(Maaf, reposting lagi …. )
DO N’T TOUCH ME, I DON’T WANT YOU ….
Saya tidak suka nonton sinetron horor. Menurut saya, sinetron semacam itu hanya membuat otak kita jadi tumpul. Lagi pula, saya tidak ingin gambar-gambar jelek yang muncul di layar televisi itu akan menginspirasi jin-jin yang tinggal di rumah saya untuk ikut-ikutan bergaya.
Konon kata ‘orang pintar’ (ijazahnya S5 ‘kali …) di rumah saya gentayangan 3 jin. Satu nenek, satu kakek, dan satu lagi jin perempuan cantik. Sebelum itu, jin di rumah saya buanyaak. Setelah diusir oleh si Embah, tinggal 3 itu yang masih bertahan. Itu pun melalui negosiasi alot dengan si Embah (entah negosiasinya seperti apa, karena yang ‘melihat’ dan ‘mendengar’ perang urat syaraf manusia versus jin itu ya cuma si Embah sendiri). Tiga jin itu, konon, jin muslim yang baik, dan akan menjaga rumah kami seisinya (halah, wong sudah ada satpam juga …).
Ini foto hantu asli, tapi bukan salah satu jin di rumah saya …. (foto : http://www.ghostresearch.org)
Ketika kami membeli rumah ini pada tahun 1987, kondisinya memang menyeramkan. Ada bangunan sederhana di bagian depan, kemudian dipisahkan oleh sebidang tanah kosong, teronggok rumah hantu di pojok belakang halaman. Wujud rumah di belakang itu benar-benar sempurna untuk syuting film horor. Dinding tembok tua lumutan, pintu kayu reot, jendela menganga, dan genting bolong-bolong. Setelah pindah ke rumah ini, kami berusaha membersihkan sarang hantu itu, melaburnya dengan kapur putih (maklum, sebagai pasangan yang baru 2 tahun menikah, kami tidak punya uang untuk merenovasinya). Di samping sarang hantu itu ada sebuah sumur tua dan kamar mandi yang tidak kalah horornya.
Kami tinggal di bangunan depan. Ada sumur lain di bangunan depan ini, yang kami pakai untuk keperluan sehari-hari. Sumur itu masih memakai timba dan kerekan yang digantungkan pada portal kayu. Sumur seperti itu selalu memancing imajinasi saya sebagai tempat orang gantung diri (hii …). Antara sumur depan dengan sarang hantu di belakang tumbuh sebatang pohon jambu yang kalau siang tampak biasa saja, tapi kalau malam terlihat seram dengan rantingnya yang bergoyang-goyang, seperti tangan wewe yang melambai-lambai …
Pembantu saya, gadis umur 17-an yang pendiam dan agak kurang cerdas, memakai kamar mandi di sumur belakang. Sering ia mandi sesudah maghrib. Setelah beberapa lama, perilakunya berubah menjadi ganjil (ditambah berapa pun tidak juga menjadi genap …). Seperti orang linglung, dia bilang pernah melihat pocongan di sumur belakang. Saya setengah percaya setengah tidak (sebab kalau percaya penuh, saya akan linglung juga …).
Suatu petang saya pernah masuk ke rumah itu untuk menghidupkan lampu (setiap malam kami menyalakan beberapa lampu di rumah itu, meskipun rumah itu kosong), dan begitu masuk, saya tiba-tiba disergap rasa dingin yang membuat bulu kuduk meremang. Saya hampir jatuh pingsan ketika melihat seperti ada telapak tangan melambai di jendela kaca. Tapi ketika saya perhatikan lagi, ternyata hanya seekor kupu-kupu besar yang mengepak-ngepakkan sayapnya. Kali lain, saya seperti melihat kerangka tangan, tapi setelah saya tengok lagi, ternyata hanya ranting kayu. Begitu pun, jantung saya rasanya sudah copot dari tangkainya, dan buru-buru saya membaca Al Fatihah, Kulhu, Falaq, Nas, dan ayat Kursi.
Begitulah, akhirnya pembantu saya minta berhenti. Saya tidak menahannya, karena kasihan juga kalau dia jadi semakin linglung.
Dengan berlalunya waktu, rumah itu sedikit demi sedikit kami bangun. Karena suami saya memiliki perusahaan penerbitan dan percetakan, maka akhirnya semua bangunan lama dibongkar dan diganti bangunan baru untuk tempat tinggal dan kantor. Rumah horor itu lenyap sudah, diganti bangunan baru yang tampilannya sama sekali tidak dirancang untuk menyenangkan hati kaum hantu. Dua sumur itu, karena letaknya mengganggu lay out bangunan, akhirnya ditutup, dan kami mengambil air dari sumur artesis. Konon, penutupan kedua sumur itulah pangkal penyebab huru-hara yang dibuat oleh para genie, jin-jin penghuninya ….
Jin dan segala makhluk halus suka tinggal di tempat-tempat yang gelap, lembab, dan jarang disentuh manusia. Itulah sebabnya mereka menjadikan sumur-sumur tua itu sebagai istana. Dan ketika kerajaan mereka digusur, mereka pun demo. Sekali lagi, ini kata si Embah Dukun. Tapi aneh juga, bukankah mereka makhluk ‘halus’ yang bisa melayang, menembus tembok, bahkan menghilang? Jadi apa susahnya menembus beton penutup sumur-sumur itu? Bukankah mereka tidak butuh kunci, magnetic card, atau pemindaian sidik jari untuk masuk ke rumah mereka? Iya ya … kok dulu saya nggak nanya ke Mbah Dukun itu ya …
Bermacam cara dipakai komplotan jin itu untuk menjahili karyawan yang sedang lembur malam, meskipun modus operandinya kebanyakan sudah kuno : menyembunyikan disket yang baru saja diletakkan di meja, membuat komputer mati tiba-tiba, mengalirkan air di kran kamar mandi, mencekik karyawan yang ketiduran, atau memutar tutup gelas yang tidak punya salah apa-apa …
Ada orang yang memang berbakat melihat jin, ada yang tidak. Orang yang gampang melihat jin, konon memiliki gelombang elektromagnetik yang frekuensinya hampir sama dengan frekuensi gelombang elektromagnetik jin, sehingga gampang ’srempetan’ (ada teori yang mengatakan, bahwa mahkluk halus sesungguhnya berwujud gelombang elektromagnetik). Suami saya termasuk pemilik gelombang elektromagnetik seperti itu. Dia pernah didatangi jin yang menyaru sebagai almarhum ayahnya, dan sering melihat kelebatan wanita cantik berbaju hijau lewat di depan ruang kerjanya di kantor. Wanita cantik berbaju hijau itu adalah salah satu jin yang tidak mau disuruh pergi. Kata si Embah, jin cantik itu suka pada suami saya, dan sering cemburu kepada saya ….. hihihihihi … (lho, ketawa saya kok ngikik kayak jin …. )
Saya, alhamdulillah seribu kali, tidak punya bakat melihat jin. Hanya saja, dulu memang sering mendengar suara air gemeicik di dekat kamar tidur, padahal disitu jelas-jelas tidak ada kran atau pipa air yang bocor. Kata si Embah, itu suara jin yang sedang wudlu (memangnya jin perlu wudlu juga ya kalau mau sholat?). Begitu pun, kalau sudah malam saya tidak berani masuk ke ruang-ruang kantor sendirian.
Suatu saat, saya pulang ke rumah sekitar jam enam sore, pas maghrib. Baru saja masuk ke rumah, belum sempat ganti baju dan meletakkan tas, suami saya masuk dari pintu yang menghubungkan ke kantor. Dia agak heran melihat saya.
“Mau pergi, dik?” dia bertanya.
“Baru saja pulang.” saya menjawab “Kan sejak tadi siang aku ke kampus.”
Suami saya tertegun. Dia tidak percaya saya baru saja pulang, sampai ngecek ke satpam segala, menanyakan apa betul saya baru saja tiba di rumah (satpam pasti bisa dipercaya jadi saksi, karena dia yang membukakan pintu garasi). Saya kesal juga, mosok dia nggak percaya pada saya sih? Melihat saya kesal, suami saya dengan ragu-ragu menjelaskan kenapa dia tidak percaya saya belum ada sepuluh menit ada di rumah.
“Setengah jam yang lalu, aku menengok ke kamar, dan aku lihat ada perempuan memilih baju dari lemari. Memang berdirinya memunggungi pintu, jadi aku nggak lihat wajahnya, tapi kupikir itu kamu …”
WW .. HH … AATT ??? …… #@$%& ?????
Hehehe… saya juga ndak peka sama sekali sama yang begitu2 mba… di kosan saya yang dulu juga katanya banyak sekali “penghuni” lain, kata teman yang bisa lihat. Tapi kami penghuni rumah itu untungnya geblek semua, ndak ada yang bisa ngerasain, jadi para makhluk ‘lain’ itu mau godain kitanya gak sadar2, jadinya cape sendiri dan kita hidup bersama2 tanpa saling mengganggu.
Walopun bagi temen2 yang ngerasa itu kehadiran mereka mengganggu karena suka tiba2 muncul, sampai2 salah satu teman ada yang ndak mau datang lagi, katanya :
“Mereka gak suka sama gue!” lho… sampe segitunya ya? hahaha…
Kami memanggil makhluk itu euceu, jadi kalo ada yang aneh-aneh, ah paling si euceu, kata kami santai. “sungguh memang penghuni yang dudul” :p
salam
-japs-
Tuti :
Untung Japs nggak berbakat bersohib dengan makhluk halus. Kata saudara saya yang bisa melihat mereka, memang orang yang bisa melihat mereka itu malah sering menderita. Hidupnya nggak tenang. Habis, orang orang lain ketawa haha-hihi, dia sendirian kaget dan bergidik melihat ada makhluk serem di antara mereka ….. hiiii ….
Sekarang Japs masih hidup berdampingan secara damai dengan si euceu? Salam deh (lho, ntar si euceu balas salam saya, gimana …. gubrak *pingsan* ….)
wah aku ngeri baca postingan ini mbak..alhamdulillah aku punya “kelemahan” tdk dpt melihat jin, jadi tidak pernah punya pengalaman..
btw, jin yg cemburu itu sepertinya ukuran bajunya sama dgn mbak tut ya….huihi
kaluk aku, pasti udah pindah sejak entah kapan tau dari rumah itu mbak “rumah ini di jual, lengkap dgn hantunya” hiiiiii
Tuti :
Sama Mbak Ernut, saya juga nggak berbakat lihat jin. Alhamdulillah banget. Hehehe …. itu ‘si Mbak’ ngiri ‘kali, baju saya kok warna-warni, baju dia kan ijo melulu …
Saya masih kerasan tinggal disini, soalnya saya nggak pernah diganggu. Lagipula, sudah lama nggak ada lagi cerita tentang ulah dari jin-jin ini. Mudah-mudahan saja mereka sudah bosan tinggal disini, dan pindah ke rumah Mbak Ernut ….. ihihihi ….
Ya amplop, Mbak…aku pikir usul Ernut perlu dipertimbangken. Bagaimana kaluk satu saat si jin perempuan itu menyaru sebagai Mbak Tuti dan menemani suami pergi kondangan, sementara Mbak Tuti sedang asyik ngeblog di kantor dan ter konek dengan Bu Dyah Suminar. sementara Pak HZ yakin betul; bahwa suami Mbak tuti sedang berdua datang kondangan…waaahhh…bisa jadi info seleb Yogya lhoh Mbak…qiqiqi…imajinasinya kejauhan…
Rumah belakang dalem Badran ‘konon’ katanya juga mengandung mahkluk halus, Mbak. Syukur anggota keluarga saya tak ada yang cukup sensitif untuk sekedar melihat dan berkenalan. Tapi beberapa orang yang pernah menempatinya (tamu, kerabat, juga mantan pembantu) bersaksi bahwa memang ada ‘sesuatu’ (bukan seseorang) disana, ada yang bilang nenek2 sepuh, ada yang bilang perempuan cantik. Yang jelas bukan YangTi ku ataupun aku, karena aku tidaklah cantik, hanya manisss…sekali…
Tapi belum ada pikiran untuk mengenyahkan mereka dari sana, karena sejauh ini kami belum pernah (dan tidak merasa pernah) diganggu.. Jadi, kaluk saya sekali2 masuk2 ke rumah belakang selalu saya usahakan ‘njawab’ dalam hati “tunggal guru tunggal ngelmu, aja ngganggu aku ya…kita kekancan saja ya…Toss…!’ mak plok!!! lho kok ada yang seperti membalas salam toss saya ? wahhh…Mbak tuti…aku wediii………
Tuti :
Hehehe …. bagaimana kalau ‘si Mbak’ ini saya ajari ngajar ja ya. Jadi kalau saya pas malas pergi ke kampus, dia bisa nggantiin saya ngasih kuliah pada mahasiswa …. 😀
Sebetulnya dimana pun kita berada, kita memang selalu hidup berdampingan dengan makhluk halus ini. Hanya saja dunia kita berbeda, sehingga meskipun overlap, berdampingan, tetapi kita tidak bisa melihat dan merasakan kehadiran mereka (kecuali yang memang sensitif alias berbakat kontak dengan makhluk halus).
Rumah belakang Dalem Badran itu rumah lama ya Mbak? Memang kalau rumah tua, apalagi jarang dihuni, potensial diambil alih oleh jin dan kompanyonnya. Supaya jangan jadi sarang jin, jangan dibiarkan gelap, Mbak. Kalau malam, lampunya dinyalakan. Kalau ada ruangan tak berjendela, kasih genting kaca. Pokoknya jangan gelap dan lembab, soalnya jin suka tempat-tempat yang singup …
Toss! Kalau ini bunyi betulan, soalnya saya bukan jin … 😀
wah mbak … lumayan merinding aku mbaca postingan kali ini …. jadi keinget dulu di depan rumah ortu juga ada 2 rumah yg disewakan dan ganti2 terus penyewanya nggak betah krn ada yg nganggu
hebat ya mbak Tuti sama suami betah tinggal di sana
Tuti :
Kalau saya nggak pernah diganggu kok Mbak, jadi ya betah-betah aja. Cuma karena pernah dengar cerita ada ‘begini-begitu’, kalau malam memang saya nggak berani masuk ke ruang-ruang yang diindikasikan ada penunggunya. Untungnya, ruangan-ruangan itu ada di bagian perkantoran, bukan di rumah yang saya tinggali.
hiii..serem juga nih… ketika tinggal di asrama saya pernah bersahabat dengan teman yang bisa melihat jin..
Malah takut saya mbak…. Kalo saya tipe ndableg yang gak bisa lihat jin. Opo malah jinnya yang takut dengan saya ?? He..he…saking galaknya saya…
Btw…kok nggak pernah jenguk blog saya mbak…. aku protes lho…lha identitas mbak Tuti…wis tak tulis “sahabat, penulis” …je …he..he…guyon… Nggak ada apa-apa to ? Atau sulit akses ??
Tuti :
Jinnya takut sama Mbak Dyah, bukan karena Mbak Dyah galak, tapi karena khusu’ dan tawadlu’nya panjenengan. Kalau staf dan anak buah, bukan takut tapi segan dan hormat …
Waduh … maaf beribu maaf, saya belum njenguk blog Mbak Dyah lagi, lha kalau nama Mbak Dyah di blog roll saya sorot, artikel teratas (terbaru) yang muncul kok masih TOGA. Saya kan sudah baca dan sudah menulis komentar untuk artikel itu. Apa sudah ada yang baru? Kok nggak muncul ya di blog roll saya?
Njih, saya langsung ngebut ke blog Mba Dyah …… wuzzz ….
Wah yg nulis blog ini mbak tuti ato “si mbak” ya?
Kabur… Hehe…
Salam kenal ya mbak…
Tuti :
Coba terka, yang nulis jawaban komentar ini saya atau ‘si mbak’ ….
Walah, mau kabur kemana, pasti ketangkep juga kok saya uber 😀
Salam kenal juga, Agung
Jin juga seperti manusia. Mereka juga punya keluarga dan tempat tinggal. Kalau tempat tinggalnya digusur, tentunya dia juga akan marah.
Tuti :
Betul, Pak Edi. Cuma yang saya bingung, tempat tinggal mereka itu kan tidak kelihatan oleh kita, sifatnya non-fisik, jadi apa bisa terganggu juga oleh hal-hal yang sifatnya fisik seperti kehadiran kita?
Bah… ternyata Jin cewek doyan juga sama cowok manusia…?! jadi memaksa saya berpikir… nggak dapat dapat pasangan manusia, apa sebaiknya…. he..he..he…
Tuti :
Good idea, Bang Michael! Kalau punya pasangan Genie, murah dan gampang. Nggak perlu kasih makan, dan kalau pergi-pergi cukup dimasukin botol, nggak usah dibeliin tiket pesawat … hehehe …
Bagi yang percaya dan lemah iman akan lebih merasa khawatir. Bagi yang kuat iman akan lebih santai aja.
Tuti :
Setuju. Ayo kita sama-sama memperkuat iman, supaya jin-jin nggak berani mengganggu kita.
hiiiiiiiiiiiii ngeriiiiiiiiiiiiii………………………. aq paling takuuuuttttttt sama haaaannnnnnttttuuuuuuuuuuuuuuu xixixixixixixi………..
Tuti :
Samaaaaaa …. aku juga takut sama Ikaaaaaaa …. (lho, ini yang jawab pemilik blog apa hantunya ya?)
mbakkkkkkkkkkk… hihihihihi… serem amattt.
Anya juga suka liat hantu mbak, kadang malah diajakin minum cocacola bareng, katanya temennya namanya “marlin”… *marlin itu anak yang meninggal didekat rumah, yang ususnya terburai karena ditabrak truk, dooohhh”
Saya suka bingung kalo magrib dia suka dadah2in genteng saya, katanya ada om yang nangkring disana… aduhhhh, takutttt.. sejak itu saya buru2 cari rumah, lalu segera pindah dari sana, dijual cepet2 biar gak ada urusan sama rumah itu dan makluk halusnya 🙂
Tuti :
Wah, kayaknya Anya punya bakat melihat makhluk halus ya? Tapi setahu saya, arwah orang yang sudah meninggal itu sudah menempati dunia lain, dan tidak bisa kembali ke dunia kita. Jadi ‘Marlin’ teman Anya itu mungkin jin/setan yang menyerupai Marlin …
Tapi Mbak, jin itu bisa mengikuti orang yang disukainya lho. Jadi tidak mustahil si Marlin ngikutin Anya ke rumah barunya …… hiiiiiiy ….
(wakakaka …. nggak ding, nakut-nakutin aja nih …. 😀 )
Salam …
walah posting yang sangat bagus dan menarik untuk di baca
pokoknya kita percaya deh kalau kita tidak mengganggu pada mereka , Insyaalloh kita juga tidak akan diganggunya
saya sangat setuju sekali untuk menambah keimanan ..
Tuti :
Kalau ketemu setan yang nakal, kita baik-baik pun bisa diganggu, Pak Doel. Tapi kalau iman kita kuat, mereka memang tidak berani mengganggu kita. Karena bagaimanapun, kita adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan.
Mbak…
mau nyapa aja….
gak mau baca sampe abis…
SEREMMMMMMMMMMMMM
aku paking takut gini ginian..suka kebayang..huhuhuhu
Tuti :
Thanks Yessy udah mau nyapa jin, eh ….. nyapa saya.
Yang ini jinnya nggak serem kok Yess. Jinnya cantiiik banget, kayak Yessy …. *ditendang Yessy*
wow….postingan ini seakan membawaku
pada penjelajahan dunia ghaib dan
bak tertutur dalam sebuah cerita horor
dari novelis legendaris
ihhhhhhhh…….sereeem 😦
btw, patut ditelusuri lebih jauh
siapa gerangan perempuan
yang yg memilih baju
sambil memunggungi pintu itu…..
qiqiqiqiqiqiiiiiii…….. 🙂
Tuti :
Bang Agus mau kenalan sama si Mbak yang milih-milih baju saya itu? Ntar saya tanyain ke dia ya, mau nggak dibawa hijrah ke Medan. Siapa tahu bisa jadi pendamping anggota legislatif top di sana …. hehehe 😀 😀
Hiiiiiii bu Tuti….. koq cerita yang beginian sich….. 😦 mana aku baca ini pas pukul 22:57 dan di kamar sendirian 😦 jadi aku juga ga selesaikan baca postingan bu Tuti 🙂
Jadi inget cerita eyang putri di rumah eyang di Nitikan juga ada penghuni lainnya…. cerita eyang sich kadang barang-barang perabot eyang suka dipinjam 🙂
Udah ahhh ga cerita lagi, bulu kudukku udah berdiri hiiii
daaagggg bu Tuti….. 🙂
Tuti :
Hihihi …. sapa suruh bacanya tengah malam gitu? Lha suami tercinta kemana, belum pulang ya?
Awaaaaas jangan nengok ke belakang Retie …. ada itu … tuuuuu …. hiiiiiiii
jin itu memang ada, udah dinyatakan dlm Qur’an dlm surah Al-Jin. Kerja si Jin memang ingin menyesatkan kita apalagi Jin Kafir, sedangkan yg muslim aja suka iseng ama kita.
Kalo bisa rumahnya mbak di Ruqyah Syar’i aja, karena Ruqyah Syar’i-lah yg di bolehkan Rasulullah. Karena Ruqyah syar’i adlh tuntunan Rasulullah, bacaannya berasal dari Qur’an. Sedangkan yg satu lagi adalah Ruqyah Syirkiah (Ruqyah syirik) yg tidak ada tuntunan dari Rasulullah, bacaan2nya tidak berasal dari Qur’an tapi mantra-mantra diluar Qur’an. Truss sering baca QUR’AN dirumah, kalo lagi capek di putar aja MUROTTAL QUR’AN. Insya Allah jika dirutinkan jinnya akan pergi sendiri (saya udah sering melakukakannya)
Baca Al-Fatiha, Qulhu, Falaq dan Ayat Kursi itu bagus, termasuk Ruqyah Syar’i yg pernah dicontohkan Rasulullah karena berasal dari Qur’an.
Tuti :
Iya, betul Uda Alex. Jin memang ada. Di dekat Masjidil Haram ada Masjid Jin, konon memang masjid tempat jin-jin sholat (meskipun yang membangun masjid itu adalah manusia). Pada waktu haji, seorang teman saya (pria) sering sholat di masjid itu. Tiap kali sholat, dia bertemu seorang pria, dan mereka ngobrol. Setelah beberapa lama, ‘pria’ itu mengaku bahwa ia adalah jin, dan ingin ikut teman saya ke Indonesia. Teman saya setuju, dan sampai sekarang konon ia masih memelihara jin itu di rumahnya. Walaaah … ada-ada saja …
Rumah saya sudah pernah diruqyah, itulah makanya dari yang semula banyak jinnya, lalu tinggal 3 saja. Saya memang sering membaca Al Qur’an, dan setiap saat membaca Al Fatihah, tiga Qul, dan Ayat Kursi. Sudah lama saya tidak pernah mendengar lagi kemunculan jin-jin ini. Mudah-mudahan saja mereka sudah pergi. Amiiin.
ntar kalo Jin nya udah pegi baru deh sy kirimin fotonya….kalo nggak ntar takut foto sy di culik ama jin cantik ituh…………..hahaha
Tuti :
Justru sekarang aja dikirim fotonya, Uda Alex. Nanti foto Uda Alex saya perbanyak, saya cetak gede-gede, terus saya pasang di tempat-tempat favorit jin cantik itu, biar dia kesengsem sama Uda Alex terus pindah ke rumah Uda …. 😀 😀
Kata temen saya, di kantor kami juga ada Ms. Genie loh, Mbak. Kalo lembur ampe malam, suka ada yang duduk nemenin, tapi wajahnya gak keliatan… (kali jinnya pemalu…hihi). Trus, teman saya (cowok) pernah lembur ampe jam 11 malam, pas mau buka pintu ruangan Finance, mau narok dokumen, eh, tiba-tiba ada yang berdiri disamping pintu, tinggi buesaaaar…. (temen saya padahal tinggi besar juga, macho lagi. Eh, takut juga, ampe gemeteran…hihihi..). Untunglah saya belum pernah ditemenin, (soalnya saya jarang lembur…hehehe …)
(Saya ampe takut ke wc nih, abis baca postingan Mbak Tuti… Padahal ada desakan arus bawah, gimana dong…)
Tuti :
Itu jin di kantor Dewi nggak punya wajah, lagi dibawa ke dokter buat operasi plastik kali … 😀 😀
Wah, gawat nih, Dewi sampe takut ke wc ya. Gimana kalau ‘arus bawah’nya ditampung di botol aja …. qiqiqiqi
Saya sudah pernah membaca postingan ini dan masih lucu untuk dibaca lagi. Mbak Jiny mau pergi kemana ya mbak Tuti kok pilih-pilih baju?.. 🙂 Thanks
Tuti :
Mbak Jiny mau mewakili saya menghadiri pesta blogger mungkin … 😀 😀
Mbak Yulis satu-satunya yang menangkap kelucuan yang ingin saya sampaikan dalam cerita ini. Berarti ‘sense of humor’ alias ‘syaraf lucu’ kita sama ya … 😀
hehheh mbak… mereka kan memang ada. dan untung saya tidak bisa lihat, meskipun keluarga saya sepertinya semua “bisa”. Katanya sih untuk bisa melihat perlu dilatih.
Kalau mbak pernah dengar bunyi air, saya pernah denger si doi itu ketawa ngikik mbak…kik kik kik kik, persis seorang kakek ketawa. Langsung saya cari sumbernya, dan tidak ada siapa-siapa. Gimana ngga mau takut tuh. Jadi saya tidak berani masuk ruang itu setelah maghrib.
Dan satu kali tengah malam, suami menginap di luar kota. Saya bertiga saja tidur dengan anak-anak. Kok bisa saya denger orang laki-laki dewasa ngorok. Untung waktu itu saya ngantuk dan mikir udah ah jangan dipikirin, tidur aja lagi hihihi.
tapi mbak….kalau saya diajak nginep di rumah mbak jadinya takut ahhhhh…. hehhehe
EM
Tuti :
Rumah saya di pinggir jalan besar. Dulu setiap jam 2 dini hari, di jalan depan rumah selalu ada sosok lelaki tua menyapu jalan. Aneh nggak sih? Masak jam dua malam ada orang nyapu jalan? Saya sering ngintip dari jendela (saya tinggal di lantai atas), pengin lihat wajahnya, tapi wajah lelaki itu selalu tertutup caping. Wah, kalau tiba-tiba dia nengok kepada saya, dan ternyata wajahnya rata ….. hiiiiiiii ……
Tapi sudah beberapa lama sosok itu nggak pernah muncul lagi. Entah lah, masih misteri bagi kami, apakah itu sosok mahkluk halus atau penyapu jalan beneran …
Kalau Mbak Imel ke Yogya, jangan khawatir, nginap di Caty’s House saja, di Jl. Kaliurang. Ada tiga kamar tidur disana. Tapi rumahnya kecuiiil, wong cuma rumah mainan … 😀 😀
Bu Tuti cerita hantu tapi kok lucu sih 😀
Jadi tertawa sendiri hihihii…..
(hayah… kok mirip suara mbak K… )
Tuti :
Hehehe …. iya, memang cerita ini maksudnya cuma untuk lucu-lucuan. Tapi ternyata banyak juga lho yang takut. Untung Yoga nggak takut, malah merasa lucu …
(Btw, hantu itu penginnya nakut-nalkutin kita, jadi kalau kita anggap lucu, pasti mereka kesel ya … hehehe …. )
Ceritanya lucu mbak..maka bacanya jangan malam…sebetulnya nggak takut, tapi gambarnya itu lho.
Entah kenapa, kalau malam kesannya berbeda, mungkin karena gelap ya? Dan pesan teman saya, yang bisa melihat, tempat-tempat tertentu lampunya jangan dimatikan, karena mereka ga suka panas.
Dulu saya penakut (ada cerita di postinganku), tetapi setelah mengalami beberapa kejadian, dan terpaksa, menjadi nggak takut lagi….
Tuti :
Hehe … memang ini cerita yang saya maksud untuk lucu-lucuan kok.
Memang betul, suasana malam sangat berbeda dengan siang. Ya karena malam hari semua jadi gelap, dan makhluk-makhluk seperti itu kan suka suasana gelap. Mana ada hantu muncul siang-siang. Nggak menakutkanlah pastinya. Mungkin juga, karena mereka tidak suka cahaya dan panas. Nah, siang hari kan terang benderang dan panas terik, jadi mereka ngumpet semua. Makanya, untuk mencegah agar rumah atau ruangan yang tidak dipakai tidak dihuni hantu, sebaiknya selalu dihidupkan lampu, meskipun cuma 5-10 watt.
Wah, saya belum baca postingan Mbak Enny yang cerita tentang hantu. Judulnya apa Mbak?
ass.wr.wb
salam kenal mba, baru membaca postingan mba nih..cerita yang menyeramkan tapi kok bisa bikin ketawa juga ya..heheh si mba emank jago ngedongeng *teplok-teplok*
Sejujurnya setelah membaca, saya jdi 100x lebih bersyukur tidak punya indra ke 6 untuk melihat yg bukan dari bangsa saya (bangsa manusia maksudnya)
saya sering mengalami hal yg aneh2, seperti melihat org shalat, mendengar bunyi nafas, pernah mimpi dicekik juga gara2 lupa shalat isya, tapi saya kira masih tahap normal, lagipula alhamdulillah sampai sekarang belum pernah benar2 bertemu muka hiiiiii naudzubillah…
sekarang sih..klo ada yg aneh2 saya langsung buru2 baca ayat kursi dan biasanya lgs ilang…hiii kok tiba2 saya merinding ya…
Tuti :
Ass ww, salam kenal juga, Icha.
Icha juga jago memuji (*teplok-teplok lebih seru*)
Pernah melihat orang sholat dimana, Icha? Di masjid habis adzan? Ya iyalaah … itu memang jamaah masjid. Kalau lihat orang sholat di atas genteng, atau lihat orang sholat tapi sedetik kemudian lenyap, na …. itu baru bisa dicurigai bukan bangsa kita …
Merinding ya? Yuk baca ayat Kursi bareng-bareng …
Mohon maaf …. ada sebuah komen terakhir yang tanpa sengaja terhapus (saya keliru mengklik ‘edit’ dengan ‘delete’ yang letaknya bersebelahan pada menu ‘quick edit’).
Kepada sobat yang terdelete komennya, sudilah kiranya untuk menuliskan kembali komen tersebut.
Terimakasih banyak dan sekali lagi mohon ma’aaaf ….
Tampilin dong hantu memeng kedombreng!!!
Tuti :
Hantunya lagi jerawatan, jadi malu tampil …. 😀
mangnya mb’ za ngliat jin atw sjnisnya yaw? klu za tlng rmh gw liatin donk da jin nya atw G”? rmh gw da di jogja!
BANTUL
lam knal ja bwt Mb’
Tuti :
Woo … jadi bahasa Bantul itu kayak gini ya 🙂 🙂
Sayangnya (eh, untungnya) saya nggak bisa lihat jin, jadi nggak tahu rumah Aji ada penghuninya nggak selain Aji.
Salam kenal juga untuk Aji.
Lanjutannya!
Ya iyalah, mca ya iyadonk?
duren ja di blah, mca di bedonk!
BDW Mb’ nya pnya almat E Mail kan?
ksih tw donk?
PLEASE………….
Tuti :
Alamat email : Jl. Dongkelan, wetan dalan, cedhak sawah …. 😀
tuti_nonka10@yahoo.com
Hihihi…mbak Tuti….kok bisa juga yach cerita ginian di angkat….hihihi…semula saya agak takut juga, tapi lama-lama jadi cekikan ….
Duch mbak asli, pas diakhir cerita mbak Tuti:
“Setengah jam yang lalu, aku menengok ke kamar, dan aku lihat ada perempuan memilih baju dari lemari. Memang berdirinya memunggungi pintu, jadi aku nggak lihat wajahnya, tapi kupikir itu kamu …”
WW .. HH … AATT ??? …… #@$%& ?????
Hahaha…aku jadi cekikan antara takut, geli juga, wah-wah campur aduk dech….
Krn saya jadi inget kejadian masih kecil yang pernah saya alami & masih teringat terus sampai sekarang. (usia saya kala itu mungkin +/- umur 4 tahunan, belon sekolah).Hem.. Nantilah kapan2 saya ceritain sama mbak Tuti, agak serem tapi menurut saya nggak juga. Seputar cerita beginian.
Terus waktu SMA ketika pernah tinggal di asrama pernah menyaksikan bersama teman2 yang sedang belajar malam, kursi2 ruang makan memang bergerak sendiri. Hihihi….jadi horor & geli juga kalau ingat tingkah pola kita2 yang ketakutan krn gi ganggu makhluk2 beginian, hihihi…
Hem, nanti kita sambung lagi yach mbak Tuti, udah ditungguin meeting nich, see you 🙂 🙂 🙂
Best regard,
Bintang
Tuti :
Memang jin-jin itu bener-bener ada di rumah saya Mbak, meskipun saya belum pernah melihat sendiri (amit-amit deh!!). Makanya kalau suami saya pas pergi ke luar kota, saya kadang-kadang agak merinding juga, soalnya pembantu pulang sore sehingga malam hari saya sendirian di rumah. Kalau takut, biasanya lampu-lampu saya nyalakan semua biar terang benderang. Konon, jin nggak suka tempat-tempat yang terang (tapi apa susahnya dia mematikan lampu ya? Hiiiiiy … )
Cerita tentang pengalaman Mbak Lin berurusan dengan hantu saya tunggu lho! Tapi jangan serem-seem ya. Dibikin dagelan, biar nggak menakutkan … 🙂
Selamat beraktivitas Mbak Lin, semoga sukses…
salam hangat,
wah mbak pa 9ak takut klo drmah sndri ??? mbak ksih tahu donk crany kok mbak bsa thu klo d rmh mbak da haaaantunya???!! nanti jangan2 drah q da hantu lagi???/
Tuti :
Dulu takut, sekarang nggak lagi, soalnya saya nggak pernah diganggu (alhamdulillah … ). Tahunya kalau di rumahku ada hantu, karena diceritain orang-orang. Tapi Trinur nggak usah nanya orang, di rumah Trinur ada hantunya nggak, soalnya kalau ada, kan malah jadi takut … 😦
selalu saja masalah hantu .. hehehe ..
pikir rasional dan yg psti aj mbak …
dalam al – quran kan da djlasin klo manusia adalah mkhluk ciptaan Allah SWT plg smprna dantara mkhluk tuhan yg plg sexy.. eh salah.. 😀
mksdna dantara mkhluk lainnya..hehe..
brarti kita kan trmsuk mkhluk ciptaan Allah SWT yg plg tnggi derajatna bhkan dibandingin dgn malaikat…hohoho…
apalagi cman ma gtuan..hehe..
jadi ga prlu tkt mbak ma mereka jstru mereka yg hrusna tkut ma kita..hohoho.. ;D
Tuti :
Iya ya …. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Tapi begitupun, sangat jarang manusia yang tidak takut sama setan dan jin. Kenapa ya?
Saya sih selalu melindungi diri dengan membaca surat dan ayat-ayat tertentu dalam Al Qur’an untuk mengusir mereka. Tetapi untuk membuat mereka takut kepada saya, waah …. kayaknya beraat 😀
mba,gak serem ko. malah buat aq mw cpt2 bo2. cpy ktmu hntux. hehehe………
Tuti :
…. hiiiy …. tengok di bawah ranjangmu …..
jin, hantu bukanlah sesuatu yang menakutkan mereka juga ada kehidupan hanya saja berbeda alam….mereka hanya menampakkan diri mereka kepada orang yang imannya kosong…….jadi usahakan diri anda jangan dalam ketermenungan……….tidak ada hantu yang bisa bunuh manusia !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tuti :
Iyaa …. ta .. tapiii …. teteup takut ….. hiiiy …. 😦
ih,,,, serem mbak ceritanya.untung saya baca jam kantor istrht,pas siang bolong jadi g takut.tpi kusalut ma embak kok brani ya bli rumah yg serem…..
Tuti :
Hehe … dulu emang serem, tapi sekarang udah nggak kok. Udah lama nggak ada cerita ‘penampakan’ … semoga saja ‘mereka’ memang sudah pergi 😦
hiiiiy…. tapi memang di setiap rumah ada penghuni yang tak tampak. asal gak ngganggu, gak masalah kan… cuma saya agak khawatir sama jin perempuan yang terlihat oleh suami bu tuti…
Tuti :
Hehehe … sekarang sudah nggak pernah terlihat lagi kok. Moga-moga aja sudah pindah (ssst … kalau disebut-sebut lagi, jangan-jangan dia nongol lagi … 😦 )
wah, jaman sekarang para jin udah pengen eksis mbak, gentayangannya terang2an gt … tp bikin merinding jg jadinya, hii …
Tuti :
Iya, soalnya jin sekarang banyak muncul di teve, jadi yang belum kebagian kesempatan muncul di teve, pada muncul di luar teve … 🙂
ohh jadi rumah itu teh menyeramkann??
😛
hahahaha
jadi ngeriiiiiiiii :D:D:D:D
Tuti :
Nggak papa kok, ayna …
aman-aman saja tinggal di rumah saya 🙂
😦
Tuti :
???
😦
🙂
:*
:*^
^____^
-_____-
Tuti :
!@#$%^&*() ……….. 😀
ihhhhhh…..
tatut… ah..
celem banget antu’na.
Tuti :
apalagi ma anak kecil, antu’na ceneng banget tuh … 😀
ih …, serem jg ya tante aku jd merinding nih mendingan tante baca yasin setiap hari setiap abis sholat trus air yasinx disiram ke tempay yg menurut tante serem trus siram jg suami tante pake air yasin heheheheheheheh
Tuti :
Kok surah yasin? Bukannya ayat Kursi? 🙂 🙂
Nggak apa-apa kok Fir, ‘si mbak’ sudah nggak pernah nongol lagi, mungkin diterima kerja di suatu tempat, atau jadi artis sinetron … 😀
wah………..serem banget TAPI juga lucu mbak………….
untung aja aku gak punya kelebihan untuk lihat hantu……….kalau misalnya bisa,,,gak akan hidup,,,tapi jangan pernah takut sama hantu karena selain hantu kita bisa berlindung kepada tuhan……..sebenarnya aku percaya gak percaya masalah hantu……tapi misalnya dah ketemu ma hantu itu mungkin aku udah percaya…..
Tuti :
Mana ada orang nggak takut sama hantu. Saya doakan besok malam Asry ketemu hantu …. qiqiqi … biar percaya hantu memang ada … hiiiy ….. 
Serem tapi lucu? Horor komedi dong … 😀
Jangan pernah takut sama hantu? Hahah, itu mudah diucapkan tapi tidak mungkin dilakukan …
wih gla nyeremin abis….,mag g da foto setan yg cakep gtu!!!wk…12X
Tuti :
Ada dong. Tuh … Si Manis jembatan ancol kan cakep banget …
saya percaya kok sama emba saya jg pernah melihat salah satu dari mereka. tapi diantara mereka ada yang baik dan ada yang jahat jangan dengarkan apa yang orang bilang kalau mereka gak percaya ya sudah, tapi saya tetap percaya kok sama embak.saudara saya baru saja meninggal kemarin saya melihat ia merasa terganggu dengan kehadiran hantu yang menemani saya, saya mempunyai hantu/jin yang baik hati dan selalu menjaga dan menemani saya,ia baik dan kalau embak mau gak di gangguia saMAhantu itu,caranya gampang ajak ia bicara baik2 dan jangan lakukan hal yang ia tdk mau.
bay ihihihihiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
by:karina ajeng agusti
ikh.. .. .. srem bgd ? tkttttttttttttt ???
Tuti :
Iya … ceyeeem …. 😦
iih serem banget ya! alhamdulillah aku sih gak pernah liat yang begituan. Tapi ade aku pernah waktu malem2 pulang dari jalan-jalan, dia masuk ke rumah duluan lampunya di matiin, truss dia bilang dia liat kayak liat celana hitam jalan di belakang jemuran. Yaudah deh dia langsung masuk kamar.
salam,wah nampak nya hebat sekali cerite jin daN SETAN NIE…JIKA baca pun saya rasa takut mbak …seram jgak
salam dri malaysia…mmmm semacam bertemankan jin ke?