KESEMPURNAAN HANYA MILIK TUHAN
Beberapa hari ini hati saya ngilu mengikuti berita di televisi dan koran. Air mata saya menitik, dalam arti yang sebenar-benarnya …
Harapan saya hancur berantakan. Perasaan saya campur aduk antara tidak percaya, kecewa, dan duka yang mendalam. Orang yang selama ini saya kagumi karena kejujuran dan keteguhannya, yang menjadi tumpuan harapan saya (dan pastinya seluruh rakyat Indonesia) akan bisa memperbaiki situasi negara kita dari keterpurukan karena korupsi yang telah merambah ke segenap lini, yaitu Ketua KPK Antasari Azhar, menjadi tersangka kasus pembunuhan berencana. Sungguh sulit untuk menerima kenyataan ini.
Meskipun kasus ini masih perlu pembuktian, dan tidak mustahil ada konspirasi tersembunyi yang sengaja disusun untuk menjebak Antasari, berita mengejutkan ini sungguh membuat hari-hari saya muram.
No body is perfect ….
Tayangan berita tersangkutnya Ketua KPK Antasari Azhar di Metroteve
Beberapa tahun yang lalu, seorang ustadz beberapa kali menyampaikan dalam ceramahnya, bahwa seseorang tidak boleh sombong jika sedang berada di puncak kepopuleran, kesuksesan, dan disanjung orang. Semua itu ia peroleh karena Tuhan belum membuka aibnya saja. Siapa sangka, Abdullah Gymnastiar, ustadz yang menyampaikan petuah itu,Β akhirnya termakan oleh kata-katanya sendiri. Ia membuat kecewa dan terluka sedemikian banyak orang yang semula mengaguminya. Kepopulerannya pun hancur, kekaguman orang luruh, dan namanya hilang dari peredaran.
Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Khilaf dan lupa adalah sifat bawaan manusia, yang akan selalu muncul bahkan pada orang-orang yang memiliki iman kuat dan kepribadian tangguh. Barangkali sudah menjadi hukum alam, semakin tinggi posisi seseorang, semakin besar pula godaan yang menerpanya.Β Orang yang dikaruniai kemampuan lebih dari orang lain, seringkali memiliki kekurangan yang juga lebih dari orang lain.
Saya, para sahabat semua, pun demikian juga. Di antara kelebihan-kelebihan yang kita miliki, kita pun pasti memiliki banyak kekurangan. Kesadaran akan tiadanya manusia yang sempurna ini akan memudahkan kita untuk menerima orang lain apa adanya, memaklumi kekurangan-kekurangan mereka, dan memaafkan kesalahan-kesalahan sesama. Pernikahan akan lebih rukun dan bahagia jika kita bisa menerima kekurangan pasangan kita. Persahabatan dan persaudaraan akan lebih langgeng dan terjaga jika kita bisa saling memaklumi ketidaksempurnaan kita sebagai manusia.
Sudah barang tentu ada batas toleransi untuk setiap kekurangan yang kita miliki dan kesalahan yang kita lakukan. Kekurangan dan kekhilafan pasti berbeda dengan kejahatan dan pengkhianatan. Ada batas yang jelas dimana maaf dan permakluman harus berubah menjadi sanksi dan hukuman. Bukan atas nama balas dendam, tetapi untuk menegakkan kebenaran.
Kembali ke kasus Antasari, saya masih berharap semoga apa yang sebenarnya terjadi tidaklah seburuk opini publik yang tercipta saat ini. Saya masih berharap, ini semua adalah konspirasi sistematis dari kelompok atau orang yang tidak menyukai gebrakan Antasari dan KPK memberantas korupsi. Korupsi di negara kita sudah sedemikian parah merambah dari lapisan pejabat di level atas sampai ke level bawah, dan jika tidak ada upaya untuk melawannya, kita tinggal menunggu saatnya bangsa kita hancur menjadi bangsa yang hina dina.
Sedari awal Antasari dipilih dan sedari awal juga ia berkiprah begitu baik, saya berpikir “semoga ia kuat” dan ternyata ia gawal juga.
Salam kenal Ibu, sering melihat namamu di blog teman-teman.
Sugeng makaryo π
Tuti :
Wah, Mas DV sampai juga kemari. Terimakasih sudah berkenan mampir. Saya juga sering melihat wajah DV di blog teman-teman. Pernah juga buka blognya.
Salam kenal juga, DV π π
Hem, saya juga berharap demikian mbak Tuti, semoga kebenaran segera terbuka, krn Allah Maha Tahu segalanya.
Saya juga berharap semoga bangsa Indonesia tidak terus-terusan terpuruk oleh moral2 bejat (korupsi, dll) para pemimpin bangsa ini. Semoga bangsa ini tetap dilindungi oleh NYA. Amien.
See you mbak π π π π π
Best regard,
Bintang
Tuti :
Iya, kita doakan saja ya, semoga kebenaran sejati akan terbuka dalam persidangan nanti. Hanya saja, kebenaran itu seringkali harus diperjuangkan dengan keras, dengan segala kekuatan, dan ada kalanya kekuatan jahat yang lebih besar bisa mengalahkan kebenaran …
Thanks Mbak Elinda.
salam hangat π π π
kata orang; semakin tinggi sebuah pohon, semakin besar angin yg menerpanya…
saya juga hanya bisa merasa miris dan kasihan…
dunia yg digelutinya memang penuh dg intrik dan persengkokolan… dan ini adalah salah satu konsekwensi dari itu semua…
yang pasti, ini telah menjadi satu lagi pembelajaran buat kita semua…
Tuti :
quote : yang pasti, ini telah menjadi satu lagi pembelajaran buat kita semua…
Pembelajaran yang pahit, ya Uda?
saya juga masih berharap ini cuma konspirasi untuk menjatuhkan antasari….rasanya kok nggak percaya ya….masa’ sich cuman gara2 perempuan?
Tuti :
Harapan kita sama, Rani (eh … kok namanya sama dengan nama caddy yang jadi ‘pihak ketiga’ … qiqiqi … tapi Rani yang ini jelas beda dong π )
Siapa sangka, Abdullah Gymnastiar, ustadz yang menyampaikan petuah itu, akhirnya termakan oleh kata-katanya sendiri. Ia membuat kecewa dan terluka sedemikian banyak orang yang semula mengaguminya. Kepopulerannya pun hancur, kekaguman orang luruh, dan namanya hilang dari peredaran.
saya tidak setuju dengan pendapat mbak tuti tentang Abdullah Gymnastiar. Yang Beliau cari Insya Allah bukan kepopuleran di hadapan manusia, tetapi jauh dari itu untuk istikomah menjalankan agama Allah. Kejujuran beliau untuk berpoligami perlu dihargai.
Tuti :
Wah, ketemu pendukung Aa Gym nih.
Saya — mohon maaf — tidak berminat membahas soal pro kontra poligami disini, karena akan panjang lebar, dan sudah saya tulis di postingan lain. Saya hanya ingin menyampaikan ini saja : bahwa Allah tidak menganjurkan poligami, bahkan mengingatkan bahwa poligami itu sangat sulit. Dalam surat An Nisa disebutkan, bahwa laki-laki boleh beristeri lebih dari satu, tetapi jika ia tidak yakin akan bisa bersikap adil, lebih baik jangan dilakukan. Lalu di ayat yang lain (maaf, saya tidak hafal ayatnya) dikatakan : sesungguhnya bersikap adil itu sangat sulit, meskipun engkau menginginkannya.
Aa Gym beralasan, lebih baik poligami daripada zina. Lho, Rasulullah dulu tidak pernah menikahi isteri-isteri beliau karena alasan takut zina. Jadi kalau lelaki poligami dengan alasan mengikuti Rasulullah, itu salah besaaar! Aa Gym juga egois, karena hanya mengejar kebahagiaannya sendiri, tanpa peduli kehancuran hati Teh Ninih, isteri shalihah yang sudah memberinya 7 anak, dan sudah sekian lama mendampinginya sejak masih hidup susah.
Setuju Ibu …
Semoga yang sejatinya terjadi …
Tidak se “parah” opini yang merebak …
Aku takut ini adalah upaya de – legitimasi KPK …
Masalah pribadi dicampur aduk dengan institusi …
But …
Aku hanya berharap …
Semoga kedepannya lebih baik lagi …
For a better future …
For a better nation …
Tuti :
Iya Om …
KPK ini kan satu-satunya institusi yang sampai sekarang masih konsisten memberantas korupsi, sedangkan lembaga-lembaga lainnya (bahkan kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman) sudah kita ragukan independensinya. Semoga KPK tidak menjadi lemah karena kasus ini.
Commentku idem sama Om Trainer..
Semoga bukan separah dugaan sekarang ini.
Tuti :
Ya, semoga begitu Mbak Puak.
Mudah-mudahan masih tersisa sedikit kebenaran (soalnya kalau mengharap banyak, agak mustahil) dalam proses hukum di persidangan nanti.
skenario apapun yang dijalankan manusia, skenario Tuhan lah yang tak terbantahkan
Tuti :
Betul Mas Narno. Kita percaya pada skenario Tuhan.
banyak orang berharap pada KPK saat ini. saya hanya berharap, semoga bangsa ini semakin dewasa. demikian pula masyarakat nggak mudah termakan isu. saya khawatir, berita2 Antasari yg ada di TV itu hanya dipolitisir… dan itu hanya membuat masyarakat bingung.
Tuti :
Ya, kelihatannya memang ‘ada sesuatu’ dibalik peristiwa ini. Saya sedih melihat tayangan di teve waktu Antasari diperiksa, masak hanya memakai celana pendek, sandal jepit, dan baju tahanan berwarna oranye dengan tulisan “TAHANAN” di punggungnya. Kok sampai sebegitu hina perlakuan yang diterimanya. Padahal tahanan yang lain kan nggak begitu. Tahanan wanita yang tersangkut kasus BI (siapa itu namanya?), malah hadir di persidangan dengan dandanan menor.
Dulu di elu-elu kan … sekarang di kambing hitamkan … entah lah … saya agak sedikit awam dengan pola yang satu ini … mudah2an yang benar tetap benar yang keliru menjadi benar dalam bersikap!
Tuti :
Di dunia nyata ini, yang benar belum tentu menang, bisa saja kalah oleh yang salah tapi kuat. Begitulah, Pakde.
Tapi saya setuju dengan harapan Pakde, mudah2an yang benar tetap benar yang keliru menjadi benar dalam bersikap!
Mbak … saya ngga ngerti soal soal ginian.
Tapi emangnya ada ya orang yang bener-bener bersih di pemerintahan?
Lagian ini rame-ramenya juga baru aja kan. Sebentar lagi juga ganti tema lagi hihihi. Dan ingat sebentar lagi pemilihan presiden …. Pusing mikirin negara, mendingan pikirkan buat pendidikan anak-anak yang terlantar.
EM
Tuti :
Betul, Mbak Imel. Kalau sudah jadi pejabat tingkat atas, memang tak akan bisa lepas dari kepentingan berbagai pihak. Orang yang betul-betul jujur dan bersih agak sulit untuk bisa memegang jabatan tinggi, kecuali beberapa orang tertentu yang benar-benar memiliki kelebihan dan kekuatan, sehingga mampu ‘melawan’ rongrongan berbagai pihak.
Iya nih, menjelang Pilpres, situasi politik semakin panas. Semua sibuk mencari ‘kapal’ yang kira-kira bakal menang (sudah pasti untuk ikut menikmati kemenangan). Nggak ada lagi parpol yang sempat mikirin rakyat, yang kemarin mereka rayu habis-habisan untuk mendapatkan suara dalam pemilu.
Lepas dari benar tidaknya tuduhan yang ditujukan pada Pak Antasari, saya setuju dengan pernyataan Mbak Tuti ini :
“Kesadaran akan tiadanya manusia yang sempurna ini akan memudahkan kita untuk menerima orang lain apa adanya, memaklumi kekurangan-kekurangan mereka, dan memaafkan kesalahan-kesalahan sesama….”
π
Tuti :
Ya, begitulah Mbak. Memaklumi dan memaafkan kesalahan orang lain sesungguhnya bukan untuk kepentingan orang lain, tetapi untuk kepentingan kita sendiri. Dengan memaklumi dan memaafkan, hati kita jadi ringan. Bayangkan kalau kita terus-menerus dibebani oleh rasa kesal, marah, dan dendam, pasti menyiksa sekali, kan?
Mahkamah itu dapat tegak di berbagai pondasi, ada Mahkamah berpondasi diatas Kitab Undang Undang Hukum Pidana, ada yang berpondasi kepada Hati Nurani, ada yang berpondasi kepada Keadilan Tuhan, ada yang berpondasi kepada Keadilan Alam Semesta, ada yang berpondasi kepada Hukum Komunal atau Komunis, ada berpondasi kepada Hukum Karma.
Bagi kaoem perempoean, Hati selalu dibangun menjadi Mahkamah…..dan mengadili apa saja….
Tuti :
Quote : Bagi kaoem perempoean, Hati selalu dibangun menjadi Mahkamah…..dan mengadili apa saja….
Wah, apa maksudnya, Bang? Apakah berarti perempuan selalu hanya menggunakan kata hatinya, tak pernah memakai analisis otaknya? Bang Sis bisa didemo seluruh perempuan sedunia lho π
Kali ini saya tidak ingin berkomentar Mbak, hanya ingin menyampaikan Selamat Ulang Tahun ke 49 buat Mbak Tuti pada hari saya nulis ini (Minggu 10 Mei 2009). Teriring doa dan harapan semoga Mbak Tuti selalu bahagia, selalu dikaruniai kesehatan dan kebahagiaan yang sempurna, di dunia maupun di akhirat kelak. Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, pokoknya…..semoga yang baik-baik ajalah yang ditemui Mbak Tuti dalam kehidupan di dunia dan akherat. Amieen… (nek doanya kurang ya tambahi dewe ya Mbak). Nuwun.
Tuti :
Aduh, terimakasih Buhan … belum sempat saya posting ultah, sudah ada komen tentang ultah. Jadi terharu deh … π₯
Btw, dari mana tahu saya ultah ke 49? Pasti Buhan nungguin di luar ruang bersalin ya, ketika saya lahir? π π
Doanya sudah komplit kok, tinggal nambah sambel sama kecap saja … π )
Sekali lagi, terimakasih, Buhan.
apakah mungkin milihnya keliru ya…
tapi yang jelas dari satu sisi…kalau berita itu benar…kok ya eman eman, orang hebat, pejabat tinggi, pada posisi yang luar biasa kok kesrimpet yang sepele ya….
Moga moga saja, bukan untuk kepentingan politik..kasihan kalau hanya jadi korban.
Tuti :
Kasusnya masih terus bergulir … kita tunggu saja hasil penyelidikannya. Tetapi memang terasa ‘ada sesuatu’ dibalik kasus ini, jadi bukan cuma masalah caddy saja. Terlalu sepele kalau masalahnya cuma itu.
Mudah-mudahan kebenaran sejati akan bisa terbuka. Masalahnya, melawan kekuasaan, kebenaran kadang-kadang terkalahkan …
I’m nobody…
So…, I’m perfect…
Kidding… π
Tuti :
Smart comment π π
Mbak Tuti, saya juga prihatin, dan semoga keadilan jelas, siapapun yang bersalah mendapat hukuman setimpal. Sebelum ada putusan pengadilan, kita tak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, apalagi begitu banyaknya berita yang berseliweran.
Apapun, semoga KPK tetap bisa melanjutkan tugas2nya dengan baik
Tuti :
Betul Mbak Enny, begitu banyak versi cerita yang berkembang. Kita nggak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Nampaknya sih ada kasus besar yang tersembunyi dibalik semua ini. Semoga semua bisa terkuak ya …
Ini bocoran dari kalangan Jaksa ya bu, para Jaksa masih geram dengan tindakan Antasari yang mempermalukan kejaksaan meskipun dianya juga pensiunan Jaksa. Mereka sudah punya beberapa kartu truf untuk Antasari.
Saya tidak tahu apakah kejadian ini memang murni kesalahan AA ataukah kelemahan AA yang dimanfaatkan orang lain ataukah Grand Design? AA sendiri dalam track recordnya juga tidak bersih-bersih amat. Memang Jaksa tua itu tidak seagresif Jaksa muda dalam berkorupsi sehingga lebih mudah berkelitnya dibanding yang muda.
Namun demikian, secara pribadi saya tetap mengacungi jempol untuk AA yang berani memporakporandakan kejaksaan.
Tuti :
Iya, nampaknya kalangan kejaksaan memang geram kepada Antasari. Termasuk Jaksa Urip yang sudah masuk penjara, katanya makannya jadi banyak sejak Antasari ditangkap (wah! wah!). Proses penangkapan, penentuan sebagai tersangka, dan penahanan yang begitu cepat memang mengindikasikan banyaknya pihak-pihak yang senang Antasari masuk penjara.
Tentang ‘tidak terlalu bersih’nya Antasari, saya juga dengar (tapi baru-baru saja, sesudah postingan ini saya buat). Yah, berarti pepatah “No Body Is Perfect” itu memang betul. Ohya, sejujurnya saya memakai kalimat itu terinspirasi oleh Pak Eko lho π Thanks ya Pak …