Bagi seorang seniman, memamerkan karya-karyanya, apakah itu berupa lukisan, patung, atau karya seni apapun, adalah moment yang bersejarah. Apalagi pameran tunggal. Tidak gampang bagi seorang seniman untuk bisa mengadakan pameran tunggal. Pertama-tama harus ada seorang kurator, seorang ahli seni yang memberikan penilaian pada karya-karyanya. Di dunia seni lukis, yang namanya kurator ini lebih berkuasa dari dewa. Tanpa rekomendasi seorang kurator, seorang pelukis belum akan diakui kepelukisannya. Dan agar sebuah lukisan bisa mendapatkan penilaian dari seorang kurator, tidaklah murah …
Lalu, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyewa gedung pameran yang representatif, untuk seremoni pembukaan, untuk biaya operasional selama pameran, untuk membuat katalog pameran, untuk publikasi agar pameran dikunjungi orang, untukย ini, untuk itu … Pokoknya mahal, sodara-sodara!
Bisa pameran karya seni seperti ini? Mimpi …. ๐
Nah, saya bukan seniman lukis, hanya seorang blogger yang suka narsis. Thanks God, ada wordpress di dunia ini, yang bisa saya manfaatkan semau-mau saya, sesuka-suka saya, senarsis-narsis saya. Maka, blog gratisan ini saya manfaatkan untuk pameran tunggal karya-karya saya. Halah-halah … pameran tunggal? Yes, indeed. Tak perlu kurator, tak perlu sewa gedung, tak perlu deg-degan ada pengunjung atau tidak. Paling-paling saya hanya akan melihat site stats untuk mengetahui jumlah hits dalam seminggu ke depan … ๐
Sebelumnya, ijinkan saya cerita-cerita dulu … (flashback, gitu deh ๐ )
Waktu kecil saya suka menggambar. Sampai kelas satu SMP saya masih menggambar, malah pernah bikin komik bergambar (tapi cuma saya simpan di rak). Sudah pasti gambar tangan, karena waktu itu belum ada software untuk membuat gambar dengan komputer. Di kelas dua SMP, minat saya beralih ke menulis cerpen, dan keterusan sampai lulus kuliah. Di dunia fiksi ‘jejak perjalanan’ saya cukup panjang, meskipun sekarang jejak itu sudah terhapus ๐ . Minat saya untuk menulis cerpen atau novel sudah surut … ๐ฆ
Awal 2007, tiba-tiba saya pengin bisa melukis. Maka saya pun ‘nyantrik’ pada seorang pelukis yang cukup senior di Yogya. Dengan penuh semangat saya datang ke sanggarnya setiap hari Selasa, belajar melukis selama 3 jam. Kisah tentang belajar melukis ini lain kali akan saya posting sendiri, tapi intinya, hanya berjalan selama 3 bulan. Bukan karena saya bosan, tapi karena saya disibukkan oleh pekerjaan sehingga tidak punya waktu lagi. Segala peralatan melukis dan hasil latihanpun saya bungkus rapi dan saya simpan di kotak yang tidak pernah dibuka. Kandas sudah harapan dan angan-angan bisa melukis … hiks!
Sekitar sebulan yang lalu, tiba-tiba saya pengin memberi hadiah sketsa untukย seorang sahabat yang berulangtahun. Sahabat ini sudah membuat beberapa sketsa diri saya, dan saya pengin juga membuat sketsa dirinya. Sumpah, saya nggak pede, karena selama ini belum pernah membuat sketsa orang. Pada waktu belajar di galeri, kurikulumnya belum sampai ke menggambar orang ๐ . Tapi saya coba saja, membuat sketsa sahabat saya dari fotonya. Sudah pasti diam-diam, jadi kalau gagal tinggal saya bakar dan saya tidak akan pernah cerita (malu dong ๐ ). Ternyata … saya bisa! I did it! *lompat-lompat kegirangan* Meskipun nggak bagus-bagus amat, minimal kelihatan kalau itu gambar orang (dan lumayan ada kesamaan dengan fotonya). Inilah sketsa pertama saya itu ….
Kesuksesan (boleh dong saya anggap sukses … hihi ๐ ) sketsa pertama itu membuat rasa percaya diri saya muncul. Saya jadi tertantang dan bersemangat untuk membuat sketsa-sketsa yang lain. Menggambar foto bagi saya tidak gampang, sebab ada alat verifikasinya, yaitu foto itu sendiri. Harus mirip dengan apa yang ada di foto. Nah, menangkap karakter wajah orang ini yang nggak gampang. Sebuah garis tipis bisa membuat sebuah gambar tiba-tiba ‘kena’, dan menemukan ‘roh’nya. Sebaliknya, ketidak tepatan sebuah garis tipis bisa membuat ‘roh’ tersebut hilang. Nah, menemukan ‘roh’ ini yang tidak gampang (soalnya nggak bisa dengan bakar kemenyan atau panggil mbah dukun … ). Kalau menggambar benda mati, meleset sedikit tidak akan kelihatan kesalahannya. Kelopak kembang yang lebarnya meleset beberapa mili nggak akan ngaruh, tapi kalau hidung orang? Wow, bisa babak belur … ๐ฆ
Sketsa kedua yang saya buat adalah saya sendiri (teuteup … narsis :D).
Korban saya berikutnya adalah orang terdekat, suami saya. Cukup sulit memindahkan foto Pak MAM ke kertas. Sang model tak kunjung puas, menganggap sketsa saya tidak mirip dirinya. Lho, kok nggak hafal dengan wajah sendiri to? ๐ย Apa hendak dikata, meskipun konsumen tidak puas, inilah hasil maksimal yang bisa saya buat …
Untuk selanjutnya, saya akan tampilkan sketsa saya berdasarkan urutan tanggal pembuatannya. Semuanya adalah sketsa sahabat-sahabat, yang pastinya sudah tidak asing bagi pemirsa setia TV, karena mereka sering memberikan komentar pada posting-posting saya. Sketsa-sketsa ini saya buat tanpa minta ijin kepada yang bersangkutan, jadi mohon maaf jika ada sahabat yang tidak berkenan. Banyak sahabat lain yang ingin saya buat juga sketsanya, tapi karena keterbatasan waktu yang saya miliki, apa daya baru delapan sahabat ini yang sempat saya buat (untuk kali ini, semoga ada kali lain … ๐ ).
Oh ya, saya sertakan juga foto yangย saya pakai sebagai dasar membuat sketsa, untuk mempermudah teman-teman mengenali siapa yang saya gambar. Maklum, banyak sketsa yang melenceng cukup jauh dari foto aslinya ๐ฆย Bagi sahabat-sahabat yang dalam sketsa saya kelihatan kurang ganteng atau kurang cantik, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bukan karena saya sirik atau nggak mau disaingin (halah … ! ๐ ), tapi karena tangan saya nggak mampu mengikuti kemauan hati saya …
Oke, sketsa berikutnya adalah Ata (ya ampyun, Mr. Kecemete lagi … !). Sketsa ini saya buat sebagai ilustrasi tulisan Ata yang publish di TV minggu lalu. Pada dua sketsa saya, boss yang satu ini selalu memakai kecemete item. Ini memudahkan saya : tidak perlu menggambar mata ๐ . Yang agak merepotkan, di foto ini Ata memakai jaket hitam, sehingga sketsa saya jadi tampak monotoon, hitam melulu. Agar kelihatan sedikitย gaya, kerah jaket Ata saya modifikasi. Sudah dua kali saya tanya komentar Ata tentang sketsa ini, Tapi sang boss tidak memberi komentar. Ada dua kemungkinan : terpesona, atau sebaliknya, kecewa berat. Yeaaah … ๐ฆ
Sahabat berikutnya yang saya pindahkan ke lembaran kertas adalahย Mbak Imelda . Membuat sketsa Mbak Imel ini ujian berat bagi saya, dan kayaknya saya nggak lulus … hiks! Tapi kalau Mbak Imel berbaik hati, mungkin mau juga meluluskan saya (kan sama-sama dosen … ๐ ) meskipun hanya dengan nilai C. Berhari-hari saya memelototi foto Mbak Imel dan sketsa saya, mencari di mana letak kesalahan goresan saya, sehingga saya gagal menangkap wajah Mbak Imel. Rasanya semua sudah proporsional, tapi kok sketsa saya tidak mirip dengan foto Mbak Imel. Lebih cantik fotonya. Maafkan saya ya Mbak … ๐ฅ
Nah, berikutnya adalah sobat saya, YangKung. Sketsa ini sudah lebih dulu saya kirimkan ke Pak Eko, dan apa komentar beliau? Katanya, sketsa dirinya lebih mirip tukang bakso di sebelah rumahnya. Yang mirip dirinya cuma rambutnya yang jabrik. Hiks … hiks …. *ambil parang … cras cras cras … nebang pohon pisang* . Belakangan beliau mengatakan sketsa ini terlalu ganteng …. wakaka! ๐ย Ya olooh, segitu aja ganteng? Dan belakangan lagi, Pak Eko bilang pengin saya bikinkan sketsa lagi bersama cucunya. Lho, kok bukan sama Bu Eko, piye to iki? ๐ฎ
Mbak Enny adalah yang berikutnya saya jadikan sasaran …ย ๐ย Cukup sulit menggambar Mbak Enny. Berkali-kali karet penghapus saya usek-usekkan untuk memperbaiki bagian yang tidak pas. Bagian yang paling sulit adalah menggambar bibir. Begitu bibir bisa saya ‘tangkap’, yang lain gampang, tinggal disesuaikan.
Berikutnya …. nah, ini dia!ย Uda Vizon berkali-kali minta kepada Ata untuk dibikinkan sketsa dirinya. Duplikat aktor Teuku Ryan ini kayaknya ngebet bener wajah gantengnya dipindahkan ke kertas. Celakanya, Ata emoh membuat sketsa laki-laki (apalagi yang ganteng, soalnya takut tersaingi … hihi!). Ata spesialis membuat sketsa wanita (cantik). Jadi kalau Anda pernah dibuatkan sketsa oleh Ata, berarti Anda lulus kriteria cantik versi Ata … ๐
Oke, kembali ke Uda Vizon. Alamaak … susahnya menggambar Uda! Sulit sekali menggambar senyum Uda yang dikulum itu. Berjam-jam saya mantengin foto Uda Vizon sambil bergumam “Come on Uda, give me your smile …”. Ciri khas senyum Uda Vizon adalah pada gigi taring kecil di sebelah kanan, maka saya pusatkan perhatian saya ke sana. Owgh, tidak gampang menggambar gigi kecil itu. Tapi setelah senyum Uda berhasil saya tangkap , tetap saja sketsa saya lebih menyerupai adik atau kakak Uda Vizon, bukan Uda Vizon sendiri.ย Yaah … nyerah deh … ๐ฆ
Yang jelas, saya sekarang hapal banget wajah Uda Vizon, mungkin lebih hapal dari Uni Icha …. wakaka! Maap ya Uni, maklum pelukis gagal ini, jadi linglung … ๐
Berikut adalah bapak blogger sejagat, pencipta slogan paling populer, “The Beauty of Blogging”. Siapa lagi kalau bukanย Om Trainer alias Om Nh 18. Saya memberanikan diri membuat sketsa beliau, karena tanpa sketsa Om Nh, pameran tunggal saya bakal kehilangan pamor … ๐ย Maap kalo kelihatan agak muda’an dan gemuk’an ya Om *dijitak Om Nh*. Maap juga karena rambut Om jadi kelimis kayak iklan pomade …
Lady Clara Croft … wow, namanya keren! Orangnya juga keren, cantik banget. Clara, maap ya kalau sketsa saya nggak secantik foto Clara. Yang penting foto aslinya saya pasang, jadi pemirsa TV bisa tahu, kalau aslinya Lady Clara Croft itu ayu …. Ohya, sebagai seorang arsitek (meskipun sekarang banyak mengamati meteor …. soalnya bekerja di Badan Meteorologi ๐ ) Clara juga jago membuat sketsa. Ah, nggak sabar nunggu Clara posting sketsa-sketsanya …
Terakhir tapi tidak berarti kurang penting,ย Mbak Elindasari . Hallo … Mbak Linda. Apa kabar? Belum operasi wajah ya Mbak? (apa-apaan sih, pertanyaannya kok nggak sopan gini? ๐ฎ ). Maap Mbak, bukan bermaksud nggak sopan, tapi mau minta maaf. Sketsa wajah Mbak Linda nggak mirip dengan fotonya. Jadi gimana kalau Mbak Linda operasi wajah aja, supaya sama dengan sketsa yang saya buat? Hihi …. *dikejar Mbak Linda pakai sapu lidi*
Semua sketsa saya buat dengan pensil 2B, merk Staedtler. Pensil ini bisa dibeli di mana saja, pokoknya murah meriah. Saya suka memakai pensil ini, karena goresannya sangat kaya, tergantung pada kepekaan tangan kita. Bisa menghasilkan garis yang sangat tipis, bisa juga untuk membuat garis tebal dan pekat. Karet penghapus saya juga merk Staedtler (ya olooh, promosi gratis ni ye …).
Itulah isi pameran tunggal kali ini, teman-teman. Silahkan mengisi buku tamu dan menuliskan komentar. Ma’ap sketsa tidak dijual, karena ini koleksi pribadi. Ohya, pameran berlangsung selama seminggu, sampai tanggal 7 November, dibuka 24 jam sehari …
..
hmmm…
kok yang dipilih foto saya yang kecemete semua ya..?
yo wes, gakpapa.. daripada kelihatan mata saya yang sendu, nanti malah makin banyak yang ngefans.. *siap-siap dilemparin*
..
curang nih foto Bu Tuti sendiri wajahnya di bikin tirus, pipinya kurang cubby tuh.. hihihi…
benar begitu bukan..? [tanya ke komentator laen]
..
sketsa Pak MAM bagus, garis-garisnya tegas khas Bu Tuti..
tapi songkoknya kok gak simetris ya..?
..
hah..!! foto saya yang ini muncul lagi..
yang kata mbak Anna mirip Duta sheila on sepen.. ๐
semoga kali ini ada yang bilang mirip Justin beiber..
*ngarep sambil doa.. *
..
lesung pipitnya Mbak Em yang jadi ciri khas, kelihatan jelas kok..
itu yang paling penting.. ๐
..
Pak Eko emang ganteng kayak artis hongkong, andy Lau atau jacky cheung..
..
Bu Enny kelihatan cuantik, tampak lebih muda..
kayak 30-an deh..
..
yak oloh.. sampek gigi taring pun di perhati’in..
musti sering2 potong bulu idung nih, takut nanti bulu hidung saya di gambar panjang2.. ๐
itu songkok Uda kok pendek amat ya, bagian warna putihnya gak ikut di arsir..
@ buat Uda Vizon : tenang Da suatu saat nanti kalau saya pengen bikin sketsa temen blogger cowok, pasti Uda jadi orang pertama yang saya bikinin..
..
uhuy.. si Om kelihatan Muda dan ganteng..
coba kalo gak pake’ kumis mungkin bisa dikira anak mahasiswa.. ๐
..
senyum Clara boleh lah..
..
baju Mbak Elinda bagus deh, senyumnya juga manis..
kayaknya Bu Tuti ahli kalo bikin gambar bibir..
..
wiuuuuhhh akhirnya kelar juga liat-liat galerry Bu Tuti..
* isi buku tamu*
..
Tuti :
Wihh …. kedatangan tamu pertama, buku tamu langsung penuh, lha komennya puanjaaang … ๐
Hihihi … pilih foto yang pake kecemete, justru biar tambah banyak fans, soalnya keliatan lebih qiyut … ๐
Yeeiy … aku nggak cubby kok *nutupin pipi pake apem*
Songkok Pak MAM nggak simetris, memang dari sononya. Emangnya semua harus simetris ya? Asimetris itu malah unik loh … *ngeles.com*
Yes! Duta Sheila on Sepen act again … !! Fotografernya patut dapet award deh, sukses memanipulasi fakta … hihihi … ๐
Kalau Mbak Imelda, aku suka pipinya, pengin nyubit ….. hahaha … !!
Pak Eko kayak artis Hongkong? Yang habis berjemur sebulan di pantai ‘kali ya …. ๐
Mbak Enny kelihatan 30-an? Lha memangnya berapa yang ‘nggak kelihatan’? ๐ฎ
Daya tarik Uda Vizon kan di gigi taringnya itu, ya harus diperhatiin dong. Mulai hari ini, teman-teman kalau ketemu Uda pasti akan lihatin gigi taringnya. Awas Uda, jangan sampe ada potongan cabe ketinggalan …. qiqiqi …
Om Trainer kan memang masih muda dan ganteng. Foto aslinya yang error tuh … ๐ฎ
Senyum Clara boleh? Boleh diapain maksudnya? ๐
Mbak Linda, maaf bibirnya nggak sebagus di foto … ๐ฆ
Terimakasih udah menuhin buku tamu, Ata ๐ *kasih suvenir pembatas buku*
bunda.. ini mah bukan komen..
ata mau bikin postingan tersendiri.. hehe…
๐
Tuti :
Kayaknya sih Ata malah memerankan diri jadi kurator …. ๐
Waduh, kalah lagi sama Ata. Bu Tuti, saya sudah ndeprok di depan pintu TV sejak tadi malam. Mau jadi yang pertama. Ternyata sudah didahului Ata. Panjang lagi komentarnya.
Ceritanya tadi Ata agak menyesal kok antri nomer dua. Lalu saya dibilangi kalau bu Tuti lagi bagi2 hadiah di dekat lapangan. Saya kesana, eh nggak ada. Balik2 sudah kedahuluan Ata. Gak papa deh dapat solar :).
Itu tuh sketsa saya kayak tukang bakso depan rumah. Ha ha ha.
Tuti :
Pak Eko, memang wajar kalau yang tua kalah sama yang muda … ๐ . Buktinya, Pak Eko ndeprok, kalau Ata jongkok (nggak beda jauh ya? ๐ ).
Owgh …! Jadi … ternyata … ternyata, Ata suka tipu-tipu ya? ๐ฎ *catet* . Dapet solar nggak papa Pak, skarang mahal lho … ๐
Kesimpulannya : Pak Eko sudah ganti profesi jadi tukang bakso, mangkal di depan rumah? Mampir aahh ….. ๐
* memperhatikan dan menikmati setiap detail sketsa bunda tuti, serasa diruang pameran..**
bunda,
cuma mau bilang kereen *kasih jempol two thumb!!!*
halus banged, mirip kok bund..
mungkin karna aku orang awam kali ya, tapi bagiku sketsa bunda bener bener idup ๐
om NH dan pak MM lebih cakep di sketsa bunda **oops maaf jujur banged, om Nh gemukan soale hi hi *maaaf ooommm…*
yang perempuannya cantik cantik.. ๐
pokoke indah bunda ๐
*Ndak sia sia perjuangan bunda begadang ngerjain sketsa ini ๐ *
Tuti :
Makasih banyak Wien … ๐ *ambil jempol Wien*
Sketsaku memang idup, udah dikasih batere soale …
Om Nh dan Pak MAM lebih cakep di sketsa? Yeah … sekali-sekala kelihatan lebih cakep boleh kan? Mosok kurang cakep melulu … *maap Om … lindungin kepala pake helm*
Iya, makasih udah dikasih semangat buat begadangan … ๐
Jadi artinya …
Sekarang saya tidak cakep begituh ?
(menunduk)
(lesu)
(apalah awak niii …)
jongkok …
ngelap ingus …
maen tanah …
(sinetron byanget yak …)
Tuti :
(nemenin Om Nh jongkok)
(emoh ngelapin ingusnya, kasih tissue aja … ๐ฆ )
(emoh main tanah, kan habis manicure … ๐ )
(sinetron to be continued)
@ bunda tuti :
iyah bunda lebih jelas yang sekarang, baguus ๐
goresannya tampak kuat, ada luapan emosi lembut disanah…
@ om NH:
om NH tetep cakeep ooomm…. ๐
jangan ngambek doonks…
beneran cakeep..*wiennya jarang muji orang Loch om ๐ณ
yang disketsa bunda om NH lebih gemuk,jadi cakepnya nambah ๐
Tuti :
Lebih bagus yak? Tengkiu … ๐
semoga luapan emosinya gak bikin banjir …
Sukaaaaaa… deh liat hasil2 karya orang2 berbakat hebat kayak Bunda Tuti dan Ata… ^_^
Owhhh… berarti saya ga lulus cantik versi bunda dan Ata ya… *pasrah*
Berarti saya ganteng dunk Bunda? Hihihi… ๐
Tuti :
Bakatku cuma secuilnya bakat Ata kok … ๐
Yang pake ukuran cantik cuma Ata kok Mid, aku nggak. Lagipula nggak usah percaya ukuran Ata, wong seleranya rada-rada aneh gitu …
Ganteng? Owgh … *bawa foto Mida ke bawah mikroskop*
Waaaaaa………ternyata Bunda juga pinter bikin sketsa…..
Keren Bun…mirippp….
Sketsa wajah Bunda jan mirip e poll je Bun….
Sketsa wajah Ata jelas lebih ganteng sketsanya ๐
Sketsa Om Nh, hihi…gendhutan Om….
yang lainnya keren-keren semua…..
Tuti ;
Makasih Tik … ๐ *tersipu-sipu*
Ha??!! Ata lebih ganteng sketsanya? Yo wes, gak papa. Kapan lagi bisa ganteng kalo gak di sketsa, coba? Hihi …
Om Nh memang sekarang ndhut. Ikut program penggemukan sapi soalnya …
*sebagai trainer, maksud saya* ๐
Hahahah …
mosok seehhh …
nggih Om..
tapi tetep guanteng kok Om.. ๐
sy kapan dibikinin sketsa Bun? ๐
Tuti :
Di pameran berikut, insya’allah … ๐
Horeeeeeeeeeeeeeeee……………
*jingkrak2 kegirangan*
trimakasih Bun……
*peluk-peluk Bunda*
Tuti :
*nabuh gendang ngiringi yang jingkrak-jingkrak*
*merem melek dipeluk Yustha* ๐
Oke, sekarang komentar yang serius.
Semua sketsa mirip dan hidup. Seolah bu Tuti mampu memberikan nyawa pada setiap gambarnya (suwit suwit bakul kecap). Soal detil, nyerah deh sama Ata. Saya bisa merasakan detil tersebut tetapi sulit mengungkapkannya (dasar orang sok ahli).
Cuma, memang satu yang harus dikomentari. Gambarnya sendiri (bu Tuti maksudnya). Ini gambar tentang diri sendiri yo wis ben dibuat seayuayunya. Kesan chubby memang dihilangkan. Saya curiga, jangan-jangan dibuat sudah berbulan-bulan dan menghabiskan pensil bermeter-meter, penghapus satu box, dan kertas 10 rim (fitnah.com). Jadi seperti bu Tuti yang saya lihat pertama kali di gelanggang.
Gambar saya? Emang bener, gantengan yang di gambar itu daripada aselinya. Tidak kelihatan kalau sudah kakek dengan 3 cucu. Saya lebih suka digambar bersama cucu karena bu Eko juga lebih suka berfoto bersama cucu daripada bersama saya. He he he jadi imbang.
Tuti :
Pak Eko lihat saya pertama kali di gelanggang? Wah, itu fitnah Pak. Saya nggak pernah turun ke gelanggang tinju kok … Gelanggang adu banteng juga nggak. Swear.
Oh, gelanggang mahasiswa, maksudnya? Ya’elaah …. itu sudah 30 tahun yang lalu, Pak. Jadi Pak Eko mengagumi saya sudah sekian lama? Owgh … *menutup mulut yang melongo dengan telapak tangan*
Yeah, minimal ‘pernah ganteng’, lumayan kan Pak? Bu Eko jelas lebih suka difoto bersama cucu, lha kan Pak Eko fotografernya ๐
Saya terdiam lama Bu …
Bukan masalah bagus atau tidak …
Tetapi jauh lebih penting dari pada itu …
Saya merasa tersanjung dibuatkan sketsa oleh ibu Tuti …
Pasti memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk membuat sketsa-sketsa tersebut …
Terima kasih Bu …
Salam saya …
This is also the beauty of blogging …
Tuti :
Terdiamnya jangan lama-lama Om, nanti para trainee-nya kebingungan (Om kesambet apa yah?)
Bikin sketsanya memang lumayan lama Om. Satu hari rata-rata saya hanya bisa menyelesaikan 2 sketsa. Tapi saya suka, happy. Penginnya bikin lebih banyak lagi, sahabat-sahabat yang lain. Tapi waktu juga yang membatasi …
Terimakasih juga Om …
salam saya juga Om ๐
buruburu sebelum berangkat buka TV….
Terimakasih mbakkkkkkkk
seneng deh digambarin….jingkrak-jingkrak
tapi begitu liat jam, kudu pergi…..
semoga banyak tamu yang datang ke pameran tunggal ini ya mbak ๐
Tuti :
Jingkrak-jingkraknya diiringi musik ndangdut apa rock’n roll Mbak? ๐ Asyik deh ngebayangin Mbak Imel jingkrak-jingkrak …. Ati-ati jatuh ๐
Maaf ya Mbak, sketsanya kurang cantik ๐ฆ
EM
Suatu saat saya akan buatkan sketsa khusus buat bu Tuti dan Atta.. ๐
Memang buat mata itu yang paling susah kayanya..
Sketsa Pak MAM dan Om NH mantep Bu..
Tuti :
Aaah ….. gak sabar nunggu ‘suatu saat’ itu ๐
Kalau saya, paling susah bikin bibir. Kunci ekspresi wajah orang kan di bibirnya. Sketsa Clara, bibirnya kurang pas ya. Nggak tahu nih, scanner-nya kok bikin jadi melebar ke samping, bikin semua jadi keliatan lebih gemuk. Ntar deh, saya perbaiki sketsa Clara …
Mantep? Makasih Cla … ๐
BAGUUUS Bunda, serius! ๐
Saya sampai lulus SMA senang menggambar. Tapi pas kuliah jadi tersendat. Soalnya ada kawan yang ‘menceramahi” kalau menggambar itu hukumnya terlarang dalam Islam. (tau deh bener atau nggak).
Entahlah, setelah itu saya agak bimbang klo mesti menggambar. Tapi kini, saya beralih ‘menggambar dengan cahaya’ yaitu fotografi. ๐
Yang ini saya merasa tenang, soalnya dulu kan belum ditemukan kamera. ๐
Tuti :
Soal hukum menggambar dalam agama, saya juga nggak tahu mana yang benar. Ada hadits-hadits (atau ayat suci) yang sifatnya kontekstual, sehingga pemahamannya harus dengan melihat hadits-hadits (ayat-ayat) yang lain, agar diperoleh pemahaman yang utuh. Kalau nggak salah, yang diharamkan adalah kalau gambar itu lalu dipuja-puja seperti dewa. Wallahua’lam …
Kalau yang difoto orang, apa bedanya dengan menggambar orang? Bukankah hasilnya sama-sama gambar orang? ๐
Bertamu Bunda
liat liat sketsa di pamerannya
WHoaaa Bunda keren bisa gambar yak ๐
Tuti :
Silahkan … silahkan masuk dan lihat-lihat. Teh botol ada di sebelah kanan, snack di sebelah kiri, sate ayam di rumah makan seberang jalan … ๐
Terimakasih sudah ngisi buku tamu … ๐
hwaaa… woww! sumpah, keren2 banget bunda sketsanya… ๐
ngga nyangka deh, bakat terpendam ya bun.. ๐ bisa bikin pameran tunggal beneran nih ๐ amiin..
sketsa wanita berjilbab itu kayanya paling mirip, ekspresinya dapet, juga karakter wajahnya. Lah iya, wong yang ngelukis pemiliknya sendiri.. ๐
sketsa mba Imel dan bu Enny juga cantik2, mirip.
yang Om trainer.. wahaha.. bener, tampak lebih muda, klimis, dan tentunya.. eylekhan… ๐ *istilah om trainer*.
eniwei.. pameran tunggal ini sungguh bagus, saluud buat bunda Tuti. bagi yang dibuatkan sketsa wajahnya pastinya merasa sangat beruntung.. ๐
sakseis selalu ya bun…
Tuti :
Hallo Yun … lama nggak mampir, jadi nggak ikut dibikinin sketsa deh … ๐
Sketsa wanita berjilbab? Hehe … kebetulan aja, bisa rada mirip ๐ Maklum tangan yang menggerakkan pensil satu tubuh dengan wajah yang digambar ๐
Sketsa Mbak Imel nggak secantik fotonya. Sketsa Mbak Enny kurang mirip. Om Trainer? Nah, kalo yang ini betul kata Yuyun, eylekhaan … ๐
Semoga lain kali bisa bikin sketsa teman-teman yang lain juga. Terimakasih ya Yun … ๐
pamer seh boleh aja,… klo memang pantes buat di pamerin
Tuti :
kalo yang ini, pantes nggak? ๐
wuiii hebatttt!!!!
asli bu beneran bagus banget!
semuanya mirip menurut saya! hebat banget dah!! mantep!!
Tuti :
Wuiih, komen Arman hebohh!! ๐
Bikin sketsa Arman paling gampang, soalnya cuma jidat dan kacamata item doang … ๐
* Anggap saja saya sebagai KURATOR mbak, semua lukisan sketsa yang ditampilkan saya nyatakan LULUS, nilai B+.
* Apakah skala gambar yang dibuat sama persis dgn yang ditampilkan atau sebenarnya dilukis pada skala yang lebih besar mbak?
* Saya hanya mengamati dari teman2 yang memiliki jiwa seni yang tinggi, andai mbak Tuti main Golf (Pe`Golfer), saya yakin mbak Tuti termasuk peGolfer unggulan…….
Tuti ;
* Waduuh … nilai B+ bobotnya cuma 3,25 loh. Gimana kalau dinaikkan sedikit jadi A/B, yang bobotnya 3,5 …. biar mencapai standar minimal cum laude ๐
* Skalanya beda-beda Mas Karma, tapi semuanya lebih besar, rata-rata seukuran kertas A4 (21,5 x 30 cm)
* Kayaknya Mas Karma pe-golf-er unggulan nih … Saya pegang stick golf aja belum pernah Mas *melas* ๐ฆ
waaaaa keren bundaaaa
*pengen* hehehe
bagus banget..
saya paling suka yang sketsanya Bunda Tuti sendiri.. cantikkkkk…. ๐
dan yak benar.. Om Nh jadi mudaan .. hehehe.. *maap Om*
Tuti :
Maturnuwun Jeng Anna … ๐ *hati mekar berbungah-bungah*
Makin banyak yang bilang Om Nh muda-an, ganteng-an … lama-lama Om Nh bakal ngopi sketsa ini trus pergi ke dokter bedah plastik … ๐
Pura-pura nggak baca …
(tapi jingkrak-jingkrak dalam hati …)
ihik …
Bunda sering ngaca ya? kok malah sketsa sendiri yang paling mirip??
*disambit pensil* ๐
Keren bun, bagus-bagus semua dah…yang sudah seniorpun jadi lebih muda, kan penghormatan namanya bun,hihihi
Semoga kesampaian suatu saat bisa punya pagelaran sendiri bun ๐
Tuti :
Ya iyalah, ngaca every time and every where … ๐ Sampe-sampe nemu pecahan spion di jalan pun aku ambil buat ngaca *lebay.com*
Betul, siapa sih yang nggak suka kelihatan lebih muda? Saya aja suka banget … (dasar narsis ๐ฎ )
Pagelaran sendiri? Waduh … Tapi amin deh, semoga Tuhan mengulurkan tanganNya …
Terimakasih Anis …
Wahahahaha…..mbak Tutiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…….wahahaha….asli surprise banget…..salut2…sama mbak Tuti deh….ternyata mbak Tuti punya talenta banyak banget…..duh….
Mbak sketsanya bagus-bagus lho….wah bisa terima pesanan nih hahaha……(wah….bisa nambah income lho mbak kalau ditekuni terus, hahahaa)
Saya yang ngakunya hobi melukis (duluuuuuuuu banget) kayaknya sudah lupa tuh cara melukis dan hasil sketsa saya pasti hancur banget sekarang hahaha…..Udah pensiun karena kerjaan skrg bejibun….sdh nggak sempet blass !
Mbak izin hasil karyanya saya copy yah terutama foto diriku mau tak pajang di meja kerjaku ah….
Hem….sebenernya masih mau ngobrol panjang lebar nih mbak…tapi apa boleh buat saya harus meeting dulu…lagi dikejar2 deadline….
See you mbak Tuti….Thanks alot for a nice sketsa ๐ ๐ ๐ Very happy, have a special friend like you ! Muaaaaaahhhhhhhh
Best regard,
Bintang
Tuti :
Mbak Lindaaaa … terimakasiiiih …. ๐
Ini iseng-iseng corat-coret aja koq. Eh, ternyata asyik bangets … Tapi gak nerima pesanan, pesanannya datang dari hati sendiri. Penginnya semua sahabat dibikin sketsa, apa daya waktu tak ada ๐ฆ
Sketsa Mbak Linda saya pebaiki dulu deh, besok kalau sudah kelar, saya kirim ke email aja. Yang saya aplod ini sudah saya compress, jadi kurang detil …
Selamat ‘tenggelam’ dalam kesibukan kantor ya Mbak …
Best for you ๐
salam hangat,
Bu Tuti hebat banget, apa aja bisa…
sketsa-sketsa di atas bagus tuh Bu… Om Nh jadi mudaaaaa…banget… kayak artis sinetron *ada yang GR…
Saya sendiri nyerah untuk urusan sketsa dan menggambar. hasil gambar saya sedikit lebih bagus dari gambar anak kelas 2 SD (yang belum pernah les lho ya…)
Tuti :
Terimakasih Nana *senyum tersipu*
Iya, Om Nh sengaja saya mudain, biar pada kesengsem …. (hallo Om … ๐ )
Banyak juga yang saya nggak bisa lho, Na. Termasuk bahasa Inggris, bidang keahlian Nana ๐ Pengin bisa tapi nggak bisa, jadinya cuma suka nyeletuk-nyeletuk ngawur aja … hihihi …
Aaarrrggghhh …
Ekeh lagiiii weiceh …
heran deh …
kok semua pada ngomongin ekeh si ciiiyyynnn …
Saya sampai tak bisa komen….
Duhh mbak Tuti bener2 huebat….
Kenapa kalau saya kok harus dari bibir mbak….hahaha…terus ngaca, bibirku kenapa ya…
Bener kata Ata, umurku jadi kepotong separonya…..hahaha…..lebih cantik gambarnya.
Gambar pak Eko mantep lho…mirip sekali. Juga gambar nya Pak MAM, Clara, Ata, Mbak Tuti sendiri…Imel, Uda Vizon, Bintang (Linda) dan Om Nh…..
Sketsaku bisa diprint terus dipajang, diberi pigura ? Ntar ditaruh di rumah……hehehe..buat kenangan. Nggak dijual kok mbak, untuk koleksi pribadi…sayang kan kalau nggak disimpan….
Mbak Tuti benar-benar multi talenta….
Tuti :
Nggak bisa komen? Lha ini, sudah komen panjang … ๐
Sebenarnya nggak cuma Mbak Enny, tapi hampir semua sketsa saya, kuncinya di bibir. Yang digambar pertama tetap mata dulu, tapi kalau bibir sudah ‘dapet’ dan proporsi dengan mata dan hidung nggak pas, yang diubah adalah mata dan hidungnya, sebab lebih gampang. Bibir itu bagian wajah yang paling ekspresif, jadi bibir juga yang menentukan ekspresi keseluruhan wajah.
Iya Mbak, besok saya kirimkan ke email Mbak Enny, file sketsanya. Yang saya aplod di atas sudah saya compress, jadi kurang detil dibanding file utuhnya. Nanti Mbak Enny bisa ngeprint dengan ukuran yang Mbak inginkan. Lebih bagus kalau di-print di kanvas, jadi kayak sketsa asli … ๐
atau mau saya printkan sekalian? Tapi agak sabar ya, soalnya lagi dikejar
setandead line nih … hehe …Alhamdulillah, terimakasih Mbak ..
Mbak, ijin mau dipajang di FB ya…siap-siap banyak pesenan mbak….dan karena yang gambar Doktor (sebentar lagi..atau malah udah?)…merupakan kehormatan lho digambar sketsa wajahnya disini.
Tuti :
silahkan Mbak, kalau mau dipajang di FB Mbak Enny.
Hehehe … mohon doanya saja, masih berjuang nih … Terimakasih Mbak
Wuaduh…yg (ngakunya) pemula kaya’ gini hasilnya?? ck..ck..ck… kerennn… *langsung ndaftar mau lihat lagi pameran berikut …*
Tuti :
Terimakasih Mechta ๐
Beneran, ini karya-karya pertama saya …
Whoaa, pameran berikut belum tahu kapan. Ada sih sketsa-sketsa yang lain, tapi bukan sketsa orang …
Bener-bener wonderful’
kmaren saya cari-cari seorang pelukis yang kompeten untuk ultah adik saya ke 17 gak adaa…
duuhh, seandainya dari dulu tahu…hohoho
plok plok plokk,,,mantap! (sambil ngacungin jempol)
Tuti :
Terimakasih … ๐ *menjura*
Tapi mohon maaf, saya bukan pelukis lho … cuma lagi iseng saja ….
bagus banget sketsa Bu Tuti
ternyata Tutinonka multitalented
ibarat pesepakbola
seperti Steven Gerrard,
bisa memainkan berbagai posisi di lapangan
cuma satu aja yg disayangkan,
saya gk kebagian dilukis….
hiks….
๐ฆ
Tuti :
Terimakasih Bang ๐
Waduh … Steven Gerrard? Lha saya nendang bola aja nggak bisa … hehe …
Sketsa Bang Mike besok kalau ada pameran kedua ya, insya’allah ๐
Wow bagus banget mbak Tut, ga nyangka mbak Tut itu serba bisa
Hehehehe Salutttt buanget oiiiii
Looh koq saya jadi ngiri yah pengin ketularan dikitttttt aja kepintaran mbak Tut
Tuti :
Thanks Mbak Wied … ๐
Serba bisa? Nggaklah. Kalo soal masak, saya ndeprok Mbak … hihihi … Mbak Wied aja yang action, nanti saya ikut nyicipi ๐
Ok mbak Tut klo masak tuh saya terpaksa bisa
Lha piye cuma itu yg saya bisa je
Ntar kapan2 saya masakin yah? Tapi klo ga enak jangan bilang2 yah … Hihihihi
Tuti :
Kalo nggak enak, saya bilang itu masakan saya … pasti semua orang percaya ๐
Mbak sketsa diriku sudah ikut kupamerkan di fb ku lho ! Hehehe boleh yah krn sdh kupajang hahaha ๐
Tuti :
Silahkan Mbak … hehe ๐
File asli (yang belum di-compress) sudah saya kirim ke email Mbak Linda. Kalau mau diprint, sebaiknya file yang asli saja, lebih bagus hasilnya …
salut..salut…salut
wah lengkap benar darah seni mengalir dalam diri Bu Tuti
Soal tulis menulis tak diragunkan lagi, banyak cerpen/novel yg telah terbit
Mengolah vocal, sudah terbukti pula, sdh punya album sendiri lagi
Melukis…. ini dia… sdh buat pameran tunggal!
Salut!!
salam,
Tuti :
Terimakasih Bro …
Wah, tapi pujiannya berlebih-lebihan deh. Saya cuma seniman medioker kok, seniman setengah jadi … ๐
Cuma buat senang-senang sendiri saja …
salam,
mbokde kabeh kabeh iso..
Menulis jago, nyanyi iso, gambar mantap, mimpin doa bisa
pokoknya semua bisa…kecuali main bola yak?
Tuti :
Main bola? Siapa bilang aku gak bisa. Apa susahnya? Diglundung-glundungin, dilempar-lempar, digembosin, dibuang …. ๐
*nyiapin foto terbaik…segera setor ke mbokde*
Tuti :
*nyiapin kertas dan pensil, siap-siap orek-orek wajah Daenk Afdhal*
Subhanallah, Bu Tuti… Anda memukau saya.
*tak bisa komen lagi*
*thumbs up*
Tuti :
Alhamdulillah Mbak Ratna … saya jadi malu hati
Terimakasih apresiasinya … ๐
Pamerannya sukses bu Tuti, para model suka dgn hasilnya, udah ada rencana kapan buat pameran kedua , calon model udah ada?
Tuti :
Terimakasih Bu Monda … ๐
Penginnya sih segera pameran lagi, tapi lagi dikejar deadline nih … Semoga segera ada waktu luang.
Bu Monda mau jadi model? Waduh, tapi saya takut nanti tidak bisa memindahkan kecantikan Bu Monda ke dalam sketsa saya …
wow… sumpah…….. tambah kagum dengan Mbak Tuti yang bisa segalanya………
nulis buku okey……
bikin sketsa juga okey…………..
wah, senengnya, aku bisa ikut hadir di pameran kali ini ๐
bener ya Mas Enha kelihatan lebih muda disini……
(pasti kalau baca ini, Mas Enha buru2 nyisir n ngaca deh ๐ ๐ )
salam
Tuti :
Wadooh Bunda … jadi melayang nih saya … hihihi ๐
Terimakasih sudah hadir di pameran narsis ini ๐
Nah … bener kan, Om Nh jadi bintang di pameran ini. Saya bilang juga apa. Tanpa sketsa Om Nh, pameran saya bakal kehilangan pamor … ๐
Hallo Om, are you there?
I am here …
Yes Indeed …
Om NH nya lagi nyisir …
ihik …
(trainer ganjen)
Tuti :
*kasih pecahan kaca spion ke Om Trainer buat bercermin*
hmm gambarnya keren bu… top lah pokoknya..
dan diantara sekian banyak seni, saya hanya jadi penikmat seni saja, bukan pelaku seni..
tapi seorang penulis pernah berkata pada saya, dalam seni jg dibutuhkan orang2 seperti saya (hehe mbela diri..) yang tidak pandai berseni dan cuma jd penikmat karena jadinya penilaiannya bisa objektif kan…?
mantappp..
Tuti :
Jadi penilaian “mantapp” dari Mamung itu objektif ya? Makasih, makasih, makasih … ๐
persahabatan blogger yang indah
ngiri rasanya pengen dipamerin juga nih hehee
Tuti :
Hehehe … nunggu pameran berikutnya ya A’ … ๐
Waaaaahh…. sorry, telat baca ini…. gara-gara perjalanan ke dusun membuat saya terasing dari hingar bingar perbloggan, hahaha… ๐
Ada tiga hal Bu Tuti *melirik Om Nh*
#1. Saya tersanjung sekali dibuatkan sketsa ini. Gak nyangka, ternyata saya terpilih menjadi salah satu dari sahabat-sahabat Bu Tuti yang terpilih dibuatkan sketsa. Apakah ini sebagai pertanda kalau saya memiliki tempat istimewa di hati Bu tuti? (halah, ge er abiezzz….) ๐
#2. Goresan pensil Bu Tuti mantap punya… Gambar saya yang hanya biasa-biasa saja, mampu disulap menjadi luar biasa. Jadi semakin kagum nih…
#3. Seperti kata Om Nh, ini adalah bentuk lain dari indahnya persahabatan yang terjalin melalui blogging…
Terima kasih banyak Bu Tuti…
Sungguh, saya senang sekali ๐
Tuti :
Haiyaa … tokoh utamanya malah telat baca ๐ . Tapi nggak papa, dimaklumi kok, Uda kan lagi sibuk bersafari (macam pejabat aja Uda ni … )
#1. *senyum manis … supaya tidak mengecewakan yang ge-er … hihihi ๐ *
#2. Gambar Uda memang biasa-biasa saja (agak burem malah), tapi obyeknya yang luar
binasabiasa …#3. Untuk sahabat, apa sih yang enggak? Halah … ๐
Sama-sama Uda, semoga lain kali bisa membuat sketsa Uda yang lebih baik …
wow…apik tenan.
Saya hanya ingin mengomentari sketsa mbak Tuti sendiri.
Menurut saya, ada ketidaksamaan yang benar-benar terlihat secara kasat mata disana.
Lihat sorot matanya. Padahal sorot mata itu merupakan suatu hal yang penting guna menangkap apa sebenarnya yang dlihat atau dipikirkan modelnya.
Tentu saja beda jika memang sketsa sengaja dibuat beda pada matanya.
bener nggak mbak.
Tetapi secara keseluruhan tingkat kepedean dan semangat serta hasil karyanya layak diacungin jempol.
salam hangat dari Surabaya
Tuti :
Pakde memang jeli. Maklum, ‘paningalan sepuh’ pasti sudah banyak pengalaman.
Nggak sengaja dibikin beda kok Pakde, memang tangan penggambarnya saja yang ‘ngeyel’ … hehehe … ๐
Tingkat kepedean, atau nggak tahu diri, Pakde? ๐
Semangat, ya iyalah … usia boleh seksi (seket siji), semangat tetep switsepentin … ๐
Hasil karya, nah … sudah ketahuan melesetnya oleh Pakde ๐
salam hangat dari Yogya
Boleh dong saya dibuatkan sketsanya???!!!!
Sangat bagus sketsanya.
Tuti :
Mungkin suatu saat … ๐
Nice Article, inspiring. Aku juga suka nulis artikel bidang bisnis di blogku : http://www.yohanwibisono.com, silahkan kunjungi, mudah-mudahan bermanfaat. thx
Tuti :
Terimakasih … ๐
Salam kenal Bu Tuti (nyontek yang lain manggil Ibu…) ๐
Saya juga suka gambar, dan dah lama gak gambar sket wajah, jadi pengen juga buka pameran ๐
Tuti :
Salam kenal juga, Prima ๐
Ayo, ditunggu pamerannya … Kabari ya kalau sudah dibuka ๐
lumayan kok gambarnya bu tuti,ada yg mirip dan ada yg kurang mirip,tapi saya yakin kalau latihan terus nanti jadi lebih bagus lagi…
nah kalau udah bagus nanti baru saya minta dibuatkan juga hehehehehe ๐
Tuti :
Hahaha …. ini komen yang paling jujur. Terimakasih Dot ๐
Iya deh … saya akan berlatih lebih keras lagi. Tapi nanti kalau gambar saya sudah bagus, taripnya mahal lho … ๐
Aku.. aku… aku! ๐
Tuti :
Mana … mana … mana! ๐
[…] sketsa yang dibuat oleh ibu TUTI NONKA, Nara Blogย dari Yogya.ย Beliau juga Seorang novelis terkenal ketika saya SMA dulu. Karya : Tuti […]
WAHHH AKU SUKA AMA GORESAN GORESANNYA BU… ๐
BU BU BU.. BOLEH PESEN 1 GAK GORESANNYA WKWKWKWKK..
Tuti :
1 goresan saja? Bolehlah … garis lurus atau lengkung? Hehehe … ๐
Salam kenal, Bu.
Sketsanya keren sekali. Hoho… *_*
Tuti :
Salam kenal juga, Riza
Terimakasih sudah menikmati sketsa saya ๐
assalamualaikum bu Tuti…
wah sketsa nya bagus-bagus sekali bu….
yang saya komentari adalah sketsa pak Mahyuddin, kebetulan kan saya cukup lama di AdiCita jadi akrab banget dengan garis-garis wajah beliau, jadi sekilas saya melihat goresan sketsa ibu saya langsung bisa menangkap ada yang kurang pas : yaitu posisi wajah yang terlalu lebar bu…..mohon dimaafkan
salam buat bapak bu…
(ini saya buka blogger tidak disengaja masuk blog bu Tuti)
khairul_jogja@yahoo.co.id