Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Februari, 2008

PRITA

PRITA

Prita hampir selalu kulihat sendirian. Dari teman-teman kuliah seangkatan kami, memang dia satu-satunya cewek. Dan fakultas Kehutanan bukan tempat yang cocok untuk seorang gadis. Apalagi semanis dan semungil Prita. Toh sebenarnya itu bukan alasan final. Arsinta, kakak kelas kami dua tahun, juga tidak punya teman cewek. Tapi dia selalu berteman, selalu ada orang lain bersamanya.

Prita gadis yang manis dan mungil. Kurasa setiap pemuda senang melihatnya, kecuali seleranya selera Afrika. Tapi Prita begitu kalem dan pendiam, hampir-hampir menutup diri. Dia lebih banyak tersenyum dari pada buka mulut. Dan pembawaannya begitu rupa sehingga Johny, berandalan yang seringkali sukar membedakan cewek dengan bola basket pun jadi pemuda santun di depannya.

Berani taruhan (asal jangan mahal-mahal), tak kurang dari dua belas ‘anak hutan’ yang kepengin memagari Prita dengan lingkaran lengannya. Semua bukan dari kelas kunyuk. Dan semua luput. Prita sudah punya pacar. Konon, pacarnya anak Sospol, tiga tahun lebih tua. Tapi hanya segelintir orang yang pernah melihat Prita bersama pacarnya. Prita selalu sendiri, kemana-mana.

Gedung Balairung UGM, tempat aku dan Prita pertama bertemu pada saat plonco mahasiswa baru

(lebih…)

Read Full Post »

PLN ….. P(akai) L(ilin) N(i yee …)

       Judul di atas saya ambil dari guyonan Nofee di tabloid Nova yang terbit tanggal 25 Februari 2008. Satir yang membuat kita tersenyum geli sekaligus ngenes …

       Isu kekurangan pasokan daya PLN memang sedang menjadi berita hangat beberapa hari terakhir. Pelanggan listrik di Jawa – Bali terancam pemadaman secara bergilir. Di sebagian wilayah Jakarta bahkan pemadaman sudah benar-benar terjadi. Jakarta yang metropolitan, yang biasanya gemerlap dengan ribuan lampu, akan menjadi remang-remang oleh kerdip lilin di malam hari. ‘Dinner with candle light’ memang romantis (apalagi kalau dilakukan berdua dengan orang tercinta, di pent-house gedung bertingkat 50, dengan iringan musik Johann Strauss), tapi makan malam nasi dingin di tengah genangan banjir hanya dengan diterangi lilin? Atau bekerja di kantor yang tertutup rapat, sementara AC mati dan komputer tak berfungsi? Barangkali itu contoh sebagian adzab dunia ….

(lebih…)

Read Full Post »

ADAT HIDUP

Adat hidup dengan sahabat
kalau berlaba sama mendapat
kalau lupa ingat-mengingat
kalau terbeban sama diangkat
kalau menimbang sama berat
kalau menakar sama sesukat

Adat hidup sama senegeri
bila susah beri memberi
bila hilang sama merugi
bila lenyap sama dicari
bila berhutang sama dibagi
bila jatuh sama berdiri
bila kurang sama mengisi

(Tunjuk Ajar Melayu)

Read Full Post »

IBUKU

Badannya kecil, tak sebanding dengan ayah yang tinggi besar. Beliau lahir tahun 1916, dua tahun lebih muda dari ayahku. Ibuku berasal dari desa Sambeng, yang berjarak sekitar lima kilometer dari desa Sanden, tempat kelahiran ayahku. Kakek, ayah ibuku, adalah lurah yang cukup kaya dan terpandang. Rumah kakek sangat luas, dikelilingi pagar tembok setinggi satu setengah meter, sesuatu yang sangat jarang dimiliki orang pada waktu itu. Sawah kakek terbentang dimana-mana. Kakek juga punya toko bahan makanan dan segala kebutuhan di desa Sanden, desa ayahku. Ibuku sering menjaga toko itu, dan ayahku sering membeli sesuatu di sana. Lama-kelamaan, transaksi bisnis itu berkembang menjadi transaksi hati … he he …

Foto pernikahan ayah dan ibu pada tahun 1937. Pakaian mereka sangat sederhana. Maklumlah, mereka orang desa. Bahwa sempat dibuat foto pun, sudah sangat istimewa …

Meskipun ayah dan ibuku dirunut tujuh turunan ke atas adalah Jawa asli, tetapi beliau berdua jauh dari cara hidup kejawen. Tuntunan hidup yang diterapkan sepenuhnya adalah syariat agama. Tidak ada adat ritual Jawa yang berlaku di rumah kami. Apalagi yang berbau takhayul, klenik, dan syirik. Semua anak dari TK sampai SMP sekolah di Muhammadiyah (tiga kakakku bahkan sampai SMA). Waktu aku kecil, bahkan kupikir Islam itu ya Muhammadiyah, sehingga aku bingung ketika mendengar ada orang Islam kok ‘agamanya’ NU, lha terus Gusti Allahnya siapa? Kan Gusti Allah cuma satu, sudah ‘dipakai’ oleh orang Muhammadiyah … he he …

(lebih…)

Read Full Post »

MAAF …

Bapak-Ibu dan karib-kerabat …..

Mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau pada Flickr ada foto yang kurang sopan. Ini foto-foto dari ‘sono’nya, dari wordpress. Saya belum tahu cara menyensornya ….
Ignore it, and forgive me please.

Read Full Post »

GET GROW !

Unless you try to do something beyond what you have already mastered, you will never grow

(Ralph W. Emerson)

Read Full Post »

DANCE ….. LET’S DANCE

 

DANCE …. LET’S DANCE !

Kata ‘dansa’ masih membuat telinga kebanyakan dari kita terasa gatal. Serta merta yang terbayang adalah dua sosok berlainan jenis (dua sosok itu maksudnya pria dan wanita, bukan hantu dan malaikat … ) berpelukan sambil bergoyang-goyang. Tidak terlalu salah, karena di film-film, yang diperlihatkan memang seperti itu. Dansa seperti itu adalah dansa ‘pergaulan’ (untuk membedakan dengan dansa ‘akademis’ …. he he … ini istilah saya sendiri lho ...). Sesungguhnya citra dansa sebagai ‘perbuatan sesat’ itu hanya sepertiga benar. Banyak sisi lain dari dansa yang mungkin belum diketahui orang. In fact, dansa adalah perpaduan dari olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Orang bisa berdansa dengan baik kalau dia memiliki kepekaan rasa seni, daya ingat tinggi, dan kemampuan mengendalikan raga.

Saat ini, dansa sudah terdaftar sebagai salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan di PON. Organisasi dansa yang diakui secara resmi sebagai anggota KONI adalah IODI (Ikatan Olahraga Dansa Indonesia).

Dansa sebagai olah raga? Yang bener azaa … Tapi bener kok. Kalau tidak percaya, silahkan berdansa Jive atau Chacha selama satu jam saja. Kalau baju tidak basah kuyup oleh peluh, pasti dansanya cuma dalam mimpi …  

Latin dance yang energik

(lebih…)

Read Full Post »

TITIP RINDU UNTUK AYAH

AYAHKU

Apa yang bisa kuceritakan tentang ayahku?

Ayahku dilahirkan di desa, 30 kilometer di sebelah selatan Yogya. Sebagai anak petani, namanya sangat sederhana : Paidi. Beliau lahir tahun 1914, pada saat di Eropa meletus Perang Dunia I. Meskipun hanya seorang petani, kakekku sangat mengutamakan pendidikan, sehingga ayahku dan saudara-saudara ayahku dimasukkan ke Kweek School, Sekolah Pendidikan Guru pada jaman Belanda. Demikianlah, ayahku menjadi guru, menikah dengan ibuku yang juga seorang guru.

Sebagaimana kebiasaan orang jaman dahulu, sesudah menikah ayahku tidak lagi memakai nama Paidi, dan mengganti namanya dengan ‘nama tua’ yaitu Wignyo Sumarto. Kakak sulungku mencantumkan inisial WS di belakang namanya, singkatan dari nama ayahku. Tapi kami, ke enam adiknya, tidak ada yang mengikuti contohnya. Aku, anak yang terkecil, malah terseret ‘aliran sesat’ remaja yang mencari jati diri, mereka-reka namaku menjadi Tuti Nonka. Nonka adalah Tuti tanpa k, jadi bukan Tutik . Biar gaya, biar ‘lain’, begitu. Setelah meninggalkan bunga-bunga masa remaja, aku ingin menanggalkan nama Nonka itu, karena rasanya memalukan. Tapi rupanya orang tak mau melupakan nama konyol itu. Ibarat tato, nama itu rupanya sudah tergores di keningku, tak bisa dihapus. Apa boleh buat, akhirnya aku menerima nama Nonka sebagai bagian dari diriku, seperti halnya aku menerima wajahku yang bulat dan tinggi tubuhku yang tak pernah bisa melebihi tinggi tali jemuran.

Ayahku bertubuh tinggi besar, parasnya tampan, rambutnya sedikit mengombak. Aku masih menyimpan foto beliau mengenakan jas, dasi, dan blangkon. Aneh juga paduan busananya ya? Agaknya itu trend mode paling top saat itu, sebagaimana kita lihat pada foto Douwes Dekker dan teman-temannya Tiga Serangkai, para pendiri Boedi Oetomo. Barangkali, jas dan dasi itu mencerminkan modernisasi, sedangkan blangkon adalah identitas nasionalisme. Foto itu dibuat tahun 1936, beberapa saat sebelum beliau menikah dengan ibuku. Betul-betul keren, tampak seperti pemuda Jawa tempo doeloe yang ganteng.

(lebih…)

Read Full Post »

INDAHNYA BERKASIH SAYANG

Apalah tanda pohon pandan
daunnya lebat berduri-duri
Apalah tanda orang pilihan
kasih melekat kemana pergi

Kalau kuncup sudah mengembang
banyaklah kumbang datang menyeri
Kalau hidup berkasih sayang
gundah kan hilang hati berseri

(Tunjuk Ajar Melayu)

Read Full Post »

BE A WINNER!

BE A WINNER!

Winning is not a sometime thing; it’s an all time thing. You don’t win once in a while, you don’t do things right once in a while. You do them right all the time. Winning is a habit. Unfortunately, so is losing.

(Lombardi)

Read Full Post »

Older Posts »