Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Rerasan Hari Ini’ Category

KESEMPURNAAN HANYA MILIK TUHAN

Beberapa hari ini hati saya ngilu mengikuti berita di televisi dan koran. Air mata saya menitik, dalam arti yang sebenar-benarnya …

Harapan saya hancur berantakan. Perasaan saya campur aduk antara tidak percaya, kecewa, dan duka yang mendalam. Orang yang selama ini saya kagumi karena kejujuran dan keteguhannya, yang menjadi tumpuan harapan saya (dan pastinya seluruh rakyat Indonesia) akan bisa memperbaiki situasi negara kita dari keterpurukan karena korupsi yang telah merambah ke segenap lini, yaitu Ketua KPK Antasari Azhar, menjadi tersangka kasus pembunuhan berencana. Sungguh sulit untuk menerima kenyataan ini.

Meskipun kasus ini masih perlu pembuktian, dan tidak mustahil ada konspirasi tersembunyi yang sengaja disusun untuk menjebak Antasari, berita mengejutkan ini sungguh membuat hari-hari saya muram.

No body is perfect ….


img_0971

Tayangan berita tersangkutnya Ketua KPK Antasari Azhar di Metroteve

(lebih…)

Read Full Post »

IT’S THE TIME !

Ini It’s The Time Part II. Jika ITT Part I berisi pamit, ITT Part II adalah selingkuh saya terhadap ITT Part I (ihiks … ). Ternyata saya tak tahan untuk setia pada janji saya,  say good bye to blogsphere, dan kembali menulis. Tapi rasanya perselingkuhan ini harus dimaafkan, karena pemicunya adalah event besar yang hanya terjadi lima tahun sekali. Event yang selama beberapa waktu ini telah membuat seluruh masyarakat Indonesia heboh dan gaduh riuh-rendah.

It’s the time to contreng!

Sampai Rabu malam, saya masih kurang bersemangat untuk nyontreng.  Pesimis dengan kualitas dan kredibilitas caleg yang tidak meyakinkan (bahkan membuat ‘patah hati’). Tapi Kamis pagi, ketika dari jendela saya melihat gedung Balai RK di depan rumah mulai sibuk dengan kegiatan panitia pemilu, dan dari masjid terdengar pengumuman-pengumuman agar warga menghadiri TPS, kegairahan mulai menjalari hati saya. Siaran televisi tentang pelaksanaan pemilu di berbagai tempat juga membuat saya merasa ‘gila banget’ kalau nggak ikut berpartisipasi dalam kewajiban bernegara : memilih wakil rakyat.

Ok, let’s go to the TPS!

img_08441

“Jangan salah pilih ya Bu … oh ya, jangan lupa juga untuk ditulis di blog.” Pak Aris, Ketua KPPS berpesan. Njih Pak, sendiko dawuh ….

(lebih…)

Read Full Post »

MELAYU YANG ‘BERLARI ‘ DI JAWA

Melon berusia 2 tahun? Aduhai, seberapa besarnya? Apa nggak busuk? Manis nggak rasanya? Tumbuh di mana?

Maap sudare-sudare … melon nyang ‘ni bukan melon yang bisa dibuat es buah, tapi http://melayuonline.com , yang sering disingkat menjadi ‘mel-on’ atau ‘melon’. Melon berulang tahun yang ke 2 pada tanggal 20 Januari 2009 kemarin. Hari jadi ini dirayakan dengan acara meriah di Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, dihadiri oleh beberapa gubernur, beberapa raja Melayu, para pejabat pemerintahan, budayawan, intelektual, dan masyarakat umum. Pada celebration yang menampilkan berbagai atraksi seni Melayu ini Melon juga memberikan 13 award kepada tokoh-tokoh yang berjasa di bidang budaya Melayu.


p1470190

Baliho Ultah ke-2 Melon terpasang di depan Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta

Melayuonline.com dikelola oleh Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM), yang didirikan di Yogya oleh Mahyudin Al Mudra. Selain MelayuOnline.com, BKPBM juga meluncurkan WisataMelayu.com, dan RajaAliHaji.com. Portal terbaru, CeritaRakyatNusantara.com diluncurkan pada malam peringatan ultah ke 2 Melon kemarin.

MelayuOnline.com adalah portal (pangkalan data) yang menghimpun segala sesuatu yang berkaitan dengan Melayu dari seluruh dunia, dengan slogannya “Dunia Melayu se-Dunia”. Pada usia 2 tahun, portal ini sudah dikunjungi lebih dari 20 juta pembaca, sebuah prestasi yang cukup membanggakan.

(lebih…)

Read Full Post »

YUUK, KEMBALI KE PASAR …

Anda suka belanja ke supermarket? Oh, pasti. Saya pun suka. Nggak usah ditanya kenapa. Supermarket tempatnya bersih, sejuk, nyaman, barang-barangnya segar, bebas memilih, nggak usah tawar menawar, dan seribu kenyamanan lain. Bagaimana dengan pasar tradisional? Waduh … ampyun-ampyun. Panas, bau, kotor, berdesakan, ribut …

Oke. Siapa pun setuju bahwa belanja ke supermarket lebih nyaman (bergengsi lagi!). Itulah sebabnya supermarket, bahkan hypermarket, muncul di setiap kota, bahkan hingga ke kota-kota kecil.  Carrefour, Giant, Superindo, dan berbagai supermarket besar bertebaran di setiap sudut kota. Banyaknya jumlah supermarket ini membuat pasar tradisional surut, dan toko-toko kecil kehilangan pelanggan. Pedagang kecil, yang berusaha mengais untung beberapa ribu rupiah setiap hari, semakin sulit memperoleh pembeli. Bagaimana tidak, lha wong jajan pasar, bahkan bumbu-bumbu dapur pun sudah masuk super market.

Saya geleng-geleng kepala ketika menjelang Hari Raya Idul Adha kemarin, di beberapa supermarket digelar tumpukan tusuk sate, anglo dan panggangan sate, sampai ke arangnya sekalian! Astaga, arang kayu, yang dulu hanya ada di pasar, sekarang masuk pula ke supermarket! Benar-benar jaringan kapitalis ini telah berusaha merebut bagian rejeki rakyat kecil …


img_0559

Gunungan buah impor yang menggiurkan di sebuah supermarket

(lebih…)

Read Full Post »

Pilihlah Aku

PILIHLAH AKU JADI WAKILMU


Pilihlah aku, jadi wakilmu

Yang selalu akan memperjuangkanmu

Jangan kau pilih caleg yang lain

Yang lain belum tentu terpercaya

Jadi, pilihlah aku

(melodi lagu “Pilihlah Aku Jadi Pacarmu”)

Saat ini, di seantero muka bumi Indonesia terpampang wajah-wajah cerah para caleg dalam bentuk baliho, spanduk, dan poster. Baliho dan spanduk mereka mengalahkan heboh publikasi konser musik rock yang paling akbar sekalipun. Wajah-wajah cerah, senyum manis, dan kalimat-kalimat hebat dari para caleg bersaing keras untuk memikat dan memperebutkan hati rakyat. Pilihlah saya! Centang nama saya! Saya paling baik! Saya paling hebat! Saya cinta rakyat! Haiyaaa ….

Siapakah mereka, para pengiklan diri yang mati-matian ingin berjuang untuk kita itu? Sembilan puluh persen dari wajah dan nama caleg itu tidak saya kenal. Sepuluh persen sisanya saya kenal namanya, tapi sungguh mati … saya pangling melihat foto wajah mereka. Lho, kenapa? Karena wajah mereka terlihat begitu bersih, tampan dan cantik, keren berwibawa, padahal … mohon beribu maaf, sosok yang saya kenal aslinya tidaklah se’indah’ foto yang terpampang di public area itu. Alangkah besar jasa photoshop, yang dengan sukses telah mengubah wajah seseorang menjadi seperti apa yang mereka inginkan …


img_0541

Wajah-wajah cerah, kharismatik, keren dan berwibawa para caleg

(lebih…)

Read Full Post »

PESTA PAUD DAN LANSIA YANG CERIA

Ini kisah seru tentang perayaan Hari Ibu yang saya ikuti. Meskipun agak terlambat, rasanya sayang jika tidak saya ‘laporkan’ kepada teman-teman. Better late than never, ya toh  … ?

Peringatan Hari Ibu ini digagas oleh TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Saka Widya dan warga RW 01 Kelurahan Pakel, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Lokasi perayaan hanya sekitar 20 meter dari rumah kediaman Ibu Dyah Suminar. Karena Ibu Walikota tidak hadir (tentunya sedang menghadiri acara yang lebih besar, minimal tingkat provinsi, gitu) maka saya memberanikan diri mewakili (mewakili rakyat, bukan mewakili beliau … haduh, mana berani lah … ).

Acara dengan tema “Ibu Sehat Negara Kuat” ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 21 Desember 2008, melibatkan seluruh warga RW 01 dari balita hingga lansia, bapak-bapak maupun ibu-ibu. Anak-anak membuat berbagai macam makanan dan kerajinan yang akan dijual kepada para tamu. Uniknya, makanan tersebut tidak dibeli dengan uang beneran, tetapi dibayar dengan ‘uang palsu’ yang disediakan panitia. Setiap pengunjung harus membawa buku, mainan, atau apa pun (boleh baru maupun bekas) untuk ditukar dengan ‘upal’ (uang palsu) tersebut. Upal ini tidak memiliki nilai nominal, dan transaksi pembelian boleh dilakukan melalui tawar menawar. Misalnya, sebuah pisang bakar ditawarkan seharga 2 lembar upal, maka saya menawar untuk mendapatkan dua buah pisang seharga 3 lembar upal.


img_0188

Aduh … pisang bakarnya enak banget. Ibu beli dua ya, tapi nawar dulu … (foto : Mahyudin AM)

(lebih…)

Read Full Post »

Catatan :

Artikel ini saya tulis karena ketertarikan saya pada masalah di seputar RUU Pornografi yang menuai pro dan kontra. Referensi yang pertama saya baca adalah majalah Femina Nomor 42 edisi 23-29 Oktober 2008. Ulasan di Femina inilah yang menjadi dasar saya dalam menulis artikel. Namun setelah artikel ini saya posting, dan banyak komentar masuk, saya membaca majalah Madina Nomor 10 terbitan bulan Oktober 2008, yang menganalisis masalah RUU Pornografi dari sisi yang berbeda (dan lebih rinci). Referensi dari majalah Madina inilah yang menambah pemahaman saya tentang RUU Pornografi, dan selanjutnya menjadi referensi saya dalam merespon komentar-komentar yang masuk.

Perbedaan referensi pada saat saya menulis artikel dan pada saat saya merespon komentar barangkali membuat saya kelihatan ‘berubah pandangan’. Untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Ini menjadi pengalaman bagi saya, bahwa apa yang dimuat di sebuah media tak bisa dilepaskan dari ‘siapa’ yang ada di belakang media tersebut, serta misi yang dibawanya.

KONTROVERSI TIADA HENTI UU PORNOGRAFI

Maraknya pornografi di masyarakat kita sejak beberapa dekade ini memang sangat meresahkan. VCD dan produk-produk bermuatan pornografi beredar dengan begitu bebas, dijajakan di pinggir jalan dan bisa dibeli oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Terbitnya majalah Playboy di Indonesia merupakan bukti direstuinya pornografi muncul secara legal di media cetak. Informasi dari internet, yang langsung masuk ke ruang-ruang pribadi pengaksesnya, menjadi pintu masuk serbuan pornografi yang sangat sulit diawasi. Bahkan dijumpai game-game untuk anak dan VCD film kartun yang ternyata disisipi gambar-gambar porno.

Mengapa pornografi demikian marak dan jaringannya sangat sulit diberantas? Karena, pornografi merupakan komoditas yang melibatkan uang dalam jumlah sangat besar. Pelaku bisnis pornografi menangguk keuntungan menggiurkan, sehingga sama seperti perdagangan obat bius, sangat sulit memberantas bisnis ini.

Siapa pun yang masih memiliki hati nurani pasti resah melihat situasi seperti ini. DPR kemudian membentuk Panja (Panitia Kerja) untuk menyusun RUU APP (Anti Pornografi dan Pornoaksi) pada tahun 2005, yang kemudian diperbarui menjadi RUU Pornografi. Seharusnya, tanggal 23 September 2008 kemarin RUU Pornografi ini disahkan menjadi undang-undang (UU) Pornografi. Tapi, meskipun sudah mengalami 3 kali revisi, RUU ini masih ditentang di berbagai tempat.

Apa sesungguhnya isi RUU Pornografi, sehingga mengundang pro kontra yang demikian keras?

Demo menolak RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi di Jakarta

(lebih…)

Read Full Post »

Tawuran Mahasiswa

BUKANNYA BELAJAR, MALAH MENGHAJAR

Kita semua pasti geleng-geleng kepala menyaksikan tayangan tawuran mahasiswa UKI vs YAI di televisi baru-baru ini. Apa-apaan ini? Mahasiswa tawuran massal, saling lempar batu, merusak gedung kampus, menghancurkan mobil, merugikan masyarakat karena membuat lalu lintas macet dan pedagang kocar-kacir. Perasaan geram, sedih, dan kecewa terasa menyesakkan dada kita semua, terlebih lagi para orangtua yang telah bersusah payah membiayai kuliah anak-anak mereka, dan ternyata anak-anak tercinta itu bukannya belajar malah saling menghajar …

Apa gerangan yang ada di dalam benak dan di hati sanubari para pemuda penerus bangsa itu? Amarah yang tak terkendali? Dendam? Hawa nafsu angkara murka? Oleh sebab apa? Saling mengejek? Rebutan pacar? Berselisih soal-soal sepele dan tak penting lainnya?

Tidakkah mereka prihatin memikirkan masa depan bangsa yang sekarang ini masih menghadapi begitu banyak tantangan? Korupsi merajalela, pergantian kepemimpinan nasional, krisis moneter & finansial global yang berimbas juga ke Indonesia, global warming, dan setumpuk masalah lainnya? Tidakkah mereka malu pada adik-adik mereka di SD, SMP, dan SMA yang berprestasi di kancah Olimpiade Internasional Matematika, Fisika, Komputer dan prestasi-prestasi gemilang lainnya? Mereka kan intelektual, bukan penonton sepakbola bonek, yang bisanya cuma berkelahi, membajak kereta api, merampas makanan pedagang, dan membuat keonaran-keonaran lainnya?

Hati meradang, kaki menendang, tinju melayang, batu-batu terbang, setan tertawa senang …

(lebih…)

Read Full Post »

KEMBALI KE DUNIA NYATA ….

Lebaran telah usai hari Minggu ini. Senin besok adalah hari baru, dunia nyata yang harus kembali kita hadapi. Wahaha, memangnya lebaran selama sepekan kemarin bukan dunia nyata?

Ya, lebaran memang dunia impian : semua orang berbahagia, saling bersilaturahmi, saling bermaaf-maafan. Senyum bertebaran dimana-mana, jabat tangan menjadi aktivitas utama, peluk dan cipika-cipiki dilakukan tua-muda. Semua makan enak, berpakaian indah, berdompet tebal.

Hari Senin besok pagi, semua orang harus kembali bekerja (kecuali beberapa yang mengambil cuti khusus atau bekerja di institusi yang memberlakukan libur lebaran khusus). Karyawan kembali ke kantor, pedagang kembali ke pasar, petani kembali ke sawah, mahasiswa kembali ke kampus, anak sekolah kembali ke kelas. Ibu rumah tangga? Kembali bisa menarik nafas ….

Senangnya bisa kembali menikmati berkebun … (eh, tapi ini bukan kebun saya lho)

(lebih…)

Read Full Post »

Kriing, Kriing …! Pos!

PAK POS, PENYAMBUNG CINTA DAN RINDU

Separuh perjalanan hidup saya rasanya bisa dilacak di kantor pos. Ketika masih kecil imut (ireng klumut = hitam lusuh) saya rajin ke kantor pos untuk menabung. Maklum, sebagai pramuka yang baik saya kan harus punya buku tabungan (meskipun isinya cuma beberapa rupiah, dan frekuensi menabung balapan dengan frekuensi menarik tabungan … ).

Menginjak remaja, saya datang ke kantor pos untuk menguangkan wesel dari majalah Gadis, Femina, Kartini, dll untuk honorarium menulis cerpen. Ketika menerima wesel pertama dari majalah Gadis, saya baru berumur 15 tahun. Karena belum punya KTP, saya harus melegalisir wesel tersebut ke Pak RT dan Pak RW. Bapak-bapak pejabat itu bingung ketika melihat nama yang tertulis di wesel tidak sama dengan nama saya di kartu keluarga. “Lho, iki kok jenengmu Tuti Nonka ki piye to Nduk?” mereka bertanya. Terpaksalah, dengan malu dan tersipu-sipu (asli lho malunya … ) saya jelaskan mengapa nama saya jadi aneh dan ganjil begitu (ya, kan terdiri dari 9 huruf, jadi ganjil to?). Lalu karena di kolom ‘berita’ tertulis bahwa wesel itu adalah honor cerpen berjudul “…….” yang dimuat di Gadis nomor sekian tanggal sekian, Pak RT dan Pak RW pun jadi tahu kalau saya ini tukang ngarang. Berita pun menyebar bir-to-bir (hwaduh, imajinasinya jangan kemana-mana, maksud saya : dari kata-kata yang muncul di bibir satu orang ke bibir orang yang lain lagi), membuat saya jadi selebriti kampung (halah!).

Ketika datang musim bercinta (alamak!) kantor pos pun menjadi ajang penyambung rindu asmara. Surat demi surat melayang ke dan dari kantor pos, seminggu bisa lebih dari satu kali. Meskipun pacaran sekota, komunikasi utama adalah lewat surat, karena zaman itu (beberapa abad yang lalu deh) telpon masih barang inventaris syurga yang diimpikan pun haram hukumnya. Saya juga punya banyak sahabat pena, para pembaca cerita saya yang berkirim surat, sehingga aktivitas mengirim dan menerima surat hampir terjadi setiap hari.

Sekarang, apakah hubungan mesra saya dengan pak pos masih berlanjut?

Bis surat, disinilah cinta dan rindu berlabuh …

(lebih…)

Read Full Post »

« Newer Posts - Older Posts »