Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juni, 2008

AMBON, KEINDAHAN TANAH MANISE …

Ketika seorang sepupu saya (kebetulan namanya juga Tuti …. hwalah, nggak kreatif banget ya keluarga kami ini) mengabarkan bahwa ia akan ke Ambon, langsung saya teriak : ikut dong! Saya sudah lama ingin ke Maluku, salah satu bagian dari wilayah Indonesia yang terletak nun jauh di utara, yang terdiri dari pulau-pulau kecil. Sepupu saya oke banget mendapat teman jalan. Kebetulan kami seumur dan memiliki minat yang sama : suka jalan-jalan, menikmati keindahan alam, dan mempelajari budaya.

Tapi karena waktu tinggal 3 hari, dan Tuti sepupu saya sudah pesan tiket duluan, saya tidak berhasil mendapatkan pesawat yang sama dengannya. Dia dan ibunya mengambil rute Yogya – Surabaya – Ambon, saya memakai jalur Yogya – Jakarta – Ambon. Penerbangan Yogya – Jakarta tidak masalah, karena saya mendapatkan flight jam 19.00 dari Yogya, tapi flight Jakarta – Ambon berangkat jam 01.30 dini hari! Alamak! Bagaimana mungkin saya menunggu sendirian di bandara dari jam 20.00 sampai jam 01.30? Tapi dasar sudah ngebet ke Ambon, apa pun saya lakoni. Pokoknya berangkat dulu, soal nunggu 5 jam di bandara, aah … gimana entar!

Alhamdulillah saya selamat dan baik-baik saja selama nunggu di bandara Soekarno-Hatta. Cuma, menjelang tengah malam, ruang tunggu bandara dinginnya minta ampuuun …. Meskipun sudah memakai jaket, brrr ….. tetap saja saya mengkeret kedinginan. Herannya, dengan jam penerbangan yang ‘gila’ (di tengah malam buta), ternyata penumpang penuh padat.

Setelah terbang selama 3 jam, halloo …. saya menginjakkan kaki di tanah Manise pada jam 07.00 pagi waktu setempat (Ambon lebih cepat 2 jam dari Jakarta). Begitu mendarat, saya langsung terkesima melihat bandara Ambon yang sangat bagus. Waduh, Yogya kalah nih. Ngiri deh gue ….

Bandara Ambon yang cantik. Bandara ini mulai dioperasikan pada tahun 2004, terletak sekitar 40 km dari kota Ambon.

(lebih…)

Read Full Post »

Rehat Sejenak ….

WALK MORE, SEE MORE, EAT MORE, FEEL MORE …..

Bapak-Ibu, karib-kerabat, dan para pengunjung blog yang budiman ….

Menulis di blog ini, membaca komentar yang masuk, bertukar salam dan canda dengan anda semua, sungguh merupakan saat-saat yang membahagiakan saya. Begitu banyak foto yang sudah saya pilih, materi yang sudah siap saya tulis, tetapi rupanya semua harus menunggu waktu. Saya minta ijin kepada anda semua untuk rehat sejenak dari blog ini, karena akan melakukan perjalanan ke luar kota yang rasanya tidak akan menyisakan waktu bagi saya untuk membuka internet (apalagi menulis di blog).

Tidak lama, hanya satu minggu saja. Mulai tanggal 22 – 28 Juni saya akan mengunjungi Ambon, Makassar, dan Toraja. Sepenuhnya untuk urusan jalan-jalan, lihat-lihat, motret-motret, dan makan-makan …. hehehe …

Mohon maaf jika dalam waktu seminggu ke depan tidak ada tulisan baru yang muncul, atau saya belum merespon komentar yang masuk. Silahkan membaca dulu tulisan-tulisan lama saya, yang mungkin belum anda baca (hwalah, promosi … ).

Mohon do’a restu, semoga perjalanan saya selamat, lancar, dan mendapatkan banyak cerita baru.

See you ….

Read Full Post »

KAMPUANG NAN JAUH DI MATO ….

Sumatera Barat adalah sekeping firdaus yang diciptakan Tuhan di muka bumi. Alamnya sungguh permai, rumah adatnya penuh dengan ukiran indah, kain songket dan sulaman tangannya cantik menawan, tariannya mempesona, dan makanannya menggoyang lidah pecinta kuliner di seluruh penjuru Nusantara.

Bukittinggi menghamparkan seluruh keindahan Sumatera Barat. Kota yang berjarak sekitar dua jam bermobil dari Padang ini terletak di dataran tinggi yang berhawa sejuk. Jika anda suka menikmati keindahan alam yang spektakuler, perjalanan darat dari Pekanbaru (Riau) ke Bukittinggi akan menjadi petualangan yang mengasyikkan. Dikelilingi oleh gunung Singgalang dan gunung Marapi, Bukittinggi memiliki pemandangan alam yang benar-benar elok. Sebagai kota tujuan wisata, Bukittinggi memiliki banyak hotel dari berbagai kelas. Salah satu hotel yang cukup representatif adalah The Hill (sebelumnya bernama Novotel) yang terletak di tengah kota, hanya beberapa meter dari Jam Gadang dan Gedung Hatta.

Kota Bukittinggi tampak nun di kejauhan. Di sini bunga-bunga yang indah berwarna-warni tumbuh dengan sendirinya di seluruh tempat, tanpa ditanam dan dirawat secara khusus.

Jam Gadang, saksi sejarah kota Bukittinggi, terus berdetak mengikuti nafas kehidupan masyarakat Minangkabau melintasi zaman.

(lebih…)

Read Full Post »

Fly Me to The Sky ….

TERBANGKAN AKU KE LANGIT BIRU ….

Fly me to sky, and let me play among the clouds. Let me see the mountain and the sea from high above ….

Teks di atas saya tulis terispirasi oleh lirik lagu “Fly Me to The Moon” yang dinyanyikan Doris Day (penyanyi tahun 60an). Lirik aslinya adalah : Fly me to the moon, and let me play among the stars. Let me see what’s spring is like on Yupiter and Mars …. Kenal lagunya? Nggak? Wah, payah …. Lagunya indah dan romantis banget. Saya pernah menuliskan lirik lengkapnya pada artikel Amplas, Narsis, Katarsis. Silahkan tengok.

Gunung Sumbing yang biru dalam pelukan mega seputih kapas. So beautiful, isn’t it? Foto saya ambil dari jendela pesawat dalam penerbangan dari Yogya ke Jakarta, Agustus 2007.

Saya suka terbang (pada cuaca cerah, tentu). Ada sensasi ‘kebebasan’ ketika berada di tengah awan putih yang berarak. Ada perasaan ‘kecil’, ketika melihat permukaan bumi nun jauh di bawah, dengan rumah-rumah sebesar kuku jari dan manusia sebesar semut. Itulah sesungguhnya kita semua, makhluk Tuhan yang hanya sebesar semut. Dan itu pun baru dilihat dari ketinggian beberapa ratus meter. Dalam scope angkasa raya yang maha luas, apa artinya manusia?

Panorama sebagian kota Padang, Sumatera Barat. Sungguh beruntung jika kita mendapatkan seat di dekat jendela, tidak terhalang sayap, dan kaca jendela tidak buram. Foto saya buat dalam penerbangan dari Padang ke Jakarta, Desember 2007.

Dan saya suka terbang dengan Garuda (nasionalis, gitu loh … ). Meskipun pramugari Garuda tidak secantik dan se-seksi pramugari maskapai lain (banyak yang malah sudah ‘ibu-ibu’), tapi mereka sopan dan ramah. Makanannya disajikan dengan baik (saya paling sebal kalau naik pesawat hanya dikasih segelas air putih doang dalam kemasan gelas plastik, membawanya pun tanpa nampan). Ohya, majalah “Garuda” yang disediakan untuk penumpang juga sangat cantik dan informatif.

(lebih…)

Read Full Post »

Loro Blonyo

KASONGAN, ETALASE SEGALA KEINDAHAN ….

Sekitar enam tahun yang lalu, saya berburu pajangan ke sebuah toko besar di Yogya, dan menemukan sepasang patung tanah liat yang sangat cantik. Sepasang patung itu mengenakan busana Jawa, dalam posisi duduk bersila. Anatomi tubuhnya lentik, dan warnanya cerah. Saya langsung jatuh hati, dan berpikir bahwa patung ini pasti buatan tangan seniman jempolan. Meskipun agak mahal, patung tersebut saya boyong pulang (tentu saja setelah membayar … hehe) dan saya tempatkan di depan tangga masuk ke rumah. Cocok sekali sebagai ‘penyambut tamu’ yang datang ke rumah saya.

Beberapa minggu kemudian, saya mencari pot bunga ke Kasongan, pusat industri gerabah yang terdapat di Bantul. Kasongan bisa dicapai sekitar 10 menit bermobil dari Pojok Beteng Kulon, yang merupakan salah satu sudut wilayah Keraton Yogya (silahkan baca : Visit Kraton Yuuk … ). Dan, olala … saya takjub melihat Kasongan yang sudah sangat jauh berubah dari Kasongan yang ada di memori saya. Dulu, sekitar dua puluh tahun lalu, produk gerabah Kasongan hanya berupa belanga, pot, anglo, keren, kendi, celengan, dan produk-produk tradisional lainnya, dengan finishing yang hanya dibakar saja. Sekarang, woooww …. segala produk kerajinan bisa dijumpai disana. Dari yang tradisional-etnik, sampai yang modern-artistik. Dari yang berbahan tanah liat, hingga yang memanfaatkan batu, kayu, rotan, sabut kelapa, kulit telur, bulu unggas, dan berbagai bahan lain.

Di Kasongan pula, saya temukan puluhan, bahkan ratusan patung sepasang lelaki dan perempuan Jawa seperti yang saya beli dengan harga mahal di toko. Patung seperti ini disebut “Loro Blonyo”.  Disini, harganya bisa hanya separuh dari harga di toko. Busyeet …….

(lebih…)

Read Full Post »

PENING KEPALA KARENA PERTAMAX ….

Pergi ke pom bensin sekarang ini menjadi peristiwa yang mendebarkan. Bagaimana tidak? Harga Pertamax naik terus, diam-diam seperti siluman, dan naiknya nggak kira-kira. Seperti sulapan saja, angka yang tertera di mesin pencurah BBM bisa berubah setiap waktu. Saya terlongong-longong ketika kemarin mengisi tangki mobil saya, harga Pertamak sudah menjadi Rp. 9.900,-. Selisih Rp. 100 untuk mencapai Rp. 10.000,- itu kan angka psikologis saja supaya masih kelihatan murah, sama seperti harga barang di toko yang ditulis Rp. 99.999 (padahal sama saja dengan Rp. 100.000,-).

Aduh … Pertamax!

Ketika membeli Pertamax minggu kemarin, harganya masih Rp. 9.150,-. Beberapa bulan yang lalu, masih Rp. 6.450,-. Harga Pertamax naik terus, dan yang membuat kesal, gondok, dan putus asa, tanpa pernah ada pemberitahuan sebelumnya. Produsen Pertamax seperti Tuhan saja, yang boleh menentukan nasib manusia sesuai titahnya ….

(lebih…)

Read Full Post »

RUMAH TEMPAT KUCING BERCENGKERAMA

Rumah ini terletak di suatu tempat di Yogya bagian utara. Mulai dibangun pada tahun 2004, selesai pada akhir 2005. Membutuhkan waktu satu tahun untuk menata isinya, karena pemiliknya menginginkan semua furniture dan pernak-pernik memiliki style yang serasi, yaitu ringan, modern, dan cantik. Karena ukuran rumah terbatas (luas tanah 170 m2, luas bangunan 140m2), maka banyak furniture yang harus dipesan dengan ukuran khusus agar bisa fit dengan ukuran ruangan.

Bunga untuk mempercantik rumah

Penataan interior rumah dan taman selesai pada Februari 2006. Pada tanggal 27 Mei 2006, gempa besar mengguncang Yogya. Sebagian rumah rusak. Plafon lantai dua jebol dan tembok retak parah. Renovasi harus dilakukan secara total. Sebagian tembok dibongkar dan diperkuat dengan balok dan kolom beton baru, kusen-kusen pintu dan jendela dicopot. Dengan hati pilu, kerja keras menata rumah selama setahun pun harus dikemasi. Semua gordin dilepas, furniture disisihkan dan ditutup plastik, ratusan pernak-pernik pajangan dibungkus dan dimasukkan ke kotak-kotak. Seisi rumah yang selama tiga bulan sudah tertata rapi menjadi berantakan, penuh bongkaran tembok, kayu dan debu. Lebih kacau dari pada waktu rumah ini dibangun, karena rumah sudah penuh dengan furniture yang tidak bisa dipindahkan ke tempat lain. Taman yang baru saja tumbuh subur pun porak poranda tertimbun bongkaran, material baru, dan terinjak-injak para tukang yang bekerja. Sungguh menyedihkan ….

(lebih…)

Read Full Post »

New Veranda!

BERANDA BARU, BERANDA SAYA

Voila ! Hari ini saya mengganti image header dengan yang baru. Tralala ….

Lho, kok ini yang dipasang? Mungkin begitu pertanyaan yang muncul, mengingat pada ‘sayembara pile-pile beranda’ kemarin, foto ini tidak masuk nominasi. Pemilihan foto di atas akhirnya saya lakukan, dengan beberapa pertimbangan matang (sudah dikukus 7 hari 7 malam). Pertama, dan paling utama, keempat foto yang saya nominasikan kemarin saya ambil dari buku “Tropical Houses, Living in Natural Paradise” karya Tim Street & Porter. Setelah saya pikir secara panjang lebar luas dan dalam, pemakaian foto milik orang lain ini melanggar hak cipta. Saya khawatir bakal dituntut ke Mahkamah Internasional (halah!). Dan kalau saya diminta membayar denda sampai milyaran, saya harus jual apa? Gunung, hutan, dan pulau, semua milik anak cucu, menggadaikan pun saya tidak berhak ….

Jadi, dengan segala kesederhanaannya, akhirnya saya memutuskan untuk memilih beranda rumah saya sendiri, yang saya foto sendiri. Home sweet home (katenyee …). Rumah ini saya beri nama “Rumah Merpati”, karena kueecil kayak rumah merpati. Tetapi di rumah ini tidak ada merpati, yang banyak malah kucing-kucingan (maksud saya segala bentuk kucing, bukan kucing beneran). Jadi sedang saya pertimbangkan untuk mengganti nama rumah ini menjadi “Caty’s House”. Belum dibuatkan bubur merah sih, dan belum dibuatkan akta kelahirannya juga, jadi masih mungkin berubah lagi …

Bagi bapak ibu dan teman-teman yang sudah memilih foto beranda lainnya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bukan berarti saya tidak menghargai pilihan anda semua, juga bukan berarti tawaran kemarin main-main, tetapi demikianlah rupanya jalan hidup beranda ini. Tengok sana, lirik sini, akhirnya yang dipilih adalah milik sendiri. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi yang telah diberikan. Novel “Keberangkatan” sebagai kenang-kenangan sudah saya kirimkan kepada semua pemilih, mudah-mudahan bisa diterima kanthi renaning penggalih.

Salam manis untuk semuanya ….

Read Full Post »

MARI MENGUNJUNGI, MEMOTRET, DAN MENULIS OBYEK WISATA

Dimanakah foto di atas dibuat? Melihat arsitektur bangunannya, siapa pun bisa menebak bahwa lokasinya pastilah di Sumatera. Betul sekali. Tetapi Sumatera mana? Berdasarkan bentuk atapnya yang runcing seperti tanduk kerbau, kita bisa menduga bahwa bangunan ini ada di Minangkabau (yang berasal dari kata ‘menang’ dan ‘kerbau’). Nah, dugaan yang terakhir ini salah, karena bangunan di atas terdapat di Riau. Ini adalah rumah adat dari daerah Kampar, yang memang berdekatan dengan Sumatera Barat, sehingga bentuknya mirip rumah adat Minangkabau.

Sebuah portal bernama www.wisatamelayu.com membuka kesempatan bagi siapa pun untuk mengirimkan tulisan tentang obyek wisata di seluruh Indonesia. Harap dipahami, yang dimaksud dengan ‘Melayu’ disini bukanlah dalam arti sempit ‘Melayu Sumatera’ saja, tetapi seluruh rumpun Melayu mencakup seluruh propinsi dan kabupaten di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, dll. Obyek wisata yang bisa ditulis meliputi apa saja (wisata alam, sejarah, budaya, kuliner, belanja, olahraga, dll). Data yang perlu dicantumkan antara lain deskripsi/selayang pandang tentang obyek wisata, keistimewaan, lokasi, jarak dari kota terdekat, transportasi dan akomodasi yang tersedia, harga tiket, dan keterangan lain yang perlu. Sebagai contoh, bisa dilihat pada Danau Maninjau

Portal wisata melayu ini bersaudara kandung dengan www.melayuonline.com dan rajaalihaji.com

Tulisan silahkan dikirimkan langsung ke portal www.wisatamelayu.com Akan lebih bagus kalau disertai foto obyek wisata yang ditulis. Kepada setiap penulis akan dikirimkan hadiah berupa buku Pantun Melayu karya Tenas Effendy .

Tunggu apa lagi? Segera masukkan kaki ke sepatu, kenakan topi penutup kepala, raih kamera, dan jelajahi Nusantara!

Read Full Post »

LOUVRE, INDAHNYA MAHAKARYA DUNIA

Ketika memperoleh kesempatan berkunjung ke beberapa negara di Eropa pada 2005, saya tidak sabar untuk segera mengunjungi Paris. Pastilah impian saya sama dengan impian banyak orang di dunia. Paris! Oh, siapa yang tidak ingin mengunjungi kota yang begitu indah dan romantis itu?

Ternyata saya hanya memiliki waktu dua setengah hari, sangat tidak cukup untuk menjelajah kota yang memiliki demikian banyak situs dan artefak budaya. Setelah pada hari pertama mengunjungi menara Eiffel, Arch de Triomphe, berlayar menyusuri sungai Seine, jalan-jalan di Champs d’Ellysee, dan masuk gereja Notre Dame (baca : Paris, Ketika Para Dewa Berkarya), pada hari kedua saya dihadapkan pada dua pilihan : mengunjungi Musee du Louvre atau Paleis des Versailles. Pilihan yang sungguh kejam, sungguh menyedihkan, karena saya harus mengorbankan salah satu, padahal saya ingin mengunjungi dua-duanya. Waktu adalah kendala yang tidak bisa diajak kompromi. Dengan segala kepiluan hati, saya memilih mengunjungi Museum Louvre. Versailles adalah istana termegah dan termewah di dunia, yang mungkin bisa saya nikmati melalui VCD. Sedangkan Museum Louvre menyimpan mahakarya lukisan dan patung yang sudah saya baca kisahnya sejak remaja. Karya-karya seni itu tidak cukup hanya ditonton melalui VCD. Saya harus melihatnya sendiri, menyentuhnya, merasakan auranya ….

So, I’m coming, Louvre !

(lebih…)

Read Full Post »