Halow semua ..
apa kabar..? semoga baik-baik saja ya ..
Karena sang em’punya blog lagi busy, akhirnya lagi-lagi saya yang cuap-cuap siaran di TV..
buat fans Bu Tuti silahkan kecewa deh .. ^^
Jujur saya akui, kalau bikin postingan saya selalu males nyari sumber atau data-data ..
dan itu memang salah satu keajaiban saya .. he..he..
Pengennya nulis apa adanya yang ada di kepala, tapi masalahnya isi kepala saya cetek .. hi..hi..
berhubung kali ini jadi penulis tamu, yah musti googling dikit .. biar gak ngaco .. ^^
Beberapa waktu yang lalu saya maen ke Malang dan melewati Alun-alun bundar depan balai kota Malang ..
saat melihat pohon-pohon besar di seputar Alun-alun, saya jadi pengen mencari tahu jenis dan sejak kapan pohon itu ditanam..
Sebenarnya sudah tau sih itu pohon trembesi, tapi untuk masti’in aja takut salah.. π
dan ternyata pohon trembesi itu usianya sudah ratusan tahun lho, ditanam saat bangsa Belanda masih memerintah di Malang..
wow..!! pantes gede-gede gitu..
Pohon Trembesi atau Albizia saman/Samanea saman, juga punya sebutan yang keren..
yaitu Ki Hujan.. (psst, meski namanya pake Ki, tapi gak ada hubungannya dengan Ki Hajar Dewantara ato Ki Ageng Selo loh .. π )
kenapa dinamain Ki Hujan ..?
mungkin karena akar-akarnya mampu menyerap air hujan dengan baik ..
atau mungkin juga karena bentuknya yang kanopi seperti payung, sehingga bisa buat berteduh dikala hari hujan .. ^^
Satu lagi yang keren dari pohon ini, karakteristik daunnya sensitif terhadap cahaya..
daun-daunnya bisa otomatis menutup secara bersamaan dalam cuaca mendung atau gelap, sehingga air hujan bisa langsung meresap ke dalam tanah, tidak tertahan kanopi daun yang lebat..
keren kan..? π
Pasti banyak yang belom tahu ada pohon yang ajaib gitu, ya kan..ya kan..? .. ^^
..
foto dari sini
Trembesi sudah terbukti hebat sebagai tanaman peneduh, dan ternyata trembesi juga pohon rindang penghasil oksigen (O2) yang luar biasa ..
Hasil penelitian membuktikan bahwa pohon trembesi yang ditanam di atas lahan satu hektar dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen (O2) yang mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk 1.550 orang per hari ..
Trembesi juga unggul dalam menanggulangi banjir sebab mampu menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun dan mampu menyalurkan (mentransfer) 4.000 liter air per hari..
Selain sebagai peneduh pohon trembesi dewasa dapat menyerap 28 ton CO2 (carbon dioxide) setiap tahun, sangat jauh di bandingkan pohon lain yang hanya menyerap co2 sekitar satu ton pertahun..
See, hebat kan..? π
Keunggulan lainnya Ki Hujan bisa tumbuh tinggi mencapai 20-25 meter, dengan diameter tajuk 25-30 meter ..
selain itu Ki Hujan mempunyai spektrum pertumbuhan yang maha luas , karena bisa tumbuh di mana saja ..
Menurut ahlinya perpohonan.. *halah istilah geje* pohon trembesi mampu tumbuh di tanah yang kurang subur..
karena bersimbiosis dengan Rhizobium..
bakteri Rhizobium ini hidup beranak pinak dan berkampung di bintil akar, dari situ mereka mengikat nitrogen dari udara yang konsentrasinya di udara 78 persen..
sehingga ini pohon dijamin sampai dewasa tidak akan menderita kahat nitrogen..
Eh, ada yang tau gak..? Biji trembesi yang biasa disebut βMindhikβ (Siter atau Godril) dapat dibuat makanan ringan (semacam kwaci)..
Guedeenya Ki Hujan … (foto dipinjam dari sini)
Dari tadi ngomongin kelebihan Ki Hujan mulu, biar imbang saya bahas juga kelemahannya deh..
Yang pasti ini pohon gak bisa ditanam di halaman rumah yang lahannya se uprit.. *ntar rumahnya jadi gelap karena ketutupan* ^^
Ki Hujan juga gak bisa ditanam di gang sempit, soalnya akar-akarnya akan memberontak dan bisa mendesak trotoar atau jalur pedestrian.. π¦
Karena tinggi menjulang dan tajuk rantingnya lebar, kadang mengganggu kabel listrik yang melintang, karena kalo pas hujan bisa terjadi konsleting..
Satu lagi, ada kekhawatiran karena tajuk dahannya sangat rindang, bisa mengganggu tanaman di bawahnya..
Dan karena termasuk tanaman invasi, ditakutkan mendesak tanaman lokal dan mengganggu ekosistem, meski belum terbukti sih kebenarannya.. π
..
Pak Presiden SBY pernah mencanangkan Gerakan Nasional Menanam Pohon, dan membagikan benih pohon trembesi..
Sayangnya saya gak kebagian, padahal pengen menanamnya di pinggir lapangan ..Β supaya setelah maen bola saya bisa ngadem di bawahnya.. π
..
Kecape’an habis ngitung daun pohon trembesi … π
……..
running text *tapi lagi direm, jadi stop text*
Bagi teman-teman yang bisa membangunkanΒ penulis tamu ini, disediakan hadiah menarik …Β Ayo, ayo, jangan ketinggalan, keroyok rame-rame …. !! πΒ -Tuti-
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
Kebetulan saya juga pernah membahas pohon trembesi ini, Mbak. http://alamendah.wordpress.com/2009/12/26/pohon-trembesi-ki-hujan-serap-28-ton-co2/
Tuti :
Iya Mas, saya sudah meluncur ke sana, dan sudah baca … π
..
saya juga sudah baca..
*nginthil Bu Tuti..*
hi..hi..hi.. π
..
Bangun!
Hmmm kalau saya di sebelahnya si penulis tamu itu, aku kitikin pasti bangun deh mbak.
Ki Hujan ya?γNamanya bukan Samanea Salman? Pohon ini terkenal di Jepang, karena dipakai oleh perusahaan Hitachi sebagai maskot mereka. Di Jepang hanya dinamakan “Ookina Ki” (Pohon Besar). Aku suka sekali melihat satu pohon Rain Tree (sebutan dalam bahasa Inggris) di padang rumput yang luas. Rasanya nyaman, damai. Banyak orang Jepang melakukan tour ke Hawaii, khusus untuk melihat pohon ini.
EM
Tuti :
Untung Mbak Imel jauh, jadi nggak bisa kitik-kitik penulis tamu yang gelian ini … π
Iya, Mbak … sudah dikoreksi penulisannya, memang yang betul Samanea. Terimakasih π
Memang pohonnya indah sekali kalau sudah besar ya Mbak. Betul-betul memberi perlindungan kepada orang yang berteduh di bawahnya … π
..
duhhh.. jangan maen khitik pliss.. π¦
..
maklum Mbak nulisnya setengah tidur, jadi salah ketik deh.. π
..
Bu, pertama kali dengar istilah pohon Ki Hujan pas baca bukunyaa Wisnu Kompas yang judulnya, Pak Beye dan Istananya π
Ternyata pohon Ki Hujan itu awet hidupnya, malah konon yang di istana berumur lebih dari 125 tahun.
Tulisan yang indah π
Tuti :
Wah … aku malah belum sempat baca bukunya Pak Beye … π
Ehm … pujian dari Donny kayaknya bikin penulisnya sontak bangun dari tidur, mesam-mesem, siul-siul, ngaca sambil sisiran … π
..
iya Mas banyak pohon ki Hujan yang berusia ratusan tahun karena ditanam sejak jaman belanda..
makasih..
..
Tulisan bu Tuti mesti lain dengan tulisan blog-blog lainnya. Yang pasti ada ulasan positif dan negatifnya. Jadi berimbang. Ini pasti kena efek dari tuntutan berimbang ala akademisi. He he he.
Pohon Trembesi memang akrab dengan kehidupan saya. Dekat rumah di Surabaya dulu ada tiga pohon trembesi. Sayangnya tidak seindah penataan Ki Hujan. Asal tumbuh aja. Sekarang pohon Trembesi tersebut tinggal satu. Entah yang dua lainnya ditebang karena apa. Lha saya ndak tahu je karena sejak 1982 sudah meninggalkan Surabaya sampai sekarang.
Mau ah jadi penulis tamu. Mau nulis apa ya? Bosen ah tentang hal yang diungkap Discovery atau NGC. Apa tentang koperasi ya? Weh nanti dikiranya corong menteri koperasi dan UKM yang istrinya artis ayu itu. He he he.
Tuti :
Waah … ini bukan tulisan saya lho Pak. Itu penulisnya, yang ngacung tinggi-tinggi itu, yang pake kaos biru … π
Sayang sekali trembesi di dekat rumah Pak Eko kena pembalakan liar ya Pak. Pasti yang nebang nggak tahu manfaat pohon ini untuk pelestarian air tanah π¦
Hayo, saya tunggu sumbangan tulisannya Pak. Tentang apa saja boleh. Tentang Menteri yang beristri artis ayu juga boleh (weh … Pak Eko tahu aja kalau ada yang ayu-ayu … π )
..
owh.. Pak Eko sering Blogwalking rupanya..
ya tiap blog pasti beda Pak, yang nulis orangnya juga beda kok.. ^^
..
Weleh, rupanya saya kurang teliti ya. Lha biasanya ada pengantarnya yang cetha wela-wela. Sekarang rada tersamar. Plus saya juga lagi skimming. Mas kaos biru aka Ata, tulisannya berimbang. Jadi nikmat membacanya. π
Tuti :
Kenalan dulu Pak sama Mas Kaos Biru … π
Gaya bahasa saya beda banget lho Pak dengan gaya bahasa Ata. Maklum yang satu emak-emak, yang satu anak-anak (anak muda maksudnya π ).
Saya menunggu tulisan dengan gaya bahasa bapak-bapak nih … π
Kemaren saya tunggu-tunggu tulisan bu Tuti ga muncul-muncul.. ternyata sedang sibuk tohhh.. pantesaaaannn..
Lah saya tunggu-tunggu tulisan di blog Atta kog ya ga muncul-muncul juga.. ehhh.. ternyata lagi maen ke rumah tetangganya.. xixixixi..
Oh, itu pohon namanya trembesi ya? Sering lihat pohonnya.. sering dengar namanya.. tapi baru kali ini bisa memasangkan nama pohon dan pohonnya dengan tepat π
Tuti :
Hwaa …. ternyata Clara penunggu setia blog TV dan SS ya? Makasih, makasih, makasih … π
Ata memang baik hati, rumahnya sendiri ditinggalkan untuk njagain rumah saya … π
..
iya Clara, aku lagi mengungsi kesini.. ^^
..
syukur deh kalo bisa nambah pengetahuan.. π
..
Iya.. salah satu dari blog2 yang wajib dikunjungi.. hehe..
Tuti :
Uhuy …. senengnya dapat wakunblog dari Clara. Maap banget, saya lagi sibuuk … jarang bisa bw, jadi belum wakunblog Clara … π¦
Si penulis tamu namanya Ki Senyum ya…? *kalau dipuji kek gini, biasanya dia langsung melek* π
Di sepanjang jalan Kweni, ditanami pohon ini nih. Bikin teduh memang, tapi pas musim hujan dan angin kencang seperti sekarang ini, ngeri-ngeri sedap juga. Pohon itu seringkali patah dan ada yang tumbang karena diterpa angin kencang tersebut.
Hmmm… seandainya yang ditanami sepanjang jalan itu adalah pohon mangga, betapa sedapnya… *menghayal, dilepar pake mangga satu truk*
Tuti :
Betul Uda, lengkapnya Ki Senyum Simpul Septa (KSSS) π
Iya, sekarang sering hujan lebat dengan angin kencang. Hari ini (Selasa, 25 Jan), hujan lebat sekali diiringi angin. Saya pas di jalan, beberapa pohon patah batangnya, ada juga yang roboh melintang di jalan. Alhamdulillah saya tidak kejatuhan cabang yang patah …
Wah, kejatuhan mangga juga nggak enak lho Da. Kap depan mobil saya pernah kejatuhan mangga kweni (tapi bukan di wilayah Kweni … π ), penyok loh … π¦
..
he..he..
Uda bisa aja..
..
bener banget, dahannya kalau terlalu rimbun mudah patah tertiup angin kencang..
istilah di tempat saya, kayunya ‘Getas’
..
untung bukan buah durian, dilempar satu aja sudah berasa.. hi..hi.. ^^
..
Wah seneng nih kota yang saya berdomisili sekarang di bahas di blog nya BU Tuti >_<
salam Bu
Tuti :
Terimakasih sama Ata yang sudah menuliskan tentang kota Tetik. Memang kemarin nggak ketemu Ata ya di Malang? π
..
iya dibahas dikit, sebagai intro aja.. ^^
salam..
..
Ta …
Banyak orang menyebut pohon ini …
Pohon Beringin …
Karena besar dan Rindang …
Padahal ini adalah Pohon Ki Hujan ya Ta …
Alias Pohon Trembesi …
Salam saya Atta
Salam saya Bu Tuti
Tuti :
Saya juga baru sekarang tahu pohon trembesi alias Ki Hujan ini Om …
Di Yogya ada nggak ya … π
Indah sekali pohonnya. Tapi kalo lihat segitu gedenya, jangan-jangan di antara rimbun dedaunannya bersarang para hantu ya … π¦
Salam saya juga Om π
..
iya Om, padahal bentuknya beda banget lho..
dari daun sampek batang gak ada yang mirip, mungkin karena tongkrongannya aja yang guede jadi orang salah kira..
salam Om..
..
Foto2nya malah mirip suasana Magelang Jawa Tengah…
Tugu dan pohonnya juga sangat mirip.
Tuti :
Pak Mars piyantun Magelang nggih?
Gethuk’ipun eco Pak … π
..
di jawa tugu berbentuk lingga yoni emang banyak Pak..
yang di malang ini selesai di bangun tahun 1953, dan diresmikan ir.Sukarno,,
..
Enak tuh tiduran dibawah Ki Hujan saat panas terik.
Kirain waktu mencanangkan Gerakan Menanam Pohon, Pak SBY juga mbagiin gajinya..wkwkwkwk..
Lagian kalo Pak SBY mau bagiin benih pohon trembesi ke saya, saya pasti nolak deh. Soalnya pohonnya lebih gede dari rumah saya…
Salam buat Mbak Tuti dan penulis tamu yang kecapekan
Tuti :
Dewi pernah tidur di bawah pohon Ki Hujan ya? Waw, untung nggak diangkut orang … π
Pohon trembesinya kan butuh waktu puluhan tahun untuk bisa segede itu, jadi sambil nunggu pohonnya gede, Dewi gedein juga rumahnya … π
Salam juga buat Dewi. Penulis tamu yang kecapekan itu pasti seneng banget kalau dikasih bantal … hihihi π
..
kalo tidur dibawah pohon siang-siang gakpapa Mbak, asal jangan malem2..
sereemm..^^
salam diterima.. π
..
Hehehe ternyata ata toh penulisnya hehehe π Good ….Ternyata pohon itu namanya Ki Hujan toh π Btw, Boleh juga di undang jadi penulis di blogku Ta, maklum saya lagi bobok bareng sama mbak Tuti hahaha π Malah saya boboknya nggak sering bangun hahaha jadi blogku udah lumutan hehehe π
Mbak Tuti, yuk lanjut molor lagi, udah ada Ata jadi host penggantinya hahaha π
Best regard,
Bintang
Tuti :
Ata, banguuun …. *kitik-kitik telapak kakinya dengan bulu ayam* π Mbak Linda pengin rumahnya dijagain juga tuh …
Iya Mbak, saya lagi sibuk nih, lama nggak sempat nengok blog Mbak Linda juga. Tapi untuk komentar di TV, sedapat mungkin saya tetap meluangkan waktu untuk menjawab sapaan teman-teman π
salam hangat,
..
wah saya makin laris nih.. hehehe…
saya sih mau aja mbak, asal pas gak lagi sibuk..
..
@ Bu Tuti : saya lagi pake’ sepatu kok.. π
..
Ata…bangun…..
Kota Malang mengingatkan pada kota kembang Bandung (yang udah jarang kembangnya)…dan di Malang masih banyak pohon besar-besar dipinggir jalan, serta belum terlalu macet.
Nama Ki Hujan, pertama kali saya kenal dari novel nya Marga T, yang tokohnya sedang merenung di bawah pohon Ki Hujan, berbaju kuning, cantik seperti peri….hehehe….
Entah kenapa, cerita di novel sering melekat di otak, dibanding baca pelajaran ya.
Bersyukurlah mbak Tuti punya penulis tamu, jadi blognya nggak sepi…
Saya sendiri lagi teler mbak, hidung mampet…
Mbak, itu Ata udah bangun, belum?
Tuti :
Saya pernah ke Malang, tapi sudah lamaaa sekali, dan dulupun cuma sekilas saja, jadi tidak ada memory yang melekat. Pengin banget ke Malang lagi, apalagi kemarin barusan dikirimin tempe kripik khas Malang yang uenaaks banget … (makasih Ata π ).
Wah, di novel Marga T yang mana ya ada cerita pohon Ki Hujan dengan gadis berbaju kuning? π Saya membaca banyak novel Marga T juga, mulai dari Karmila, Badai Pasti Berlalu, Mimpi Semusim, dll … Jujur, saya banyak belajar menulis fiksi dari membaca novel MArga T π
Gimana ceritanya ke Malang, Mbak? Selamat ya atas kelahiran cucu pertamanya. Namanya cantik sekali, Ara.
Semoga mampet hidungnya segera hilang. Istirahat yang cukup Mbak … π
Di novel “Badai Pasti Berlalu” mbak…
Saat Leo diajak Johny ke vilanya, terus jalan-jalan…lihat Siska sedang duduk di bawah pohon Ki Hujan.
Saat itu kan saya kuliah di Bogor, jadi terus membayangkan bagaimana rasanya duduk di bawah pohon Ki Hujan…sayangnya kulit saya tak cocok pake baju kuning. hehehe….
Mungkin karena bacaan dulu nggak banyak, alias nggak kuat beli, bahkan adegan pun diperdebatkan antara teman kuliah…dan novel di baca rame-rame yang merupakan cerita bersambung dari Kompas. Ibu kost yang baik hati, menggunting pas bagian cerber tadi..biar korannya nggak sobek dipakai rebutan anak kost…hahaha
Dan Marga T (asli Bogor), adiknya kuliah di AKA (Akademi Kimia Analis), temannya teman sekamarku….wahh tiap hari diberondong hasil akhir cerpen kakaknya..happy end apa nggak?….Mengenang masa lalu jadi kangen deh….
Tuti :
Wah, saya kok nggak ingat sampai sedetil itu ya cerita Badai Pasti Berlalu. Ingatnya cuma tokohnya Siska yang patah hati, Leo yang akhirnya bisa menyambung hati Siska, dan Johny kakaknya Siska … π
Saya baca dari bukunya Mbak, soalnya nggak langganan koran yang memuat cerber itu. Apa kabar Marga T sekarang ya? Apa masih nulis novel-novel baru?
..
yang masih banyak bungannya di jalan besar Ijen/ ijen boulevard sama alun-alun tugu depan balai kota..
tapi kalo bener-bener pengen lihat bunga banyak ya di pasar Bunga Splindit.. π
..
iya Buk, yang agak macet cuma jalan-jalan tertentu aja..
..
Waduh, itu pohonnya rindang sekali. Kalau di jakarta banyak pohon seperti itu kayaknya ngga akan sepanas seperti sekarang deh π
Tuti :
Betulsekali, Mas Adit. Kalau gitu usul saja pada Pak Gubernur Kumis untuk banyak-banyak menanam pohon trembesi π
..
tapi kayaknya sudah gak ada lahan buat nanam pohon, gedung semua euy.. π
..
[…] Ki Hujan.. Januari 24, […]
di rumah ortu dulu pernah tanam pohon trembesi ini, untung masih kecil,
kami senang dengan bunganya yang merah, dan halus
waktu itu nggak tau namanya trembesi
setelah tahu bakal segede itu akhirnya dibongkar karena ditanam dekat tembok
sejak tahu pohon ini menyerap polutan paling baik sekarang aku suka cari2 trembesi di jalan, ternyata di jalanan jakarta juga sudah banyak, di antaranya menggatikan pohon angsana yang gampang roboh ditiup angin,
atau menggatikan pohon2 yang dulu ditebang untuk jalur busway
Tuti :
Mbak Monda, saya sepertinya malah belum pernah mencermati pohon Ki Hujan ini. Mungkin pernah juga melihatnya, tapi lupa. Sekarang kalau pergi suka ngamati pohon-pohon, berharap bisa nemu Ki Hujan (asal jangan ditemani petir dan halilintarnya … π
Moga-moga saja Jakarta jadi lebih sejuk dengan banyak ditanamnya pohon ini ya, sehingga kalaupun terjebak macet, agak terhibur sedikit π
di sekolahku SMP ada pohon trembesi guedhe..
bwhnya dikasih bangku2 buat duduk2 siswa waktu istirahat sama nonton basket…..
Tuti :
SMPmu dimana Tik? Boleh nggak aku ikut duduk-duduk di bawah trembesinya? π
Ata,, jangan mentang2 dibawah pohon trambesi yang rindang itu, terus tidur nyenyak sih,,
jadi pada tak tau kalau Ki Hujan hasil perenungan seorang Atta π
beberapa hari yang lalu sempat berteduh ditoko furniture,, ngeliat bapak-bapak yang melototin bangku antik,, penasaran,, iseng nanya,, “emang ini dari kayu apa, Pak??”,,, trambesi,, kuat ini kayu,,,
haiya,,, ternyata si pohonnya sendiri umurnya bisa lama,, dan rindaaaang banget,,,
Semoga Ki Hujan bisa jadi payung di negeriku ini..
Tuti :
Salma, itu Ata cuma pura-pura aja kok tidurnya, sebenernya ngintip siapa saja yang datang nengokin dia, dan nguping apa kata orang tentang dirinya … π
Wah, kayu pohon trembesi dibuat furniture ya? Yang bentuknya masih kelihatan seperti batang pohon itu? Unik sekali … π
Subhanallah…semakin terasa kecil kita dihadapanNYA ya… Sehebat itu ciptaanNYA apalgi penciptanya ya…Terimakasih Bu Tuti & Ki Senyum untuk menambah pengetahuan saya…
Tuti :
Terimakasihnya saya teruskan pada Ki Senyum, Mbak Mechta … π
Wah, baru tau keunggulan Ki Hujan dari chef ganteng kita ini nih,, π
makasih ya Ata, udah share soal trembesi,, siap-siap nanam di kebonku ah… *emang punya kebon??* hheheheheh,,,
oiya, hadiahnya apa ya kalo bangunin penulis tamu??
*siap-siap air seember*
Tuti :
Chef ganteng …. uhuy! Pasti kuping Ata gatel dan langsung bangun nih π
Iyha, kalo bisa bangunin sang penulis tamu, hadiahnya … ember baru untuk ngambil air lagi … hihihi π
rindang banget tuh pohonnya…
bentuknya juga bagus.. simetris..
bisa kebayang ademnya kalo siang2 berteduh di bawahnya…
bunga pohon ki hujan ini yang berwarna merah salur-salur itu ya..kok gak dilihatkan foto bunganya..aku pingin nanam pohon ini tapi rumahku dah ada pohon besar he he..
dimalang ini kayaknya
Tuti :
Betul π
[…] diΒ sini . Juga pengin ngadem di bawah pohon Trembesi, terhasut tulisan tetangga yang sama di posting ini. Bakso Malang? Pengin juga, tapi nggak sampai keimpi-impi So, kami tiba di Malang menjelang jam […]