OMBAK, PASIR, DAN SAPI SUNSET
Apa yang bisa kita nikmati dari hamparan pantai bernama Parangtritis? Ombak yang pecah ke pantai tanpa henti, gumuk-gumuk pasir yang membuat kita merasa seakan berada di gurun pasir Australia atau Afrika, dan panorama sunset yang mempesona.
Saya memotret Parangtritis bersama teman-teman peserta short course fotografi di ADVY (Akademi Desain dan Visi Yogyakarta), bulan April 2007. Jika foto-foto pada postingan ini kelihatan indah, itu bukan karena kepiawaian fotografernya, melainkan karena kameranya yang canggih …. eh, salah : bukan karena kecanggihan kameranya, tapi karena kepiawaian fotografernya ….. eh, salah lagi : bukan karena kameranya yang canggih dan fotografernya yang piawai, tapi karena … kebetulan saja cuaca mendukung ….
Acara hunting foto itu untuk mempraktekkan apa yang sudah kami peroleh di dalam kelas (meskipun setiap minggu sebenarnya sudah ada tugas membuat foto). Misalnya, jika memotret lansekap, sebaiknya horison diletakkan pada sepertiga bagian atas atau sepertiga bagian bawah bidang foto. Jika horison diletakkan di tengah bidang foto, estetika hasil foto kurang bagus. Pada foto di bawah ini, horison saya letakkan pada sepertiga bagian atas. Sayangnya, langit ‘terlalu bersih’, tidak ada mega sama sekali, sehingga tampak seperti layar panggung yang kosong.
Sebagaimana lukisan, foto juga bisa diberi tittle, untuk menjelaskan message yang ingin kita sampaikan.
“Menunggu Angin”