihitung juga 🙂 ). Kebetulan selama ratusan kali mengambil uang dari ATM tidak pernah bermasalah, dan juga tidak pernah mendengar cerita-cerita orang yang bermasalah dengan ATM (kecuali penipuan lewat sms). Tapi sejak pengalaman ini, saya akan lebih hati-hati lagi.,
Uda Vizon beruntung, dari beberapa kali mengalami ketidakberesan dengan mesin ATM, uang Uda masih bisa diselamatkan. Alhamdulillah …
Iya Da, sudah saya ikhlaskan kok. Lagipula, semua yang kita miliki kan sebenarnya hanya titipan dari Allah, jadi kalau diambil kembali, ya kita harus ikhlas bukan? 🙂
Bu, pasti mengecewakan ya pengalaman ini. Tetapi ini adalah pengalaman yang berharga.
Saya sendiri mikir2 kalau mesti ambil uang dlm jumlah besar lewat ATM. Dulu kakak saya pernah ambil uang agak banyak, dan ternyata dari uang yg keluar, ada uang palsunya. Dan saya yakin, hal spt ini nggak bisa dikomplain ke bank. Dari pengalaman itu, saya kalau ambil uang di ATM dikit2 saja. Kalau bisa, jangan sampai 300 ribu. Lebih dari itu, mending antri di bank. Takutnya kalau ada apa2, saya bisa rugi banyak. Dan keselnya itu lo Bu, bikin sebel berhari2 kan?
Saya setuju spy uang itu diiklaskan saja, Bu. Rezeki kita pasti sudah diatur. 🙂
Tuti :
Wah … ada uang palsu yang keluar dari mesin ATM? 😮 Ini bisa dilaporkan ke polisi lho. Masyarakat biasa saja bisa dihukum jika mengedarkan uang palsu, lha ini malah bank, instansi yang seharusnya menjaga keamanan dan keaslian uang negara.
Iya, selama ini saya terlalu percaya bahwa mesin ATM itu akurat. Padahal mesin penghitung uang yang ada di teller saja bisa salah menghitung uang. Tapi karena disaksikan teller dan nasabah, maka kalau mesin salah menghitung biasanya lalu dihitung ulang oleh teller secara manual. Kalau kita belum yakin juga, bisa kita hitung ulang lagi.
Betul kris, rezeki kita sudah diatur kok. Jadi … just forget it! 🙂
iya susah juga ya bu, kalo ngambil uang di atm trus kurang. gak ada buktinya jadinya… 😦
btw, atm itu bukannya singkatan auto teller machine ya bu?
Tuti :
Eh … eh … iya ya … Auto Teller Machine 😀
Thanks a lot koreksinya Man, nanti aku edit deh … hihi *malu*
Sering dengar kejadian seperti ini mbak.
Akhirnya saya punya kebiasaan : Kalau untuk penarikan dgn jumlah yang lumayan banyak > 2 jt saya lebih rela antri di teller.
Kalau kurang dari angka itu biasanya saya via atm dan melakukannya bbrp kali dgn jumlah yg berbeda, trus saya pilih yg tercetak kertas buktinya dari atm. dan… menghitung kembali uang yang saya terima hadap cctv, hahaha…
(asli saya pernah lihat kejadiaan spt yang mbak Tuti alami pd org yang kebetulan ambil atm di depan saya). Hem…prihatin mau cepet malah bikin ribet dan merugikan nasabah.
Tapi saya setuju dgn yang mbak Tuti lakukan, claim sudah diajukan ke Bank….tapi apaboleh buat….hasilnya uang tetap nggak kembali….
Yang penting kita meng IKLASkan dan berdo’a, yakin bahwa ALLAH akan beri kita rejeki yang lebih besar. Amen… Karena… rejeki itu tidak selalu identik dgn Rp….tul nggak mbak ? ….hehehe 🙂
Selamat menjalankan puasa mbak…semoga bulan Ramadhan penuh berkah bagi kita semua 🙂 Amien.
Best regard,
Bintang
Tuti :
Wah … Mbak Linda sungguh hati-hati, saya akan tiru (kalau terpaksa ambil uang di ATM lagi). Ambil sedikit-sedikit, pilih menu cetak bukti penarikan, dan hitung uang menghadap CCTV. Thanks tipsnya Mbak 🙂
Betul sekali Mbak, rezeki tidak hanya yang berupa uang. Memiliki sahabat yang baik seperti Mbak Linda dan sahabat-sahabat lain juga merupakan rezeki yang tak terhingga bagi saya 🙂
Selamat menjalankan ibadah puasa juga Mbak, semoga kita diberi kekuatan, ditambah kesabaran, dan diperkuat iman kita. Amin …
salam hangat,
duh, turut berduka untuk Bunda Tuti 😦
Saya jadi khawatir ini kalau mau melakukan pembayaran via ATM. Kan buktinya hanya berupa selembar kertas yang tercetak dari mesin ATM. >.<
Tuti :
Terimakasih ucapan turut berdukacitanya, Na. Tapi nggak usah kirim karangan bunga ya, sayang uangnya … hihi 😛
Ya, berhati-hati memang lebih baik, karena kalau ada masalah dengan transaksi yang kita lakukan, judulnya adalah “repot & ribet” …
Bu, ATM bukannya singkatan dari automated teller machine?
Saya juga mengalami hal yang sama dengan BNI. Saya masukan ke surat pembaca Kompas, lalu saya ditelpon Kepala Cabang BNI dan meminta saya mengirim surat kembali kalau masalah sudah diselesaikan. Duitnya gak balik sih 🙂
Tuti :
Hehehe … koreksi kedua dari komentator. Terimakasih, Heru. Kayaknya sih memang itu yang betul, nanti saya edit deh … 😛
Wah, kebetulan masalah yang saya alami ini di BNI juga! Diminta menulis surat bahwa ‘permasalahan sudah diselesaikan’ tapi uang nggak balik? Yeeeiy …. jangan mau dong 😮
Waduh …
Kalau kurang satu lembar sih … (walaupun tidak sepatutnya) masih bisa kita tolerir lah … mungkin kertasnya nempel atau bagaimana …
tapi ini Lima Lembar Cepek Jing … a.k.a Lima Ratus Ribu …
aarrgghhh banyak itu bu …
Hhhh … Automated Teller Machine … walaupun otomatis … namun It is still just a machine …
Semoga ini kejadian yang terakhir ya Bu
Salam saya
Tuti :
Om adalah komentator ke tiga yang mengoreksi kepanjangan ATM 😀 Terimakasih koreksinya Om (Om sangat sopan-santun deh, nggak ngomong kalau kepanjangan ATM yang saya tulis salah, tapi langsung saja nulis yang benar 🙂 ).
Iya Om, bagi saya 500 ribu itu juga sangat banyak. Tapi mau gimana, lha saya sudah complain nyatanya juga tidak berhasil 😦 . Iya Om, semoga ini kejadian yang pertama dan terakhir kalinya bagi saya …
terimakasih salamnya Om 🙂
Lha memang kepanjangan nya ATM mbak Tuti ini merupakan plesetan, mungkin saking keselnya karena sang ATM mencuri uang.
Sama juga dengan OTW kan…okeee tunggu wae…yang artinya ya nunggu aja sak kempote (ehh bahasa apa ini ya..jangan-jangan mbak Tuti nggak tahu artinya)
Tuti :
Tahu kok Mbak. Nunggu sak kempote itu kan berarti nunggu sampe jadi nenek-nenek, sampai pipinya kempot … 😀
Waduh, lumayan banget Bu itu bisa buat beli cendol yang biasa diisi orang alay ke kolam renang, xixixixi.. (ketularan alay)
Sayang banget ya Bu kalo pihak bank ga punya metode untuk mencegah ini terjadi, kan kenyamanan kita menggunakan ATM jadi berkurang..
Kalo saya biasa ngitung uangnya setelah ambil di ATM Bu, tapi kalo kasusnya Ibu terjadi di saya, pasti sama juga kejadiaannya, saya ga bisa membuktikan kalo saya ga memasukkan yang 500ribu (misalnya) ke dalam tas, jadinya repot..
Tuti ;
Kalaupun dikasih kolam cendol seharga 500 ribu, aku nggak mau berenang di sana ah … lengket … hihihi 😛
Sebenarnya pemasangan CCTV itu cukup baik untuk mengantisipasi masalah-masalah yang berkaitan dengan ATM, sayangnya tidak semua ATM dilengkapi dg CCTV, dan tidak semua pemakai ATM paham pentingnya penghitung uang di depan CCTV. Mustinya di setiap mesin ATM dipasang tulisan untuk menghitung kembali uang yang diterima di depan CCTV, sama seperti tulisan yang dipasang di depan teller untuk menghitung kembali uang yang kita terima sebelum meninggalkan teller.
semestinya sih jawaban baru ketauan klo mesinnya sudah kosong ya bu, karena di liat tuh uangnya beneran kosong ato ada sisa 😀
soalnya pernah bincang2 sama orang yg kerjanya di perush. yg naro2 duit di mesin atm, ya bilangnya sering ada rejeki gitu deh …
entah ada kesengajaan atau gimana ga yakin juga …
tapi ya spt ibu bilang, klo udah urusan sama bank ya nasabah kalah terus, so far sih belum pernah dan jangan sampai mengalami deh … nyesek banget klo ngalamin spt itu hiks
Tuti :
Wah, orang yang bertugas di perusahaan pengelola ATM bilang gitu ya? Berarti rejeki yang dia peroleh itu rejeki tak halal lho, karena milik para nasabah yang tercuri uangnya oleh mesin 😮
Jangan-jangan mesinnya sengaja ‘dikithik-kithik’ biar salah menghitung uang yang dikeluarkan …
yah bu, tanpa bermaksud su’dzon sih, namanya juga mesin, yang nge-set juga manusia, segala kemungkinan bisa terjadi.
yo wes itu bagian pertanggung jawaban mereka, dari kita yang kehilangan uang anggap aja deh emang udah harus keluar dengan cara begitu, sing penting kita selamat dunia akhirat, aamiin 🙂
Tuti :
Aku suka kalimat niQue yang ini : ” … dari kita yang kehilangan uang anggap aja deh emang udah harus keluar dengan cara begitu, sing penting kita selamat dunia akhirat, aamiin 🙂 ”
Setujuuuu … 🙂
Wueh…kurang 500 ribu?? Itu mah guedhe Bun..
Sy kalau ambil uang dalam jumlah besar biasanya melalui teller Bun. Kalau lwt atm paling cuma sampai 1jt. Dan pj Tuhan belum pernah punya pengalaman seperti Bunda. Semoga jangan.
Tentang form keluhan, tentu saja gk ada pilihan ‘uang kelebihan’ karna sangat jarang yang akan komplain kalau mengalami kejadian demikian. Mungkin itu jugalah yang dialami petugas sentra kas ATM yang menemukan kelebihan uang di mesin ATMnya.
Amin untuk doa Bunda. Ikhlas saja Bun. Tuhan Maha Kaya. 🙂
Selamat menunaikan ibadah puasa ya Bun. 🙂
Tuti :
Wah, kalau begitu pembuat formulir pengaduan itu mengasumsikan nasabah pasti tidak jujur, yaitu tidak bakal mengadukan kalau uang yang diterimanya berlebih. Beberapa hari sebelum kehilangan uang di ATM, aku mengambil uang di bank yang sama (BNI). Uang itu langsung kusetor ke bank BRI, dan ternyata kelebihan 1 lembar (Rp. 100.000,-). Selesai menyetor ke BRI aku langsung balik ke BNI untuk mengembalikan kelebihan uang seratus ribu kepada teller yang melayani aku. Aku nggak mau makan uang yang bukan hakku, lagipula aku kasihan membayangkan teller itu harus mengganti selisih uang Rp. 100.000 di kasnya akibat ia salah menghitung.
Betul Tt, Tuhan itu Maha Kaya, jadi nggak usah kita memperkaya diri dengan rejeki yang bukan milik kita, bukan?
Terimakasih ucapan berpuasanya Tt, semoga Tuhan memberkahi Tt, selalu sehat sejahtera dan lancar studinya, amiin … 🙂
hehe…kok jadi merasa bersalah menuliskannya..
Nasabah mengadukan, tapi tidak ‘mengeluh’/’komplain’..
Kalau Bunda, udah gk ragu lagi Tt.. 🙂
Udah ah…gk usah dibahas lagi. Takut Tt… Hehe…
Tuti :
Hehehe …. aku nggak bermaksud membuat Tt merasa bersalah lho. Memang umumnya begitu, orang baru komplain kalau merasa dirugikan, tapi diam-diam saja kalau merasa diuntungkan 🙂
Saya pernah mengamati bagaimana mereka menambah persediaan uang di ATM. Lama juga prosesnya. Dalam pandangan saya, yang lama adalah membersihkan mesinnya terlebih dahulu. Maklum, uang itu kan ya benda kotor. Mestinya mengotori mesin termasuk scanernya. Tidak hanya kotoran uang, debu juga salah satu sumber pengotoran mesin ATM. Kalau membersihkannya asal-asalan ya bisa terjadi TM (Tercuri Mesin).
Soal komplain, meskipun ATM menyediakan kamera, tetapi banyak sekali ATM di Indonesia tanpa diisi kamera.. Akibatnya, keluhan tidak bisa ditanggapi. Harusnya ini merupakan kesalahan bank karena emoh menyediakan kamera. Jika tampak ada kamera mungkin cuma kamera patung. Sayangnya, otoritas perbankan (BI) tidak keras soal ini. Akhirnya, itung-itungan ekonomi dari bank, lebih baik bilang ke nasabah, komplain ditolak. Toh, sulit melakukan penuntutan. Hilang 500rb tapi biaya pengadilan bisa diatas 10jt, mending direlakan saja.
Mungkin diperlukan seorang pionir yang melakukan clash action kepada BI untuk menekan perbankan menyediakan kamera. Dari kisah Donny tentang praktik perbankan di Australia perlu dipakai sebagai rujukan dalam melakukan clash action.
Tuti :
Iya betul Pak, tentu scaner di mesin ATM itu sangat sensitif ya, sehingga kalau tidak dirawat dengan baik bisa salah dalam menghitung uang. Selama ini, kejahatan di ATM yang banyak dipublikasikan adalah penipuan lewat sms atau telepon, serta duplikasi kartu dengan mencuri nomor PIN. Jarang dipublikasikan terjadinya kekurangan uang, kesalahan mendebet, dan sebagainya, sehingga masyarakat kurang aware terhadap kemungkinan seperti ini. Bahkan manfaat VVCT pun jarang dipahami orang (termasuk saya, selama ini tidak ‘ngeh’ dengan perlunya CCTV di ATM 😀 )
BI tidak bisa diharapkan Pak, lha wong mengatasi kasus BLBI, kasus Bank Century, dan kasus-kasus besar saja tidak beres, apalagi hanya menghadapi kasus rakyat jelata yang kehilangan uang di ATM
Bener Pak, nasabah memang sulit sekali komplain soal kasus-kasus seperti yang say alami. Mekanisme perbankan kita memang belum memberikan keadilan dan keamanan kepada nasabah (kecil). Kalau nasabah gede mah, bisa bargaining dengan pihak bank 😉
untunglah aku belm pernah mengalami hal kayak gini Mbak Tuti, mudah2an jangan akh 😦
Semoga kejadian ini utk yg terakhir ya Mbak 🙂
salam
Tuti :
Syukurlah Bunda Ly belum pernah mengalaminya. Semoga jangan pernah ya Bun, dan semoga pengalaman saya menjadi pelajaran bagi teman-teman lain untuk lebih berhati-hati …
salam Bun … 🙂
[…] ATM : Awas Tercuri Mesin ! 11 jam yang […]
Tercuri hingga lima lembar…???? Wah, bagi saya uang itu sudah besar sekali nominalnya, Mbak.
Dan anehnya (mungkin karena sudah sering jadinya gak aneh) setiap ada kejadian ke gitu nasabah selalu menjadi pihak yang ‘harus pasrah’
Tuti :
Bagi saya jumlah itu juga besar sekali Mas … 😦
Dan begitulah, nasabah hanya bisa pasrah. Semoga apa yang saya alami bisa membuat teman-teman lebih waspada dengan ATM …
Alternatif lain nabung di celengan , dijamin aman deh hehe
yah itulah bank pinginnya menang sendiri. coba aja pas tarik uang di ATM tadi duitnya kelebihan barang 50 ribu aja, saya yakin Bu Tuti pasti dikejar-kejar suruh balikin..
Tuti :
Kalau celengannya dicuri, nggak aman juga jadinya … hehehe 😛
Betul banget, Akbar. Kalau kita yang keliru, bank akan terus memburu, biar sampai ke ujung dunia …
Hmmm… perihal ATM, saya sendiri berprinsip, saya nggak akan pernah mau ngambil uang di ATM yang tidak berada di kantor cabang pembantu bank. Jadi, saya nggak akan pernah mau ngambil uang di mall, plaza, atau di tempat hiburan. Tempat2 seperti itu, meskipun ada penjaganya, cenderung nggak aman. Saya lebih merasa bahwa ATM di kantor cabang pembantu lebih aman. 🙂 Kalau semisal ada masalah, bisa langsung laporan ke dalam kantornya, ya ‘kan? Kalau kartu ATM tertelan, bisa langsung lapor.
Lagipula, saya juga berprinsip untuk tidak sering2 ke ATM. Jadi, tidak ada alasan bagi saya untuk menarik uang di tempat2 hiburan seperti mall. 🙂
Tuti :
Setuju prinsipnya, Sop 🙂
Yuk bikin club ‘Pemakai ATM Hati-hati” 😛
Hahaha..Asop ini sama seperti saya, ambilnya pas jam kerja, di depan kantor Bank, yang dijaga satpam….
Padahal Asop anak IT kan..saya sering berseberangan dengan anakku yang bungsu, teknologi itu mestinya bermanfaat.
Saya mendebat, teknologi itu dibaliknya kan ada orang…..dan orang itu yang sering berisiko tinggi (kebanyakan urusan dengan manajemen risiko, jadi pikirannya soal risiko terus)….
Yang penting..ambil uang dari ATM, jika di depan kantor cabang Bank ybs, dalam jumlah kecil….mendingan didenda adm Rp.3.000,- tapi aman…..(ini mantan orang Bank yang tak percaya ATM hahaha)
Tuti :
Mungkin lebih aman cara yang dipakai Mbak Monda, tarik tunai dari kasir supermarket/departemen store, kalau kepepet banget butuh uang cash …
Bunda.. nek aku mengalaminya aku nangis sejadi-jadinya. tapi sekali cuman dua kali ngambil duit di atas 300ribu sekali tarik: yaitu pas mau bayaran SPP
tapi ini berguna loh buat mamahku. nanti aku kasih tahu mamah ah buat lebih hati-hati ngambil duit. apalagi mamahku itu orangnya panikan.dan agak tersindir pas bagian: ikhlas itu berarti tidak mengharapkan apa-apa.
🙂
Tuti :
Nangis sejadi-jadinya? Maksud Ais jadi apa nih? Hihi … 😛
Nah, mamah Ais mungkin perlu disarankan untuk ambil uang di teller saja, dari pada panik di box ATM kalau sampai ‘dinakalin’ mesin.
Ehm …. kok merasa tersindir sih, Ais? Memangnya Ais mengharapkan apa dari aku (weiss …. opo to iki? 😛 )
Hmmm apa gak bisa dilihat dari camera CCTV ya bun?
Aku pernah nih bun di kasus pertama jadi uangnya gak keluar tapi terdebet, bikin laporan, mereka cek ke CCTV terus ya 14 hari kemudian balik sih uangnya 😀
Tuti :
Kalau kita menghitung uangnya di depan CCTV, bisa Eka. Tapi selama ini aku nggak pernah terpikir untuk melakukan itu … hiks 😦 . Pelajaran untuk lain kali mencari ATM yang dilengkapi CCTV (dan berdoa semoga CCTVnya berfungsi, bukan cuma CCTV patung seperti kata Pak Eko di atas 😉 )
kalau sampai kekurangan uang dari ATM belum pernah mbak, tapi dapat uang palsu pernah sekali
saya juga lebih suka ambil sedikit saja, paling ambil 1,5 juta, kan naik umum, takut malah kecopetan, biarlah sering2 ke ATM
atau ambil tunai di supermarket mbak, sebelum belanja deal dulu sama kasirnya, kadang2 pas pergantian kasir mereka tak punya stok tunai,
karena ambil tunai maksimal 5 ratus ribu, jadi belanjanya bisa dibagi2 beberapa kali pendebetan
Tuti :
Waah …. dapat uang palsu? Mestinya dilaporkan ke polisi Mbak, karena berarti pengelola ATMnya pengedar uang palsu 😮
Saya belum pernah tarik tunai dari kasir. Pernah sih ditawari. Besok saya coba ah. terimakasih tambahan tipsnya Mbak … 🙂
ini bener-bener kasus baru buat saya.
kalau seperti ini, saya juga ndak boleh teledor nih.
mana sekarang lagi rutin ambil atm buat setor dp tukang bangunan.
dan nggak pernah sekalipun saya itung-itung langsung di depan mesin atm. lha repot kan kalo mesti itung-itungan ditengah antrian?
Tuti :
Betul Mas Mul, apalagi kalau ATMnya terbuka, nanti kalau diitung disitu orang di sekitar kita jadi tahu dong, kita bawa uang berapa. Bisa bahaya, memancing orang berniat jahat … 😮
* Mudah2an apa yg sdh di-ikhlaskan sudah tergantikan berlipat2….
* Ada yg lebih kacau lagi kasus dari teman saya mbak, uang yg diambil dari ATM ternyata ada juga yg Uang palsunya shg sempat terjadi bersitegang dgn penjual yg tidak mau menerima uang yg benar2 baru diambil dari ATM, akhirnya teman saya mengalah walaupun diliputi rasa malu….lagi2 nasabah yang diuntungkan dgn berbagai kerugian ya mbak.
* Awalnya ingin konvensional saja mengambil uangnya, lama2 Kartu ATMnya mbak Tuti akeh pisan……
Tuti :
* Amin … Gantinya nggak harus berupa uang juga kan? 🙂
* Iya tuh, ternyata ada sejumlah orang yang mendapatkan uang palsu dari ATM. Kalau ini benar-benar merupakan kejahatan yang disengaja dari pengelola ATM 😦
* Hehehe …. kartunya banyak, tapi yang diaktifkan cuma beberapa saja kok, Mas Karma 😀
ah…pelajaran berharga nih… saya juga sering teledor nggak ngitung uang dulu di ATM itu…
Tuti :
Iya, memang pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih hati-hati kalau melakukan transaksi di ATM …
buDe,
saya selalu sebel ambil uang di ATM, habis saldo saya selalu hanya minimum, sejumlah yang tak bisa diambil lagi sih….xixixi
Tuti :
Yang minimum kan saldo di ATM, saldo di luar ATM kan maksimum 🙂
bunda saya jua kadng bingung…saldo saya ga perna nambah-nambah bunda…uda lama ga diisi ne…hehehe..kalo takut kartu ketelen gimana tu???dikunyah ja ya bunda…ups…emang makanan….hehehe salam kenal ..thanks you’re posting….
Tuti :
Saldo nggak nambah-nambah, kalau jumlahnya sudah buesar, saya juga mau sih 🙂
Kalau takut kartu ketelen, ya jangan dimasukin mulut, masukin ke mesin ATM ajah 😛
Thank you too …
Duh, ya lumayan jg ya Bu 500 ribu mah, dizakatin udh berapa tuh pahalanya *hihihih*. Tapi ibu pinter nih buat singkatan baru untuk ATM hehehe…
Tuti :
Lumayan banget … Masih suka nyesek juga kalau inget. Tapi sudah diikhlaskan kok … 🙂
Adik saya pernah juga ngalamin yang begituan, Mbak. Uangnya tercuri sebanyak 200 ribu. Untuk gembel yang tinggal di perantauan, uang itu sangat banyak. Tapi ya itu tadi, komplen ke bank bisa, tapi nggak bisa nunjukin bukti apalagi minta ganti. Katanya uang yang keluar sudah sesuai dengan jumlah yang ditarik oleh si adik. Akhirnya dengan pilu hati dia ikhlaskan uang itu. Tapi kayaknya nggak bener-bener ikhlas juga sih… Soalnya wajahnya terlihat penuh derita waktu cerita ke saya..hahaha…
Tuti :
Ngikhlasin tapi nggak bener-bener ikhlas … kayaknya saya juga gitu, Dewi 🙂
Rasanya kapok ambil uang dari ATM, tapi apa daya kadang-kadang perlu uang mendadak pada saat bank tutup, jadi terpaksa ambil di ATM lagi 😦
Saya tidak pernah ngitung lagi uang yang telah saya ambil di ATM. Percaya saja pada mesinnya. Bukan kenapa-kenapa sih. Saya juga tahu bahwa ada resiko uang yang kita ambil kurang dari semestinya, dan kita akan kesulitan untuk mendapatkan kembali hak kita. Nah, daripada pusing-pusing mendingan percaya saja bahwa uang yang kita ambil utuh. Pikiran tetep enak, badan tetap segar, tensi tidak naik…. nggak perlu deh ke dokter…. heheheee…
Tuti :
Wah … saya mau ngikutin cara Mbak Ikah nih 😀 “Pikiran tetep enak, badan tetap segar, tensi tidak naik”. Siip …. resep hidup sehat yang cespleng 😀
Wah mulai sekarang jadi harus berhati2 ini kalo mengambil uang di ATM
Makasih bu atas sharenya
Tuti :
Ya, memang perlu berhati-hati. Paling aman memang mengambil uang di ATM yang ada di depan bank, ada satpam, dan ada CCTVnya …
wah bunda..sabar yaa..
bun, aku mau sharing…
aku juga baru kjadian nih denger dari temen..
tadi pagi (hari sabtu )dy mau ambil uang di Bank BRI untungnya di kantor cabang pembantu..
nah dy kelamaan ambil uangnya (1juta) ehh ketelen sama mesin ATMnya bun…kira kira bisa balik lagi ga yaaa? temenku sampe meraung raung krn takut pihak bank ga percaya bun..
Insya Allah rejeki untuk bunda pasti berlipat lipat :)) amin…
Tuti :
Yang ketelen mesin ATM uangnya atau kartunya? Kalau kartunya, insya’allah balik, karena tinggal diambil dari dalam mesin. Tapi kalau uangnya, tergantung kejujuran petugas bank yang bertugas mengecek sisa uang dalam mesin ATM …
Amiin, terimakasih doanya 🙂
waduh… 500 ribu kalo untuk nraktir saya .. bisa langsung gendut saya bunda… hehehe
saya jadi malu dengan patih gadjah mada yang sudah bersumpah palapa… saya gak pake ATM bunda…hahahaha….
sengaja…
pertama saya akut boros… kalo orang lain rekening di bobol orng tak dikenal.. bisa2 kalo pake ATM rekening saya dibobol diri sndiri…. hehehe
balik soal duit yg hilang, sekali lagi konsumen yang selalu kalah.. 😦 semoga aja uang yg hilang itu diganti dengan yang lebih baik dan berlipat yaaa…amin
Tuti :
Hehehe …. lucu banget membayangkan Jeng Anna endhut 😛
Kalau saya, punya ATM apa enggak, sama saja : rekeningnya say bobol terus … hahaha …
Iya jeng, terimakasih doanya. Amiiin …
bun aku prnah ngalamin tercuri mulai dr 20.000 sampe 250.000 itupun bs balik sebulan kmudian krn kita komplain saat kita mmg kbetulan ngecek. lah sayangnya saat kita g’ngecek & g’ komplain brarti raib begitu sj bun. miris 😦
Tuti :
Betul Mey, kalau kita nggak ngecek, kita juga nggak tahu kalau uang kita di’sunat’ ATM 😦
Jadi, mulai sekarang aku rajin ngitung kembali uang yang ke luar dari mesin …
kalo aku beda kasus Bun,uangku kedebet tapi aku sama sekali ga ngambil,,,di ATM yang sama pula,,sampai sekarang ini aku bingung 100%,kok bisa gitu,padahal ATM ku kan aku yg megang,,pinnya juga aku sendiri yang tau,,apa aku dihipnotis ya???he..
gimana ya kiranya Bun,minta solusinya…???
assalamu alaikum,
salam kenal ma bunda (panggil bunda boleh yaaa ??? bs protes klo ga stuju,, hehehe..)
sangat inspiratif buat sy…
nice blog..
wassalam
saya baru kena ne, makanya langsung browsing hahaha
tapi beda kejadiannya, jadi saya transfer uang ke saudara saya beda bank, saya udah benar ngikutin semua petunjuk, mulai dari kode bank terus no rekening si penerima, udah keluar geto informasi nama saudara saya yang mau saya transfer dan semuanya benar, tapi kemudian malah muncul pemberitahuan “maaf untuk sementara transaksi tidak dapat dilakukan” ya kemudian saya mencoba kebesokan harinya, tahu2 uang yang mau saya transfer udah gag ada plus potongan 5ribu rupiah, sementara saudara saya ngecek rekeningnya belum masuk uang kiriman saya. itu gimana ya ? mohon petunjuknya. rencananya saya mau komplain ke bank bersangkutan besok. terima kasih.
aduh duh saya juga nih dapat trouble di poin yang nomor satu itu loh, nerima uangnya kagak pengurangan saldo malah berhasil, aduh lumayan kan tuh sejuta,… sekarang lagi HHC nih nunggu pihak bank coba memproses permasalahan ini….
wah kalo saya lain lagi nih,critanya saya kan katanya dah ditransfer sm org yg mnjm uang saya trus mau ngembaliin ,kjadian dia nransfer hari minggu tgl 5 mei 2013,katanya sih udah terkirim,tapi pas hari rabu tgl 8 mei 2013,saya cek di rekening saya,belum ada transferan masuk.nah loh,org yg mnjam uang ke saya itu ngomel,knp baru dicek hari rabu,yaa maap mmg lagi sempetnya hari itu.alhasil besok jumat tgl 10 mei dia dan saya sama2 mau cek di bank,kbnrannya gmn,apa ada kslhn dr bank.mudah2an.lancar,kalo nda,uang saya gimana donk gak balik,sdgkan si pmnjam ngotot dia udah kirim.hadeh,nntilah buktikan sj di bank.
Ɣªª alhamdulillah q lom pux kenangan buruk pke ATM, tp temanku pas menjelang lebaran kmrin transfer ke rek q, rekx terdebet, tp lom msuk, k rek q, akhirx gk jdi dach q dapat tambahn uang buat lebaran ni, cz msh diurus 😦
hmm. .baru kemaren loh bu,aku juga ngalamin kaya gitu (masalah n0 1)..sudah komplain tp surh nunggu 2 mgguan,kira” nanti uang saya di balikin ga yah?
uangny dikembalikankah???..trjadi jg padaq kmarin..tarik tunai atm,uang yg kluar tdk sezuai nominal.udh mengadu..srh tnggu 14hr krjA..smoga dikembalikan#amiiin
Semoga menjadi pelajaran bagi kita SEMUA , yang intinya pihak Bank ada gak …?? yang pakai Jasa pengelolaan ATM ternama atau pihak Bank mengurus sendiri pengelolaan ATM atau pihak Bank memakai jasa pengelolaan ATM abal-abal yang tidak profesional _(* Bank yang memakai Jasa pengelolaan ATM adalah biasanya Bank-Bank yang besar ) … saya yang menjadi nasabah Bank ternama di Indonesia (Bank BUMN) saya juga pernah mengalami kejadian seperti Ibu juga melapor sampai sekarang nihil ..tetapi setelah saya jadi korban Bank tersebut saya pindah ke Bank yang lain ” bukan BUMN ” di karenakan lebih profesional dan pelayanan yang ramah dan kejadian sama persis uang saya ke debet dan saya langsung melaporkan hal tersebut…dan dalam waktu 3 hari uang saya dikembalikan…di karenakan pihak Bank memakai jasa Investigasi dan pengelolaan ATM yang profesional dan ternama…semoga ini bisa menjadi masukan kita semua….dan Salam.
kenapa harus terjadi kembali uang harus hilang di ATM kemana ke amanan kita untuk menabung di BANK.
terkadang kita slalu ingin menabung dan mengambil melalui ATM supaya lancar tetapi sekrang malah kita jadi kurang percaya terhadap BANK karena kurang ke amanan tersebut saya harap kita jangn sampai kita lengah.
demikian saya harap BANK harus benar-benar harus detil dan teliti terhadap penarikan melalui ATM.
Sedih n kesal dengarnya, moga2 diganti Allah yg lebih banyak, amin.
Maaf, kalo saya simpulkan, HARUS IKHLAS, klo boleh saya tambahkan, ketika terjadi hal seperti itu, mungkin….. 1. kita minta bantuan sekitar kita ada orang yg minimal tahu tentang hal itu misal security, meskipun uang belum tentu kembali juga. 2. telpon Halo BCA (500888)-jika ATM BCA untuk memberitahukan masalah tersebut di mesin ATM mana. 3. minta kertas dan pinjam spidol untuk menulis pemberitahuan “Maaf ATM sedang RUSAK” supaya orang lain tidak mengalami hal yang sama dengan kita. Terimakasih
Reblogged this on HajimudaNews.com and commented:
Ea… ini terjadi pada saya juga tdi siang.
kejadian yg sama dengan bu tuti hari ini saya alami, CS td sempat bilang tidak mungkin uang yang keluar kurang. uang sy kurang 600rb, semoga masih rejeki saya dan penentian sy 10 hr kerja kedepan tdk sia2. skrg sy berusaha posistif thingking, ikhtiar maksimal sy lakukan, smg Allah beri yg terbaik. Amin
Hai ibu.. Saya iseng gugling mengenainmasalah ini karena saya baru aja mengalaminya.. Ngga sebanyak ibu sih, cuma 100 rb tapi lumayan bagi saya😩 dan saya baru sadar H+2 karena uang lgsg saya masukkan dompet, ga saya utak atik. Pas saya cek besokannya, saya yg harusnya ambil 500 rb, mendapati duit di dompet hanya 400rb plus lembar receh sisa2 sblmnya.. Kecuali ada tuyul.yg ambil duit di dompet, berarti duit dari atm.emang kurang😭😭
Kasus ini th 2011, sdh sekitar 7 th yl. Sy baru ngalamin td pagi 29 Juni 2018 di atm superindo kalimalang perempatan galaxy, Bekasi Barat. Mencet ambil uang 100 ribuan sejumlah 1 jt, krn terlalu percaya dg yg nama atm, ngeloyor aja tanpa dihitung lg. Smp rumah dihitung cmn ada 500rb,…kemana musti komplainnya dan gmn cara mbuktiinnya??? bingung deh yg ada.
Kemudian sy cetak mutasi di atm semua terlihat clear, ga ada masalah.
😌😌😌 atm2, sdh 7 tahun ko masih ada kasus serupa, blm ada perbaikan. Lantas siapa yg bertanggung jawab yaa??? Bank jelas ga mau, wing buktinya clear ko!!!
Halo ibu. 2 Hari yang lalu saya juga menarik uang di mesin atm tapi begitu saya hitung kembali ternyata jumlah uang yang saya ambil kurang 2 lembar. Tapi saya ragu untuk melaporkan ini pada security yang berjaga karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mesin atm tersebut telah menelan uang saya.