Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang hipnotis di rumahΒ tetangga sebelah yang lagi sakit gigi plus sariawan komplit mabuk jengkol kepala cenat-cenut sehingga senyum raib dari wajahnya. Dari komen teman-teman yang masuk, terkesan bahwa kata “hipnotis” memunculkan persepsi skeptis, bahkan negatif. Masuk akal sih, sebab saya mengaitkan hipnotis dengan fenomena Uya Kuya yang menampilkan hipnotis hiburan di televisi. Sebagai sebuah pertunjukan hiburan, sudah pasti hipnotis ala Uya harus heboh. Kalau tidak, acaranya nggak bakal laku dong π
Sebenarnya hipnotis ada beberapa jenis dan memiliki banyak manfaat positif. Salah satunya adalah hypnotherapy, yang dipergunakan sebagai cara penyembuhan dari berbagai gangguan emosional maupun gangguan fisik yang disebabkan oleh pikiran. Hipnotis memiliki sejarah panjang, banyak berkaitan dengan ilmu psikologi dan psikiatri. Sejak ribuan tahun yang lalu, banyak etnis dari berbagai bangsa (Yunani, India, Mesir, China, dll.) menyembuhkan penderita sakit dengan mantra, diiringi musik dan tarian, yang sebenarnya adalah salah satu bentuk dari hipnotis.
Hipnotis juga sudah lama dipakai di rumah sakit di beberapa negara. Ketika terjadi Perang Dunia I dan II, banyak tentara yang terluka dihipnotis untuk menghilangkan rasa sakit pada saat dioperasi, karena pada waktu itu banyak rumah sakit kekurangan obat bius. Hipnotis juga diterapkan pada tentara Amerika veteran perang Vietnam untuk menyembuhkan trauma psikologis mendalam yang mereka alami.
Seorang pasien dalam terapi hipnosis (gambar dipinjam dari sini)