Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2010

I V F

Saya mengenal beberapa pasangan, teman dan sahabat saya, yang sama-sama tidak (belum) memiliki anak hingga lewat beberapa tahun usia pernikahan mereka.  Tapi sebaliknya, ada seorang teman saya, usianya belum 40, saat ini memiliki 8 anak (swear … delapan, wolu, eight!) yang dilahirkannya sendiri. Astagaaa … ! Hari gini, punya delapan anak? Dan tidak berencana untuk KB! Betul-betul membuat kita takjub … *melongo dan geleng-geleng*

Sekitar 10% – 15% pasangan usia subur mengalami infertilisasi, atau tidak memperoleh keturunan. Pada kasus-kasus tertentu, pasangan yang infertil masih bisa mendapatkan anak melalui program bayi tabung (In Vitro Fertilization). Teknik IVF sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an oleh Robert Geoffrey Edwards yang dilahirkan di Inggris pada 27 September 1925. Meskipun mengalami serangkaian percobaan yang gagal, Edwards pantang menyerah. Usaha kerasnya akhirnya sukses dengan lahirnya Louis Brown, bayi tabung pertama di dunia, pada tahun 1978. Kini, teknologi IVF sudah semakin berkembang, dan sekitar 4 juta bayi telah berhasil dilahirkan melalui proses bayi tabung. Atas jasanya yang luar biasa di dunia kedokteran, Edwards memperoleh penghargaan Nobel untuk Bidang Kedokteran Tahun 2010.


Robert Edwards, sang penemu IVF (foto dipinjam dari sini)

Medali Nobel (foto dipinjam dari sini )

(lebih…)

Read Full Post »

Anda kenal siapa Mak Itam? Meski bukan emaknya si Big Boy, dan meskipun Mak Itam merangkak di Indonesia sementara Big Boy berkelana di Amerika Serikat, mereka masih memiliki hubungan kekerabatan.

Badan Mak Itam kekar gagah, dan sesuai dengan namanya, warnanya hitam legam. Kalau berteriak, suaranya bisa membuat orang terperosok ke selokan saking kagetnya. Ohya, sambil merangkak dan mendengus-dengus, mengeluarkan asap mengepul dari lobang hidungnya yang besar, biasanya dia menggendong sekian ‘anak’ di punggungnya.

Hahaha … 😀 . Jangan mengkerut ketakutan dan buru-buru berhenti membaca. Mak Itam tidak sekaum dengan Mak Lampir.  Mak Itam ini, meskipun kalau diukur dengan skala kecantikan versi Miss Universe bakal berada jauh di bawah angka nol, kehadirannya pernah sangat berjasa bagi pertambangan batubara di Sawahlunto, Sumatera Barat. Sekarang Mak Itam diidamkan oleh para penggemar wisata moda transportasi kuno.


Mak Itam yang benar-benar legam (foto dipinjam dari sini)

 

Mak Itam adalah lokomotif uap tipe E 1060. Dulu loko ini dipergunakan untuk mengangkut batubara dari tambang Ombilin, Sawahlunto ke pelabuhan Emma Haven (sekarang Teluk Bayur). Pada tahun 1980an produksi tambang menurun dan Mak Itam dipensiunkan. Mak Itam pun diboyong ke Jawa. Baru pada 15 Desember 2008, Mak Itam ‘pulang kampung’ ke Sumatera Barat dan diresmikan sebagai kereta wisata oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal. Kini Mak Itam melakukan perjalanan secara reguler setiap hari Minggu atau hari libur pukul 12.00 dari Stasiun Sawahlunto ke Muarakalaban, yang ditempuh dalam waktu 30 menit.  Yang konon menimbulkan sensasi luar biasa adalah ketika Mak Itam memasuki terowongan Lubang Kalam (dibangun tahun 1894), dengan asap dan lengkingan lokomotifnya yang menggetarkan.

Adapun Big Boy, siapa pula dia? Woow … sesuai dengan namanya, penampilan Big Boy kekar berotot, sangar dan siap menaklukkan tantangan apapun yang ada di depannya. Ia akan memanjat pegunungan dengan perkasa, meskipun diganduli rangkaian gerbong seberat 3.600 ton. Big Boy adalah lokomotif uap terbesar di dunia, yang diproduksi oleh Alco Locomotive Work di Amerika pada tahun 1941. Loko ini dioperasikan oleh Union Pacific Amerika Serikat, memiliki kecepatan 150 km/jam, dan tekanan uap 300 psi. Big Boy bersaudara 25 buah, dan rata-rata telah mengarungi 1.000.000 mil perjalanan. Wow!


(lebih…)

Read Full Post »

Setelah umat Islam di Indonesia ‘tersenyum’ dengan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1431 H (2010 M) pada tanggal yang sama, Hari Raya Idul Adha tahun ini kembali dirayakan pada tanggal yang berbeda. Sebagian sudah sholat Ied pada tanggal 16 November, sebagian lagi baru pergi ke masjid pada tanggal 17. Penyebab perbedaan ini, sebagaimana pernah saya ulas di “Minggu Atau Senin” adalah perbedaan cara penentuan tanggal, yaitu dengan cara hisab dan rukyah.

Ada satu artikel menarik yang saya baca di harian Kompas (16 November), yang membuka wawasan baru bagi saya, sehingga ingin saya share di sini. Bagi teman-teman yang sudah sempat membacanya juga, mungkin bisa ikut urun pendapat.

Selama ini, ternyata banyak dari kita (khususnya saya … 🙂 ) yang mencampur adukkan antara sistem kalender Masehi yang berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari, dengan sistem kalender Hijriyah yang berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Tanggal (dan perbedaan waktu) pada sistem kalender Masehi ditentukan berdasarkan garis bujur, yaitu garis yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan, dengan titik nolnya di Greenwich (Inggris). Indonesia terletak di Bujur Timur, sehingga kita melihat matahari lebih dahulu daripada orang Inggris. Waktu Indonesia (untuk WIB) lebih cepat 7 jam dari Greenwich, dan lebih cepat 4 jam dari Makkah (Arab Saudi).

Nah, jika dihitung dengan sistem kalender Hijriyah, perbedaan waktu itu tidak mengikuti garis bujur, melainkan mengikuti garis ketinggian hilal 0 derajad. Ohya … hilal adalah kenampakan bulat sabit pertama, yang menandakan awal bulan baru. Menurut logika kalender Masehi, waktu di Indonesia selalu lebih dulu 4 jam dari waktu di Makkah, sehingga kalau Arab Saudi sudah merayakan Idul Adha, maka Indonesia seharusnya juga sudah. Tetapi berdasarkan garis ketinggian hilal yang dipakai sebagai dasar pada kalender Hijriyah, waktu Arab Saudi  dan waktu Indonesia bisa sama, lebih cepat, atau lebih lambat.


Garis bujur (vertikal bengkok-bengkok) yang memisahkan tanggal 6 November 2010 dan 5 November 2010, dan garis ketinggian hilal 0 derajad yang melintang di atas Indonesia, Asia selatan dan Afrika utara (foto : Kompas)


Dari gambar di atas terlihat bahwa dua tempat yang terletak di garis bujur yang sama, yang menurut sistem kalender Masehi memiliki waktu sama, dalam sistem kalender Hijriyah bisa memiliki waktu yang berbeda. Garis kalender Hijriyah memiliki 235 variasi yang berbeda setiap bulannya. Garis penanggalan bulan ini akan kembali ke tempat yang sama dalam kurun sekitar 19 tahun. Satu lagi yang berbeda, kalender Masehi dimulai sesudah tengah malam (jam 00.00), sedangkan kalender Hijriyah dimulai sesudah matahari tenggelam.

Rumit? Sebenarnya menarik, bagi yang suka Astronomi (seperti saya … 😀 ). Tapi supaya teman-teman tidak keburu hengkang dari posting ini karena bosan, iya deh … saya sudahi saja penjelasan tentang sistem kalender Masehi dan Hijriyah (yang sebetulnya baru sekelumit).

 

Orbit bumi, bulan, dan matahari (foto : dipinjam dari sini)

Bulan sabit di atas ufuk (foto : dipinjam dari sini)

(lebih…)

Read Full Post »

Guling

Sekali-sekali TV menyajikan tayangan nggak mutu ah …  (hiyyaah, memangnya selama ini bermutu? hahah … 😉 ).

Ini tentang guling. Bukan kambing guling atau sapi guling, meskipun Hari Raya Idul Adha tinggal beberapa hari lagi. Lagipula, tidak pernah ada hewan kurban yang sempat berguling-guling di atas bara api dalam kondisi utuh, karena semua harus dibagi rata sampai ke tulang-tulangnya. Ini juga bukan soal tukar guling tanah milik sekolah yang letaknya strategis di pusat kota dengan tanah kosong di pinggir kota. Ini tentang guling yang bersaudara dengan bantal …

Alkisah, tersebutlah Aling, sebuah guling milik seorang pangeran muda nun di Negeri Antah Berantah. Pangeran muda ini sudah sangat ingin beristri, tetapi ia belum juga menemukan gadis yang benar-benar ‘klik’ di hatinya. Padahal tak kurang-kurang gadis dari berbagai negeri, Negeri Atas Angin, Negeri Bawah Samudera,  Negeri Awan Berarak, sampai Negeri Bintang Berkerlip, yang antri ingin dipersunting olehnya. Karena kesepian, Sang Pangeran Muda lalu menjadikan gulingnya sebagai teman bercanda menjelang tidur. Guling itu diberinya nama Aling. Semula akan diberi nama Agul, tapi karena kedengaran seperti nama laki-laki, ia merasa kurang asyik tidur berteman guling laki-laki. Nanti dikira jeruk makan jeruk … hihihi 😀


Aling, yang matanya dari kancing dan bibirnya dari potongan cabe …

 

Foto di atas bukan Aling yang asli, karena Aling asli sedang jerawatan, sehingga malu difoto. Aling pada foto di atas diperankan oleh stuntgirl. Ia berjilbab merah bukan karena meniru tukang sapu TV, tapi karena aslinya dia gundul, sementara rambut palsunya sedang dipinjam Gayus Tambun’te’nan untuk nonton pertandingan tenis di Hotel Westin, Bali. Kan jelek kalau kepalanya kelihatan gundul, nanti dikira habis ketangkep nyolong jagung dan dikeroyok massa, jadi paling gampang ditutup saja pakai jilbab …

Karena prihatin melihat tuannya belum juga menemukan gadis yang cocok, Aling berinisiatif mencarikan jodoh bagi Sang Pangeran Muda. Ia membuatkan akun di Face Book, juga membuatkan blog di WordPress bagi Sang Pangeran. Aling memajang foto-foto paling keren tuannya, yang sudah dipermak mati-matian dengan photoshop, ditempeli kacamata hitam biar gaya. Aling juga mengaplod status di FB tuannya, menulis posting-posting motivasi yang lucu di blog Sang Pangeran Muda. Usaha Aling tak sia-sia. Penggemar Sang Pangeran Muda bertambah banyak. Telepon dan sms beruntun masuk ke ponselnya, kalimat bernada sayang mewarnai komen di FB maupun blognya.

 

Aling rajin menulis status FB dan posting tulisan di blog Sang Pangeran Muda

(lebih…)

Read Full Post »

Merapi Menggeliat

Merapi sedang unjuk rasa. Ia menggeliat, menggeram, dan memuntahkan isi perutnya. Magma yang sudah bertahun-tahun membuat perutnya mulas, sekarang tersembur keluar menjadi lava, dibarengi dengan awan panas, lahar panas, kerikil dan abu vulkanik. Segala jenis makhluk yang hidup di lerengnya, pohon, hewan, dan manusia, lebur kocar-kacir.

Sudah pasti Merapi tak bermaksud membuat makhluk-makhluk yang menumpang hidup di pinggang dan di kakinya sengsara. Ia sekadar menjalankan proses alamiah yang sudah ditentukan Sang Maha Pencipta. Ia sekadar memenuhi siklus geologi dan vulkanologi bumi, mengubah permukaan bumi dengan lapisan baru, yaitu endapan vulkanik yang pada saatnya nanti akan membuat bumi menjadi subur makmur.

Bahwa pada proses perubahan permukaan bumi itu banyak hewan dan manusia sengsara, itulah kehidupan. Ada sisi baik, ada sisi buruk. Kita bersimpati, menundukkan muka, dan ikut merasakan duka yang sedalam-dalamnya bagi saudara-saudara kita di lereng Merapi yang tak sempat menyelamatkan diri, yang kehilangan keluarga, rumah, sawah, ternak, dan segala milik mereka. Tabahlah, kuatkan diri, bersabar, dan tetap percaya pada kemurahan Allah. Tidak akan selamanya air mata itu mengalir, akan ada waktunya semua kesedihan berakhir.


Korban Merapi berlumur abu, berurai air mata. Tabahlah Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku … (foto : Ferganata Indra Riatmoko, Kompas)

(lebih…)

Read Full Post »

Pamer, Pamer … !

Bagi seorang seniman, memamerkan karya-karyanya, apakah itu berupa lukisan, patung, atau karya seni apapun, adalah moment yang bersejarah. Apalagi pameran tunggal. Tidak gampang bagi seorang seniman untuk bisa mengadakan pameran tunggal. Pertama-tama harus ada seorang kurator, seorang ahli seni yang memberikan penilaian pada karya-karyanya. Di dunia seni lukis, yang namanya kurator ini lebih berkuasa dari dewa. Tanpa rekomendasi seorang kurator, seorang pelukis belum akan diakui kepelukisannya. Dan agar sebuah lukisan bisa mendapatkan penilaian dari seorang kurator, tidaklah murah …

Lalu, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyewa gedung pameran yang representatif, untuk seremoni pembukaan, untuk biaya operasional selama pameran, untuk membuat katalog pameran, untuk publikasi agar pameran dikunjungi orang, untuk  ini, untuk itu … Pokoknya mahal, sodara-sodara!


Bisa pameran karya seni seperti ini? Mimpi …. 🙂


Nah, saya bukan seniman lukis, hanya seorang blogger yang suka narsis. Thanks God, ada wordpress di dunia ini, yang bisa saya manfaatkan semau-mau saya, sesuka-suka saya, senarsis-narsis saya. Maka, blog gratisan ini saya manfaatkan untuk pameran tunggal karya-karya saya. Halah-halah … pameran tunggal? Yes, indeed. Tak perlu kurator, tak perlu sewa gedung, tak perlu deg-degan ada pengunjung atau tidak. Paling-paling saya hanya akan melihat site stats untuk mengetahui jumlah hits dalam seminggu ke depan … 🙂

Sebelumnya, ijinkan saya cerita-cerita dulu … (flashback, gitu deh 🙂 )

Waktu kecil saya suka menggambar. Sampai kelas satu SMP saya masih menggambar, malah pernah bikin komik bergambar (tapi cuma saya simpan di rak). Sudah pasti gambar tangan, karena waktu itu belum ada software untuk membuat gambar dengan komputer. Di kelas dua SMP, minat saya beralih ke menulis cerpen, dan keterusan sampai lulus kuliah. Di dunia fiksi ‘jejak perjalanan’ saya cukup panjang, meskipun sekarang jejak itu sudah terhapus 🙂 . Minat saya untuk menulis cerpen atau novel sudah surut … 😦

Awal 2007, tiba-tiba saya pengin bisa melukis. Maka saya pun ‘nyantrik’ pada seorang pelukis yang cukup senior di Yogya. Dengan penuh semangat saya datang ke sanggarnya setiap hari Selasa, belajar melukis selama 3 jam. Kisah tentang belajar melukis ini lain kali akan saya posting sendiri, tapi intinya, hanya berjalan selama 3 bulan. Bukan karena saya bosan, tapi karena saya disibukkan oleh pekerjaan sehingga tidak punya waktu lagi. Segala peralatan melukis dan hasil latihanpun saya bungkus rapi dan saya simpan di kotak yang tidak pernah dibuka. Kandas sudah harapan dan angan-angan bisa melukis … hiks!

Sekitar sebulan yang lalu, tiba-tiba saya pengin memberi hadiah sketsa untuk seorang sahabat yang berulangtahun. Sahabat ini sudah membuat beberapa sketsa diri saya, dan saya pengin juga membuat sketsa dirinya. Sumpah, saya nggak pede, karena selama ini belum pernah membuat sketsa orang. Pada waktu belajar di galeri, kurikulumnya belum sampai ke menggambar orang 🙂 . Tapi saya coba saja, membuat sketsa sahabat saya dari fotonya. Sudah pasti diam-diam, jadi kalau gagal tinggal saya bakar dan saya tidak akan pernah cerita (malu dong 🙂 ). Ternyata … saya bisa! I did it! *lompat-lompat kegirangan* Meskipun nggak bagus-bagus amat, minimal kelihatan kalau itu gambar orang (dan lumayan ada kesamaan dengan fotonya). Inilah sketsa pertama saya itu ….

 

(lebih…)

Read Full Post »