DEEP PURPLE DI SANA, GOD BLESS DI SINI
Sudah sewajarnya, jika selera kita akan musik (dan lagu) berubah seiring dengan berubahnya usia. Waktu masih bayi, saya tertidur kalau embah yang momong saya uro-uro atau nembang lagu-lagu Jawa seperti Ilir-ilir dan sejenisnya. Ketika TK, sudah pasti lagu saya “bintang kecil di langit yang tinggi …” atau “pelangi-pelangi, alangkah indahmu …”. Nah, ketika remaja (umur 12-an gitu), apa musik yang saya gemari? Musik rock, heavy metal! Wow, keren bow …. !!
Dan siapakah grup band rock favorit saya? Deep Purple dari Inggris dan God Bless dari Indonesia.
God Bless (kiri) dan Deep Purple (kanan). Ini adalah foto mereka tahun 2000-an, 30 tahun sesudah mereka melewati masa jayanya di tahun 70-an. Masih keren dan gaya … (foto : Wikipedia)
Ketika kuping masih muda, mendengarkan musik yang gedubrak-gedubruk, melengking-lengking, dan menghentak-hentak gitu kok ya happy banget. Jeritan gitar Ritchie Blackmore, gebukan drum Ian Paice, dan teriakan Ian Gillan yang sak pole itu kok ya merdu gitu lho masuk ke telinga saya. Saya kenal pertama Deep Purple lewat lagu “Child in Time” yang sering diputar kakak lelaki saya. Sesudah itu lagu-lagu lain saya kenal lewat radio, seperti “Smoke in The Water”, “Woman From Tokyo”, “Burn”, “Soldier of Fortune”, “Highway Star”, dan lain-lain.
Roger Glover dan Steve Morse in eksyen membawakan “Highway Star”. Roger Glover adalah anggota lama Deep Purple, sedangkan Steve Morse baru masuk pada 1994. Lihat gaya mereka … whokeey!
Jaman doeloe, lagu-lagu dipopulerkan lewat radio swasta (biasa disebut radio ‘amatir’). Televisi cuma ada TVRI, yang serba formal dan ‘bau’ pemerintah. Internet, YouTube? Boro-boro. Eh, sebentar … yang disebut ‘jaman doeloe’ itu tahun berapa sih? Yaa, tahun 70-80an gitu (harap maklum, ini yang punya cerita emak-emak! hehehe …).
Ohya, musik rock atau heavy metal, dulu disebut dengan istilah musik ‘underground’. Entah kenapa. Mungkin supaya tidak mengganggu ketenangan dunia, mereka diharapkan main musik under ground, alias di bawah tanah sono …
Di Indonesia, God Bless boleh dibilang grup musik rock legendaris. God Bless dibentuk oleh Ahmad Albar, sepulang ia dari Belanda. Bersama Ludwig Le Mans, gitaris Clover Leaf, grup musik mereka ketika masih di Belanda, Ahmad Albar mengajak Ian Antono, Fuad Hassan, dan Jockie Surjoprajogo bergabung dalam God Bless. Salah satu pentas terbesar mereka adalah ketika menjadi band pembuka pada pentas Deep Purple di Jakarta pada tahun 1975.
God Bless dalam salah satu pementasannya. Kostum Ahmad Albar, sang vokalis, selalu heboh abiss … (foto : Metroteve)
Selain Deep Purple, pada masa itu sangat populer grup-grup musik beraliran keras lainnya, seperti Led Zeppelin, Black Sabbath, Uriah Heep, ELP, Genesis, dan lain-lain. Di Indonesia, selain God Bless dikenal juga grup AKA dari Surabaya, Rollies dari Bandung, Giant Step, dan lain-lain. Vokalis AKA, Ucok Harahap, pernah merilis album “Duo Kribo” bersama Ahmad Albar. Keduanya memang sama-sama berambut kribo, hanya saja yang satu berwajah Arab, yang satu berwajah Batak …
Duo Kribo, rambut sama kribo, musik sama keras, tapi wajah yang satu licin yang satu lagi rimbun … (foto : Metroteve)
Beberapa waktu yang lalu, God Bless tampil dalam acara Kick Andy di Metroteve. Setelah lewat 30 tahun, mereka memang tampak sudah ‘agak lebih tua’. Namun ketika berbicara tentang musik, semangat mereka tetap saja menggelora. Ucok Harahap, pentolan grup AKA juga dihadirkan. Sungguh menarik melihat penampilan kedua mantan personil “Duo Kribo” ini.
Ahmad Albar dan Ucok Harahap di Kick Andy Metroteve.
Ahmad Albar dan Ucok Harahap reuni, membawakan “Neraka Jahanam” ciptaan Ian Antono. Maap sudare-sudare, liriknya terpaksa nyontek, lha wong sudah lupa … (gak papa, bukan ujian kok)
Deep Purple tercatat di Guinness Book of World Record sebagai the world’s loudest band. Album mereka terjual sebanyak 100 juta kopi di seluruh dunia. Mereka juga menduduki ranking 22 pada VHI’s Grestest Artist of Hard Rock. Namun sepanjang kariernya, Deep Purple tak pernah berhenti dari pergantian personil. Formasi yang mengantarkan mereka ke puncak kesuksesan terdiri atas Ian Gillan (vokal), Ritchie Blackmore (gitar), Jon Lord (kibord), Roger Glover (bas gitar) dan Ian Paice (drum). Sekarang, posisi Ritchie Blackmore dan Jon Lord digantikan oleh Steve Morse dan Don Airey.
Bagaimana dengan God Bless? Meskipun tidak banyak merilis album, God Bless diakui sebagai grup band rock paling jaya di Indonesia. Album mereka antara lain “God Bless” (1975), “Cermin” (1980), “Semut Hitam” (1988), “Raksasa” (1989), dan “Apa Kabar” (1997). Sebagaimana Deep Purple, God Bless juga mengalami berkali-kali bongkar pasang personil. Banyak musisi hebat yang pernah bergabung ke dalam God Bless, seperti Abadi Soesman, Jockie Surjoprajogo, Dedy Dores, Keenan Nasution, dan Eet Syahrani. Sekarang personil pereka terdiri atas Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass) dan Yaya Muktio (drum).
Bagaimana dengan grup musik rock jaman sekarang, apakah saya juga penggemar Slank, misalnya? Hwaduuh …. pun, mboten mawon. Biarlah anak-anak muda jaman sekarang yang menjadi Slankers. Saya mah sudah pindah ke lain hati, bukan lagi penggemar musik gedubrakan begitu.
Jadi, musik apa yang sekarang saya nikmati? Ntar deh, saya tulis di postingan lain …
(sumber bacaan : Wikipedia)
pertamaxxxxx……….
santai duluh ah
sambil baca kopi
dan minum koran
hihihihi…….. 😦
Tuti :
Pertamax udah naik lagi Bang, sekarang Rp. 6.300,- 😥
Baca kopi? Bisa siih … kopi-an buku, kopi-an makalah …
Minum koran? Kaciaaan deh Abang ini, nggak tersedak Bang? Oh, maksudnya : jual koran untuk beli kopi? Ah, lebih kaciaan lagi … 😀 😀
Weleh….weleh……ibu ku ini rocker jyga ternyata….hehehehe…
Tuti :
Tapi bukan tukang batu lho … 😀
soal musik cadas iki
Mbak Tuti nampaknya ikut-ikutan selera saya nih
soalnya saya juga penggemar
Deep Purple and God Bless
plus Rolling Stones dan Metallica
dari Deep Purple saya paling
suka lagu ‘smoke on the water’
and ‘soldier of fortune’
sedangkan lagu-nya God Bless
saya suka Semut Hitam, Kehidupan, Rumah Kita
Antara Deep Purple dan God Bless
memang ada kesamaan, sama-sama
punya pentolan bernama Ian
(Gillian dan Antono)
mayoritas lirik lagu Deep Purple
ditulis Ian Gillian, dan Ian Antono
juga dominan menulis lirik lagu
God Bless……..,
btw, tumben Mbak Tuti nulis soal
musik keras, setahu saya Mbak
Tuti suka yng lembut2…..hehehe 😆
Tuti :
Iki kan cuma nostalgila aja Bang. Duluuu …. waktu masih remaja, saya suka musik rock. Kalau didengarkan sepintas memang musiknya gedubrakan, tapi kalau kita dengarkan masing-masing suara alat musiknya (gitar, keybord, drum), ada keindahan tersendiri. Permainan gitar Ritchie Blackmore itu oke lho.
Saya suka musik rock sampai kira-kira umur 17 tahun. Sesudah itu ganti selera. Apalagi sesudah mulai ‘falling in love’ (halah! 😀 ), musiknya ganti yang lembut dan romantis.
Tapi sebenarnya saya suka semua jenis musik. Musik Latin, klasik, jazz, saya suka semua. Kalau keroncong … hehehe … nggak lah. Soalnya jadi ngantuk 😦
Waah.. Saya ga pernah suka lagu kayak gitu.. Sukanya lagu yang slow..haha
Tuti :
Kalau kamu nyetel musik rock di rumah, nanti padi di sawahmu mati semua Dep, syok soale … qiqiqi 😀
Aku juga suka musik slow, slowku-slowku bathok, bathoke ela-elo ….
Nggak, beneran kok, aku juga suka musik slow, tergantung suasananya.
cool view, bu…
Tuti :
Pegunungan Alpen kaleee … 😀
mengapa disebut cadas? krn atos ya?
Tuti :
Soalnya kalau disebut gajah, mengko ndak kupinge dikethok karo Mbak Ernut … qiqiqi …
Aaarrrggghhh …
Ibu Tuti mosting Rock !!!
UUuyyyyeeeaaahh … !!!
Musik Cadas, Siapa takut ??? … SAYA bu … saya takut musik cadas … hehehe
“Lanang kok ndak ngerock iki piyee …??”
Lalu aku jawab …”Biarin aja …, hawong aku ndak suka jeh”
Hehehe
Saya tunggu tulisan mengenai jenis musik yang Ibu suka
(siapa tau saya bisa memainkannya …)(eng ing eng )
Tuti :
Kalau lihat poto Om yang imut itu (beneran itu poto Om ya?), memang Om nggak cocok dengerin musik cadas. Cocoknya musik kapuk Om … 😀 😀
Jenis musik yang saya suka, saya yakin Om bisa memainkannya. Chopin, Richard Clayderman, atau kalau Indonesia : Buby Chen. Ayo dong Om, saya tunggu, kapan ya bisa dengerin permainan piano Om?
kalau God Bless sedikit sedikit masih ingat.
Saya gak begitu ngerti musik, maklum nilai musik sewaktu SMP dan SMA selalu buncit
Tuti :
Wah … saya juga sama sekali nggak bisa main musik lho, Mas Narno. Tapi seneng musik. Musik itu membuat hidup penuh warna … (merah kuning hijau, di langit yang biru, pelukismu agung ….. oh, itu pelangi ya … 😀 )
Sayang ga bisa ikutan ke Yogya…kebayang ada rock and roll nya.
Hayo siapa takut? Kuat berapa jam mbak, ngepelnya enhh melantai nya?
Tapi chicken roll saya juga suka lho….
Tuti :
Iyaaa … kenapa Mbak Enny nggak ikutan ke Yogya sih? Baru sibuk ya?
Nah, kalau urusan rock’n roll, tanya Mbak Imel dan Lala deh, mau berapa jam … hehehe …
Chicken roll? Besok saya kirim roll-nya ya, chicken-nya beli di Jakarta … 😀
Wah, Deep Purple mungkin blom ngikuti. Dah lama banget soalnya. Lha wong musik ini setara ama Cream, Black Sabbath, The Stooges, Jimmy Hendrix, Led Zeppelin, Mountain dan MC5 yang termasuk ‘Early Metal’ dan jaya sekitar tahun 1966-1971. Belum lahir saya Bu.
Tapi saya masih menikmati bangsanya ‘New Wave of British Heavy Metal’ seperti:
– Iron Maiden
– Motorhead, atau
– Saxon.
Terus kalau lagi stress berat lebih suka aliran ‘New Wave of American Metal’ seperti ‘Lamb of God’.
Catatan: Dengerinnya harus pakai headset, soalnya kalau di rumah istri saya suka lagu-lagunya Nat King Cole, Louis Amstrong, Michael Buble atau Syaharani. Sementara lagu-lagu metal itu kebanyakan ada WARNINGnya “Explicit Lyrics”, hehehe…
Tuti :
Belum lahir waktu jamannya Deep Purple? Wah … telat banget tuh lahirnya. Berarti Deep Purple itu jaman ayah-bundanya Mas Nardi masih muda mungkin ya?
Kalau nama-nama yang disebut Mas Nardi, saya nggak kenal. Mungkin itu sesudah lewat masa saya menyukai musik rock.
Oh, saya suka juga lho lagu-lagunya Nat King Cole (paling terkenal “Unforgetable” mungkin ya, yang ditimpali oleh Nathalie Cole), Louis Amstrong yang serak-serak becek (“Hello Dollly” itu bikin kaki goyang-goyang), Michael Buble (“Kissing a Fool” saya suka banget), Syaharani menyanyikan lagunya Koes Plus, “O la la” dengan bagus sekali.
Salam buat isterinya ya, seleranya musiknya sama dengan saya …
Ibuuu apa kabar?
Deep Purplenya Indonesia menurut v, musiknya Oma Irama, dangdut tapi petikan gitarnya mauuuut kaya Richie Blackmore, cerita yang v tau Richie Blackmore itu idolanya Kang Oma Irama hehehe
V pernah koment kaya gitu ke teman v yang fans berat Deep Purple, teman v tsb malah ngomel-ngomel.
Setelah keluar dari Deep Purple, Richie Blackmore kemudian punya album sendiri dengan istrinya Candice Night. Musiknya jauh banget dari Rock, malah sekilas kalo kita denger seperti musik tradisionalnya Irlandia. Salah satu judul albumnya yang terkenal adalah Shadow of the Moon, ibu bisa dapetin albumnya di Popeye.
Hidup Richie…
Tuti :
Hallo Veni ….. apa kabar? Lama sekali nggak muncul, lagi sibuk ya?
Wah, V penggemar Bang Haji Rhoma Irama ya? Memang permainan gitar Ritchie Blackmore itu bagus sekali.
Tentang album solonya Ritchie, saya baru tahu dari V. Coba deh besok saya cari. Shadow of the Moon ya judulnya? Semoga masih ada di toko-toko CD.
Terimakasih, V …
waaah….gak ngira…mbak tuti ini suka musik rock…Musik Cadas…
Kenapa ya…aku mesti datang ke seorang psikolog nih….kok suliiit banget mengingat lagu…ora isa nyanyi….Apa karena memori saya sudah terlalu penuh hal yang lain ya…
Tuti :
Hahaha … itu duluuuu Mbak, waktu masih remaja, umur 12- 17 tahunan gitu. Sekarang ya ndak lagi. Tapi kalau sekarang mendengarkan lagu-lagunya Deep Purple, masih oke juga sih … 😀
Ha lha iya, Mbak Dyah yang dipikir kan buanyaaak banget. Mikir bisnis yang sak gedabreg, karyawan yang buanyaak, belum mikir rakyat Yogya yang harus ditata dan diperhatikan. Tapi kalau nyanyi, Mbak Dyah belum mau unjuk gigi aja …
Blaik!!! Aku hampir mencelat membuka tulisan awal di blog ini. Dahsyat tenan, jhe. Bu Tuti, ya ampun… nggak nyangka.
Salut tenan, Bu. Dituliskan dengan detail lagi. Wah, dalam hal musik, selera kita masih nyambung ternyata. Sama juga, karena pada dasarnya aku pun tidak melulu berhenti di satu jenis aliran musik.
Kalau band-band rock zaman sekarang, wah iya, Bu, kadang aku sudah tidak bisa mengikuti lagi. Mungkin memang seleranya sudah berubah. Aku malah masih terhanyut dengan sisa-sisa band lama. Tetep ning ati. Hehe.
Tuti :
Hehehe …. mencelat kemana, Mas Dan? 😀
Yaah, namanya masih muda, dulu itu sebenarnya kebawa selera kakak laki-laki saya saja. Lama-lama, kok seneng beneran. Bisa menikmati, gitu.
Dulu ada radio amatir di Yogya, namanya Rasia 5 (sekarang juga masih ada kayaknya), yang punya acara pilpen khusus lagu-lagu underground. Judul acaranya “Sweet Underground”. Pengasuhnya Nunug Sky (hallo mas Nunug, dimana sekarang berada? 🙂 )
Tapi sebenarnya, jenis musik yang benar-benar mampu memenuhi rasa musikalitas saya adalah musik klasik yang bernuansa waltz. Johann Strauss adalah favorit saya yang belum bisa digeser oleh siapa pun.
Hm, ada keliaran di dalam Tuti muda saat itu. Cerpen, cerber, ataupun novelnya tidak mengindikasikan adanya jiwa “underground”. Surprise surprise!! Wong jowo bilangnya “nyolong pethek” dg konotasi positif. Ora ngiro.
Saya harap bu Tuti memasukkan lagu “Soldier of Fortune” sebagai daftar lagu “harus dinyanyikan” setiap ngaraoke.
Tuti :
Keliaran dalam diri saya? (*gubrak!*)
Tapi mungkin iya juga sih. Kalau sekarang, mungkin bentuknya suka berkelana, jalan-jalan kemana saja (eh, itu termasuk ‘liar’ nggak sih? Wakaka … 😀 )
Kalau nyanyi lagu-lagu rock, suara fals dan nggak ngerti pitch nggak apa-apa ya Pak? 😀 Tapi susah tuh, nyari musik karaoke untuk lagu “Soldier of Fortune” … 😦
wah… suka musik rock rupanya. tapi God Bless memang bagus sih. saya juga suka. dibandingkan band musik rock sekarang, menurut “telinga” saya … God Bless masih paling sip! hehehe.
Tuti :
Duluuu … waktu masih umur belasan, memang suka musik rock. Kalau sekarang mah kuping saya sudah rapuh, kalau dengerin musik keras takut kuping saya akan copot … hehehe …
Ketika Deep Purple datang ke Indonesia, hhh rasanya sedih karena Ritchie Blackmoore udah nggak ikutan. Pada saat yang sama Rainbow sedang show di Amerika sana.
Lagu Souldier in the Fortune yang melegenda itu akhirnya tersaingi oleh Temple of The King walau sama-sama dilukis dengan ayunan lembut gitarnya Blackmoore.
Sayang Tuti tidak mengulas sedikitpun tentang The Queen dengan Bohemian Rhapsodianya Freddy Mercury yang akhir hayatnya sangat tragis bersama HIV.
Tentang God Bless, aku sangat suka dengan lagu Huma diatas Bukit, satu-satunya yang kusukai dari God Bless.
Akhir tahun tujuh puluhan, produk kompilasi lagu rock bersaing antara Remaco (HINS) dengan Slow Rock nya, Atlantik Tara dengan Dream Express nya.
Beberapa diantaranya, masih kusimpan hingga hari ini.
Tuti :
Wehehehe …. ternyata Bang Sys biangnya musik rock juga ya. Tahu persis semua kisah detail grup-grup band rock tahun 70-80an. Terimakasih tambahan informasinya, Bang.
Tentang The Queen, aku memang nggak begitu kenal. Tapi Bohemian Rhapsody-nya Freddy mercury aku tahu. Dari Freddy ini, lagu lain yang juga sangat ngetop adalah We Are the Champion, ya?
Aku sudah nggak nyimpen kaset atau CD lagu-lagu rock Bang, jadi sudah lupa detail permainan musiknya.
Kalau saya sih nggak mau Fanatik dengan satu aliran music… semuanya yang indah saya sukai… mulai dari Heavy Metal, cha cha, tango, Cumbia sampai Country, Jazz, Blues, Dangdut, keroncong dan Campur sari….
BTW selamat berkopdar ria ya… sayang saya nggak bisa datang.. mungkin dilain waktu…
Salam dari jauh………
Tuti :
Saya juga nggak fanatik dengan salah satu aliran musik, Bang. Hampir semua aliran musik saya suka, meskipun ada beberapa jenis yang benar-benar pas dengan ‘rasa musik’ saya, seperti bossas dan klasik waltz.
Oh ya … lain kali kalau pulang ke tanah air lagi, kopdar dong Bang. Kan kesempatan langka tuh pulang ke Indonesia.
Wah mbak Tuti,… 🙂 ternyata penggemar musik Rock dahulu.. 🙂 Saya malu nich dari muda sukanya musik yang lembut-lembut aja. Paling-paling yang sedikit ngerock ya Bon Jovie.
Ga bisa menikmati, yang terlalu cadas indahnya dimana? ga bisa ketemu.. 🙂 . Ada sih beberapa lagu dari group rock cuman biasanya yang disukai ya yang sedikit slow gitu. Thanks
Tuti :
Lho, suka musik yang lembut-lembut itu bukan sesuatu yang pantas membuat malu, Mbak … 🙂 Mbak Yulis memang orang yang lembut, jadi pasti tidak suka dengan yang keras-keras.
Nah, kalau saya, masa remajanya agak ‘begijigan’, jadi selera musiknya kemana-mana. Suka musik rock, tapi suka Koes Plus dan Bimbo juga. Jadi, segalanya suka … hehehe …
Lengkap banget nostalgianya … jadi terbawa larut nih .. duuuhh jadi kangen tempo doeloe …
Tuti :
Kayaknya kita melewati masa muda pada saat yang kira-kira sama ya Mas, jadi nostalgianya sama … hehehe …
Lha…kalau yang ini adalah DuoKribo yang aslee….. Kaluk saya dan ernut adalah yang plasunya…..
Kenapa ya mbak, nama aliran musik selalu merujuk pada baju perempuan, ada Rok ada blus….Mohon penjelasannya, Mbak tutiNonKa
Tuti :
Iyaaa! Waktu pertama baca blog DuoKribo, saya juga heran … kok kayak nama duet penyanyi rock jaman dulu. Eh, ternyata ‘lakone’ malah nggak kribo (nggak tahu ding … wong ketutup jilbab … hehehe ).
Kenapa aliran musik merujuk pada baju perempuan, soalnya kalau merujuk pada baju bayi kan jelek Mbak. Mosok nama aliran musik : popok, grito, gedong …. hihihi …
wahhhh…ibu ternyata suka music rock???
huhehehehe langsung membayangkan dulu ibu suka nonton konser mereka…kalo gak salah fasionnya masih bertema hippies2 gitu ya…kekekekeke…
kapan2 ibu posting foto2 jaman muda dunk, pasti seru deh. waktu liat fofot mamaku aja jaman muda dulu…wew…dengan sepatu hak tinggi, kaca mata lebar dan rambutnya yg di blow keluar…kekekeke mamaku cantik bgt…
Tuti :
Saya suka musik rock, tapi dengerin di radio saja, nggak pernah nonton konser di lapangan dan ikut jingkrak-jingkrak gitu 😀
Foto-foto lama? Waduh, maluu …. soalnya ‘konyil’ banget. Pakai kacamata gede, rambut diponi, pakai rompi warna-warni … 😀
Rock???
Hmmmm
Tuti :
Hmmm ….
hidup rocker indonesia….. dare dolo…. aku suka banget rock tuh….
Tuti :
Hidup madhysta … yang dare dolo suka banget musik rock 🙂
Yes Deep Purple ! …. Perfect Strangers is my #1 favorite Mbak 🙂
Tuti :
Woow …! Ketemu sesama penggemar DP nih. Toss, Mas Riri … ! 😀
Lalu pecahan Deep Purple … Rainbow juga ok punya … Street of Dreams is my #1 favorite Mbak 🙂
Tuti :
Yes, yes …. setuju, setuju! 😀
EMAK2 DOYAN GOD BLESS JUGA YA
EMANG GOD BLESS GAK ADA MATINYEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
GOD BLESS
KEMARIN……….GOD BLESS
BESOK………….GOD BLESS
LUSA…………….GOD BLESS
MINGGU DEPAN………..GOD BLESS
BULAN DEPAN………….GOD BLESS
TAHUN DEPAN…………. GOD BLESS
kalo saya mah GAK ADA KATA BOSEN TUH UNTUK GRUP YANG SATU INI………….ABIS GIMANA YAH…………… MANTAB GITU LOH