ADA YANG BERMINAT?
Ketika bumi seakan runtuh dan langit terlihat gelap, ketika hati pedih dan hidup berkeping karena hubungan dengan orang tercinta hancur berantakan, apa yang kita lakukan?
Banyak pilihan. Let’s see …
Menembak oknum pelaku yang menjadi sumber bencana dengan bazoka? Hmm … selamat menghabiskan sisa umur di sel penjara yang pengap dan berkawan dengan kecoa yang busuk. Bunuh diri nyemplung ke ember? Ah, itu mah lebay banget, emang bunuh diri enak. Mengurung diri di kamar dan membanjiri bantal dengan air mata? Uff, repot njemurnya, kalau nggak kering bantal bakal jamuran. Menyantap semua isi kulkas? Sono gih, kalau mau tubuh melembung jadi gajah.
Pergi jauh, berganti suasana baru, setidaknya sementara, tampaknya adalah pilihan yang masuk akal. Mengeksplor sesuatu yang baru akan memberikan pengalaman fisik maupun batin yang mengasyikkan, menguras energi dan emosi, sehingga segala kepedihan dan rasa putus asa akan terlupakan, enyah sejauh-jauhnya.
Lalu, di mana akan tinggal? Hotel adalah pilihan paling mudah. Tetapi … hotel yang bagus tarifnya mahal. Lagipula, hotel tidak memberikan tantangan eksplorasi emosional. Bagaimana kalau bertukar rumah dengan seseorang? Nah, itu benar-benar mengasyikkan. Rumah lebih memberikan keleluasaan gerak dibanding kamar hotel. Rumah juga memiliki ‘kepribadian’ dan mencerminkan personifikasi pemiliknya. Rumah adalah bangunan yang hidup dan memiliki jiwa.
Jadi, jika anda sedang patah hati, benci dengan semua yang ada di sekitar anda, ingin membunuh apa saja yang ada dalam jangkauan tangan anda, dan ingin otak kembali waras, cobalah bertukar rumah dengan seseorang. Seperti yang dilakukan oleh Amanda Woods (diperankan oleh Cameron Diaz) dan Iris Simpkins (diperankan oleh Kate Winslet) dalam film “The Holiday” ini …
Amanda menemukan rumah Iris lewat internet, dan dua orang yang tidak saling kenal ini sepakat untuk bertukar rumah selama dua minggu
Alkisah, tersebutlah Amanda Woods, seorang pembuat iklan film yang sukses di Los Angeles. Ia sangat marah dan kesal karena pacarnya berselingkuh dengan sekretarisnya. Ia juga lelah dan jenuh dengan pekerjaannya, ingin berlibur ke suatu tempat yang jauh dari segala huru-hara yang terjadi dalam hidupnya.
Di Surrey, sebuah kota kecil di Inggris yang terpisah ribuan mil dari LA, Iris Simpkins, seorang editor “The Daily Telegraph”, mengalami musibah yang serupa dengan Amanda : kekasihnya mengumumkan pertunangannya di sebuah pesta di kantor, di depan hidungnya. Iris begitu putus asa hingga hampir bunuh diri dengan mengisap kompor gas … eh, maksudnya, gas kompor.
Kedua wanita cantik yang hidupnya sedang gonjang-ganjing ini dipertemukan oleh nasib di internet, lewat sebuah program pertukaran rumah. Keduanya merasa cocok, dan sepakat untuk saling bertukar rumah selama 2 minggu. Iris akan ke LA, dan Amanda ke Surrey.
Rumah Iris di pinggiran Surrey, sebuah pondok pedusunan berdinding batu, seperti rumah dongeng
Rumah Amanda di Los Angeles, sebuh rumah mewah super modern, berada di tengah hunian para insan film Hollywood
Perjalanan panjang pun ditempuh oleh Amanda dan Iris, yang sesungguhnya tidak saling kenal. Keduanya menjalin kesepakatan berdasarkan kepercayaan saja, bahwa masing-masing akan menjaga rumah yang mereka tempati dengan sebaik-baiknya. Iris gembira bukan kepalang menemukan rumah Amanda yang besar dan indah, cerah oleh bunga dan sinar matahari, serta dilengkapi dengan kolam renang pribadi yang jernih sejuk. Sementara Amanda, setelah tersaruk-saruk harus berjalan kaki dengan sepatu berhak tinggi sambil menyeret kopor besar, dan sempat tergelincir di salju yang licin, melongo terpesona melihat rumah Iris yang eksotik.
Iris mengintip rumah Amanda dari luar pagar, gembira bukan kepalang
Amanda berteriak kegirangan menemukan rumah Iris
Pengalaman bertolak belakang diperoleh Amanda dan Iris ketika mengeksplor rumah pinjaman mereka. Iris menemukan amazing things di rumah Amanda, yang membuat ia melonjak-lonjak kegirangan. Sebaliknya, Amanda terantuk berbagai kesialan, yang membuat ia ingin meninggalkan pondok Iris hanya sehari setelah tiba disana.
Iris melompat kegirangan menemukan kolam renang pribadi di rumah Amanda
Amanda gemeletuk kedinginan di pondok Iris yang diselimuti salju
Cerita kemudian bergulir sebagaimana seharusnya sebuah film Hollywood. Amanda bertemu dengan Graham, kakak Iris, seorang duda dengan dua putri kecil yang cantik dan cerdas, sedangkan Iris bertemu dengan Miles, seorang pria gemuk yang tidak terlalu tampan tetapi sangat tulus dan baik hati. Setelah melalui berbagai onak dan duri (harus begitulah, supaya penonton senang!) akhirnya kedua pasangan ini bertemu untuk merayakan Natal dan Tahun Baru di rumah Iris di Inggris.
“The Holiday” adalah film komedi romantik, jadi bersiap-siaplah untuk tersenyum sekaligus menangis haru (bagi yang berbakat cengeng …). Nggak perlu mengerutkan kening untuk mengurai makna dibalik cerita, wong ini film yang sangat gampang dinikmati.
Pertemuan pertama Iris dan Miles. Miles membersihkan debu yang masuk ke mata Iris akibat tiupan angin kencang.
Pertemuan pertama Amanda dengan Graham. Graham mampir ke pondok Iris pada suatu malam yang beku oleh badai salju, tidak tahu kalau adiknya sedang pergi ke LA
Saya tidak sedang patah hati, juga tidak mencari orang yang sedang ingin bunuh diri karena putus cinta, tetapi ide bertukar rumah ini menarik sekali. Swear!
Adakah yang mau bertukar rumah dengan saya?
Saya punya rumah kecil yang saya beri nama Caty’s House . Kok Caty’s? Maksudnya, rumah ini adalah rumah kucing. Catat, bukan kandang kucing lho ya! Jadi, penghuninya adalah kucing? Yes indeed, tapi bukan kucing yang bisa lari-lari, melainkan boneka kucing, buku tentang kucing, foto kucing, patung kucing, dan segala yang berkaitan dengan kucing. Iya, saya memang kucinger … penggemar kucing maksudnyee … (ngawur ya istilahnya? Yo wis ben)
Ohya, di Caty’s House juga cukup tersedia buku bacaan, CD dan VCD, sehingga bagi yang suka bermalas-malasan sambil membaca buku dan menikmati musik atau film, saya bisa mengatakan ‘enjoy your self’. Ada juga dapur lengkap, jadi kalau anda koki berbakat, silahkan mengeksplorasi segala keahlian anda menciptakan masakan lezat (jangan lupa sisakan sebagian di freezer kulkas untuk saya … hihihi).
Caty’s House berlokasi di suatu pemukiman yang tenang
Halaman depan. Boleh duduk-duduk sambil menghirup udara segar, lebih disukai kalau mau juga mencabuti rumput yang tumbuh liar …
Kalau ingin bermain-main dan mengenang masa kanak-kanak yang indah, ada si Cempluk dan si Cemplon yang akan menemani
Ingin tidur lelap dan mimpi indah? Monggo …
Hallooo …. adakah di antara teman-teman yang punya rumah di Bali, Manado, Bukittinggi, Bandung, atau di manapun, yang mau bertukar rumah barang seninggu dengan saya? Jangan khawatir, saya selalu menjaga kebersihan, nggak berbakat ngutil barang milik orang, dan cinta tanaman sehingga akan dengan suka rela merawat taman yang ada.
Yuuuk …
Rumahnya bagus Bu, boleh kita bertukar tempat barang seminggu. Tapi, tahan gempa ndak ya?:)
Kalo bole nebak ini kayaknya disekitar Jakal atau Palagan ya?
Tuti :
Boleh, boleh … yuk tukar rumah. Tapi, rumahmu dimana, Don? Di Sidney? Whoaa …. lha kesananya muahalll tuh 😀
Rumahku tahan gempa kok, kan habis gempa 27 Mei 2006 itu sudah diperkuat.
Good guess Don, memang rumah itu ada di kawasan Jakal.
Hahahaha …
Boleh juga idenya bu …
en BTW …
ini rumahnya mungil namun memikat …
Salam saya
NH
Tuti :
Iya Om, rumahnya memang mungil, lha wong rumah kucing gitu loh … 😀
Makasih Ooommmm ….
Iya, ini film udah lama kan bu?, aku sudah lihat kira-kira 2 tahun yl. bagus emang ceritanya. Bu tuti ikutan reality show tukar rumah aja kalau ngak salah di RCTI…
Tuti :
Betul Mas Nazar, film ini diproduksi tahun 2006. Saya beli VCDnya barusan, jadi nontonnya ya barusan.
Wah … ada ya acara reality show tukar rumah di teve? Coba deh …. siapa tahu bisa tukar dengan rumah presiden di Cikeas … hehehe 😀
wahh mbak aku ngga mau nawarin tuker rumah yang di tokyo. amat sangat tidak layak soalnya. Nanti kalo udah beli rumah ya, atau kalau udah dapat warisan rumah hihihi.
Rumahku di tokyo, sedangkan kelinci aja ngga mau tinggal hihihi.
EM
Tuti :
Ya iyalah, kelinci nggak mau tinggal di rumah Mbak Imel yang di Tokyo, lha kan kelinci suka ngeruk tanah bikin lubang. Sedangkan rumah Mbak Imel kan lantainya bukan tanah, iya toh … 😀
Ditunggu rumah barunya Mbak. Sebelum Mbak pakai, pinjemin ke aku dulu … hihihi
jd pingin lihat filmnya
Tuti :
Weh …. saya pikir ‘jd pengin tukar rumah sama Tuti’ … 😀
Wow … beneran mbak?? ehehhe
btw idenya menarik yaa 🙂
Tuti :
Beneran dong! Rumah Huang dimana? Bukan di tengah kuburan toh? Kalau disitu, aku nggak mauuuu ….. 😦
Kalau aku mau tukeran seminggu apa mbak Tuti mau … lha rumahku berantakan je.
Tuti :
Beres Mbak, nanti saya rapiin … 😀 (maksudnya, dirapiin itu yang berantakan disingkirkan semua ke truk … hahaha!)
wah kalau tukeran rumah, semua penghuni harus ikut ngungsi juga dong? huaaa…
Tuti :
Huaaa …. iya dong. Jangan ditinggalin tuh cicak, kecoa, semut, sama tikusnya 😀
Aqu sudah liat Filmnya…bagus…(Drama gt lho..)
mau tukeran rumah bu?
rumahku pernah masuk TV lho…acara pemburu Hantu…hehehe…
Rumah peninggalan jaman belanda soalnya…
Tuti :
Pemburu hantu? Hwaa … itu aku. Kalau lihat aku, hantu-hantu pada lari kok, soalnya aku lebih serem dari hantu
bu, saya boleh numpang nginep ga klo maen ke Jogja hehehe maunya..
Tuti :
Bolyeh … bolyeh … asal kuat mbayar … hihihi 😀
Rumahnya cantik, tante … tampak nyaman …
tukeran rumah tuh berarti sepenghuni yang lainnya juga ya Tante? Wuih, ga kebayang ribetnya.
Btw saya udah nonton filmnya. Yang main ngganteng, tan … :p
Tuti :
Bukan ‘tampak nyaman’ Pen, tapi ‘memang nyaman’ kok 🙂
Ide tukeran rumah itu memang buat lajang. Lha kalo buat keluarga besar yang terdiri atas ayah, bunda, om, tante, aak, adik, nenek, kakek, si mbak ….. whoaa, ya repots bin ribets! 😀
Yang ganteng siapa? Graham Simpkins ya? Oh, jadi type ideal Narpen yang kayak gitu ya … (*manggut-manggut*)
Sayang sampai saat ini saya masih ikutan bareng teman-teman. Kalo udah punya rumah mau deh…
Tuti :
Ditunggu punya rumahnya, Bang Alris …. 🙂
Mau banget… Di Bukittinggi ada rumah kami yang siap ditempati kapan saja, tapi kudu dibersihkan dulu dikit, hehehe… 😀
Caty’s house-nya di mana tuh Bu Tuti?
Tuti :
Bener nih, Uda punya rumah di Bukittinggi? Wah, saya mauu …. Saya pernah ke Bukittinggi tahun 2007, dan sudah saya posting di https://tutinonka.wordpress.com/2008/06/18/ranah-minang-indah-nian/
Pengin ke sana lagi, soalnya dulu belum sempat ke Danau Singkarak, belum masuk ke lubang Jepang, belum ke museum Hatta, belum makan sate Padang Panjang …. 🙂
Caty’s House ada di Yogya sebelah utara Da. Kira-kira 45 menit dari rumah Uda.
ya beneran… rumah kami kira-kira 30 menit dari jam gadang. tapi di desa, gak sebanding dengan chaty’s house, apalagi dengan The Hill hotel, hehehe… 😀
Tuti :
Justru di desa itu yang menarik, karena bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat dan budaya asli. Kalau di hotel (seperti The Hill), nggak ada ‘rasa’ Minangnya …
Jadi ingat Tukar Nasib (salah satu acara di TV Swasta) 😀
Tuti :
Saya mau tukar nasib jadi Ibu Ani SBY … 😀
Bertukar rumah dengan lokasi berjauhan, apa tidak bikin pekerjaan terbengkalai, Bu? Iya, kalau kedua yang mau bertukar rumah sedang libur atau cuti. Kalau sedang repot-repotnya, gimana, dong?
Tuti :
Yeee …. Bang Rachee baca resensi filmnya dulu dong. Sudah pasti ini untuk orang yang lagi cuti, yang lagi pengin suasana lain. Ngapain juga pindah rumah kalau lagi sibuk-buk-buk. Kalau lagi ditumpukin tugas kantor, ya mending tukar rumahnya dengan ruang kerja di kantor … 🙂
Iya nih , jadi ingat “tukar nasib” yang ditukar bukan cuma rumah (dan suasananya) tapi juga nasibnya…yang direktur jadi pedagang mie ayam atau tukang tambal ban…yang wong ciclik tiba2 jadi orang kaya…ya terjadilah gegar budaya dan gegar nasib, tentunya…
Kalau Mbak tuti tukar nasib dengan saya kira2 gimana ya ? apa bisa saya tiba2 harus “mulang” mahasiswa, begitu juga Mbak Tuti harus ngojekin karin – Aizs tiap hari…qiqiqiqi…
Tuti :
Saya mauuuu …. tukar nasib sama Mbak Ayik. Lha wong jadi putri ayu dari dalem Badran, dengan dua putri yang cantik-cantik dan cerdas-cerdas, siapa yang nggak mau? Eh …. tapi-tapi, suami ikut ditukar nggak ya? Waduuh , repot ini … kaco urusannya … qiqiqi 😀
Tukeran rumah yuk … rumahku gubug … tapi mau ditukar yang gedongan biar beda gitu … 😆
Tuti :
Gubug derita atau gubug cinta nih … 😀 😀
Mas Yari … lhooo, kok malah ngumpet? ….. 😦
Lah… kok aneh….?? Komen saya jadi nggak ada, kenapa ya?? :(( Padahal sudah saya tulis panjang2.
Ya udah…. saya tulis besok aja lagi ya mbak Tuti…. :((
Tuti :
Waduh …. ma’aaaf Mas Yari, saya juga nggak tahu, kenapa komen Mas Yari hilang isinya. Kalau ditelan akismet, biasanya nggak muncul semua. Lha ini kok fotonya muncul, tapi tulisannya ilang. Mungkin foto Mas Yari terlalu gede, jadi akismetnya nggak bisa nguntal …
Sekali lagi, maaf …..
boleh-boleh…
Tuti :
ambil … ambil …
Halo!
Salam kenal dariku…
Wah, idenya menarik bgt! tapi aku nungguin ‘kisah’ sesudah tukeran rumah aja! Soalnya gak punya rumah layak yg bisa buat dituker seminggu!
Oya sekalian permisi mau mbaca-mbaca cerita dan kisah petualangan ibu yang seru dan keren plus hebat! (bleh, komplit bgt pujiannya!)
Salam hormat
Tuti :
Hallo Henny …. wah, dilimpahi pujian komplit pakai telor gini saya jadi tersipu-sipu … (haiyah!)
Terimakasih, maturnuwun, nuhun pisan, tengkiu, danke schon …. 🙂 🙂
Boleh tuh, rumah saya cuman tanah gak nyampe 2 x 2, mau????
hehehe
Tuti :
Nggak nyampai 2×2, jadi 2×1? Ogaah!! Itu mah kuburan …
emang napa tante
ko rumahnya mau di tukar…,
salam kenal..,
Tuti :
nggak napa-napa … iseng ajah … 🙂
salam kenal juga, Cah
Sebenarnya jikalau buat skenario film sebenarnya ide tukaran rumah memang terlihat unik. Tetapi sebenarnya banyak juga orang Amerika atau orang Inggris yang merasa tidak begitu nyaman bertukaran rumah (walau buat sementara) karena memang rumah termasuk sangat pribadi yang tidak bisa sembarangan “ditukar2kan” apalagi dengan orang yang baru hanya kenal di Internet. Jikalau dapat orang yang “nggak bener” karena background-nya belum jelas, maka nantinya bisa repot.
Coba kalau skenario filmnya diganti, bukan film drama bahagia, tetapi serial pembunuhan thriller, di mana ternyata salah satu orang yang tukaran rumah ternyata seorang pembunuh atau kelainan yang selanjutnya akan terus menerus meneror teman tukaran rumahnya tersebut, pasti image pertukaran rumah akan berbeda. Huehuehue…
**ya udah… komentar terpaksa diperpendek dari aslinya, takut jadi kosong lagi** 😦
Tuti :
Haduuuh …. Mas Yari nakut-nakutin saya nih
Gimana kalau orang yang diajak bertukar rumah ternyata psikopat kayak Ryan dari Jember itu ya? Whoaa!!
Nggak ah, nggak ah, nggak ah …. saya cari orang baik-baik aja. Yang ninggalin rumah saya dengan doa, cinta, dan bunga (cieee …!!) 😀 😀
Lhah, tadi pagi saya sudah koment, kok ilang ? ada apa ini ?
MBak, habis baca postingan Mbak, saya langsung sewa DVD ‘the holiday” menyentuh sekali ceritanya, terutama idenya tukeran rumah itu…
Kalau saya tukeran rumah sama Mbak Tuti, saya khawatir badan Mbak Tuti bentol2 semua … wong di rumah saya nyamuknya ganas tidak kenal bahwa itu si jilbab merah kulitnya halus kagak boleh disentuh nyamuk …
Tuti :
Komennya pasti nggak diikat ya Mbak, jadinya lari deh, ilang 😀
Mbak, komen Mbak Ayik masuk karantina, dikira spam. Saya barusan menemukannya, dan sudah saya tanyain, spam atau bukan. Karena komen Mbak Ayik janji dia bukan spam, ya sudah, saya approve. Tuh … sudah muncul 😀
Jangan khawatir Mbak, kalau tukeran rumah dengan saya, saya tidur di Badran, nanti saya bilang sama nyamuk-nyamuk Badran : “Eh Muk, kamu pindah ke Yogya dulu ya, ikut tuan putrimu yang cantik, soalnya aku sudah bawa nyamuk sendiri dari Yogya” …. 😀
rumah saya saya beri nama CK house mbak, singkatan nama jalannya, terus saya juga punya dua boneka besar mirip si cempluk itu cuma saya beri nama reda dan jambonah hehe…
acara tukar rumah juga dilakukan salah satu acara di tipi kita, judulnya apa ya…?
btw, apapun keadaannya ndeker di rumah sendiri paling top markotop!
Tuti :
CK itu singkatan apa Mbak? “Cek Kontan”? “Celana Kecil”? “Chicken Kids”? 😀 😀
Kalau rumahnya seperti rumah Mbak Ernut, pastilah tinggal di rumah sendiri paling top markotop. Tukar rumah ini semacam ‘petualangan’, kayak jalan-jalan menjelajah suatu wilayah baru. Bagi orang yang suka tantangan, atau suka mencoba sesuatu yang ‘lain’, pasti menarik. Tentu lihat-lihat rumahnya dulu. Kalau rumahnya jorok, jelek, dan menyesakkan, apalagi ada hantunya …. ogaaah …. 😀
tukeran rumah….??
kayaknya nggak deh mbak
sekecil atau sejelek apapun kalau tinggal di rumah sendiri pasti menyenangkan tentunya
dibanding tinggal di rumah mewah tp milik orang lain
hmmm….belum tentu senyaman dan seenak di rumah sendiri
Tuti :
Wahaha … Mbak Linda sealiran dengan Mbak Ernut nih, aliran “setia pada rumah sendiri” 😀
Home sweet home ya Mbak.
Kalau saya, mau dong tukar seminggu tinggal di Istana Negara (kalau selamanya … ogah aaah …) 🙂
Daku belum punya rumah bunda 🙂
masih nabung nih sama suamiku…
jadi kalau aku yang numpang nginap rumah bunda aja kalau ke joqja boleh ? :p
dikemplang.com hahahahhaha
lancang surlancang hihihi
Tuti :
Silahken … silahken …. kalau pas ke Yogya tinggal di Caty’s House. Dijamin, nggak bakal dikemplang 😀 wong bukan lancang surlancang 😀
Caty’s House itu kosong kok, saya tinggal di rumah lain (eh … tapi nggak tahu ya, kalau ada penghuni yang saya nggak lihat … huwaaa … !! )
kalau tukeran rumah sama
Mbah Surip….saya gak maulah
tapi kalau sama Mbak Tuti,
jangankan tukaran rumah,
tukaran nasib, dan kepintaran
juga saya pasti mauuuuu…….
yuuuk………tukeran yuuuuk
😆
Tuti :
Tukeran nasib? Saya jadi orang Pakpak, Bang Mike jadi orang Jawa? Monggo … nanging kulo mboten saget boso Pakpak, kados pundi? 😀
Nah, kalau tukeran rumah, besok ya Bang, kalau saya ke Medan 🙂
tukeran rumah???ya maulah…
apalagi tukeran ilmu..mau banget..
lama gak berkunjung ke blognya mbak???
kunjungi ku lagi ya…tukeran pengalaman lagi
Tuti :
Mau tukeran rumah? Ok … dimana rumahnya, Noer?
Tukeran ilmu, wah ini saya juga mau banget 🙂
Terimakasih sudah berkunjung lagi ke blog saya. Segera meluncur untuk nengok blog Noersam …
mauuuuuuuuuuuuuuu
tukeran ama kos-kos’anku dibalikpapan yah
selamanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
btw kate winslet cantik banget yak??
*sambil mecahin jerawat*
Tuti :
Ha?? Tukeran ama kos-kosan? Owgh …. menarik juga, seumur-umur aku belum pernah kos soalnya … 😀
Tapi di balikpapan? Haduh, jangan-jangan di ‘balik papan’ ada kecoak sembunyi ya …
Kate Winslet memang cantik banget, tapi apa urusannya dengan mecahin jerawat? (eh, mecahinnya gimana? Dipukul pake palu ya … )
Ada-ada saja ide pembuat film dari Hollywood. Tukeran rumah saya bu. Yang kos banyak lho. Nanti malah repot ngurusi anak-anak kos. Tukar menukar film deh bu. Kalau itu sih oke.
Soal film itu, ada yang saya kurang senang. Adegan kemesraan yang “panas” hanya untuk pasangan yang cakep dan bertubuh langsing. Lha, adegan mesra Jack Black dan Kate Winslet ya seadanya saja. Tidak “panas”. Mungkin karena lebih menarik lihat adegan panas orang yang bertubuh ideal ya bu.
Tuti :
Rumah yang dimana Pak? Yang di Malibu itu ya? Atau yang di Riviera? Mau Pak, mauuu …. 😀
Tukeran film juga oke (pasti saya yang untung, soalnya koleksi film Pak Eko jauuuh lebih komplit-plit dari koleksi saya … ).
Soal yang “panas-panas” di The Holiday itu, tadinya saya menduga, Kate Winslet sendiri yang memang nggak mau beradegan panas (meskipun di Titanic dia cukup ‘seru’ juga dengan Leonardo Di Caprio). Saya sebel banget dengan Amanda Woods dan Graham Simpkins, mosok baru ketemu beberapa jam kok sudah sampai ‘kesana’. Hellahh!! Sebeelll … Nggak ada mesra-mesranya dulu, belum ada ikatan batin, kok sudah ‘bablas’ …
Saya jadi ingat, bukankah tempat bu Tuti itu ada si Jinni yang menunggu rumah. Kalau tukeran rumah, apakah si Jinni akan ikut bu Tuti atau saya akan menemui si Jinni. Wah takut juga mau tukeran rumah dengan bu Tuti.
Tuti :
Lho, kok takut, lha wong sosoknya cuantiiik je Pak. Nanti kalau dia suka sama Pak Eko, biar aja ikut pulang ke rumah Pak Eko 😀
Wuiih… rumahnya asyik banget Mbak, aku ngebayangin tidur siang di kamar si cemplon itu, kalo malam tidur dikamar yang satunya ma misuaku, lebih temaram soal’e…hehehe.
Tapi rumah kucing nya Mbak Tuti lebih besar dari rumahku Mbak…. Lebih cantik lagi.
Btw, kok rumahnya cantik2 gitu kosong Mbak? Nggak disewain aja? Atau disedekahin ke aku…hahahha… *becanda.com*
Tuti :
Iya, Caty’s House memang hanya ditempati sesekali, kalau pas ada keluarga yang berlibur di Yogya, atau kami kesana di akhir pekan. Nggak tega mau nyewain, soalnya seisi rumah itu ‘aku banget’ (hehe … maksudku, semua benda yang ada disana milik pribadiku, yang mencerminkan karakterku). Kalau disewain, takut rusak semua.
Disedekahin ke Dewi? Hahaha … takut kuwalat ah … 😀
Bunda…boleh tuh tukeran…hehehehe
tapi rumahku blom ada isinya gmn dunk??? 😀
Tuti :
Rumah Ria belum ada isinya? Emang Ria tinggal di luar rumah? Kan ada isinya tuh … gadis cantik yang namanya Ria … 😀
hehehe disini memang banyak tuh yg tukeran rumah … teman saya tukeran rumah selama 2 minggu …. Holland dan Canada … jadi tuker2an kaya di film itu … dia bilang fun ….
hehehehe …. rumah mbak Tuti aseek ……
Tuti :
Waaa … saya mau lho tukaran rumah dengan Mbak Wieda di Canada. Foto-foto di blog Mbak Wieda bagus-bagus bangeets ….
Tapi, tiket ke Canadanya … oowgh, mahaalll … 😥
dear Mba…
Kamu rumahnya manis sekali…aku jadi pengen tukeran rumah deee tp aku anak kost…apa kamu mau tukeran jd anak kost seminggu…aku juga lg broken heart…n i want be like cameron diaz in that movie but travelling on my schedule impossible ….what to do….help!!!!!! i need some fresh air……
Tuti :
Dear Mia,
Wah, tukeran sekarang? Rumahmu … eh, kamar kostmu dimana, Mia?
wahh boleh juga tuh mbak, yuuk tukeran selama seminggu, rumahku di Malang, di perumahan juga, fasilitas lengkap; ada AC,Water Heater, ada Kelinci, dvd, ps, tv cable, tp agak sedikit kurang rapih karena ada mainan segambreng yg nggak pernah bisa ditata…. maklum masih punya malaikat kecil umur 4 th yg tergila2 sama Princess hehehehe. tp kapan ya, lagian kalo lokasi di Jogja syuyaahh deehh, ortuku disana kalo smp jogja tinggal di rumah orang bisa di kutuk jadi kursi tamu aku :P…… coba di kota lain yg ngak terlalu sering aku kunjungi yah 😦
Tuti :
Rumah Maya di Malang? Waah … mau tuh. Aku suka di Malang, udaranya sejuk. Apalagi rumahnya full facilities gitu. Selain kelinci, ada kucingnya nggak? 😀
Rumah ortu di Yogya? Ya nggak papa, sekalian aja ortu diajak pindah ke rumahku … 😀
wah.. Caty`s house-nya boleh juga bu…untuk bermalas-malasan sementara waktu! nemu blog ibu pas lagi browsing gambar di google. salam kenal…
Tuti :
Terimakasih 🙂
Untuk rajin-rajinan, Caty’s House juga cocok kok … 😀
Salam kenal juga …
duh jadi malu, ketahuan deh kebiasaan `bermalas-malasannya`
Tuti :
Sekali-sekali bermalas-malasan nggak apa-apa kok, tapi kalau kebiasaan …. ? 😉
aku punya rumah dibekasi timur tepatnya digraha harapan ,aku kepingin punya rumah di daerah jakarta timur biar dekat ortuku yng sekarang lagi sakit sakitan ,kalu ada yng kerjanya dibekasi timur cocok banget dari pada ongkos
saya juga ada rmh d mks kota, rmhnya sih tua namun org akan tertarik dengan letak strategisnya, alamatnya d jln tinumbu 132 No.6 mks kode pos 90154, nego berat ancer-ancer 900san
kalo saya sih mau jual rumah saja, Maharta F3/3 Pondok Aren Ciledug Nego langsung ke lokasi saja, tak pake (se-7-an-2 sms), bagus lhoo, kekar, kokoh plat beton dekker besi ulis cakar ayan berlantai 3, ac, garasi km tidur (1 bawah, 2 tengah, 1 atas) 7312040 tak pake perantara (maaf ulah mereka sebagian besar ngibul), serius hub saya krn SHM nya pada saya empunya, trim berat friends.
08122250904-50