Warning : posting ini narsis dan nggak penting banget, jadi teman-teman yang nggak siap sebel, saya persilahkan dengan hormat untuk membaca tulisan lain yang lebih bermutu …
ENJOY IN ALONE …
Sendiri lagi. Ya, saya sendiri lagi. Suami saya pergi, meninggalkan saya. Maka saya menjalani hari-hari dengan diri saya yang cuma sebatang ini. Di rumah sendiri, makan sendiri, tidur sendiri, bangun sendiri, nonton teve sendiri, dengerin musik sendiri, baca buku sendiri, nge-blog sendiri, ngomong sendiri, nyanyi sendiri … (hoho … lama-lama kok sinting)
Biasanya, tiap pagi saya sibuk menyiapkan pakaian suami saya, menyetrikanya sendiri. Soalnya di dunia ini tidak ada tukang setrika baju yang sebaik saya. Baju harus liciiin … cin, lipatan lengan harus rapi. Mencarikan sapu tangan dan kaos kaki yang warnanya serasi dengan baju. Sepatu dan ikat pinggang …. oh ya, juga pulpen, arloji dan cincin. Semua harus matching. Kalau hari itu pakaian suami saya casual, maka ikat pinggang, sepatu dan arlojinya juga yang rada gaul. Tapi kalau bajunya formal, perlengkapan lain pun juga harus kinyis-kinyis. Sampai hape pun harus matching lho, sumpe …
Terus nyiapin sarapan. Telur ayam kampung tiga per empat matang (catat : tiga-per-empat, bukan setengah matang). Kalau telur itu dari dalam kulkas, cemplungin ke air mendidih tiga setengah menit. Kalau tidak dari kulkas, cukup tiga menit. Dijamin mateng tiga per empat. Putihnya masih lunak, kuningnya yang paling dalam sedikit cair. Lalu membuat jus dari buah apel segar. Nyiapin suplemen vitamin yang banyaknya lima macam. Nyusun halaman dan nyeteples dua koran pagi, Kompas dan Kedaulatan Rakyat.
Nah, karena suami saya pergi, tidak ada yang perlu saya lakukan ….
Okey, whatever happen, let’s cheer up the life!
Cuit cuit si burung prenjak dan miaow si pus membuat hari saya cerah!