Bagi seorang seniman, memamerkan karya-karyanya, apakah itu berupa lukisan, patung, atau karya seni apapun, adalah moment yang bersejarah. Apalagi pameran tunggal. Tidak gampang bagi seorang seniman untuk bisa mengadakan pameran tunggal. Pertama-tama harus ada seorang kurator, seorang ahli seni yang memberikan penilaian pada karya-karyanya. Di dunia seni lukis, yang namanya kurator ini lebih berkuasa dari dewa. Tanpa rekomendasi seorang kurator, seorang pelukis belum akan diakui kepelukisannya. Dan agar sebuah lukisan bisa mendapatkan penilaian dari seorang kurator, tidaklah murah …
Lalu, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyewa gedung pameran yang representatif, untuk seremoni pembukaan, untuk biaya operasional selama pameran, untuk membuat katalog pameran, untuk publikasi agar pameran dikunjungi orang, untuk ini, untuk itu … Pokoknya mahal, sodara-sodara!
Bisa pameran karya seni seperti ini? Mimpi …. 🙂
Nah, saya bukan seniman lukis, hanya seorang blogger yang suka narsis. Thanks God, ada wordpress di dunia ini, yang bisa saya manfaatkan semau-mau saya, sesuka-suka saya, senarsis-narsis saya. Maka, blog gratisan ini saya manfaatkan untuk pameran tunggal karya-karya saya. Halah-halah … pameran tunggal? Yes, indeed. Tak perlu kurator, tak perlu sewa gedung, tak perlu deg-degan ada pengunjung atau tidak. Paling-paling saya hanya akan melihat site stats untuk mengetahui jumlah hits dalam seminggu ke depan … 🙂
Sebelumnya, ijinkan saya cerita-cerita dulu … (flashback, gitu deh 🙂 )
Waktu kecil saya suka menggambar. Sampai kelas satu SMP saya masih menggambar, malah pernah bikin komik bergambar (tapi cuma saya simpan di rak). Sudah pasti gambar tangan, karena waktu itu belum ada software untuk membuat gambar dengan komputer. Di kelas dua SMP, minat saya beralih ke menulis cerpen, dan keterusan sampai lulus kuliah. Di dunia fiksi ‘jejak perjalanan’ saya cukup panjang, meskipun sekarang jejak itu sudah terhapus 🙂 . Minat saya untuk menulis cerpen atau novel sudah surut … 😦
Awal 2007, tiba-tiba saya pengin bisa melukis. Maka saya pun ‘nyantrik’ pada seorang pelukis yang cukup senior di Yogya. Dengan penuh semangat saya datang ke sanggarnya setiap hari Selasa, belajar melukis selama 3 jam. Kisah tentang belajar melukis ini lain kali akan saya posting sendiri, tapi intinya, hanya berjalan selama 3 bulan. Bukan karena saya bosan, tapi karena saya disibukkan oleh pekerjaan sehingga tidak punya waktu lagi. Segala peralatan melukis dan hasil latihanpun saya bungkus rapi dan saya simpan di kotak yang tidak pernah dibuka. Kandas sudah harapan dan angan-angan bisa melukis … hiks!
Sekitar sebulan yang lalu, tiba-tiba saya pengin memberi hadiah sketsa untuk seorang sahabat yang berulangtahun. Sahabat ini sudah membuat beberapa sketsa diri saya, dan saya pengin juga membuat sketsa dirinya. Sumpah, saya nggak pede, karena selama ini belum pernah membuat sketsa orang. Pada waktu belajar di galeri, kurikulumnya belum sampai ke menggambar orang 🙂 . Tapi saya coba saja, membuat sketsa sahabat saya dari fotonya. Sudah pasti diam-diam, jadi kalau gagal tinggal saya bakar dan saya tidak akan pernah cerita (malu dong 🙂 ). Ternyata … saya bisa! I did it! *lompat-lompat kegirangan* Meskipun nggak bagus-bagus amat, minimal kelihatan kalau itu gambar orang (dan lumayan ada kesamaan dengan fotonya). Inilah sketsa pertama saya itu ….


(lebih…)
Read Full Post »