NARSIS YANG KEBANGETAN …
Di Jawa, ada istilah ‘edan keturutan’, yang terjemahan bebasnya kira-kira ‘kegilaan yang terpenuhi’. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan seseorang dengan keinginan yang tidak masuk akal, berlebih-lebihan, pokoknya ‘edan’, tapi karena dukungan situasi dan kondisi, dapat mewujudkan keinginannya tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang sebenarnya tidak bisa bernyanyi, suaranya fals, sumbang, dan blero, tapi ingin membuat rekaman lagu …
Adakah orang yang sedemikian tidak tahu diri seperti itu? ADA! Saya lah orangnya …..
Swear, sebenarnya saya tidak bisa bernyanyi. Tapi saya sedemikian suka mendengarkan musik dan lagu, sehingga ketika suatu ketika Mas Tono, pemusik yang sering menyiksa diri dengan mengajari saya bernyanyi sambil mengiringi dengan keyboard, menyarankan saya untuk membuat rekaman lagu, saya tergelitik. Rekaman? Punya CD berisi suara saya? Woow …. incredible! Menarik sekali! Rruaarr binnassaa! Exciting!
Maka, inilah dia bentuk narsis saya yang benar-benar kebangetan …
“Songs for Friends”, bentuk narsis yang nggak kira-kira dari seseorang yang mengidap ‘penyakit gila nomor 25’ …
“Songs for Friends” berisi 14 buah lagu yang saya pilih dengan sangat sulit (saking banyaknya lagu yang saya sukai … ), terdiri atas 8 lagu Barat dan 6 lagu Indonesia. Semuanya lagu-lagu lama, beberapa sudah berumur lebih dari 50 tahun (ajubilee … ). Lagu paling tua adalah Tenessee Waltz yang diciptakan pada tahun 1947. Lalu ada “Sway” (1953), “Fly Me to The Moon” (1954), “Love Is A Many Splendored Thing” (1955), “Fatwa Pujangga” (1957), dan “Rindu Lukisan” (1958). Lagu terbaru adalah “You Raise Me Up” (2003).
Alamaak … mengapa saya memilih lagu-lagu yang sudah jadi fosil kayak gitu? Ya, karena lagu-lagu itu indah, penuh kenangan, dan abadi. Evergreen. Laah, kok selera saya ‘tua’ banget sih? Itulah dia. Karena saya anak bungsu dalam keluarga, ketika saya masih kanak-kanak, saya ikutan mendengarkan musik ayah dan kakak-kakak saya yang jauuh lebih tua. Jadi pada umur 10 tahun, selain mendengarkan “Cicak-cicak di dinding …”, saya juga mendengarkan “Love Is A Many Splendored Thing” …
Rekaman ini adalah ‘proyek’ gila-gilaan yang dikerjakan dalam waktu sangat singkat. Rekaman suara dilakukan hanya dalam waktu 2 hari di studio “White House” yang ada di Yogya. Hari pertama, saya merekam suara untuk 11 lagu, dari jam 09.00 pagi sampai jam 19.00 malam, hanya diselingi istirahat untuk makan dan sholat. Hari kedua menyelesaikan 3 lagu yang tersisa, dalam waktu 2 jam. Tapi setelah didengarkan, ternyata hasil rekaman pertama kurang memuaskan, sehingga 3 lagu direkam ulang pada setengah hari yang lain. Total, rekaman suara dilakukan dalam 2 hari. Padahal sodara-sodara … konon penyanyi beneran saja (saya kan penyanyi jadi-jadian) dalam satu hari hanya merekam 2-3 lagu! Jadi, selain mengidap ‘penyakit gila nomor 25’ (narsis), rupanya saya juga mengidap ‘penyakit gila nomor 30’ (nekat) …
Rekaman suara di studio “White House”. Stress, karena wajah tidak boleh bergeser dari depan mike yang sudah dipasang fix, padahal biasanya nyanyi sambil bergerak bebas …
Bagaimana proses rekaman di studio? Wahaha … suliiit. Musik sudah direkam terlebih dulu, dan saya menyanyi sambil mendengarkan musik melalui headset. Yang sulit adalah menyelaraskan masuknya suara dengan musik, yang harus benar-benar paaaas …. banget, apalagi biasanya saya menyanyi dengan bebas dan musik yang mengikuti suara saya. Kesulitan ditambah dengan posisi mikrofon yang sudah fix, dan wajah saya tidak boleh bergeser dari depan membran berbentuk bundar hitam itu. Payahnya lagi, sebagian lagu belum saya hafal liriknya, sehingga saya harus mencuri-curi lihat ke contekan yang saya pegang, dan celakanya pandangan saya terhalang oleh membran dan mikrofon di depan wajah saya. Masih belum cukup, lampu di atas mikrofon kebetulan mati, sehingga saya membaca lirik hanya dengan bantuan lampu dari arah belakang …. heu heu heu …
Tapi sebenarnya, semua alasan di atas adalah excuse saja. Kalau memang bisa menyanyi, ya bisa aja. Nah, saya masih bergulat dan berjuang menaklukkan nada lagu-lagu yang saya bawakan. Beberapa lagu memang cukup sulit, seperti “You Raise Me Up”, “The Greatest Love of All”, dan “Love Is A Many Splendored Thing”. Dan karena nekad memilih lagu-lagu sulit, akhirnya saya babak-belur sendiri ….. wahahaha!
Di ruang editing bersama Mas Tono, arranger dan pengiring musik. Untung pemusiknya sabar mengiringi emak-emak yang suka berlagak …
Supaya tidak monoton, saya mencoba meramu beberapa jenis irama lagu, seperti irama melayu (bukan ndangdut), jazz, dixie, bossas, waltz, chacha, rumba, dan pop. Ternyata, saya lebih enjoy menyanyikan lagu-lagu berirama jazz, chacha dan melayu. Lebih santai dan riang. Setidaknya, begitulah kata Pak Eko, sahabat saya yang ngakunya tahu soal musik (hehehe … peace Pak!) dan Mas Gotrex yang mengerjakan mixing serta editing di White House.
Suatu waktu dalam hidup saya, ada kebutuhan batin untuk mencoba sesuatu. Sesuatu yang tadinya saya rasa tidak bisa saya lakukan, atau berada di luar kemampuan saya. Mungkin hasilnya membuktikan bahwa saya memang tidak mampu melakukan sesuatu itu, tetapi pengalaman mencobanya memberikan kepuasan tersendiri yang tak terlupakan.
Bagaimana kita membuat catatan perjalanan hidup kita? Dengan mengabadikannya dalam bentuk-bentuk yang tidak lekang oleh waktu. Buah pikiran kita akan hilang jika tidak kita tulis. Rasa estetika kita akan abadi jika kita tuangkan dalam bentuk lukisan, sculpture, fotografi, dan berbagai bentuk ekspresi art work lainnya. Dan selagi kita masih punya suara, mengapa tidak merekamnya, karena siapa tahu besok kita jatuh sakit dan pita suara kita tidak bisa lagi bergetar menghasilkan bunyi?
Di depan White House (oops … ! ini mah di Yogya, bukan di White Housenya Mr. Obama!)
Bagi teman-teman yang bernasib apes menjadi korban narsisme saya, yang saya paksa menerima CD “Songs for Friends”, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Itulah resiko menjadi teman saya (emang berteman dengan saya enak terus?). Yah, setidaknya saya masih cukup waras dengan tidak membagikan CD ini di perempatan jalan, atau menyogok orang agar mau mendengarkannya ….
Oh ya … bagi teman-teman yang menerima CD ini, jangan coba-coba menggandakan dan menjualnya. Dijamin bakal bangkrut, nggak balik modal. Laah, siapa mau beli CD yang bunyinya krompyaang, dugbreng, gedubrak, kriuuut … !!
pertamax..
bulik aku dah dgrin cd nya..
bagus kokkz..bening gt loh swaranya.hhehe
skr jadi suka killing me softly jdnya..
🙂
Tuti :
Ihiks … dipuji keponakan sendiri … 😀
itu suara udah dikasih kaporit, jadi bening kayak aqua …
Ha??!! Suka “killing me softly”? aku mah amit-amit dibunuh pelan-pelan gitu … hihihi 😀
Mau komentar apa ya? Belum dengerin cd-nya sih. Tapi kayaknya bagus ya. Apa boleh minta satu aja? Kalau emang boleh, kapan-kapan saya mampir deh ke rumah Mbak. Kalau AB 105 TS-nya ada di garasi berarti Mbak Tuti ada di rumah kan? Berarti bisa mampir dong. Sehari dua kali saya lewat situ, berangkat dan pulang kampus. Eh, tapi mampir kok cuman mau minta ya? Berarti apa dong namanya….???? “Nyuwun paring paring Deeeenn…………..”
Tuti :
Waah …. ternyata ada mata-mata yang selalu mengawasi garasi rumah saya 😀 😀
Tapi AB 105 TS (Yogyakarta 10 Mei Tuti S) di garasi belum tentu berarti saya di rumah lho, soalnya saya sering juga pergi naik kebo … 😀
Silahkan datang, tapi janjian (sms) dulu ya. Cepetan, CDnya tinggal beberapa keping, sudah laris manis (ya iyalaa … wong diobral!)
Saya juga sudah mendengarkannya..hehehe… Bagus looh…hehe…
Tuti :
Cihuy … cihuy … cihuy …. 😀 😀
(tapi saya ‘cutigation’ nih, jangan-jangan pujiannya dalam rangka pendekatan agar diterima jadi keponakan …. qiqiqi … )
Wah..Bu Tuti bener-bener “menyumbangkan” suaranya nih. Ora ngece lho Bu, nanti dikira dari kata dasar “sumbang” .. Yah, namanya juga berusahaaaaaa…. tak iya ?
Emang Bu, hidup adalah perjuangan (lho, kok terus iklan kampanye ?). Yang paling penting adalah proses, dan bukan hasil. Soale nek hasile nyanyine bagus … wah … ibu sudah mematikan rejeki penyanyi-penyanyi muda di Indonesia yang jumlahnya konon ribuan itu …
Las but not Lis (mbak Las dan bukan mbak Lis), saya berdoa mudah-mudahan saya ini kebagian salah satu “song” dari “songs” yang ada, dan mudah-mudahan saya ini masih diinget sebagai salah satu “friend” dari “friends” yang ada..
O ya Bu, jika nge-blog saya kurang lancar akhir-akhir ini, karena saya sudah 70% berpindah ke Facebook…berhahahihi dengan teman-teman lama di sana rupanya lebih sreg dan lebih greng daripada dengan di blog…
Tuti :
Hehehe … memang benar, Pak. Saya menyumbangkan suara, membuat suara jadi sumbang gitu … 😀
Itulah Pak, karena mau memberi kesempatan pada penyanyi-penyanyi muda yang baru mencari jati diri dan mulai menapaki karier, saya sengaja nyanyi nggak bagus-bagus amat … hehehe … 😀
Salah satu lagu favorit Pak Tri (yang juga favorit saya) ada lho Pak, “Bridge Over Troubled Water”. Tunggu aja Pak, mudah-mudahan besok ada kurir mampir ke kantor Bapak …
Wah aku pingin dapat si di nya. Siapa tahu aku bisa ketularan gilanya. Tapi sebenarnya kita harus tahu bahwa karya-karya hebat atau penemuan-penemuan raksasa itu dilakukan oleh-orang-orang gila. Tahu kan Thomas Edisson yang mengerami telur ayam? Gila khan? Padahal dia seorang penemu listrik. Syekh Abdul Qodir Jailani itu juga dianggap gila oleh lingkungannya, tapi sekarang namanya harum ketika orang yang tahlilan menghadiahinya dengan alfatihah. Khusushon Sayidina Syekh Abdul Qodir Jailani alfatihah….
Ssssssssssssttttt tapi sekarang banyak lo gila yang tidak harus diikuti: gila harta, gila wanita, gila pangkat. Tapi dalam tiga gila yang sudah saya sebut itu banyak yang keturutan lo………
Mbak saya tanya, masak blog saya sulit dikasih komen, ajarin dong Mbak caranya biar bisa dikomen-in.
Tuti :
Pengin punya si-di saya? Boleh. Syaratnya, kirim alamat ke email saya, dilampiri salah satu lirik lagu yang saya sebutkan di atas (iya dong, untuk membuktikan bahwa Mas Gun benar-benar penggemar musik … hehehe … )
Tentang blog Mas Gun, coba ditambahkan pilihan “Nama/URL” pada pilihan identitas pengirim komentar, supaya pemilik blog selain blogspot bisa masuk. Caranya bagaimana, saya juga tidak tahu, karena saya bukan pemakai blogspot. Mungkin Mas Gun bisa coba klik blog Mbak Ernut yang menulis komentar di bawah ini, sekalian tanya kepada dia bagaimana caranya (mbak Ernut pakai blogspot juga).
Kemarin saya nulis komentar, tapi pasti nggak masuk ya?
jadi penasaran sama albumnya niiih 🙂
Tuti :
Sungguh mati aku jadi penasaraaan …. (*ngikutin lagunya Bang Rhoma*)
😀
wahaha.. menarik sekali bunda..
kira-kira bagaimana caranya mendapatkan rekaman spesial itu..? apakah dijual bebas..? 😆 hehe..
nice! teteup berkarya! jangan takut dibilang narsis… ahaha..
Tuti :
Yun, periksa dong email Yuyun, aku udah minta alamat, kok nggak dibales siii ….
sepertinya saya ndak bakalan dikirimi CD itu sama mbak tuti … saya pasti ndak masuk itungan mbak tuti … saya … oh saya….hhuuu…(ngguguk!)
Tuti :
Cep … cep … cep … jangan ngguguk dong Mbak Nut. Lha saya mau ngirim kemana, wong nggak tahu alamat Mbak Nut. Emang Pak Pos tahu, kalau saya tulis “Untuk Mbak Ernut di susuhnya” gitu? 😀
Killing Me Softly? Wow, Roberta Flack terlahir kembali di Yogya.
O ya, kalau ada rencana konser di Jakarta, tolong dikabari Mbak Tuti. Saya pasti beli tiket kursi paling depan (VIP). he..he..he
Tuti :
Konser di Jakarta? Hwahaha … njungkel saya! Biasa konsernya di kamar mandi …. hihihi …. 😀
Sudah saya dengarkan mbak …. bagus suaranya … TOP, ing ngatase bukan penyanyi …
Jadi bukan edan keturutan … Tapi Edan Nganggo Alasan …
Alasannya ingin memberi sesuatu kepada sahabat sahabat tercinta …
Tuti :
Komentar pertama, ‘bagus suaranya’, nggak betul Mbak. Wong suara saya mleyak-mleyok … fals dan lari kemana-mana … hihihi … 😀
Komentar kedua, ‘ingin memberi sesuatu kepada para sahabat tercinta’, nah … itu betul. Memang itu aja alasannya. Habis, kalau mau memberi mobil, saya kan bukan anaknya Subronto Laras atau juragan mobil lain … 😀 😀
Wah-wah mbak Tuti ini memang “LUAR BIASA” hebat tenant. Semoga saya termasuk yang beruntung mendapatkan koleksi special itu, hihihi…
O yach mbak Tuti, gimana kalau saya tantang to buat album lagu-lagu Melayu, ayo berani ndak…..atau jangan2 sudah pernah keluar abumnya yach, hehehe 🙂 🙂 🙂
See you mbak Tuti,
Best regard,
Bintang
Tuti :
Adooh … Mbak Elinda belum dengar suara saya, kok udah muji gitu. nanti kalau dengar, pingsan loh!
Lagu-lagu Melayu? Ada dua di CD itu, “Fatwa Pujangga” dan “Semalam di Malaysia”. Saya suka cengkoknya yang meliuk-liuk. Tapi kalau bikin satu album khusus lagu-lagu Melayu, wah … ntar Iyet Bustami bangkrut dong … hihihi …. 😀
salam manis
wuih… suaranya bu tuti top deh…
terima kasih ya bu, sudah memberikan hadiah spesial itu,
kami senang sekali… 🙂
Tuti :
Ah …. Uda Vizon bisa aja. Eh, gimana kalau kita para bloger bikin rekaman bareng? Asyik looh …. Uda nyanyi “Malam Bainai” atau “Ayam den Lapeh” 🙂
Bunda Tuti….
Kapan-kapan kita rekaman bareng yah.. 🙂
Tuti :
Rekaman bareng Lala?
Emoh! No way! Sumpah aku nggak mau … !!
Rekaman bareng Lala? Penyanyi yang suaranya melebihi Whitney Houston? Ancuurr dong aku! Ambyar. Ambless …. bless …. 😥
Wah, bisa dibeli dimana Bu?
Pesen 1. Special. Gak pake telor. 🙂
Tuti :
Wah, ini limited edition … nggak dijual, Mas Nardi
Dan semua sudah diceplokin telor 😀
(ssstt … silahkan kirim alamat via email, mudah-mudahan masih ada, soalnya cuma dibuat 100 keping)
Bu Tuti, kok saya disebut mengaku tahu musik? Lha saya ini mengaku Empu soal musik (ini narsisnya lebih gede dibanding narsisnya bu Tuti). Nggak kok, saya cuman orang yang bisa genjreng gitar aja. Soal pendapat saya atas CD bu Tuti, hmmm, angka 80 out of 100.
Benar sodara-sodara, konon berdasarkan selentingan, bu Tuti mau mengadakan konser tunggal di gedung Jogja Expo, ning tanpa penonton. Wakakaka.
Tuti :
Angka 80 out of 100? Lho, kok naik Pak? Kemarin kan Pak Eko ngasih angka 40 out of 100! Sungkan ya, sama teman-teman lain, ketahuan kalau Pak Eko itu kejam …. hehehe 😀
Tapi saya lebih percaya penilaian yang kemarin Pak. Emang nilai saya 40 😥
Konser tunggal tanpa penonton? Dan Pak Eko penjaga parkir tunggal tanpa kendaraan penonton? Wakakaka ….. 😀 😀
aku sudah kirim alamat ke imel bunda…. uhuyyy….
bakal dapet kenang-kenangan deh… 😆
buat teman-teman yang dapet kiriman CD juga, mari kita tunggu dan dengarkan lagu-lagunya.. yeahhh… makasih bunda.. 😀
Tuti :
Kalau sesudah dengerin CD saya terus pada sakit telinga, saya punya referensi dokter THT yang bagus di Yogya …
Tapi kalau kejauhan ke Yogya, sumpel aja kuping pake kapas (ah, ribet amat, kenapa nggak distop aja playernya, dan CDnya dilempar ke kali? uhuk … 😥 )
Iya bunda Tuti.. jangan mau rekaman sama Lala.. dia sukanya lagu-lagu rock, trus setelah nerbitin buku dia mo nerbitin album juga, lagu-lagu rock.. hwahaha… 😆
*ampun Laaaa…*
Tuti :
Lala suka rock? Kayaknya nggak deh … wong dia pake celana terus tuh … soalnya kalau pake rok, apalagi rok span, pasti robek … 😀
cihuy akhirnya terdaptar juga, ojo banyak2 ngirimnya mbak, cukup limolas saja. Mbak tut bukan edan keturutan kok, tapi edan plus merdu tenan! (biar dapat limolas iki) … muaah!!
Tuti :
Limolas? Nggak kurang tuh? Oh … limolas truk maksudnya? Weleh-weleh … iki luwih edan timbang aku 😀
alamatku sudah tak email lho bun, … hehehe … soale diminta sih … daku mau aja … apalagi gratisan.
Udah nggak sabaran nih, pengen denger suara merdunya bunda Tuti …
Tuti :
Lha kalau nggak dimasukin daftar, takut Mbak Puak nangis …. 😀
Kalau mau dengerin CD saya, siap-siap obat sakit kepala dan obat mual ya …
walaupun sy blm denger suaranya
saya yakin rekaman itu bagus
dan sangat enak didengar
saluuuuut sista 🙂
jadi pengen ngajak duet nih
hehehe 😆
Tuti :
Pengin ngajak duet? Wah, jangan Bang … nanti pamor Bang Mike jatuh gara-gara saya … 😥
Bagaimana kalau Bang Mike jadi produser saya saja? 😀
Mbak Tuti, saya nyuwun CD nya duong….(nekat nodong)….
Dan bila satu hari nanti MBak Tuti berniat membuat video clip nya saya mengajukan diri sebagai modelnya. Untuk ini, gak usah mikir honor saya Mbak…qiqiqi…saya ikhlas kok….
Segera saya kirimi alamat saya…..
(Kata Mbak Tuti: alamat ? buat apa ? )
Tuti :
Jadi model video clip saya? Wuaduuuh …. nanti saya kalah cantik dan kalah guede dong (apalagi Mbak Ayik pasti pasang muka di depan kamera terus … jadinya kita rebutan nampang dong … qiqiqiqi …. 😀 )
Alamat buat apa? Ya buat ngirim surat permintan jadi model video clip gitu loh …
Imbuh MBakkk…
Saya coba reply email ke Mbak Tuti, tapi kok tak terkirim. Jadi, inilah alamat saya….
Jl. Surga, Gg. Nirwana
Komplek Firdaus Indah
(alamat asli ada di redaksi … 😀 )
Catet ya Mbak, kalau mak kliwirrr….lewat Karanganyar, silahkan pinarak…
Imbuh maneh Mbakk…., ituh posting koment yang ada alamat saya kalau sudah dimoderasi dihapus sajah…samar saya, entar pas pada mampir masal saya nggak bisa nyuguhi…qiqiqi…padunee….(GRdotkom)
Tuti :
Ya ya ya … udah saya hapus Mbak …
Wah, yang pada mau ngirim permintaan jadi model video clip jadi kuciwo nih …
Soal selera bukan tua atau muda asal kita senang dan bisa menikmatinya saya kira asyik2 aja kok. Saya sendiri punya selera yang boleh dibilang tua karena saya penggemar lagu2 Koes Plus, lagu tahun 70an dan era 80an. Walau sebenarnya saya belum tua he… he…
Btw, sebagai “edan keturutan” apa gak tambah edan Bu denger suaranya sendiri??? hi… hi… hi…
Tuti :
‘sebenarnya belum tua’ itu berapa, Mas mufti? Delapan puluh? Huaaa …. itu mah ABG (Angkatan mBah Gue) 😀
Denger suara sendiri memang tambah parah Mas edannya, soalnya suka geleng-geleng dan ngakak sendiri waktu dengar nada yang fals … 😀
Bravo mbak Tuti… bravo !!
*tepuk tangan, suit-suit, very excited*
*penyakit gila nomor 77, nge fans gila2an*
Tuti :
Ha??!! Penyakit gila sudah sampai nomor 77 ya? Pasti pasien pertamanya Mbak Tanti …. 😀 😀
(*kabuuur, dan “tuing!” nabrak tiang listrik*)
Mbak Tuti..makasih ya CD nya…langsung tak nikmati sambil kriyep-kriyep..lha suara mbak Tuti bagus je…ojo diomongke soal rekaman sing angel kuwi mbak..sing penting dadine apik banget…
Tuti :
Mudah-mudahan sesudah dengerin CD itu, perut Mbak Enny nggak terus mules, kepala cekot-cekot, dan rambut rontok … 😀 😀
saya yang di depok jabar cuma bisa nunggu cd nya bisa di beli ditoko terdekat nich…hehe..
Tuti :
Padahal toko terdekatnya hanya ada di rumah saya … hehehe …
Wouw wouw wouw…Mbak Tuti Nonka!!!
Aku sudah terimaaaaaa.!!!
Suaramu bagus banget kok mbak 🙂 favorit ku sway, sama genggamlah tanganku ini! keren…aku berasa pengen duet deh! hehehehe..
kapan kapan kita nyanyi bareng yuk mbak 🙂 wokkehh!?!?
Tuti :
Sssstt …. pelan dikit nape, Yess? Gak usah tereak-tereak gitu kaleee … 😀 😀
Aku sudah menduga, lagu yang cocok sama Yessy adalah lagu-lagu riang, apalagi yang pakai peluk-peluk dan genggam-genggam gitu … hihihi …. 😀
Nyanyi bareng? Maksud Yessy, aku jadi bass yang dibetot itu? Ampyuuun deh lo!
Hey mbak! aku suka “pasrah”nya juga..suaramu jazzy banget 🙂 🙂 🙂
Tuti :
Ya deh, aku ‘pasrah’ aja.
Heran … kenapa nggak ada yang suka “Fly To The Moon” ya? Padahal lagu itu enak banget lho (apalagi dicolekin sambel … 😀 )
UUUyyyeeeaaaahhhh …
Sip mar ko sip ini bu …
Keren … keren …
Pilihan lagunya juga ok punya …
Eniwei …
Itu baju waktu rekaman sama dengan baju di cover CD ya bu …
Salam saya
NH
Tuti :
Addoooh … Om kok perhatiin bajuku sih? Jadi malu aku … maluuu …. 😥 ketahuan kalau bajuku itu-itu melulu … uhuk … uhuk ….
Pengumuman sodara-sodara : dibuka pos penerimaan pakaian bekas pantas pakai …. (tapi khusus bekas pakai Ratu Elizabeth, paling nggak bekas pakai Kate Moss atau Claudia Schiffer … 😀 )
Wah teman-teman kok sudah pada dapet semua ya CDnya …
wwwooo telat aku … telaaaaatttt ….
(jongkok …)
Tuti :
(*ngeliatin Om Nh udah jongkok*)
“Ini Om, pegang. Terus ambil posisi di depan masjid … ” (*ngasih kaleng bekas*)
😀 😀 😀
(ampuuun Om … nyepaknya jangan pake sepatu lars … )
already received the very impressive thing from you, do thank you, it indeed means a lot! Muah!! (by the way, ada yg versi jilbab non merah gak mbuak?…qiqi)
Tuti :
Jangan ‘do thank you’ dulu … ada tagihan menyusul lho … 😀
Versi jilbab non merah? Adaaaa : merah kembang-kembang putih, merah garis-garis biru, merah bordir kuning, merah payet hitam …. (halah, merah juga kaleee … )
Bunda … mungkin saya yang paling telat komentarnya. Thanks banget atas lagu-lagunya, aku selalu memutarnya menemaniku bekerja, ceile. Lagu yang paling aku suka “Fly Me to The moon”, di lagu itu Bunda suaranya masuk banget … bikin aku terbang juga. Bukan berarti yang lainnya gak masuk lho …. cuma di lagu satu ini suara Bunda bener2 pinter nyembunyiin nafas atau cengkok yang mungkin patah. Trus … nyanyinya kayak dari hati banget …… sampai lagu ini aku putar berkali-kali, aku cari celah2 slendro pelognya hampir gak ada, hmmm bener-bener “Jatuh Cinta” dech aku dibuatnya. Coba dengarkan lagi kalau aku gak salah tidak ada nada sengaunya sama sekali …….. sampai di kata-kata “in other words, please be true, in other words, I Love U” …….. aku menirukan kok gak bisa seindah itu ya I Love You Too ……. hiks bukan penyanyi soale ….. salut dech buat Bunda yang satu ini … be happy
Tuti :
Mbak Hana ….. wahaha, ini dia! Aku nunggu-nunggu yang berkomentar soal lagu “Fly Me To The Moon”, karena aku juga suka banget lagu itu. Musiknya juga enak.
Soal nada yang ‘kepleset’, sebenarnya ada, tapi syukurlah kalau nggak ketahuan … hihihi 😀 Paling parah di “The Greatest Love of All” ya. Itu harusnya di’take’ ulang, tapi nggak sempat, wong buru-buru mengejar dead line.
Selera teman-teman memang beda-beda. Mbak Dewi MTS suka “Fatwa Pujangga” dan “Semalam di Malaysia”, Yessy suka “Pasrah” dan “Sway”, teman-teman yang lain mungkin suka yang lain lagi. Yah, alhamdulillah deh …
Mbak Hana, ayooo kapan mau rekaman? Suara Mbak Hana kan nomer satu sak UII … ! 🙂
kalau saya jadi produsernya
bisa bangkrut nih
soalnya rekamannya
semua dibagikan gratis
kepada para fans-nya Mbak Tuti
btw, udah ngga sabar nih
mo dengerin kepiawaian Mbak
Tuti menyanyi………ehem 🙂
Tuti :
Dibagikan aja dengan paksaan Bang, dipaksa harus mau menerima … qiqiqi …. 😀 Lha kalau dijual, mana laku CD dengan penyanyi bersuara sumbang, fals, dan cempreng begitu … 😀
Kalau mau dengerin CD saya, siap-siap obat mules, pusing, stress, dan sakit telinga, Bang 😀
Hari ini, jam 11.15 sudah saya terima dengan selamet itu CD yang saya tunggu-tunggu. Terimakasih sembah nuwun ya Mbak Tuti. Lagsung saya puter sembari menemaniku setrika baju sakumbruk gunung…. Setrika menjadi pekerjaan nyenengkeh karena sambil dengerin CD Mbak Tuti, tenan iki … adeeemmmm … (padahal cuaca lagi panas dan sumuk).
Ketika Karin pembarep pulang skul dan ikut mendengarkan lagunya, spontan dia bikin terjemahan salah satu lagu yang MBak Tuti nyanyikan, begini : ” gegemen tanganku iki, lan kekepen aku…sepisan maneh…”….qiqiqi….
Mbak Tuti, saya tunggu album kedua nya…
Tuti :
Wah … kayaknya CD saya bakal laris ya kalau ditawarkan ke usaha-usaha laundry, lha soalnya bikin para pegawainya adem-ayem bekerja, terus nggak minta gaji …. kekekekek 😀
Lagu yang diterjemahkan Karin itu kalau diterjemahkan dalam bahasa Jawa kromo inggil gimana ya Mbak … “monggo dipun genggem asta kulo meniko, kalian dipun kekep badan kulo, sepindah malih … ” halah, napsu banget nih … hihihi … 😀
Kometarku :
Tuti kayaknya seperti semboyan Tabloid BOLA:
SEMUA ADA….APAPUN BISAAAA.
Tuti :
Ah, Bang Sis bisa saja. Aku hanya mensyukuri apa yang ada dan mencoba memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Terimakasih Bang …
Kapan saya bisa ke Yogya yah….?!
biar kebagian CD euy….. mengharap.com….
Tuti :
CDnya dijual di Amerika juga kok Bang … 😀
Wahaha …. sekarang bisa lihat wajah Bang Michael nih. Waow … waow … seganteng itu ‘paglatu’? Ck,ck,ck … (*bingung*)
wah ibu memang hebat
memliki bakat yang banyak
apa mungkin saya kebagian CD nya 😀
Tuti :
Terimakasih. Iya … bakat iseng dan berpenyakit gila nomor 25 dan 30 😀
Mmmm …. coba nanti saya lihat ya, apa stok CD masih ada …
bu tuti, bagi satu dong hasil rekamannya, pasti saya bakal pilih “fly to the moon”.
saya sih yakin suara bu tuti hebring. gayanya aja meyakinkan gitu. kalau nggak, masak orang white house masih mau ngerekamnya? gak mungkin banget, kan?
Tuti :
Wah, Mbak Yulfi penggemar “Fly Me to the Moon” juga ya? Kapan-kapan kita ndaftar jadi astronot yuuk, ikut pesawat ulang-alik yang terbang ke bulan … 😀
Tentang gaya … hehe … saya kan pernah ikut sandiwara kelling kampung, jadi pasti meyakinkan dong. Nah, White House yang ini memang baik hati banget, jadi pengamen bis kota pun diizinkan rekaman.
Soal CD, tunggu ‘kloter’ berikutnya ya Mbak, soalnya produk pertama (100 keping cuma) sudah habis … biss … Ntar saya repro lagi deh …
Ohya, kirim alamat ke email saya ya Mbak. Thanks.
YOU RAISE ME UP
When I am down and oh my soul so weary;
When troubles come and my heart burdened be;
Then, I am still and wait here in the silence , until you come and sit a while with me.
You raise me up, so I can stand on mountains;
You rise me up, to walk on stormy seas;
I am strong, when I am on your soulders;
You raise me up…To more than I can be.
Coba kmen lagi ke blog saya ya… Saya sudah konsultasi mbak ernut.
Alamatku: Jl. Cocakrowo 41 Perumnas Karangjati Blora. Titip travel beres.
Tuti :
Waaah …. mas Gun serius nih 😀
Terimakasih lirik “You Raise Me Up” nya. Sama seperti Mbak Yulfi, nunggu ‘kloter’ berikutnya ya Mas. Jatah penumpang untuk ‘kloter’ yang ini sudah penuh … 😀
Tapi insyaAllah deh, akan ada CD jatuh “teplok!!” di rumah mas Gun.
Iya, nanti saya mampir ke blog Mas Gun. Mbak Ernut memang pinter dan baik hati (*yang punya nama senyum-senyum tersipu, terus buka dompet* oh … ternyata ngeluarin cermin untuk berkaca, bukannya ngasih saya uang 😀 ).
Btw, alamatnya perlu saya hapus nggak nih dari blog saya? Oh nggak perlu ya, soalnya sekalian kampanye untuk Mas Gun.
“Sodara-sodara … jika kucing, kambing, atau ayam anda demam, pusing, kutuan, atau patah hati, bawalah ke dokter hewan kita ini : Bapak Dokter Gundala Wejasena. Sembuh tidak dijamin”
Bun….thanks so much.. daku sudah terimaa…
Suaramu bagus!!.. lagu2nya juga keren euy..top markotop!!
Aku tersanjung, ada cetakan “mbak puak” di cover nya..
I love it.
Mau dong nyanyi…suara 3-6 nggak papa kok..hehehe..
Sekali lagi thanks ya… aku nyetel pas lagi dikantor. Temen2 yang denger malah ikut nyanyi..
Tuti :
Mbak Puak, you’re welcome. Terimakasih untuk pujiannya, saya tersanjung sampai langit ke tujuh nih …
Suara 3-6? Maksudnya, hanya nada ‘mi’ sampai ‘la’ saja? Waduh, lagu apa ya itu? 😀
Gara-gara CD saya, kantor Mbak Puak jadi studio karaoke? Whoa, saya harus minta royalti nih ….
Bu Tuti, terima kasih ya kiriman CD-nya. Wah … sangat special nih, soalnya saya suka lagu “Bridge Over Troubled Water” nya Simon & Garfunkel yang Bu Tuti nyanyikan..
And the winner is :
**** (Bintang 4) lagu BIRU dari Vina Panduwinata dan PASRAH dari Ermy Kulit
*** (Bintang 3) lagu FATWA PUJANGGA, FLY ME TO THE MOON, SATU DALAM NADA CINTA, TENNESSEE WALTZ, RINDU LUKISAN, KILLING ME SOFTLY
** (Bintang 2) lagu YOU RAISE ME UP, THE GREATEST LOVE OF ALL, SEMALAM DI MALAYSIA, BRIDGE OVER TROUBLED WATER, SWAY, DAN LOVE IS A MANY SPLENDORED THING
Wah, suara Ibu bagus lho, tidak fals dan bisa meniti tangga-tangga nada tanpa kehilangan “pitch” (istilah Randy Jackson) nya, tapi Ibu kurang bisa mengatur tempo, sehingga agak di depan atau di belakang “ketukan” sepersekian detik.
Warna suara Ibu kalau lagu Indonesia sangat mirip dengan Tuty Subardjo (mantan isterinya Onny Suryono) dulu. Kalau untuk lagu Inggris, mirip lho dengan Connie Francis (sebenarnya ada yang lebih mirip, tapi saya lupa nama penyanyi itu)…
Untuk lagu-lagu Indonesia slow, wah two tumbs up buat Ibu. Tapi Ibu kedodoran untuk lagu-lagu Melayu dan juga Cha Cha, karena sangat sensitif terhadap tempo, padahal kelemahan Ibu ya di tempo itu…
Untuk lagu bahasa Inggris, pelafalan Ibu tentang bahasa Inggris perlu diasah lagi (hehehe…), karena kata-kata bahasa Inggris itu sebenarnya sangat sensitif terhadap penggalan syllable yang ada, dan juga penekanan terhadap masing-masing syllable harus disesuaikan dengan standar “dari sononya”..
All in all, selain rekamannya yang hanya 2 track dan bukan 16 track seperti rekaman penyanyi pro, hasilnya sudah bagus banget …
Oleh karena itu, dengan ini saya menganjurkan agar CD kompilasi lagu-lagu Ibu DILARANG UNTUK DIEDARKAN DI SELURUH INDONESIA…
Soalnya kalau tidak, banyak penyanyi muda yang mati pasarane … hehehe ….
Tuti :
Terimakasih Pak Tri, gara-gara saya kirimin CD, Pak Tri menyempatkan diri mampir di blog saya (biasanya sibuuuuk … maklum orang penting). Ohya, mohon maaf penulisan nama Bapak sedikit salah, seharusnya Tri Djoko ya, bukan Trijoko.
Tentang penguasaan pitch dan tempo, memang di beberapa lagu cukup sulit, meskipun ada juga yang bilang justru di lagu melayu dan chacha saya ‘lebih baik’. Saya mah sumonggo saja, lha wong saya kan peserta audisi, bukan juri … hehehe … 😀
Kalau soal pelafalan lirik dalam bahasa Inggris … hahaha …. saya suka ngakak sendiri kalau mendengarkan hasil rekaman itu. Betul sekali Pak, banyak lafal yang pengucapannya bukan logat Amerika atau Inggris, tapi logat Bantul 😀 Bener-bener lidah saya terlalu banyak mengecap gudeg. Lain kali kalau mau nyanyi lagu berbahasa Inggris lagi, saya konsultasi Pak Tri dulu ya … 😀
Terimakasih apresiasinya Pak. Saya tunggu rekaman lagu-lagu Bapak.
karena sibuk nyanyi
dan memasarkan CD
belum ada postingan baru yo
so….,kelihatannya sudah
diperlukan manajer
untuk memenej
kapan saatnya menyanyi
dan kapan harus blogwalking
menyapa para fans…..
monggo 😆
Tuti :
Iya nih Bang …. jari saya sampai keriting melayani permintaan tanda tangan fans …. wakakakak ! 😀 😀
Bagaimana kalau Bang Mike saja yang jadi manajer saya, sebaliknya saya jadi manajer kampanye Bang Mike? Dan untuk memeriahkan kampanye Abang, saya yang nyanyi … ditanggung konstituen bubar sambil menutup kuping rapat-rapat 😀 😀
Adus Mbak….
Rupanya saya berkenalan denagn penyanyi tersohor jugak ya.. heheheheh.
Moga sukses
Tuti :
Hahaha … sama sekali bukan penyanyi tersohor Bang Syirfan, tetapi penyanyi kamar mandi yang nekad merekam suara …
Terimakasih atas perhatiannya.
weh, obat sakit kepala dan sakit perutnya nggak jadi saya minum, Mbak Tuti.
wong sip markusip gitu kok. lha ini, suara Mbak Tuti masih menemani saya kerja, eh… ngeblog, hehe…
matur nuwun terima kasih… 🙂
Tuti :
Berarti pesan sponsor “jika sakit berlanjut, harap hubungi algojo, eh … hubungi penyanyi untuk minta pertanggungjawaban” itu tidak berlaku ya 😀 😀
Terimakasih telah menjadikan suara saya sebagai teman ngeblog. Kalau ingin ditemani si pemilik suara, bisa juga order (asal ditanggung transport PP Yogya – Semarang dengan mobil Limousin, hotel bintang 7, belanja sak pegele, dan maem sak warege … 😀 )
Wah kalau saya dapat copy CD-nya, pasti tak gandakan. jangan khawatir nggak laku, soalnya saya jual 10 rebu tiga di pinggir jalan. Dan lainnya, dijual ke sohib-sohib yang pasti nggak bakal ngelak kalau ditodong sebiji CD seharga seratus rebu he….he.
Tuti :
Jangankan dijual 10 ribu tiga Pak, lha ini dibagi gratis saja pake maksa je, agar orang mau menerima … hehehe. Makanya yang menggandakan CD saya dijamin bangkrut …
Terimakasih ihik-ihik. Daripada kampanye jadi Caleg, wis kadhung kelangan dhuwit belum tentu jadi, mending kampanye profesi : dapat duwit belum tentu sembuh….ihik…ihik….Ssssssssttttt jangan keras-keras, mbak Tuti jadi dosen di mana sih? Apa di Sastra?
Tuti :
Mas Gun, saya tuh kagum lho sama dokter hewan. Lha wong pasiennya nggak bisa ditanyain, yang sakit bagian mana, tapi pak dokter kok ya bisa menyembuhkan. Dan enaknya jadi dokter hewan, semua pasiennya telanjang ya, jadi nggak usah repot suruh buka ini-itu … qiqiqi … 😀
Saya jadi dosen di mana? Wah, dimana-mana Mas. Pokoknya asal ketemu orang, langsung saya cegat, terus saya kuliahi … 😀
Mas Gun silahkan buka “About My Veranda”, akan menemukan siapa saya sesungguhnya (halah!).
Mba Tuti…
waaah… ditunggu kiriman CD-nya Mba Tuti…
saya suka lagu-lagu jadul…
“Rindu lukisan mata suratan
Hatimu nan merindu….
Rindu bayangan nan meliputi
Paras seri wajahmu…”
aku tau lagu itu… hehehe… enak lagunya… pasti ditambah suara mba tuti makin enak…
Fly Me To The Moon juga suka…
wah makin tak sabar menanti CD nya hehehe…
makasih yak mba… hehehe…
salam
-japs-
Tuti :
Kayaknya komentarmu banyak ‘hehehe’nya deh Japs 😀
Wah, padahal “Rindu Lukisan” dan “Fly Me To The Moon” itu diciptakan tahun 50-an lho … (umur Japs berapa sekarang? paling-paling baru 20an toh? jadi lagu-lagu itu jamannya kakek-nenek Japs dulu … )
Selamat menunggu CD nyampe ke rumah (semoga nggak nyasar ke pangkalan metromini atau stasiun kereta jabotabek … 😀 )
Sama ya bu.. hobby kita, anak-anakku pada ngacir semua kalo aku dah mulai nyanyi. Kalo sikecil suka ngerebut mic untuk menghentikan aku bernyanyi.
Salam kenal bu.
Tuti :
Masih mending ya ngacir cuma anak-anak sendiri … lha kalau saya nyanyi, kambing pun ngacir tuh … hihihi 😀
Salam kenal juga, Mbak Siska. Terimakasih sudah mampir …
ibuu..wah kok jadi ngiler pingin bikin begituan juga ya? pripun ya?
hayyu buk, saya temani narsis nya, hehe…ngomong2 *dengan gaya serius betulan* penyakit gila no 25 itu setelah saya lihat di PPDGJ judul penyakitnya narsisko ramos (kayak beras ya…hihihi)
Tuti :
Kalau ngi*** ditutup pakai sapu tangan ya 😀
Walah, ternyata narsis pun bisa bikin orang lain pengin ya. Hayuu, gantian Mbak Ufi yang rekaman, saya jadi tukang keploknya 😀
Narsisko Ramos? Wah … masih mending daripada Narsisko Termos (panas euy … !) 😀
Saya siap jadi manager-nya bu Tuti, mumpung masih nganggur. Untuk pemasaran kita akan ikuti saran Pak Tridjoko di blog beliau, “out of the box.” Dijamin laris, lha wong belum ke label aja udah laris manis, apalagi kalo dibuat video klipnya. Salut bu Tuti.
Tuti :
Kalau dibuat video klip, jangan-jangan malah nggak laku Mas Alris, soalnya kalau lagi nyanyi saya jelek banget (emang kalau lagi diam nggak jelek? wahaha …. 😀 )
Btw, Pak Tri nulis apa ya? Nengok ke sana dulu ah ….. wuzzzz …. !
Saya dulu begitu, tapi lambat laun dengan kesibukan teramat sangat malah lupa untuk bikin rekaman seperti itu lagi, sisanya sekarang saya lagi bikin film petualangan sendiri dan di tonton sendiri…habis kalau bikin felm bneran biayanya selangit buuuuuuuuuuu.
Tuti :
Dari pada cuma ditonton sendiri, saya mau lho dikirimi film petualangan Pakde (tapi bukan petualangan di r*****g to? soalnya baca postingan Pakde waktu itu, yang ada gambar kaki ….. saya ngeriiii …. 😀 )
Mbak Tutiiiiii,
aku paling favorit Fatwa Pujangga…
entah kenapa kok Mbak Tuti cocok lagu ini….
Apa mungkin karena pengaruh bacaan proloognya yang bikin hati berdebar-debar ya????
Terima kasih banyak CD specialnya loh mbak.
(Ngga …saya ngga mau minta rekaman bareng, saya mau minta CD edisi dua dengan lagu yang lain aja heheheh)
EM
Tuti :
Beberapa teman mengatakan saya cocok menyanyikan lagu Melayu, tapi menurut Pak Trijoko (komen di atas), saya payah di lagu Melayu. Ya monggo saja. Album ini prasmanan kok, jadi silahkan ambil yang cocok dengan selera, tinggalkan yang nggak suka …. 😀
Hahaha …. saya juga nggak mau rekaman bareng Mbak Imel, soalnya kalau dibarengkan dengan suara Mbak Imel yang indah, nanti ketahuan banget bengkoknya suara saya … hihihi …. 😀
Album kedua? Mudah-mudahan …. saya juga pengin bikin yang lebih baik, yang dikerjakan dengan tenang dan teliti, nggak kebut-kebutan kayak kemarin. Kemarin itu ngejar waktu, supaya bisa dibawa Mbak Imel sebelum pulang ke Tokyo (nah lo … jadi memang spesial untuk Mbak Imel kan?)
Sudah dipost diblog, Bu Tuti. Hehehe…
Saya suka yang “Fly me to the moon”. Gak kalah deh ama Syaharani…
Ditunggu album keduanya Bu. Tapi dalam bentuk DVD ya, pake video klip background situs wisata di Yogya misalnya, kayaknya Oks banget tuh…
Serius nih Bu.
Tuti :
Saya juga paling suka “Fly Me To The Moon”. Dengan modal suara pas-pasan, kayaknya saya memang lebih baik memilih lagu-lagu yang tidak membutuhkan nafas panjang dan rentang nada yang lebar … hehehe …
Wahaha … kalau dibikin DVD pakai video klip, kayaknya saya harus mati-matian melangsingkan badan dulu, ditambah operasi plastik untuk mempermak wajah agar sedap dipandang 😀 😀
Bu Tuti, akhirnya semalam, saya punya kesempatan menikmati CD-nya, eh bukan CD yang itu lho Bu 😀
Pas baca cover-nya kaget juga. Wow! Hampir semua aliran musik bakal dinyanyikan, terus, terus ada lagu Melayu yang cengkoknya itu naudzubilah. Jadi penasaran, dan dua jempol buat Bu Tuti. Saya suka Fly me to the Moon dan sempat berguman … eh gila .. gila .. (tapi bukan penyakit gila lho Buuu) nyanyiin lagunya Josh Groban juga, yang sulit buat suara cewek. Ternyata, bisa lewat juga dengan selamat. Wah, geleng-geleng kepala sendiri saya. 😀
Pas dengerin lagu Melayu-nya, saya jadi gedeg sendiri, lha itu kok bisa mengubah-ubah cengkok dengan enak. Gurunya pasti jago, pita suaranya pasti lentur sangat.
**
Yang jelas, Bu, pas buka sampulnya, saya sudah mulai terharu karena aroma persahabatannya, sudah keluar menemui saya lebih dulu daripada CD Songs For Friends-nya. Terimakasih atas persahabatan yang terus dipupuk dan dirawat, moga-moga bisa mekar indah sepert bunga-bunga mawar Ibu yang cantik.
*peluk Bu Tuti*
Tuti :
Wah …. baju saya jadi kesempitan baca komen Yoga 😀 😀
“Fly Me To The Moon” memang lagu yang saya paling suka. Tapi sebenarnya ada dua nada pada lagu itu yang saya agak ‘kepleset’ melantunkannya. Rasanya pengin deh ngulang rekaman.
Tentang “You Raise Me Up”, memang saya perlu ‘perjuangan besar’ untuk bisa menyanyikannya. Di lagu ini juga ada satu nada yang agak ‘kepleset’ (wah, andai saya sempat memperbaikinya … ).
Untuk lagu Melayu, saya memang enjoy dengan cengkok-cengkok itu. Saya nggak punya guru, cengkok-cengkok itu muncul begitu saja. Setelah saya dengarkan lagi, sebenarnya cengkok-cengkok itu masih bisa dieksplor lebih variatif lagi.
Sebenarnya saya pengin nyanyi “Cindai”, tapi nggak sempat latihan lagu itu, wong rekamannya buru-buru kayak dikejar setan … 😀
Alhamdulillah, saya sangat bahagia jika persahabatan yang ingin saya ulurkan melalui CD ini bisa diterima oleh teman-teman. Persahabatan membuat hidup ini hangat dan indah, bukankah begitu?
Peluk juga untuk Yoga …
Lo, yang ditanyai kan yang punya. Jadi ya tetap ada anamnesa, history of desease. Cuma yang ditanya klien. Setelah itu baru dilakukan inspeksi, auskultasi, perkusi, kalau perlu rontgen, dan pemeriksaan laboratorum. Kemudian dilakukan diagnosa, prognosa, dan treatment. Gitu Mbak.
Wah ternyata mbak Tuti ini selain pengarang juga seorang teknokrat. Kalau dosen jurusan Arsitektur aku punya teman SMA namanya Handoyotomo. Kalau tenik sipil…..ya kalau di UGM teman di SMA I ya Siti Malkamah (kabarnya sudah profesor).
Omong-omong apa mbak Tuti masih kesulitan komentar di blog ku. mungkin mbak Tuti harus nulis Nama dan URL, tapi nama saja juga bisa, atau anonim.
Tuti :
Wah, gitu ya cara memeriksa hewan yang sakit. Lha kalau sakitnya pusing, gimana cara mendeteksinya? Eh, kok ada istilah kedokteran ‘perkusi’ (saya sih tahunya perkusi itu salah satu jenis alat musik … hehehe … ). Apa perkusi itu cara memeriksa dengan diketuk-ketuk untuk mendengarkan bunyi ya?
Pak Handoyo saya kenal, kami satu fakultas di UII, meskipun beda jurusan. Bu Siti Malkhamah adalah adik kelas saya di SMAN I Yogya, tapi saya tidak begitu kenal langsung. Memang betul, dia sudah profesor. Pinter kok dipek dewe ya … 😀 😀
Hehehe …. maaf beribu maaf Mas Gun, saya terpaksa berterus terang, belum sempat mengunjungi blog Mas Gun lagi. Lagi suibuuuk banget nih …. 😦
Fly me to the moon…
hmmmm….sungguh menyejukkan hati
Mbak Tuti menyanyikannya
dengan penuh penghayatan….
tajwidnya pas, suaranya oke
pokoknya mantaaap dekh
saluuuut for u……sista 🙂
Tuti :
Fly Me To The Moon …. naik pesawat Apollo ya Bang? 😀
Abang pernah dengar Doris Day menyanyikan lagu itu? Beda banget dengan cara saya menyanyikannya. Suara Doris Day mantab sekali (ya iyalaah …. ), dan dia mengalunkannya dengan sangaaaat romantis.
Kemarin oleh Mas Tono, arranger musik saya, dicoba dengan irama jazz, dan kelihatannya lebih cocok untuk saya.
Terimakasih, Bang …
Ya……begitulah. Yang dilakukan dalam ilmu kedokteran itu sebenarnya sama dengan kalau kita menemukan sebuah kaleng tertutup, dilihat …. dipegang-pegang, dikocok-kocok atau dipukul-pukul … barangkali berisi duit apa air. Nah ….. kalau sudah yakin baru kita tebak apa isinya. Setelah itu kita menentukan apa yang kita lakukan. Gitu ……
Wah hebat ya temanku Bu Siti Malkamah itu, sudah cantik … pinter. Eh, kalau masalah cantik … nggak tahu karena sejak lulus SMA aku belum pernah ketemu. Tapi kalau menurut ponakanku yang jadi mahasiswanya katanya masih cantik. Kalau Handoyotomo …. itu teman belajarku. Bedanya ia pinter aku sedikit bodho. Mbak kenal Mas Suprapto Budi Santoso?
Tuti :
Dikocok-kocok supaya tahu isinya duit apa air? Bisa tahu nggak, duitnya seratus perak atau seratus ribu perak? Terus, bisa dideteksi nggak, airnya dari sungai atau dari laut? Wakaka 😀 😀
Iya, Malkhamah memang cantik. Sampai sekarang juga masih cantik dan masih muda. Pak Handoyo saya juga kenal. Orangnya pintar dan ramah. Kalau Suprapto, saya kok nggak enal ya?
CD-nya mendarat dengan selamat di rumah saya, Bu, terima kasih.
Jujur saja saya suka dengan perubahan karakter dari penyanyi aslinya, terutama “You Rise Me Up” yang saya sukai, ke lekuk lembut dan mengayun suara Ibu.
Tuti :
Terimakasih Mas Arif suka “You Raise Me Up” saya (berbunga-bunga nih … wakaka 😀 ). Terus terang, saya ‘mengerahkan segenap kemampuan’ untuk bisa menyanyikan lagu itu, karena rentang nadanya cukup lebar, dari sangat rendah sampai sangat tinggi.
Eh aku kenal lagi, pak Nizam.
Tuti :
Pak Nizam juga adik kelas saya di SMA, tapi saya nggak begitu kenal …
Bu Tuti … belinya dimana ya? atau aku masih bisa dapet kiriman 😀 aku juga suka kok dengerin jazz dan sedikit bossa gitu … mau mau mau …
*kedip2 genit sama bu Tuti* 😉
Tuti :
Karena sudah dikedip-kedipin dengan genit oleh Ria, apa boleh buat, hati saya pun runtuh. Silahkan kirim alamat ke email saya ya Ria, disini tuti_nonka10@yahoo.com
Eeh …. tapi masih ada sisa nggak yaa …. 😦
jadi pengen buat jugaaaaaa…apa aku juga pengidap penyakit narsis ya???
Tuti :
Lhooo … kok ikut-ikutan Echa? Pasti narsisnya lebih dari aku … 😀
[…] Me to the Moon April 5, 2009 Posted by tantikris in music. trackback Bulan lalu seorang teman mengirimiku CD dengan judul Songs for Friends, isinya adalah lagu-lagu pilihan, lagu-lagu […]
[…] ulasan selengkapnya baca disini […]
ohh..ternyata pemilik blognya ini penyanyi toh…
pasti suaranya merdu sekali ya bu?
saya request lagu keroncong aja deh kalo begitu hehehe..
kunjungan perdana untuk silaturrahmi bu…
salam, ^_^
Tuti :
Salam, Didien … 🙂
Bukan, bukan penyanyi kok. Tukang ngamen yang sudah nggak laku di jalan …
Wah, saya nggak bisa nyanyi keroncong, kalau perut keroncongan mah bisa … 😀
Terimakasih kunjungan silaturahminya ya …