Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari 8th, 2010

Jiwa-jiwa Yang Retak

MEREKA HIDUP DI ALAM MEREKA SENDIRI

Waktu saya kecil dulu, di dekat rumah saya tinggal seorang wanita cantik, sebut saja Den Ayu . Ia dikaruniai wajah cantik dan kulit bersih, tetapi jiwa dan pikirannya kosong. Saya tidak tahu apa penyebabnya, yang jelas dia sakit jiwa, pikirannya tidak normal, dan dia tidak memiliki kemampuan mengontrol perilakunya.

Kami, saya dan anak-anak kecil di kampung, suka menggoda Den Ayu. Kami memanggil-manggil namanya, lalu berteriak bersama-sama : “Den Ayuu … buka tokooo… !!”. Maka Den Ayu pun akan membuka ‘toko’nya, yaitu mengangkat roknya hingga setinggi pinggang. Padahal … Den Ayu tak pernah memakai apa-apa dibalik roknya ….

Setelah Den Ayu ‘membuka toko’, anak-anak akan tertawa berderai-derai dan bersorak-sorak ….

Puluhan tahun kemudian, detik ini, ketika menulis posting ini, saya menangis. Alangkah jahatnya perilaku kami waktu itu. Alangkah buruknya moral kami! Den Ayu, maafkan kami, maafkan kami, maafkan kami ….. Saya tak bisa minta maaf langsung kepadanya, karena wanita malang itu sudah lama berpulang. Saya berdoa, semoga Allah memberi ia tempat yang terbaik di sisiNya …

Saya tak tahu, mengapa pada waktu itu tidak ada yang menegur atau mengajarkan kepada kami, anak-anak, bahwa kita tidak boleh memperlakukan orang sakit jiwa dengan buruk. Orang tua saya, juga orang tua teman-teman saya, memang tidak tahu kelakuan nakal kami, tetapi mereka tahu tentang keberadaan Den Ayu, dan semestinya mengajarkan kepada kami bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang sakit seperti dirinya. Kenyataannya, masyarakat justru menjadikan orang sakit jiwa sebagai bulan-bulanan : ditonton, dihina, ditertawakan, dipermainkan, meskipun juga ditakuti kalau dia mulai mengamuk.

Apa yang terjadi dengan nurani kita?

Padahal, penderita sakit jiwa adalah manusia juga. Sakit jiwa adalah ciptaan Tuhan juga. Jika kita menghina mereka, bukankah sama saja kita menghina Tuhan? Mereka adalah insan-insan yang malang, yang menderita sakit bukan karena kemauan atau kesalahan mereka sendiri. Seharusnya kita, orang-orang yang waras ini, mengasihani, mengasihi, dan melindungi mereka.


Sosok malang yang kehilangan kesadaran atas dirinya (foto : Mira Chandra, dipinjam dariĀ sini )

(lebih…)

Read Full Post »