TOUCH ME TENDERLY, I’M CUTE AND PRETTY
Lihatlah aku. Aku cantik, lucu, dan manja (meskipun kadang-kadang galak juga sih!). Aku suka dibelai. Aku senang duduk di pangkuanmu, apalagi berada dalam gendongan dan pelukan lenganmu. Aku juga bisa berpose bak foto model. Lihat!
Lihat kawan, aku cantik dan imut kan?
Tapi aku juga suka berlari-lari, melompat, dan berburu di halaman. Aku suka naik genting, memanjat pohon, dan melompati jendela. Aku suka mengincar binatang-binatang kecil yang lezat sebagai santapanku. Belalang hijau yang nemplok di dedaunan, ooh … itu santapan lezat. Ikan-ikan yang berenang di kolam, hmmm …. hidangan yang menerbitkan selera makanku …
Yuhuii, aku dapet belalang hijau!
Holoh, holoh …. ikannya lezat bener … srruuupts ….
Dulu aku hidup liar di alam, tapi kemudian aku berkenalan dengan manusia, dan rasanya nyaman juga hidup bersama mereka. Anak-anak kecil, gadis remaja, juga nenek-nenek dan kakek-kakek yang hidup kesepian setelah ditinggalkan anak-anak dan cucu-cucu mereka, sangat menyukai kehadiranku. Aku bisa menjadi teman curhat mereka yang kadang-kadang berisi ungkapan hati yang lucu, aneh, dan tidak bermutu (tapi aku dengarkan juga dengan sabar …). Yang tidak begitu peduli padaku cuma pasangan yang sedang asyik bercinta saja, karena mereka sibuk sendiri ….
Yaah … aku harus sabar dengerin curhat gadis kecil ini. Ssst … dia naksir cowok teman sekelasnya, yang katanya ganteng kayak Harry Potter …. qiqiqiqi … eh, miaowww …
Seperti manusia yang macam-macam warna kulit dan bentuk parasnya, bangsaku pun bisa punya warna bulu dan bentuk yang berbeda-beda. Saudaraku yang berasal dari Persia kelihatan kayak segumpal bola bulu yang tidak siap ditendang. Lalu temanku yang dari Inggris itu pasti dikira habis terperosok ke tungku karena muka dan tangannya hitam berjelaga. Nah, sobatku yang lain gagah berwibawa, yang oleh manusia dibuat tokoh dengan nama Garfield. Heh, tapi ada juga kakek yang galaknya ampyun, yang pasti cuma disukai oleh kepala polisi atau sipir penjara …
Temanku yang dari Persia ini kalau mendekam kayak bola bulu …
Kalau main dekat tungku ati-ati, kawan. Terperosok kan? Mukamu penuh jelaga gituh …
Gaya lu! Mentang-mentang dijadiin tokoh Garfield sama manusia …
Siap, Jenderal! Laksanakan perintah, Jenderal!
Waktu lahir, aku buta, tuli, dan lumpuh (kacian nggak sih?). Umur 2 minggu, mataku mulai terbuka. Lalu umur 3 minggu, aku mulai suka bermain-main. Umur 8 minggu, nah … aku lagi lucu-lucunya. Kata manusia, mukaku imut, gitu. Oh ya, umur 2 sampai 8 minggu sebaiknya aku mulai dikenalkan pada manusia, biar nggak takut. Maklum, kata orang Jawa kan ‘tresno jalaran ora ono liyo’ … eh, salah ya … ‘tresno jalaran soko kulino’. Rasa sayang tumbuh karena terbiasa bersama-sama.
Emak sayang banget deh sama kami. Tapi Emak nggak kreatif ya, mosok bulu kami sama semua warnanya. Ah, nggak papa, ntar ditoning juga bisa …
Aku dan saudara-saudaraku suka memanjat, mencari tempat yang tinggi. Kami juga suka mencakar apa saja untuk mengasah kuku kami. Lha, soalnya kalau kuku kami nggak sering diasah, kan nggak tajam. Nanti kalau nangkep tikus, si tikus bukannya jerit-jerit minta ampun, malah terkikik kegelian. Kalau di rumah majikan tidak ada tiang khusus yang disediakan untuk latihan kami mencakar, kami suka mencakar kursi atau memanjat tirai.
Ciluuk baa! Aku memanjat tirai jendela. Ooh, dari tempat yang tinggi ini ternyata aku bisa melihat dunia yang luas di luar sana …
Tentu saja aku juga butuh minum, meskipun minumanku nggak aneh-aneh kayak manusia yang suka menyeruput kopi, menyedot soft drink, sampai menenggak miras yang bikin mabuk. Aku cukup minum air putih sebanyak empat sendok makan setiap hari, untuk setiap kilogram berat tubuhku (weleh, jadi aku harus nimbang berat badan dulu nih, untuk tahu seberapa kebutuhan airku).
Untuk makanan, aku perlu mengunyah daging segar agar gigiku sehat dan kuat. Tapi nggak boleh terlalu banyak. Ikan utuh yang dimasak lebih baik untukku dari pada ikan mentah, sebab ikan mentah mengandung thiaminase yang akan menghancurkan thiamin, vitamin B yang penting untuk kesehatanku. Ikan itu juga sebaiknya dipresto, agar tulang dan durinya lunak, dan nggak nyangkut di gigi atau kerongkonganku. Kan bahaya tuh.
Aku juga perlu karbohidrat, serat, dan protein. Aku nggak suka makanan yang sudah basi. Aku suka makanan yang dihangatkan, karena aromanya lebih enak. Hehehe … repot ya manusia mengurusi makanku. Aku memang agak rewel soal makanan. Kalau nggak mau repot, bisa kok beli makanan komersial dalam kemasan. Yang bungkusnya ada gambar kucing manis itu lho. Tapi agak mahal sih …
Nyam … nyam … nyam … prasmanan nih? Om Bondan Winarno aja nggak sehebat ini makanannya … Yuuuk, kita serbuuu!
Holoh … !! Itu benang woolnya Yang Ti, bukan spaghetti bolognaise. Kucing katro’ banget kamu ini, sobat …
Banyak manusia gemas karena aku suka naik meja untuk mengambil makanan. Sebenarnya aku bisa dididik kok, kalau manusia ngerti. Aku tuh paling takut kena semprotan air, jadi kalau aku mulai ngendap-endap mau naik meja, semprot aja pakai pistol air (jangan pistol peluru tajam, ntar aku nggeblak … ). Manusia juga jangan menggoda aku dengan mengiming-imingi makanan dari atas meja, sementara aku sudah serak mengeong-ngeong kelaparan, dan leherku sudah pegal mendongak menunggu makanan itu diberikan padaku. Jangankan kucing, manusia aja kalau kelaparan ngerampok, iya toh? Nah, kalau manusia yang udah kekenyangan masih juga mencuri makanan rakyat, itu pantesnya jadi kucing aja … eh, nggak ding, ntar mempermalukan bangsaku. Jadi tikus aja, biar bisa aku terkam ….. grrrrh … miaowrrrh …
Gini nih, ekspresiku kalau geram lihat tikus-tikus koruptor …
Aduh, kadang-kadang aku bisa sakit juga lho. Kalau nggak, ntar dokter hewan nggak punya kerjaan dong. Nah, kalau aku kelihatan kurang bersemangat, nggak doyan makan, lemah, muntah-muntah, mungkin aku lagi hamil muda … eh, bukan … mungkin aku lagi sakit. Dokter akan tahu aku sakit apa. Dokter hewan tuh pinter banget lho. Kalau dokter manusia suka nanyain pasiennya, ‘yang sakit apa? di bagian mana? sejak kapan?’ , dokter hewan nggak pernah cerewet nanya-nanya ke pasien. Pokoknya tahu aja, kami sakit apa.
Ihihi … ihihi … pelan-pelan Dok, geli nih ….
Begitulah perilaku kami. Percayalah, kalau dipelihara, dididik, dan disayang dengan tulus, kami akan mendatangkan kebahagiaan pada hidup manusia. Manusia yang memiliki binatang peliharaan seperti kami biasanya memiliki perasaan yang lebih peka, lebih ramah, dan lebih mudah berhubungan dengan orang lain.
Ah, cerita panjang lebar gini sebenarnya aku cuma mau nanya (serius nih, sumpe) : “Do you love me?”
Miaooow …. !
(Sumber : “The Complete Encyclopedia of Cats” dan ” The Cat Owner’s Handbook”)
Aku cinta kucing, mbak! Tapi sekarang sedang tak empet! Pas masih gadis, aku dan 2 adik piara 10 kucing, kami sampe bagi tugas untuk kasih makan pagi, siang, sore. Dua puluh tahun cukup sudah. Sth kami menikah, mumpung mulai dari nol.. tak ada yg piara kucing di rumah masing2… kaluk lihat kucing dan pingin punya lagi langsung berusaha keras mengingatkan diri: harus selalu ada stok bandeng di rumah, rumah kadang bau taik kucing, korden buat gandulan, sofa penuh bulu, kaluk mo mudik bingung cari titipan… terakhir tokso! hiks!
Tuti :
Hehehe … itulah ‘harga’ yang harus dibayar untuk sebuah kesenangan memiliki kucing, Mbak. Tapi sebenarnya kucing bisa dididik kok, sejak anak kucing itu masih kecil. Diajari agar mau buag kotoran di kotak pasir atau di kamar mandi, disediain tiang khusus untuk dia latihan nyakar-nyakar, divaksin supaya bebas tokso, dan rajin cuci tangan kalau habis pegang kucing.
Btw, sama Mbak, saya dulu waktu masih gadis suka piara kucing, tapi sejak nikah juga nggak punya kucing lagi, soalnya suami saya nggak suka kucing (cemburu kalau lihat saya nyayang-nyayang kucing … holoh …). Jadi sekarang ‘piaraan’ saya ganti boneka dan patung-patung kucing … hehehe …
mmmmm saya cinta kucing cuma saya ga suka pelihara kucing…. 🙂 kadang gemes aja gitu cuma ya karena dari kecil ga dibiasakan untuk pelihara binatang ya hasilnya begini 🙂 Dulu Ibu ga pernah suka kalau rumah kotor dan bau, makanya saya ga pernah mencoba-coba pelihara kucing / anjing 🙂
Ehhh ketemu umi Inung yang begitu cinta dengan kucing 🙂 dan suamiku juga sangat mencintai anjing 🙂 mmmm sampai – sampai tadi malam dia bilang kalau pengen pelihara anjing 🙂 saya langsung protes! GA!! ntar rumahnya kotor dan bau 😦
Tuti :
Memelihara binatang piaraan memang membutuhkan tenaga ekstra untuk merawatnya, dan juga menjaga agar rumah tetap bersih. Tapi kebahagiaan yang diberikannya, bisa sangat berarti bagi pemiliknya. Sama saja seperti punya anak kecil, repot dan capek. Tapi toh setiap orang pengin punya anak.
Bagi anak-anak, memelihara binatang di rumah bisa mengajarkan kepada mereka untuk memahami dan menghayati arti kelahiran, pengasuhan dan kasih sayang induk pada anak-anaknya, perkembangan kehidupan dari bayi binatang sampai mereka besar, dan juga kematian. Anak-anak akan lebih peka pada kehidupan, dan lebih tebal rasa kasih sayangnya pada sesama.
Konon begitu, Retie …
I love you mbak !!! hihihi but aku bukan kucing.
Cat’s lover yang pintar menyampaikan perasaan cintanya.
BTW mbak… si Gen suka dibilang mirip Harry Potter tuh (padahal umurnya bedaaaa banget… cuma gara-gara pake kaca mata hihihihi)
EM
Tuti :
Wah, saya lihat foto Mr. Gen baru sekali, yang nggendong Kai itu. Memang mirip kok sama Harry Potter. Ntar kalau Harry Potter dewasa, kayaknya bakal serupa Mr. Gen deh … (ngomong-ngomong …. dimana dapet bapak ganteng gitu Mbak? Masih ada stok lainnya nggak? Wakakaka …. 😀 Bukan buat saya lho … hehe )
I love you to Mbak EM, absolutely.
huahahaha…. cerita tentang kucing yang amat lucu dan panjaaaaang… hahaha… merangkum semua kebiasaan dan budaya kucing (lho, kucing punya budaya juga ya? yah mungkin jilat2 yang mereka anggap mandi itu menurut mereka budaya… ngawur si japs).
saya dulu punya kucing (kampung) mba. Awalnya ibu saya benci kucing, tapi karena seorang induk kucing dengan tak bertanggungjawabnya meninggalkan 4 bayi yang baru dilahirkannya di loteng, terpaksa ibu saya harus memelihara keempatnya, sambil misuh2 tentunya pada ibu tak berperasaan itu. “Duh, ibu kucingnya ndak sayang anaknya! masa empat anaknya ditinggalin begitu aja”. Beberapa hari kemudia sang induk ditemukan mati di atas genteng, maka jadilah ibu saya ibu angkat kucing2 itu, dan berubah dari pembenci jadi penyayang kucing.
anak (eh kucing) angkat kesayangannya meninggal di pelukan ibu saya, karena sakit dan ndak mau makan. Ibu sampai histeris, melihat sang anak angkat terbujur kaku. kami sekeluarga juga, maka malam itu kami berkabung atas meninggalnya satu kucing kami, dan kami tidur seranjang berempat saking sedihnya. hiks hiks hiks. sungguh keluarga pecinta kucing yang aaaaneh…. besoknya saya ndak mood dan bersedih di sekolah. “Kenapa lu Jap? sedih amat” “Kucing gue mati, Man…. sekeluarga berkabung”
temen saya “gubrak!!!”
kayanya jadi kepanjangan mba, maaf, nanti saya tulis di blog aja deh detailnya. hehehe…
jawabannya sudah pasti. Yes, I Love Cat… :p
-japs-
Tuti :
Begitulah kucing, bisa mengubah orang yang tadinya benci, jadi cinta. Wah, ibu Japs baik hati banget ya, mau jadi ibu angkat bagi anak-anak kucing yang yatim piatu itu. Pastinya anak-anak kucing itu tahu kalau disayang, jadi balas menyayang Ibu Japs, Japs dan seluruh keluarga. Ohya, kucingnya nggak sempat dibawa ke dokter ya?
Ada teman saya begitu sayang sama kucingnya, sampai ketika kucing itu sakit, dibawanya ke klinik hewan, dioperasi, sampai opname segala. Waktu induk kucing punya anak, dan nggak mau menyusui (karena induk itu sakit … ), teman saya bergantian dengan anak-anaknya bangun malam-malam untuk menyusui bayi-bayi kucing pakai pipet, soalnya bayi-bayi itu harus dikasih minum 2 jam sekali (ya ampyun, repotnya). Ketika akhirnya si induk mati, huaaaa …. mereka berkabung benar-benar.
Hehe … nggak apa-apa komentarnya panjang Japs. Itulah gunanya kita punya blog, kan. Jadi bisa saling tukar cerita dan berbagi perasaan …
Thanks a lot, Japra.
wah…. saya sangat suka dengan yang namanya kucing…..
Tuti :
Punya berapa kucing, Mas Majid? Bisa ditulis di blog tuh pengalamannya memelihara kucing …
aku juga suka banget ma kucing loh mas majid!……;)
Yeeesssssssss !!!!!
Yes I do,
I do really love you,
I adore you
and I will always love you…..
miauww… miauuww……
eh… mbak Tuti nggak usah bengong gitu ya ngelihat saya segitu semangatnya menyatakan cinta…hihi….
Tuti :
Pasti bengong dan bingung lah yauw ….. Ini cinta buat siapa siiiih? Pasti buat saya ya? Makacih, makacih, makacih ….. (*ge-er.com* …. padahal buat kucing ya 😀 )
Ya ampun… Ya ampun… lucunya, Bu…
Bikin gemes pingin nguwel-nguwel!
Kelakuannya itu lho…
Tuti :
Hihihi ….. kok diuwel-uwel, nanti kucingnya mati mas ….
Nggak ya, nguwel-uwelnya kan nggak sambil nyekik to, tapi sambil membelai.
Iya, kucing memang binatang yang lucu
hehehe…..soal kucing toh
memang betul Mbak Tuti
yang punya binatang peliharaan
bisa lebih peka dan ramah
btw, dari binatang kita jg
banyak belajar agar bs berpikir
dan berperilaku lbh baik….
sebab yang membedakan kita
dengan si meong itu cuma
pikirannya…….kl pikirannya
ngeres dan tak tau malu berarti
tak ada bedanya sama si meong
do you love me ?
hmmmm……your husband love u forever 🙂
Tuti :
Yes, indeed. Memiliki binatang peliharaan akan membuat kita belajar menghargai kehidupan makhluk lain, belajar mencintai tanpa reserve.
Saya dulu (waktu masih gadis) punya kucing yang sangat sayang pada saya. Kalau saya pergi, kucing itu akan mengikuti sampai jauh. Sampai di batas pemukiman, saya akan suruh dia kembali, soalnya khawatir dia nanti nggak bisa pulang. Lalu kalau saya pulang, entah dari mana munculnya, dia akan menyambut saya di jalan menuju ke rumah. Dia akan lari duluan, lalu pada setiap jarak tertentu menengok ke belakang, ngecek apakah saya masih ada di belakangnya. Bahkan sampai beberapa tahun setelah saya menikah dan meninggalkan rumah ibu saya, ketika melihat saya datang untuk menengok ibu, kucing itu tidak lupa kepada saya dan masih menyambut dengan cara seperti itu.
Sekarang saya nggak piara kucing lagi. Tapi masih selalu suka segala yang berbentuk kucing.
Thanks Bang, of course I hope my husband always love me …. 🙂 but I love my friends too, in different ways
ibu Tuti pecinta kucing yaa.. 🙂
kucing-kucingnya cantik dan imut nih..
aku paling suka yang di foto nomor 1 .. 🙂 ekspresinya itu loh, hehe..
titip salam buat mereka ya bu.. 🙂
Tuti :
Ya, saya pecinta kucing baik yang hidup maupun yang mati (boneka dan patung kucing maksudnya … hehe).
Kucing di foto nomor 1 itu memang imut banget, dan innocent … Itu anak kucing umur sekitar 2 bulan. Pada umur segitu, anak kucing memang sedang lucu-lucunya …
Nanti salamnya saya sampaikan deh … miaow … miaow …
Sewaktu rumah di kampung, saya dan adik-adik memelihara kucing. Sampai sekarang adik bungsuku masih punya kucing belasan di rumahnya.
Setelah menikah, dan kedua anakku alergi bulu, debu dst nya…bahkan karpetpun tak boleh ada, kasur juga dari busa…apaboleh buat, tak ada kucing lagi di rumah, yang ada kucing2an (boneka kucing).
Mbak Tuti punya berapa kucing di rumah?
Tuti :
Ooh, yang dimaksud adik bungsu Mbak Enny itu Pak Tri ya? Iya, saya pernah baca postingan Pak Tri tentang kucing-kucingnya … hehehe …
Sejak menikah saya nggak punya kucing lagi, karenasuami saya nggak suka kucing. Jadi sama seperti Mbak Enny, saya ganti ‘memelihara’ boneka dan patung-patung kucing. Oh ya, saya juga punya 4 ensiklopedi tentang kucing, bukunya tebal-tebal dan bagus-bagus (buku terbitan luar negri). Banyak buku lain tentang kucing, sampai-sampai foto kucing yang dikirim teman-teman lewat imel, saya cetak dan jadi 4 album … hehehe …
i’m also cute and pretty….
juga senang dibelai (sama suami maksudnya, bukan sama mbak tuti, ntar dikira lesbiola lagi…hihihi…)
but, i love you mbak tutiiiiiiiiiiiiiiii……….iiiii……..
*teriak sampe mbak tuti tutup kuping…*
o,ya aku maafin kok, kalau mbak tuti jarang komen di blog-ku asal cerita bersambungnya dilanjutin
*mbak tuti ngedumel: itu lagi…itu lagi….*
Tuti :
Hihihi …. saya kira Dewi suka dibelai kucing, ternyata suka dibelai suami to. Kalau itu sih, sammmmaa … 😀
I love you too Dewiiiiiiiii …… (pakai sound system 10.000 watt).
Terimakasih sudah dimaafin, tapi waduh, waduh …. lha ini, buntut-buntutnya nagih cerber ….. nggak bisa jawab deh saya …. ihiks (*tersedu lagi*)
Wah gara-gara baca artikel bunda Tuti tentang kucing, Andrean jadi nangis tur sedih, nelongso lo bunda…..
Soalnya Andrean kangen sama kucing yang ditinggal di kampung. Sudah hampir 2 tahun Andrean gak pulang kampung nengokin binatang kesayangan Andrean. Kulo sak meniko memelihara 4 ekor kucing lo bunda, namanya
1. Topan (kucing pemakan segala, ikan, ayam, tahu tempe goreng, sayur asem, sayur lode, opor, semur dsb. Segala macam aneka buah buahan, manis pedes asin oke, sampai Es Dawet pun dilahap)
2. Anas (gak doyan sama ikan dan aneka jenis daging, sukanya makan sayuran thok tapi gak pake bumbu, cukup direbus saja, yang laen No Way…)
3. Anis (gak doyan daging, maunya cuma makan pake ikan pindang, bandeng dan tongkol, gak doyan sama ikan asin, klothok, dan ikan teri. Kalau dikasih selain ikan favoritnya dia bakalan mboten maem seharian, pasti bobo terus.)
4. Anes (Aku suka panggil si kucing “Geblek”Soalnya gak doyan sama aneka jenis ikan dan daging. Tapi cukup favorite dengan tempe goreng. Yang lain No way…..). Tingkah laku anehnya lagi, kalau bangun pagi dan belum ada tempe goreng di tempat makannya, pasti balik lagi ketempat tidurnya.
Yah itulah sekilas tentang kucing kucing kesayangan saya yang kadang kadang tingkahnya bikin kesel tur anyel, nanging gemesin dan aku tresno banget lhoo karo kucing-kucingku.
Tuti :
Andrean ….. kucing-kucingnya kok aneh-aneh banget selera makannya … hihihi 😀
Ada yang omnivora, ada yang herbivora, ada yang ikanfora (halah, istilah apa ini?). Andrean kampung halamannya dimana sih? Kucing yang empat itu (Topan, Anis, Anas, dan Anes) yang ditinggal di kampung atau yang dipiara sekarang?
Salam ya buat kucing empat sekawan. Wah, tiap hari harus nyediain macam-macam menu nih untuk makan si pus-pus. Lengkap dari daging, ikan, sayur, tempe, buah, sampai es dawet ….. weleh, weleh ….
And, bisa gak aku minta kucingnya satu aja???
boleh yah…boleh yah…??????????
aku suka banget ma kucing… cinta pokoke ma kucing…
andrean cowo’ lucu deh…aku baru tahu kalo ada cowo’ yang suka juga ma kucing…tapi gak sampe pacaran kan ma kucing???
kalo aku sih, pacaran ma kucing….. mawwwwwwwwwwwwwww deh…kucing bikin gemes loh… apalagi hidungnya, kalo disentuh dingiiiiin… rasanya pengen gigit tuh hidung kucing he…he…;)
4 sekawan kucing Andrean (topan, anis, anas, anes) ada di kampung bunda. Tepatnya ada di kota Kediri Jawa Timur. Nah kalau Andrean sekarang lagi merantau mengejar mimpi di Ibukota Jakarta (kerja sambil kuliah). Di kontrakan yang baru Andrean baru memelihara satu ekor kucing yang Andrean temuin lagi kleleran di pinggir jalan. Karena gak tega waktu lihat dia lagi kehujanan, Andrean mboten tegel tur mesakke bunda….
Akhirnya andrean bawa pulang. Kucingnya Andrean kasih nama “Jacky”soalnya kucingnya lincah tur nggemesin.
Tuti:
Wah, pantes sering kangen sama 4 sekawan kucing, ternyata jauh di Kediri to. Tapi sudah ada gantinya kan, si Jacky (ini kucing jantan apa betina?). Warna bulunya apa? Dipasang dong fotonya di blog Andrean.
Selamat berjuang di Jakarta ya, semoga kerja kerasnya menghasilkan kesuksesan (iya, saya jadi ngat, pernah baca di blog Andrean kok). Liburan akhir tahun mudik nggak?
Tuti :
4 sekawan??? hihihihi lucu… kayak detektif 4 sekawan;)
kucingnya pintar gak memecahkan kasus????….
Liburan akhir tahun Andrean gak bisa pulang Bunda…
Soalnya tanggal 5 januari di kampus sudah mulai UAS,jadi harus konsentrasi belajar agar dapat nilai yang memuaskan.Ya minimal sama dengan Semester satu kemarin lah IPKnya 3.6 bunda. Mohon do’anya ya bunda….???
Tuti :
Wah … hebat sekali, IP Andrean 3,6 ya? Pertahankan terus An, jangan sampai turun. Dengan IP setinggi itu, pasti mudah kalau Andrean ingin mencari beasiswa. Iya deh, saya doa’in, semoga ujiannya sukses.
Andrean kuliah di jurusan apa?
jadi inget si Among (aka. kucing saya yang ilang bulan kemaren) … hikss…
see at:
“gudbai, Among. Kamu kucing tersantun yang pernah aku pelihara.”
hooo… mas Andrean dari Kediri to?
Kediri mana neh?
saya dulu pernah tinggal di Jalan Pemuda (deket Sri Ratu)
Tuti :
Wah, si Among kok bisa ilang gitu? Jangan-jangan diambil orang, karena cantik dan lucu. Tapi kucing memang kadang-kadang suka pergi beberapa lama, lalu kembali lagi. Semoga saja si Among suatu saat akan pulang … (*doa yuk bareng-bareng*)
Ya, Andrean dari Kediri. Wah, namanyakok hampir sama, Andrean dan Andriy. Sama-sama dari Kediri, sama-sama suka kucing. Silahkan kenalan, kalau perlu sekalian bikin geng kucing … miaooow …
kucingnya kok lucu amat.dapat dari mana???????????
Tuti :
dapat dari buku dan internet … hehehe … 😀
mana ada kucing sih yang gak manis…?????? iya gak???????
buat aku, kucing jalanan pun kelihatan manis… betul…betul…betul…;)
hai semuanya,
bagi dong gambar kucingnya ma aku;)…
aku cinta mati ma kucing nih he…he…
mending aku ga punya pacar asal aku bisa punya kucing;)
Kucing..?? Sukaaa banget.. tapi sekarang ga piara lagi sejak hidup di rantau. Dulu, kita punya kucing nyaris 10 ekor sekaligus!! Setiap melahirkan, yang hidup sepasang. Kita sampai hapal tabiatnya masing-masing. Dan yang bikin menarik, ternyata kucing-kucing itu pintar. Bagaimana meminta kue dengan manis, mengasuh adik-adiknya, dan melompat ke jendela yang cukup tinggi agar bisa tidur siang di tempat tidur yang hangat (join ama saya 🙂 ). Dan yang paling menakjubkan, si miaw klo BAK/BAB ke toilet lo, persis di closet ! Ga ada yang ngajari loo !!
Perkenalkan Bu, pembaca setia blog Ibu. Maaf, baru baca topik ini.. telat banget ya koment-nya 🙂
Debby
Tuti :
Kucing memang hewan piaraan yang manis, lucu, dan manja. Tapi memang harus di’didik’ sejak kecil, supaya bisa disiplin, terutama dalam hal buang kotoran. Wah, kucing-kucing Debby pinter banget tuh, kalau bisa BAB/BAK di toilet. Padahal nggak ada yang ngajarin ya? Hebat.
Saya dulu juga punya banyak kucing, tapi sejak menikah tidak piara kucing lagi, soalnya suami nggak suka. Jadi sekarang piara boneka-boneka kucing aja … 😀
Terimakasih sudah sudi berkunjung ke blog sya, Debby. Komentar boleh kapan saja kok, nggak ada kata telat 🙂
kucing????????? sukaaaaaaaa bangeeeeeeeeeeeeeeeeeet……
bagi dong tipsnya memelihara kucing dgn bener!
eh, tapi aku blom punya kucing peliharaan he…he…he… alnya ibu gak ngizinin melihara kucing…..
kata ibu kucing jorok. padahal aku pengen banget punya kucing…
yang punya gambar kucing boleh dong bagi ke aku, yaaaaaa? please.
Tuti :
banyak kok buku-buku petunjuk memeliahra kucing, bisa dicai di toko buku. Kalau nggak dilatih sejak kecil, kucing memang bisa nakal dan jorok, makanya harus tahu bagaimana cara memelihara kucing di dalam rumah.
Semua gambar kucing di artikel ini bisa dikopi kok, Ree. 🙂
LLLLLLLLLLLLLLLLLLUUUUUUUUUUUUUUCCCCCCCCCCUUU
Tuti :
Hihihihi …. miaooow !
I love my cat. I name it “Sweety”. It is so cute and funny. Sweety always makes me happy.
Tuti :
take care your cat carrefully ya …
Hehehe…
Kucingnya lucu, imut, cool banget….
Aku dari kecil suka ma kucing….
Kucing-kucingnya jadi pengin ku jadikan piaraan di rumah…
Tuti :
Kucing memang selalu lucu dan menggemaskan. Tapi memelihara kucing di rumah perlu ketlatenan dan kesabaran lho …
aduuuhh, lucu banget kucing2nya bu.. saya jadi kepingin.. saya pernah punya kucing tapi mati gara2 ada orang tabrak lari, huhuhuuu sediiihh.. namanya miu, baru 6 bulan.. liat foto2 kucing ibu, saya jadi mau pelihara lagi.. hehehe..
Tuti :
Suka kucing juga ya, Min? Memang kucing itu lucu, apalagi kalau masih kecil. Cuma harus didisiplinkan sejak kecil, supaya tidak bikin kotor rumah. Saya ikut sedih untuk Miu ya … 😦
Selamat piara kucing lagi, Min.
iya bu, saya sukaaaa banget sama kucing, saya sebentar lagi mau piara kucing lagi, sekarang-sekarang ini saya lagi nyari kucing yg masih kecil & bersih.. oh iya bu, saya mau nanya, saya kan pernah liat di TV kalo kucing itu penyebar rabies sama kaya anjing, saya kan ga punya banyak uang buat vaksin, ada cara lain ga bu? moga2 ibu bisa bantu.. 🙂
Tuti :
Kucing memang sebaiknya dipelihara sejak kecil, dan dididik dengan baik. Tapi kucing besar yang terdidik dengan baik, juga bisa cepat beradaptasi dengan rumah dan majikan barunya. Cara untuk mencegah virus toxo dari kucing adalah dengan sering mengganti kotak pasir tempat kotorannya, juga mencuci tangan dengan sabun setiap habis memegang kucing. Lebih baik lagi kalau kucing divaksin secara teratur …
Selamat piara kucing, Min 🙂
lucunyaaa 🙂
sayang di sekitar rumahku ada yang ‘kejem’ ma kucing mbak, dah 4 ekor kucingku yang mati, hiks… salah satunya yang habis ditubektomi *kayak orang aja* di Soeparwi UGM, hikshiks
moga gak terulang lagi ‘kekejaman’ itu.
Menurutku bagaimana kita bersikap ke makhluk hidup lain bisa jadi gambaran sikap kita ke sesama makhluk mbak 😉
eh, kalo sering nyayang-nyayang si Pus jadi urgent buat tes tokso gak ya mbak?!
Tuti :
Wah, musti diselikidi tuh, siapa yang suka makan kucing. Dengerin baik-baik suara orang di sekitar tempat tinggal Anis, kalau ada yang sekali-kali ngomong kayak mengeong, nah …..
Betul, kalau sama binatang aja sayang, mestinya sama manusia lebih penuh kasih …
Iya sih, dan akan lebih baik kalau si pus divaksinasi juga untuk menjaga kesehatannya.
@anderan: baru sadar namaku kau jadikan nama kucing, whoa… lairnya duluan aku kan, whoaaa
*merasa tersinggung karena emang suka ikan banget :D*
Tuti :
Wah … aku gak ikut-ikut lho …. *goyang-goyang tangan sambil mundur*
bunda, coba deh buka link ini :
http://anehbinunik.blogspot.com/2010/05/caboodle-ranch-surga-para-kucing.html
moga gak repost 😀
luchu dan menggemas kan…