Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Agustus, 2008

REK, AYO REK, DOLAN NANG SUROBOYO …

Bangkrutnya Adam Air sungguh menyedihkan hati saya. Bukan karena saya pemegang saham maskapai itu, tapi karena gulung tikarnya Adam Air menandai berakhirnya harga murah tiket pesawat. Sekarang harga tiket melambung tinggi, menjerat leher para penumpang dengan kantong rakyat. Tiket Lion Air Yogya – Surabaya sudah hampir 500 ribu, untuk penerbangan selama 40 menit. Untuk berdua, pergi-pulang berarti sudah 2 juta. Sementara tiket kereta api eksekutif Sancaka hanya 85 ribu, dengan waktu tempuh 5,5 jam. Karena hanya beberapa jam, dan keretanya nyaman, saya pilih naik Sancaka. Saya nggak mau membuang-buang uang 1,6 juta untuk pesawat dengan tempat duduk sempit dan tanpa memberikan pelayanan setetes minuman pun itu.

Saya berdua dengan keponakan tiba di Stasiun Gubeng hari Rabu jam 12.45, tepat sesuai jadwal. Karena sudah puluhan tahun tidak menginjak Gubeng, saya tidak kenal medan. Begitu keluar pintu, saya ditawari taksi resmi milik koperasi stasiun. Borongan, ke Garden Palace tempat kami menginap, ongkosnya 40 ribu. Saya iya saja, pokoknya aman sampai ke hotel. Begitu dibawa ke taksinya, lho … kok mobilnya kijang. Saya pikir mobil sedan sebagaimana umumnya taksi. Lalu begitu naik, puanaasnya minta ampun. Ketika sopir saya minta menghidupkan AC, katanya AC rusak. Whoaa, saya pun protes, karena dijanjikan mobilnya ber-AC. Maka kami pun dipindahkan ke kijang lain, yang ACnya waras.

Sebenarnya saya sudah membeli peta kota Surabaya, tapi karena menjelang berangkat banyak yang harus dibereskan, saya tidak sempat membuka peta. Ternyata, oh ternyata … dari Gubeng ke Garden Palace di Jalan Yos Sudarso, suuangaat dekat. Kalau dengan taksi argo, paling-paling hanya 10 – 15 ribu. Waduh, ternyata saya dikerjain taksi stasiun. Peringatan bagi teman-teman yang belum pernah ke Surabaya lewat Gubeng, jangan meniru kebodohan saya memakai taksi milik koperasi stasiun!

Sebagian gedung-gedung megah di Surabaya yang tampak dari jendela hotel

(lebih…)

Read Full Post »

Pamit Sebentar ….

Bapak-Ibu, karib-kerabat, teman-sahabat, dan para pembaca Tutinonka’s Veranda yang budiman …

Ijinkan saya mohon diri sekejap. Saya akan off dari dunia maya hingga tanggal 29 Agustus (hari Jum’at), karena ada sedikit urusan ke Surabaya, yang tidak memungkinkan saya membuka blog (soalnya males bawa laptop, ‘pyur’ urusan jalan-jalan dan makan-makan … hehehe). Hingga Rabu jam 01.00 dini hari, ketika saya menulis ‘surat pamit’ ini, ada beberapa komentar yang belum sempat saya jawab, yaitu dari Mbak Yulis, Mbak Edratna, Pak Eko, Japs, dan Chris pada artikel “Do’a Ayah”. Saya sudah membaca semua komen tersebut, dan ingin menjawab secara khusus untuk setiap komen. Tetapi malam sudah tergelincir ke dini hari, dan saya perlu istirahat sejenak. Semua komen sangat menyentuh hati saya. Terimakasih untuk tanggapan bapak-ibu, dan teman-sahabat yang demikian baik.

Insya Allah saya akan menulis lagi hari Sabtu. Sampai jumpa …

Read Full Post »

Doa Ayah

Ini adalah sebuah doa yang berbentuk puisi, ditulis oleh Jenderal Douglas Mac Arthur, seorang jenderal Amerika yang terkenal dengan kata-katanya “We shall return”. Kata-kata itu ia ucapkan sebagai janji kepada rakyat Philipina, ketika ia terpaksa mundur ke Australia, karena tentaranya tidak dapat menahan serbuan Jepang pada Perang Dunia ke II. Dan ia memenuhi janjinya, membebaskan rakyat Philipina dari kekuasaan Jepang yang kejam.

MacArthur menulis puisi ini sebagai hadiah ulang tahun bagi putranya, karena pada hari ulang tahun putranya tersebut ia sedang berada di medan perang dan tidak dapat pulang.

DO’A AYAH

Tuhanku,

jadikanlah anakku sebagai seorang

yang cukup mengetahui kelemahan dirinya

berani menghadapi kala ia takut

tegar dan tidak terpuruk

dalam kekalahan yang tulus

rendah hati dan penyantun dalam kemenangan

Tuhanku,

jadikanlah anakku

seorang yang tahu akan adanya Engkau

dan mengenal diriMu sebagai dasar segala pengetahuan

Tuhanku,

bimbinglah ia

bukan di jalan yang lapang dan mudah

tetapi di jalan yang penuh desakan, tantangan, dan kesukaran

ajarilah ia, agar ia sanggup berdiri teguh di tengah badai

dan belajar mengasihi mereka yang tak berhasil

Tuhanku,

jadikanlah anakku orang yang berhati lembut

bercita-cita luhur

sanggup memerintah dirinya sebelum memimpin orang lain

mengejar masa depan tanpa melupakan masa lalu

Sesudah semuanya membentuk dirinya

kumohon, ya Tuhanku

rahmatilah ia dengan rasa humor

sehingga serius tak berlebihan

berilah keramahan, kesederhanaan, dan kesabaran

Ini semua, ya Tuhanku

dari kekuatan dan keagunganMu

Jika sudah demikian, ya Tuhanku

beranilah aku berkata :

tak sia-sia aku hidup sebagai ayahnya

Sangat menarik doa Mac Arthur ini. Tidak sebagaimana umumnya doa orang tua yang memohon agar anaknya diberi jalan lapang, kemudahan, rezeki berlimpah, dan kemudahan-kemudahan hidup lainnya, Mac Arthur justru berdoa agar anaknya digembleng dengan kesulitan, agar sang anak menjadi seseorang yang kuat. Mac Arthur berharap agar sang anak memiliki keberanian ketika menghadapi saat-saat yang menakutkan. Ia juga ingin anaknya tidak hancur dan kehilangan harga diri meskipun sedang didera kekalahan, dan tidak sombong ketika berada di puncak kemenangan.

Jangan selalu memberikan kemudahan kepada anak-anak kita. Jangan khawatir jika anak-anak kita menghadapi kesukaran. Ajarkan dan dorong agar mereka berhati tegar, memiliki daya juang yang kuat dan tahan uji. Barangkali dengan doa seperti inilah, sebuah generasi akan menjadi bangsa besar.

Saya suka doa ini.

(foto diambil dari Wikipedia)

Read Full Post »

Minggu Pagi di Kampus UGM

LEBIH NIKMAT BELANJA DARI PADA OLAHRAGA …

Dulu, Kampus UGM menjadi tempat olah raga dan lari pagi yang nyaman di hari Minggu. Jalan-jalan di kawasan kampus penuh dengan orang yang mengenakan pakaian olah raga dan sepatu kanvas, berjalan cepat maupun berlari-lari kecil mengelilingi gedung-gedung kampus. Tak jarang terlihat satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, berolah raga bersama. Kampus yang pada hari-hari biasa hiruk-pikuk dengan hilir mudik mahasiswa dan kendaraan bermotor, pada hari Minggu pagi berubah menjadi arena olah raga yang membangkitkan semangat setiap orang untuk hidup sehat.

Banyaknya orang yang melakukan olah raga kemudian mengundang munculnya penjual makanan, menawarkan sarapan lezat bagi mereka yang letih dan lapar sehabis olah raga. Bubur ayam, lontong sayur, nasi kuning, kolak pisang, bubur kacang ijo, dan berbagai sajian lain dapat dinikmati sambil duduk lesehan di tikar-tikar yang dihampar di sekitar danau buatan. Lama-kelamaan, dagangan yang tidak ada hubungan dengan olah raga pun ikut meramaikan suasana. Pakaian, mainan anak-anak, bed cover, tanaman hias … pokoknya semua yang bisa dijual, dijajakan disana.

Beberapa stand menawarkan box-box indah, boneka, sprei, dan pakaian

(lebih…)

Read Full Post »

ANAK INI ANAK SIAPA?

Anak adalah dambaan setiap pasangan suami-isteri. Anak menjadi permata hati orangtua. Anak merupakan tumpuan harapan ayah bunda. Anak adalah curahan kasih sayang keluarga.

Tetapi ada kalanya anak terbuang dan tersia-sia. Diingkari dan ditinggalkan oleh ibu yang mengandungnya. Dilupakan oleh ayah yang menurunkannya. Tak dihiraukan apakah hidupnya sakit atau menderita …

Si Kembar ini entah dimana bundanya. Entah siapa ayahnya. Mereka ditinggalkan di gubug seorang pemulung oleh seorang gadis muda. Sang gadis, tak sanggup menanggung malu dan marah orangtua, akhirnya memilih meninggalkan sepasang bayi kembarnya di antara tumpukan kardus dan sampah, di gubug reyot yang hanya beratap tikar rombeng dan beralas plastik kumuh. Sang gadis raib begitu bayi-bayi mungil ini menghirup udara dunia, tanpa pernah memeluk dan memberikan air susunya ….

Si Kembar bermain di tepi kolam, di depan Masjid UGM Yogyakarta

(lebih…)

Read Full Post »

Garuda Magazine

INOVATIF, INFORMATIF, IMAJINATIF …

Salah satu faktor yang menarik bagi saya untuk naik pesawat Garuda adalah majalahnya. Majalah Garuda biasanya disajikan di kantong kursi, bersama dengan petunjuk penerbangan dan brosur penawaran merchandise Garuda. Tertera tulisan ‘Your Personal Copy’ pada ujung kiri atas cover majalah, yang kalau saya tidak salah, artinya penumpang boleh membawanya pulang. Majalah Garuda diterbitkan setiap bulan, dan saya selalu membawa pulang edisi yang belum saya miliki.

Suatu kali, saya memesan tiket ke perwakilan Garuda yang ada di Yogya, setelah beberapa bulan tidak terbang. Ketika saya tanyakan, apakah masih ada sisa majalah Garuda pada bulan-bulan dimana saya tidak naik Garuda, staf maskapai flagcarrier tersebut dengan ramah memberikan dua nomor majalah Garuda yang kebetulan belum saya miliki. Masih baru, licin berkilat-kilat. Wah, saya senang sekali …

Apa sih istimewanya majalah ini, sehingga saya selalu ingin memilikinya? Menurut saya, penampilan maupun isi majalah Garuda indah, informatif, imajinatif, dan berkelas. Selain artikel-artikel tentang company profile dan berbagai event yang dilaksanakan perusahaan, majalah Garuda juga memuat sangat banyak artikel tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia, dengan foto-foto yang sangat bagus. Majalah Garuda juga sudah beberapa kali menyelenggarakan lomba foto internasional. Foto-foto yang masuk tahap final dimuat di majalah ini, dan semuanya … hmmm …. benar-benar hasil jepretan yang prima.

Majalah Garuda edisi bulan Juni, Juni, dan Agustus 2008

(lebih…)

Read Full Post »

ALLAH MENUNGGUMU DI SISI-NYA …

Wanita tangguh itu akhirnya luruh. Langkahnya yang selalu pasti menapaki hidup, kini ringan dan tenang meniti jalan menuju Yang Maha Khalik. Paripurna sudah perjuangan, pengorbanan, dan pengabdiannya bagi keluarga, masyarakat dan agama. Sempurna sudah tuntunan tauladan dan rengkuhan cinta kasihnya bagi suami, anak-anak, dan cucu-cicitnya.

Ibundaku akhirnya memenuhi panggilanNya. Panggilan yang telah beberapa lama dinanti-nantikannya dengan tawakkal dan sabar. Beliau merasa telah cukup dengan seluruh nikmat yang dikaruniakanNya, dan rindu untuk segera bertemu denganNya.

Dan akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan memanggilnya. Pada hari Senin, tanggal 18 Agustus 2008, jam 11.00 siang, ibu memenuhi panggilan Illahi. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semua yang berasal dariNya, akan kembali juga kepadaNya.

Selamat jalan Bundaku, Allah menunggumu di tempat yang terbaik …

(lebih…)

Read Full Post »

Merdeka !!

KUCING PUN MERDEKA DI INDONESIA …

“Di antara gegap gempita perayaan Kemerdekaan RI ke 63, adakah yang ingat bahwa kami, para kucing pun, ikut merayakannya? Bulu kami putih, artinya kami memiliki hati dan kecintaan yang tulus – suci pada tanah air ini. Alas duduk dan pita yang melingkari kami merah, menunjukkan keberanian kami memberantas kejahatan dan penyelewengan yang dilakukan oleh para tikus Indonesia. Sepasang bendera kami junjung tinggi di atas kepala kami, menggambarkan bakti kami kepada Ibu Pertiwi”

Merdeka !! Meooong ….

Dua hari ini saya berniat mencari obyek foto bernuansa kemerdekaan yang menarik, tetapi rupanya saya tidak bernasib baik. Oleh seribu satu sebab, saya tidak memiliki kesempatan untuk hunting foto. Malam ini, jam 20.00 dan saya tidak punya waktu lagi. Tapi harus ada foto bendera di Tutinonka’s Veranda pada tanggal 17 Agustus ini. Apa akal?

Saya amati seisi rumah, mencari adakah sesuatu yang berwarna merah-putih? Ahaaa … ternyata saya memiliki tas Anya bergambar kucing dalam warna merah putih. Lalu bendera kecil yang saya beli dari pedagang asongan di perempatan lampu merah untuk ditempel di kaca mobil pun saya ambil. Klik! Horee … blog saya menyajikan foto ‘Kucing Merdeka” yang insya Allah tidak akan dijumpai di blog lain (halah!)

Read Full Post »

Menunggu Cheng Ho

CHENG HO, LAKSAMANA GAGAH PERKASA DARI CINA

Menunggu Cheng Ho? Emang janjian? Dimana? Di pojok perempatan? Di gardu ronda? Atau di bawah pohon salak? Cheng Ho, yang jaga konter hape di Yogya Elektronik itu to? Haiyah …

Nggak janjian kok (habis, jalau janjian kan saya musti masuk ke alam kubur dulu … hiiii). Saya nunggu pemutaran film Cheng Ho. Kebetulan saja nonton Kick Andy hari Jum’at malam, 15 Agustus 2008 dan topiknya adalah film Cheng Ho. Kebetulan pula, saya belum lama mengunjungi Kuil Sam Poo Kong di Semarang yang berkaitan dengan sejarah Cheng Ho (baca Laksamana Cheng Ho, Sang Penjelajah Bahari ). Jadi, dengan Cheng Ho ini saya merasa sudah seperti sobat lama, gitu (halah!).

Tadi malam Andy Noya, gembala acara Kick Andy, menggiring para pemain film Cheng Ho masuk ke studio. Mereka adalah para aktor kawakan maupun aktris kagetan yang bernasib baik memperoleh kesempatan main di film kolosal ini. Yusril Ihza Mahendra, bekas mentri (yang ternyata juga bekas pemain drama) mendapat anugerah memerankan Laksamana Cheng Ho. Slamet Rahardjo, aktor kawakan beneran dan juga sutradara andal, bermain sebagai Wirabumi, anak raja Majapahit Wikrama Wardana. Nurul Arifin, yang menurut pengakuannya ‘main apa aja jadi’, berakting sebagai permaisuri Wirabumi. Betharia Sonata, penyanyi yang wajah cantiknya masih saja awet, menjadi ibu Wirabumi. Meskipun dalam film ini ia adalah aktris kagetan, insya Allah aktingnya boleh kok …

Betharia Sonata, NurulArifin, Slamet Raharjo, Yusril Ihza, dan Andy Noya.

Yusril sebagai Cheng Ho

(lebih…)

Read Full Post »

Honeymoon …

“Mas, lampu-lampunya indah ya, kayak kunang-kunang di kebun pada malam hari, tempat kita sering ketemu waktu pacaran … “

“Iya Dik, itu bangunan-bangunan megah milik para milyuner. Kita mah nggak perlu hidup dalam dunia gemerlapan kayak gitu. Cukup setiap hari ada ikan atau daging, bisa bebas lari-lari kemana pun kita ingin, berjemur di matahari, manjat pohon dan ngejar anjing … eh, ngejar kupu-kupu.”

“Ikan dan dagingnya jangan dari hasil korupsi ya Mas, ntar kita diborgol dan dipakein baju khusus oleh KPK.”

“Wah, KPK bisa nggak ya bikin baju untuk kucing koruptor? Lagian yang suka mencuri harta negara kan tikus, bukan kucing”

“Iya. Kita kan justru menangkap tikus. Jadi kita seperti KPK, Hakim Tipikor, dan ICW ya? Ah, sudahlah. Kita kan baru honeymoon, kok ngomongin korupsi. Semoga kita bahagia sepanjang masa, hingga ajal memisahkan kita, gitu aja … “

“He he he … meong!”


Read Full Post »

Older Posts »