INILAH BEDA SI UPIK DENGAN SI BUYUNG ….
“Jangan menangis, kayak anak perempuan” kalimat itu sering kita dengar jika seorang anak laki-laki mencucurkan air mata. Atau, “Aduh, jangan manjat pohon, kayak anak laki aja!” teguran itu akan terlontar jika seorang anak perempuan nangkring di pohon. Benarkah anak perempuan tukang nangis, dan anak laki-laki ahli mencuri mangga … eh, pintar memanjat pohon?
Mengapa anak perempuan suka main rumah-rumahan, dan anak laki-laki suka perang-perangan? Apakah karena orang tua memberikan boneka kepada anak perempuan, dan membelikan bedil untuk anak laki-laki?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 20 tahun oleh Dr. Louann Brizendine, seorang dokter neuro-psikiatri, direkturย “Women’s and Teen Girls’ Mood and Hormone Clinic” di Amerika, perbedaan perilaku anak perempuan (dan perempuan dewasa) dengan anak laki-laki (dan laki-laki dewasa) semata-mata ditentukan oleh otak mereka yang memang berbeda. Sejak lahir, otak bayi perempuan sudah terstruktur sebagai otak perempuan yang didominasi oleh hormon estrogen, sedangkan otak bayi laki-laki dikuasai oleh hormon testosteron. Kedua hormon ini membuat otak perempuan dan otak laki-laki sungguh berbeda.
Anak-anak Madinah di depan Masjid Nabawi
Mari kita lihat bagaimana perkembangan otak janin di dalam kandungan. Hingga umur delapan minggu, semua otak janin kelihatan berjenis kelamin perempuan. Suatu gelombang besar testosteron yang dimulai pada minggu ke delapan akan mengubah otak uniseks ini menjadi otak laki-laki dengan mematikan sel-sel tertentu di pusat komunikasi dan menumbuhkan lebih banyak sel di pusat seks dan agresi. Jika gelombang testosteron ini tidak terjadi, otak perempuan ini terus tumbuh tanpa gangguan. Sel-sel otak janin bayi perempuan ini menumbuhkan lebih banyak lagi koneksi di pusat-pusat komunikasi serta area-area yang memproses emosi.
Sejak lahir, otak bayi sudah terstruktur sebagai otak perempuan atau otak laki-laki (foto : Wikipedia)
Bagaimana perubahan pertumbuhan otak janin ini mempengaruhi karakter perempuan dan laki-laki? Salah satunya, karena pusat komunikasinya yang lebih besar, bayi perempuan nantinya akan lebih suka bicara daripada saudara lelakinya. Laki-laki menggunakan sekitar 7.000 kata per hari, sedangkan perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata. Jadi, harap maklum jika dunia ini bising oleh suara perempuan ….
Otak membentuk cara kita melihat, mendengar, membaui, dan mengecap. Syaraf-syaraf menjalar dari organ-organ indra kita langsung ke otak, dan otak melakukan semua penafsiran. Otak sangat mempengaruhi cara kita memahami dunia ini. Makanan dan zat-zat kimiawi yang masuk ke tubuh kita dan diserap oleh otak akan mempengaruhi cara kerja otak. Seseorang yang murung dan putus asa bisa berubah riang dan mampu menggoyangkan tubuh tanpa henti setelah menelan beberapa butir pil ekstasi. Sebaliknya, seseorang yang sedang mengamuk dan berniat membunuh semua makhluk yang ada di dekatnya akan tidur dengan tenang setelah disuntik valium.
Jika senyawa-senyawa yang mempengaruhi otak sanggup menciptakan realitas yang berbeda bagi seseorang, apa yang terjadi jika dua otak memiliki struktur yang berbeda? Tak diragukan lagi, realitas-realitas keduanya pun akan berlainan. Kerusakan otak, stroke, prefrontal lobotomy, dan cedera kepala dapat mengubah kepribadian seseorang dari agresif menjadi lemah atau dari ramah menjadi pemarah.
Gadis Madinah ini sangat pemalu, tapi dia ingin menjalin komunikasi dengan saya. Saya harus bersabar untuk bisa memotretnya, menunggu sampai ia menoleh menatap saya, dan … klik! Ia langsung menutup muka …
Nah, kalau gadis kecil Toraja ini pe-de bukan kepalang. Ia tak malu-malu pasang aksi untuk dijepret …
Otak perempuan memiliki pusat komunikasi dan pusat memori emosi yang lebih besar dari otak laki-laki. Otak perempuan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membaca isyarat pada diri seseorang. Itulah sebabnya perempuan meyakini bahwa komunikasi, hubungan, serta kepekaan emosi adalah nilai-nilai utama kehidupan.
Jika anda punya bayi, atau ada bayi di dekat anda, perhatikanlah bahwa bayi perempuan lebih berminat melihat wajah dan berbalas pandang dibandingkan dengan bayi laki-laki. Sepanjang tiga bulan pertama kehidupan, keterampilan bayi perempuan dalam kontak mata dan saling menatap wajah akan meningkat lebih dari 400 persen, sedangkan pada bayi laki-laki keterampilan ini tidak meningkat. Sejak lahir, bayi perempuan sudah berminat pada ekspresi emosi.
Yasmin, puteri salah seorang teman saya. Ia selalu mengembangkan hubungan dengan individu lain, bahkan yang hanya berupa boneka
Anak perempuan lebih suka menghindari konflik karena perselisihan membuat mereka tidak selaras dengan dorongan naluri untuk tetap terhubung dengan orang lain, untuk mendapatkan persetujuan dan pengasuhan. Anak perempuan memiliki impuls yang kuat untuk membentuk ikatan sosial yang didasarkan pada komunikasi dan kompromi. Sebaliknya, anak laki-laki tidak pernah mengkhawatirkan risiko akan timbul konflik. Persaingan merupakan bagian dari karakter mereka. Mereka tidak takut berhantam dan beradu pukul.
Penelitian menunjukkan, anak perempuan bergiliran 20 kali lebih sering daripada anak laki-laki. Permainan mereka biasanya tentang interaksi dalam hubungan pengasuhan dan perawatan. Sebaliknya, permainan anak laki-laki biasanya tentang peringkat sosial, kekuasaan, pertahanan wilayah, dan kekuatan fisik.
Jika otak anak perempuan terpapar hormon testosteron, misalnya dalam kasus hiperplasia adrenal bawaan (CAH, congenital adrenal hyperplasia), ia akan berperilaku seperti anak laki-laki. Mereka akan menjadi anak perempuan yang tomboi, yang lebih menyukai permainan anak laki-laki, juga memiliki fisik yang lebih kuat dari pada anak perempuan.
Anak-anak Mesir di selasar Masjid Al Azhar, Cairo
Perempuan selalu menganggap penting komunikasi dan relationship. Barangkali itulah sebabnya saya sering merasa kecewa jika membaca blog dimana pemilik blog tidak menjawab komentar-komentar yang masuk. Sapaan yang tak bersambut seperti itu selalu membuat saya merasa tidak nyaman. Itulah sebabnya, jika menemukan blog baru, saya selalu melihat dulu, apakah pemiliknya ‘ramah’ atau tidak. Jika dia ‘cuek bebek’ pada visitor yang meninggalkan komentar, biasanya saya akan meninggalkan blog tersebut.
Barangkali, saya memang bener-bener perempuan …. (lho, memangnya ada yang meragukan?)
(Sumber bacaan : “Female Brain”, Louann Brizendine)
hahaha mbaaaakkk. Saya juga sama dengan mbak, kadang meragukan apakah saya benar-benar perempuan. Tapi biasanya saya langsung sadar bahwa saya memang perempuan ya karena saya mementingkan komunikasi/ relationship. Perempuan (=saya) akan membanjiri sang idola dengan sms, telepon, surat dsb…sedangkan si dia itu jarang membalas dan merasa tidak penting untuk dibalas. Tapi kalau untuk blog sih saya masa bodoh, kalau pemilik blog tidak “ramah”, sesekali masih saya kunjungi, tergantung isi dari blog tersebut juga. (dan mbak… biasanya yang tidak jawab komentar itu kan blogger pria — biasanya super sibuk dan lebih mementingkan menjawab orang-orang tertentu saja hehehe…. sekali lagi terbukti tulisan mbak)
TFS postingannya mbak
Tuti :
Sebenarnya saya nggak pernah ragu kalau saya ini perempuan (ya iyalah, kan setiap hari dicek …. ๐ ). Tentang membanjiri idola dengan sms, pada awalnya memang begitu, tapi kalo sang idola nggak ngebales, saya langsung stop juga. Saya selalu menginginkan hubungan yang setara.
Tentang blog yang “no comment”, prinsipnya sebenarnya sama, saya ingin korelasi/komunikasi yang setara. Kalau cuma nyari tulisan bagus, walaaah ….. banyak banget sumbernya, nggak cuma di blog yang ‘cuek’ itu. Memang iya sih, kalau komentar sudah banyak banget, dan pemilik blog sibuk, membalas komentar memang menghabiskan waktu. Tapi kan bisa ditanggapi secara general untuk semua komentator. Dalam image saya, para komentator ini seperti pengagum yang sibuk melambai-lambai dan memanggil-manggil, sementara si pemilik blog melirik saja enggak. Wah, bagi saya sorry aja …. no thank you …
Walau semua orang bilang saya sangat rasional…tapi saya masih merasa perempuan….hehehe
Dulu saat si bungsu kecil, saya belikan mainan boneka…dan karena kakaknya laki-laki, dia ingin ikut bermain boneka tadi, tapi bukannya digendong tapi dipakai main perang2an.
Jadi, walau dikasih boneka, fungsinya ditangan anak laki-laki tetap berbeda. Boneka si bungsu baru aman, setelah meneruskan kuliah di ITB Bandung, karena tak diganggu oleh kakaknya …hahaha
Tuti :
Mbak Enny, ‘rasional’ memang hal yang berbeda dengan memiliki kepekaan emosi. Cara berpikir rasional (atau logis) ini lebih berkaitan dengan pembagian kerja ‘otak kanan’ dan ‘otak kiri’. Orang yang dominan otak kirinya akan berpikir secara runtut, logis, rasional. Dan ini bisa dimiliki oleh perempuan maupun laki-laki.
Tentang si sulung yang memainkan boneka sebagai alat perang-perangan, itulah contoh hasil kerja ‘otak laki-laki’. Pada bukunya, Brizendine juga mencontohkan si kecil Leila yang menimang mobil truk sambil menyanyikan nina bobo. Itulah otak perempuan.
“Laki-laki menggunakan sekitar 7.000 kata per hari, sedangkan perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata”. Benar benar terbukti, walau bahasa Inggris saya belebotan sering suami saya ajak adu ngomong (ngomong tanpa jedah sama sekali) dan pemenangnya adalah saya. Jika ada orang yang bicara dengan saya tidak melihat mata saya kadang saya berprasangka salah apa saya? atau saya fikir dia tidak menyukai saya?. Sedangkan suami saya tidak berfikir hal seperti itu sama sekali. Syukur kami beda jadi bisa saling mengisi. thanks
Tuti :
Wahaha …… mungkin Mr. Marvin ngalah karena capek menerima berondongan mitraliur kata-kata dari Mbak Yulis ๐ . Memang benar, anak perempuan selalu mencari kontak mata dengan sang ibu atau minta persetujuan sebelum memanjat lemari ibunya, tapi anak laki-laki akan langsung memanjat tanpa peduli sang ibu berteriak-teriak mencegah. Contohnya ada tuh …… hallo Daffa ….. ๐ ๐
caption: “Anak-anak Mesir di selasar Masjid Al Azhar, Cairo”,
ternyata penulis blog ini anak-anak ya Bude Tuti!!!???…., anak-anak berpengalaman “ibu-ibu” ****serius tanpa tawa****
Tuti :
Salah, Daffa. Bude kan nulis ‘anak-anak’, jadi anak 2 kan? Naaaa …. di foto kan memang ada 2 ekor … eh, 2 orang anak. Jadi penulis blog ini bukan termasuk yang ‘anak-anak’ . Hayoo …. bener nggak?
anak saya laki – laki tapi sll malas kalau b’main dg sesama jenis alasannya teman teman laki laki suka kasar, jadi dia lebih enjoy berteman dg anak perempuan. Sempat ada yang menasehati saya supaya mendorong anak laki laki saya banyak bergaul dengan laki laki, karena takut kena virus si Riyan laki laki kemayu asal jombang yang killer itu…duuh mudah – mudahan jangan …..
Tuti :
Selain dipengaruhi struktur sel otak, perilaku seseorang memang dipengaruhi juga oleh pola asuh dan lingkungan. Mungkin hormon estrogen putra Mbak Woro agak banyak, sehingga ia cenderung lebih suka bermain dengan anak perempuan. Saya bukan ahlinya untuk memberi advis, tetapi ada baiknya dibawa ke neuropsikiatri yang ada di kota Mbak Woro. Saya yakin, sang putra akan berkembang normal jika keluarga ‘aware’ sejak awal.
Bahas laki2 dan perempuan, saya cenderung setuju pada aliran ekofeminisme…Laki2 dan perempuan memang berbeda jadi tidak bisa dituntut untuk sama..hanya saja yang berbeda itu tidak untuk dibeda-bedakan..terutama untuk masalah pendidikan, berpendapat, menentukan pilihan dan berbahagia! ..(wah..komennya serius banget ya…jangan-jangan karena aku laki-laki?…)
Tuti :
Wah, kalau itu aku setuju, Nut. Perbedaan otak perempuan dan laki-laki ini sama sekali nggak ada urusan dengan diskriminasi. Ini bukan soal siapa lebih baik, siapa lebih buruk, atau siapa lebih pinter siapa kurang pinter.
Lhoo, kok ragu, Ernut perempuan apa laki-laki? Kan bisa dilihat ….. hihihi …
Nut, aku berkali-kali menulis komentar di blog duo2kribo kok nggak masuk ya. Blogspot memang ribet. Pindah aja deh ke wordpress …
Kirain Iklan Obat buat anak-anak..hehehehe
Tuti :
Hehehe …. itu pabrik jamu memang aneh bin ajaib. Mana mau anak-anak disuruh minum jamu, lha wong orang tua aja males minum yang pahit-pahit ….
Betul bu Tuti dan mbak Yuli. Saya dan dua putri saya termasuk ‘cerewet’. Kasihan si ayah. Semoga gak capek ya kupingnya. Hehe
Tuti :
Mbak Irna plus 2 putri, berarti 60.000 kata per hari ….. Weeww, kayaknya panas tuh kuping sang ayah. Musti sering-sering dikompres es, Mbak Irna … ๐
saya sangat setuju dengan tulisan pd paragraf terakhir
……justru sy sangat tertarik bertamu ke rumah mbak ini
karena sambutannya sll ramah dan menyenangkan
semua comment sll ditanggapi positif
*memahami otak dan tabiat perempuan bs jg lewat tulisan2nya*
Tuti :
Terimakasih Mas Agus … saya juga senang sekali kok dikunjungi ‘black glasses gentleman’ dari Medan … ๐
Sama mas, memahami otak laki-laki juga bisa dilihat dari tulisan-tulisannya. Bukankah tulisan adalah cerminan dari apa yang ada di dalam kepala? Ternyata, cukup banyak bloger pria yang sentimentil (gemar nulis puisi), sebaliknya banyak juga bloger perempuan yang tulisannya malah teknis dan rasional. Seperti yang saya sampaikan kepada Bu Edratna, ini memang soal otak kanan dan otak kiri …
wow ….. uraiannya komplit mbak, gambar2nya juga, salut !
Tuti :
Bukunya lebih komplit plit, Mbak Ely. Apa yang saya tulis baru sepuluh persen dari isi buku. Kalau foto-fotonya, selain foto bayi yang saya ambil dari Wikipedia, memang foto-foto saya sendiri. Danke schon
Mendapat anak pertama laki-laki, sangat menyenangkan dan aku setia mengikuti perkembangannya sesuai dengan kemampuanku.
Enam tahun kemudian aku diberi Tuhan anak perempuan, ya sesuai dengan doaku siang malam.
Setelah yang kecil berusia delapan tahun, orang tua saya mengusulkan agar anak ditambah satu lagi, dan lahirlah yang ketiga, perempuan.
Dalam memelihara ketiganya, saya merasakan perbedaan itu ada, tapi perbedaan itu sama sekali tidak memberatkan (Soalnya yang laki ya gagah dan tampan sebagai laki-laki, dan yang perempuan cantik dan lembut seperti perempuan).
Tuti :
Memang membesarkan anak laki-laki dan anak perempuan tidak ada yang memberatkan, jika orangtua paham fase-fase perkembangan fisik maupun perilaku mereka. Oh yaa! Sudah pasti putra-putri Bang Sis ganteng dan cantik, siapa dulu dong ayah dan ibunya … Pasti pinter-pinter juga kan? Salam buat keluarga ya.
Memang seru ya bu mencermati tingkah laku anak ๐
Kecenderungan hormon esterogen yang membuat anak2 perempuan lebih feminin dibanding anak2 cwo yang lebih agresif karena dipengaruhi hormon testosteron memang kebanyakan bisa kita lihat.
Namun menurut saya sih, hormon tersebut hanya berpengaruh terhadap sex behaviour terhadap diri si anak. Yang membuat si anak cwe lebih lemah lembut dalam hal perasaan dan si cwo lebih gentlemen dalam bersikap. Namun kecenderungan sifat2 bawaan anak saya kira lebih kepada genetika plus bagaimana lingkungan yang membentuk.
Thanks artikelnya bu Tuti, bagus sekali isinya.
Tuti :
Menurut penelitian Dr. Brezendine, hormon estrogen dan testosteron selain menentukan jenis kelamin, juga mempengaruhi struktur otak. Adapun karakter fisik maupun psikis seseorang memang ditentukan oleh gen. Lingkungan sudah pasti juga memberikan pengaruh.
Manusia adalah makhluk yang kompleks, sehingga kita tidak bisa meninjaunya hanya dari satu aspek saja. Ada unsur biologis, psikologis, sosiologis, dan ‘is-is’ lain yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Terimakasih mas Herdy.
mampir bentar, mau nyampain trimakasih
dapet gelar ‘black glasses gentleman from Medan’
karena yg memberi gelar mbak Tuti yg al-mar’atush-shalihah
dan educated, saya merasa….tersanjung…..
*geer nih ye *
Tuti :
*garuk-garuk kepala (kepala sendiri lho), bingung nggak tahu mau ngomong apa … speechless*
Jangan-jangan black glassesnya terus nggak dicopot-copot nih. Ntar Mas Agus lihat Indonesia mendung melulu …. aduh!
Salam ‘black’ … horas bah!
Tuti :
Salah, Daffa. Bude kan nulis โanak-anakโ, jadi anak 2 kan? Naaaa โฆ. di foto kan memang ada 2 ekor โฆ eh, 2 orang anak. Jadi penulis blog ini bukan termasuk yang โanak-anakโ . Hayoo โฆ. bener nggak?
Yaa Allah, sungguh pintar Bude Tutiku ini, ga pernah kehabisan akal, selalu pinter berkata, setelah itu pinterkan jugalah Daffa seperti dia ya Raab, agar kelak kalo nanti Daffa dewasa bisa turut serta kesenangan Bude Tuti untuk menyampaikan ilmu pengetahuan ” ilmaan nafi’an” bagi orang lain, amin yarobbalamin.
Bude!!! numpang dikit ya, mo negur Om Agus tuh di atas, boleh kan?
“horas Om Aguus!!..
Tuti :
Amin amin amin.
Tahu nggak Daffa, Bude dulu pernah belajar silat, tapi karena silat pakai tangan dan kaki itu syusyah, maka Bude silatnya pakai lidah saja …. ๐ ๐
Silahkan kalau nyapa Om Agus. Nyampe nggak? Tinggi banget tuh di atas.
hm, gitu ya…makanya cewek lebih suka bawel ketimbang cowok…dengan tipe otak perempuan kayak gitu, aku sering keliru menangkap keinginannya…cewek ‘ku sering komentar: “kamu gak ngerti aku!” Gimana sih ngertiin mereka? Dia bilang tidak tapi belakangnya ketahuan kalo dia sebenar mau bilang ‘iya’. nah, yg kayak gitu tuh bikin cowok kebingungan, karena cewek tuh ga sportif, hehehehehe…
Tuti :
Naldi, kalau cewekmu bilang ‘tidak’, sebenarnya dia pengin dibujuk dan dirayu, agar mau bilang ‘ya’.
Cewek nggak sportif? Lha kan bukan di lapangan olah raga …. ๐
[…] yang menjadi pusat pikiran kita. Sudah banyak tulisan yang mengulas tentang otak, baik tentang otak laki-laki dan otak perempuan oleh Mbak Tuti, juga tentang High Concept, High Touch. Tapi tadi pagi saya bertandang ke blog milik […]
Hahaha, kulasan yang menarik mbak. Memang bener juga sich kalau perempuan itu lebih banyak bicara dibanding laki-laki, makanya nggak kebayang dech kalau di dunia ini nggak ada perempuan…hem pasti sepi banget, wakakak ๐ ๐ ๐
See you mbak ๐
best regard,
Bintang
Tuti :
Membaca buku ini, kita memang jadi memahami ‘mengapa lelaki begini’ dan ‘mengapa perempuan begitu’. Itulah kuasa Tuhan pencipta manusia ya Mbak. Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, agar keduanya saling melengkapi dengan cara menjakani kodratnya masing-masing.
salam hangat ๐ ๐
itulah, lebih banyak anak-anak laki-laki yang “telat ngomong” daripada anak perempuan…
dan suami lebih memilih diam daripada meladeni omelan isteri, padahal diamnya membuat sang isteri semakin ngomel… wehehehe…
Tuti :
Iya, soalnya laki-laki memang nggak harus ngomong, yang penting kerja, terus hasilnya dipakai isteri blanja sambil cuwat-cuwet … ๐ ๐
Tapi aku nggak pernah ngomel lho Ma …
wah..kyakx patut untuk dplajari…ntar sya cba prhatikan prbedaan nak laki2 dg nak prempuan….tp mnurut pngalaman sya mmang jlas skali prbedaan nak laki2 dg nak prempuan ^_^ *_* &_& @_@ +_+ “_” o_o v_v
Laki-laki menggunakan sekitar 7.000 kata per hari, sedangkan perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata. Jadi, tidak heran lagi jika punya istri di omongin masuk kuping kanan, masuk kuping kiri lalu keluar dari mulut, tetapi kalau laki-laki diomongi masuk telinga kanan keluar dari telinga kiri alias dableeeg banget tuh. he he
Tuti :
Ini pengakuan seorang laki-laki kan? ๐
ahaha ๐ kalo dipikir pikir, betul juga sih, 20.00 sama 7000 banyakan 20.000.. tapi, kadang ada yang melanggar ketentuan itu tauk ! misalnya aja, cowok yang ngocenh mulu.. benci dehh..