Dear Friends …
TV kembali kedatangan tamu tak diundang. Tapi meskipun tak diundang, kehadirannya sungguh menyenangkan. Sumpe! Kapan sih saya bohong …
Bapak (eh, maap … kakek 🙂 ) yang satu ini sudah cukup lama menjadi penggemar sahabat saya. Meskipun demikian, kemunculannya sebagai komentator di TV ibarat gempa atau gunung meletus. Maksud saya, tak bisa diprediksi. Kalau cocok dengan topik posting TV, beliau bisa muncul berkali-kali (kayak hansip yang lagi ronda). Tapi kalau topik tulisan saya tidak memenuhi seleranya, beliau tidak akan unjuk muka (meskipun saya tahu diam-diam mengintip … hihi )
Siapa sih kakek yang bangga sekali terhadap cucu-cucunya ini?
Ya olooh … bandul kalungnya kurang gede, Pak … 😀
Pak Eko Atmadji pernah menulis Kemanakah Para Wanita Itu? yang publish di TV tanggal 13 Mei 2010. Yes! Pak Eko adalah pengagum wanita. Eits …. jangan salah. Wanita-wanita yang beliau kagumi adalah sang ibu dan sang istri, dua wanita yang cerdas, tangguh, mandiri, namun penuh kelembutan cinta. Kayaknya saya pun termasuk tipe wanita seperti itu. Wanita yang manja dan menye-menye? Oh, noooo … !
Tulisan Pak Eko kali ini jauh berbeda dengan rerasan beliau tentang wanita di posting terdahulu. Beliau seorang ekonom yang memiliki minat besar pada iptek (ohya, film, musik, dan buku juga … ). Nah, kali ini Pak Eko menyuguhkan listrik kepada kita semua. Jangan khawatir, nggak nyetrum kok. Yuk kita simak …
TESLA DAN EPISODE MELAWAN EDISON
Tahukah Anda seseorang yang bernama Tesla? Jika tidak tahu, ia seorang jenius, penemu berbagai aplikasi yang berkaitan dengan listrik. Sebut saja lampu neon, remote control, …, masih banyak lainnya. Banyak penemuannya yang baru terasa kegunaannya puluhan tahun kemudian. Saking jeniusnya, banyak yang memitoskan Nikola Tesla. Sebagian rancangan temuannya disembunyikan oleh pemerintah AS karena takut ditemukan pihak musuh (Jerman saat itu). Bahkan Hollywood pernah memakai namanya untuk suatu penemuan mesin listrik pengcopy mahkluk hidup dalam film “The Prestige”.
Tesla muda (kiri) dan sesudah berusia lanjut (kanan)
Temuannya yang masih membuat saya kagum karena ditemukan puluhan tahun yang lalu adalah gelombang mikro dan lampu neon. Pada Expo Fair 1893 di Chicago, Tesla mendemonstrasikan lampunya yang dapat dipegang dan bersinar lebih terang dari lampu Edison (tokoh ini akan saya jelaskan nanti, sabar ya … 🙂 ). Itulah dasar dari lampu neon. Apa yang ditemukan Tesla merupakan dasar untuk lampu hemat energi yang dikembangkan seratus tahun kemudian. Artinya, Tesla sudah memikirkan soal hemat energi dari listrik. Benarkah? Tentu saja tidak. Mana mungkin orang jaman dulu berfikir hemat listrik, lha wong listrik baru saja dimulai pemakaiannya. Yah … kebetulan saja.
Sedangkan temuan gelombang mikro dipakainya untuk mengirim kode morse tanpa kabel, menghancurkan gedung, dan remote control. Sayangnya penciptaan alat pengirim kode morse tanpa kabel didahului oleh Marconi. Padahal Marconi dalam membuat pemancar radionya memakai 17 alat temuan Tesla yang sudah dipatenkan. Sedangkan gelombang mikro penghancur gedung kemudian dikembangkan menjadi alat masak microwave yang sekarang menjadi alat masak wajib bagi rumah tangga di negara-negara maju. Remote control sudah didemonstrasikannya pada 1898 dan baru digunakan dalam kehidupan rumah tangga pada 1960-an. Sekarang jika remote control tidak ada di dekat televisi, kita pasti akan teriak “Mana rimutnya!!!”
Matahari di tangan kanan, rembulan di tangan kiri? Oh bukan … ini Tesla dengan lampu di kedua tangannya …
Nikola Tesla dilahirkan di kota Smiljan pada 10 Juli 1856 sebagai keturunan Serbia. Smiljan sekarang berada di wilayah Kroasia. Kepandaiannya mengantarkan Tesla bekerja pada perusahaan Thomas Alva Edison di Perancis, dan kemudian ditarik ke Amerika Serikat.
Thomas Alva Edison adalah penemu berbagai aplikasi yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari sampai saat ini, seperti lampu, phonograph, dan kamera perekam gerak. Ia juga disebut “tukang sihir dari Menlo Park”, saking hebatnya penemuan-penemuannya. Edison juga seorang pengusaha yang sukses.
Tesla hanya setahun bekerja pada Edison. Ia keluar dari perusahaan Edison karena Edison ingkar janji, tak membayar gaji yang dijanjikannya sebesar $50.000. Ia kemudian bergabung dengan Westinghouse, seorang pesaing Edison. Ibarat langit dan bumi dengan Edison, Westinghouse adalah seorang gentleman yang selalu memegang janji. Mereka menjadi partner yang sempurna, dan kerjasama Tesla dengan Westinghouse menghasilkan banyak temuan menakjubkan.
Tulisan ini akan difokuskan pada peperangan arus listrik antara Tesla (bersama Westinghouse) dengan Edison. Saat itu, di awal penggunaan listrik, arus listrik langsung (Direct Current atau DC) mendominasi distribusi listrik di Amerika Serikat. DC merupakan pilihan Edison dimana perusahaannya, General Electric, mendominasi penjualan peralatan listrik. DC merupakan arus listrik yang fleksibel karena dapat menyalakan alat listrik dengan voltase rendah ataupun tinggi. Di samping itu, listrik DC dapat disimpan dalam sebuah baterei.
Namun demikian DC memiliki kelemahan. Generator listrik harus berada paling jauh 1 mil dari pengguna listrik. Jika tidak, ada kecenderungan voltase akan drop karena besarnya gesekan antara listrik dengan konduktornya. Oleh sebab itu, di setiap area dibutuhkan generator listrik tersendiri. Di samping itu, DC tidak mudah diubah voltasenya sehingga setiap voltase harus dihasilkan oleh satu generator listrik tersendiri. Misalnya diperlukan listrik dengan tiga voltase berbeda maka harus disediakan tiga generator listrik yang menghasilkan voltase berbeda. Oleh sebab itu, kabel yang membawa listrik tersebut memiliki diameter lebih dari 10 cm karena membawa listrik berbagai voltase. Singkat kata, mahal bok … 😉
Generator DC yang disimpan di museum General Electric
Ketika masih jadi pegawai Edison, Tesla sudah memperingatkan kelemahan DC ini dan mengusulkan arus alternatif yaitu AC (Alternating Current). Namun Edison menolaknya dan mengatakan ide itu absurd. AC memang tidak dapat disimpan dalam batere dan tidak sefleksibel DC dalam menyediakan voltase yang berbeda. AC hanya menghasilkan listrik bervoltase tunggal dan tinggi pula. Namun kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan transformator, begitu penjelasan Tesla. Tapi Edison tak mau mendengar.
Setelah keluar dari perusahaan Edison, Tesla membawa idenya ke Westinghouse. Oleh Westinghouse, ide Tesla diterima dan dipraktikkan pada Expo Fair 1893 di Chicago. Hasilnya sukses besar. Listrik AC ternyata dapat diwujudkan dengan ongkos yang murah meriah.
AC memang diciptakan untuk mengatasi kelemahan DC. Lokasi generator listrik penghasil AC dapat lebih jauh dari satu mil dari pengguna. Di samping itu, AC hanya memerlukan satu generator saja. Ketika sampai ke pengguna, penurunan voltase diserahkan pada transformator yang kecil dan murah. Jadi tidak memerlukan banyak generator untuk menghasilkan berbagai voltase. Oleh sebab itu, transmisi listrik AC hanya membutuhkan kabel yang jauh lebih kecil. Singkat kata lagi, murah bok … 🙂
Saat itu, diyakini air terjun Niagara dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar. Perusahaan Niagara Falls Power Company (NFPC) mengadakan tender untuk memproduksi listrik dari jeram Niagara untuk kota Buffalo, kota terdekat dengan jeram Niagara. NFPC tentu tidak gegabah memilih 19 proposal yang dikirim perusahaan listrik termasuk milik Edison dan Westinghouse (rekan bisnis Tesla). Jelas, Edison menggunakan metode DC dan Westinghouse menggunakan metode AC dengan mesin yang patennya dimiliki Tesla. Peperangan segera dimulai. Eng ing eng …… Jedug, brak, krompyang, pyarr, kaing-kaing …. (haduh, ada kirik keinjek 😀 )
Jeram Niagara (kiri) dan monumen Tesla di Jeram Niagara (kanan)
Jeram Niagara difoto dari USA. Tidak diketahui apakah gedung tua di latar belakang adalah bagian dari bangunan Tesla (foto : Eko Atmadji)
“Mr. Eko and The Ladies at Niagara Falls”. Pak, empat itu jumlah maksimal yang diizinkan loh … hihi 😀
Setelah berdiskusi panjang menghabiskan puluhan liter teh, kopi ginseng (sudah ada belum ya?), dan makanan berpiring-piring (lha iya, diskusi kan membuat haus dan lapar) maka diputuskan metode AC yang menang. Pertimbangannya adalah biaya yang lebih murah, suksesnya Westinghouse menyediakan listrik untuk Expo Fair 1893 di Chicago, juga banyaknya peralatan listrik yang dibuat untuk listrik AC oleh Westinghouse.
Nah, sebelum pemenang diumumkan, Pakde Tesla mengatakan bahwa jeram Niagara tidak hanya dapat menghasilkan listrik untuk kota Buffalo, tapi juga untuk seluruh wilayah timur AS, asal menggunakan AC sebagai metode penghasil listrik. Namanya juga jualan, nggak heranlah. Tapi kalau diomongkan sekarang pasti akan diketawain, karena konsumsi listrik pantai timur AS ruarrr binasa besarnya.
Kemenangan Westinghouse (berarti juga Tesla) membuat berang Edison. Ia tahu, dengan kemenangan ini Westinghouse akan ditunggu oleh berbagai proyek distribusi listrik. Berarti uang jutaan dollar melayang dari tangannya. Mana boleh terjadi, euy …. !!
Akhirnya Mbah Edison melakukan kampanye hitam, menuduh AC tidak aman bagi manusia. Edison mengumumkan bahwa hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, ataupun hewan ternak seperti sapi maupun kuda dapat mati kalau kena aliran listrik AC. Selanjutnya, ia juga membuat film dokumenter bagaimana seekor gajah sirkus yang sebelumnya telah membunuh 3 orang (lebih tepatnya elephant the serial killer) dieksekusi mati dengan menggunakan listrik AC. Alih-alih ingin kampanye hitam, justru film Edison ini memicu ide pembuatan kursi listrik untuk mengeksekusi terpidana mati. Aduh … kasihan Mbah Edison tertimpuk batu sendiri 😮
Perang arus listrik baru berhenti setelah Edison mengaku menyesal tidak mendengarkan ide Tesla sebelumnya. Akhirnya perusahaan Edison, General Electric, mau memproduksi alat listrik yang menggunakan AC. Dapat dimaklumi mengapa Edison tidak faham dengan ide Tesla. Edison adalah penemu ulung, namun pendidikannya kurang karena tidak menyelesaikan sekolah dasar resminya, dan pengetahuannya berkembang karena otodidak. Hal itu menyebabkan Edison tidak mampu membaca rumusan matematika yang kompleks. Padahal ide Tesla dapat difahami jika memiliki ketrampilan menggunakan matematika.
Tesla dan transmiternya, memproduksi jutaan volt listrik
Sekarang penggunaan listrik AC sudah mendunia. Metode DC benar-benar ditinggalkan untuk listrik bervoltase tinggi. Terakhir tercatat kota Stockholm di akhir 1970an mengakhiri penggunaan DC. Sedangkan di AS, generator listrik DC terakhir ditutup tahun 2007. Sekarang pengguna DC dapat menggunakannya melalui converter atau umum disebut adaptor. Sampai saat ini listrik DC tetap dipakai untuk alat listrik bervoltase rendah seperti radio dan mainan.
Tunggu! cerita belum selesai (kayak sinetron aja …. 😉 ). Perkembangan teknologi selanjutnya memungkinkan munculnya High Voltage Direct Current (HVDC) untuk mengatasi kelemahan AC. HVDC memungkinkan listrik disalurkan dengan lebih efisien dibanding metode AC karena dapat mengalirkan listrik lebih jauh. Aplikasinya digunakan untuk menyalurkan listrik melalui kabel bawah laut. Bayangkan jika panjangnya 50 mil, maka dengan memakai AC setiap 10 mil harus dibangun penguat listrik di bawah air. Kalau kedalamannya 100 meter, bagaimana membangunnya?
Penemuan hebat Tesla yang lain adalah mobil listrik. Mobil listrik temuan Tesla tidak menggunakan baterai, tetapi menggunakan ether yang terdapat di udara. Proyek mobil listrik ini dilaksanakan pada tahun 1931, dibiayai oleh Pierce Arrow dan Westinghouse. Namun ciptaan Tesla ini disabotase oleh J.P. Morgan, J.D. Rockefeller dan Henry Ford. Rockefeller memberangus mobil listrik Tesla, karena jika mobil tak lagi memerlukan gasoline, maka perusahaan minyaknya, Standard Oil Company akan bangkrut. Adapun Henry Ford membekap mobil listrik Tesla, karena perusahaannya memproduksi mesin-mesin mobil yang menggunakan gasoline!
Inilah mobil listrik temuan Tesla. Keren, anti polusi, dan tak memerlukan gasoline. Sayang keburu ‘dibunuh’ oleh para raksasa minyak dan produsen mesin mobil pengguna minyak … 😦
Pada masa tuanya, Tesla ditinggalkan oleh sahabat-sahabat dekatnya yang sudah lebih dulu meninggal. Orang yang ‘melistrikkan’ planet bumi ini hampir terlupakan oleh dunia. Menjelang akhir hidupnya, ia banyak menghabiskan waktu dengan memberi makan burung merak di Bryant Park, Fifth Avenue. Tesla meninggal pada 7 Januari 1943.
Tesla tak pernah menikah dan tidak memiliki ahli waris. Ia juga tidak meninggalkan surat wasiat. Maka setelah ia meninggal, semua karya tulis dan penemuan-penemuannya diambil oleh FBI dan dibawa ke Washington City dalam klasifikasi TOP SECRET. Penemuan-penemuannya di kemudian hari menjadi dasar pembuatan senjata massal yang dikembangkan oleh Pentagon.
Monumen Tesla di Niagara Falls, hadiah dari pemerintah Yugoslavia kepada Amerika Serikat pada 1976
Museum Tesla di Belgrade, Yugoslavia
Selanjutnya pembaca yang terhormat dapat menambahkan ataupun mengkoreksi tulisan ini. Saya terbuka untuk dikritik karena artikel ini ditulis oleh orang yang tidak memiliki pendidikan kelistrikan dan hanya mengandalkan sumber-sumber tulisan populer semata.
(Sumber data & foto : Wikipedia, saluran televisi History, dan http://www.reformation.org)
..
alow Pak’E, pripun kabare..?
mugi-mugi sae nggih.. 🙂
Pak’E ini bener-bener penggemar setia Bu Tuti rupanya, mbok ya sekali-sekali mampir ke blog saya gitu lho.. hehe..
..
hmmmm…
sepertinya sudah biasa terjadi persaingan, sikut-sikutan, injek-injekan antar para penemu..
mengingatkan perang antara om Bill Gate dengan Microsoft melawan Steve Jobs dengan Apple-nya..
..
melihat gambar Tesla muda kok mirip dengan kipper timnas Italy ya, gianluigi buffon.. 🙂 *O’ot*
saya kok baru tau ya mbah Tesla ini penemu remote, weis manteb deh..
gak kebayang kalo gak ada remot, nonton didepan teve sambil bawa tongkat buat mencet tombolnya hihihi…
..
haduh Pak kok jadinya mbah Edison seperti tokoh antagonis ya..
pake’ kampanye gelap-gelapan, apa bukan cuma gosib tuh..?
tapi untungnya Mbah Edison mau berbesar hati mengakui keunggulan metode listrik AC..
kalo gontok-gontok’an terus kan malah gak maju-maju..
..
soal penemuan mobilnya sangat disayangkan sampek disabotase.. huhuhu..
andai saja sudah dikembangkan dari dulu, mungkin bisa mencegah global warming..
huuuu.. uang dan kekuasaan selalu deh yang menang duluan..
..
artikelnya manteb Pak”E, Matur suwun sanget banyak dapet ilmu baru nih.. 😉
emang beda deh kalo yang nulis Pak Dosen..hihihi..
..
salam saya Pak’E..
salam saya Bu Tuti..
..
Tuti :
Kata ‘penggemar’nya kan sudah dicoret, jadi itu salah 😮 Yang bener, Pak Eko itu sahabat dan teman baik, meskipun belum pernah ketemu … hihihi (buka rahasia)
Terimakasih Ata, sudah memuji artikelnya Pa Eko. Kayaknya besok bakal ngirim tulisan ke TV lagi deh … 🙂
Wis Pak, nggak usah bikin blog sendiri, nulis di TV aja. Saya bikinkan program khusus deh buat Pak Eko : “Menjelajah Iptek Bersama Mas Eko”. Keren kan … 😀
salam saya juga, Ata
(eh, ini Om Nh bukan ya, kok salamnya sama 🙄 )
Salam mas Ata,
Maaf belum sempat blogwalking. Baru punya bu Tuti saja. Kapan-kapan deh nyambangi mas Ata.
Mbah Edison dalam episode ini memang jadi the bad guy. Namanya juga manusia yang berbisnis, tentu ada sisi jelek yang pernah keluar dari seluruh episode kehidupannya. Jadi kampanye hitamnya memang terjadi. Seluruh tulisan tentang DC vs AC selalu menyatakan kampanye hitam ini.
Soal sabotase mobil listrik tidak hanya zaman Tesla, tahun 1990-an General Motor membuat mobil listrik yang luar biasa bagus dan disukai para penggunanya. Namun apa daya, perusahaan minyak lebih berkuasa dan ancamannya menakutkan GM sehingga semua mobil yang telah terjual ditarik kembali untuk dihancurkan. Namun jangan kuatir, pasti nanti ada jalan. Bahkan sekarang para produsen mobil mulai buat mobil hybrid yang katanya bisa pakai bensin ataupun listrik.
Untuk tulisan mobil listrik, saya harus berterima kasih kepada bu Tuti yang mau menambahkannya. Mestinya artikel ini lebih dari 1500 kata ya bu Tuti
Tuti :
Tambahan dari saya cuma seuprit kok. Saya yang berterimakasih pada panjenengan.
Iya pak, jadinya 1700-an kata 🙂 . Yo wis ben, agak panjang dikit, tapi bagus kok (loh, kok muji sendiri … 😮 )
Woowww… (seperti abis nonton Discovery Channel aja.. ternganga-nganga saya..)
Sayang pak Tesla ga punya penerus ya.. coba kalo ada kan perangnya makin seru dan penemuan2 baru mungkin bermunculan lagi
Artikelnya bagus Pak, saya juga bukan orang listrik sih jadi ga bisa memberi kritik, just terpesona aja dari awalnya tadi
Tuti :
Clara sampai ternganga-nganga ya? Sempat difoto nggak? Hihi … 😀
Para penerus Tesla adalah para ilmuwan yang faham terhadap ide-ide Tesla. Masih banyak kerja Tesla lainnya yang sudah dipublikasi, tapi masih banyak pula yang belum dipublikasi namun di”aman”kan pemerintah AS. Kalau mau klik Wikipedia akan jelas terlihat hasil karya Tesla lainnya yang luar biasa hebatnya.
Tesla?
tauuu donk mamah
ihihihi
kapan ya aku jadi bintang tamu di TV ? :p
Tuti :
Julia tahu Tesla? Hebat dong … *unjuk jempol* Aku aja nggak tahu sebelum baca tulisan Pak Eko ini 😦
Mau jadi bintang tamu di TV? Ikut audisi dulu. Jurinya Pak Eko … hihihi 😀
Mau jadi ghostwriter eh guestwriter di TV. Mudah kok. Syaratnya ada dua. 1) Ada tulisannya 2) Pintar merayu bu Tuti. Rayuan tidak usah mahal tapi kena, misalnya kirim puisi, foto indah milik sendiri, dan mungkin lagu jazz. Ditambah sedikit coklat. Sedikit aja, kira2 10 sil…q..en. 🙂
Tuti :
Jangan percaya Jul, itu rayuan Pak Eko yang gagal meluluhkan hatiku … 🙂
Rayuan yang mungkin berhasil : nawarin mobil Porsche, atau villa indah bercat putih di pantai Yunani, atau berlian segede telur bebek …
[…] Perang Listrik Tesla Vs Edison Oktober 18, […]
tulisannya kereen, menambah pengetahuan pak 🙂
terima kasih bunda telah menghantarkan guest-writer yang bagus2, he3
Tuti :
Tawaran guest-writer berikutnya dihaturkan kepada Anis. Hayo, berani nggak? 🙂
Terima kasih, rasanya kepala saya tambah besar. Kopiah sudah tidak cukup. Badan rasanya melayang karena kepala saya penuh dengan helium (ngarang.com)
Tuti :
Awas Pak … badannya yang penuh helium diikat pake tali, tambatkan ke pohon beringin di Alun-alun, supaya nggak terbang jadi balon … 😀
hiyaaa, belum bundaaa 😀
tapi nanti kalo anis punya tulisan sendiri yang orisinal dan ‘layak’ tanpa bunda suruh juga anis sodorin deh, he3
Kayanya saya ber kali2 jalan2 di bangunan “pabrik listrik” di Niagara Falls itu tapi ndak pernah potret bareng ma patung nya
Saya yakin se yakin nya bangunan itu di niagara falls nya Canada yg bersebrangan dengan Buffalo NY, jadi pabrik listrik ini pastinya juga ngidupin listrik Canada bagian timur kan ya?
Emang gede banget seh bangunannya pas disungai, dan alamak kusam dan kuno
Jadi karena saya ini awam mbanget cuma mbaca sekilas thok
Nanti ah klo ke Niagara Falls lagi tak kluyuran di bangunan ini
Maturnuwun pak, tulisan panjenengan jadi semangat saya untuk ke Niagara Falls lagi (soalnya saya memang sering ke Niagara Falls, sowan ipar2)
Tuti :
Karena yang mengoreksi orang Amerika coklat, saya percaya deh … 🙂
Tentang bangunan ini ada di Canada atau Amerika, saya nggak tahu Mbak Wied, hawong belum pernah kesana … 😦
Bangunannya kusam dan kuno? Sayang sekali ya kalau kurang terawat. Padahal ini bangunan bersejarah dalam dunia perlistrikan …
Mbak Wied, kalau mau ke Niagara Falls lagi kontak saya ya. Siapa tahu bisa ngampiri, gitu … (halah, dari Amerika jemput ke Yogya? *ngeri.com* )
Sewaktu saya ke Niagara Falls tidak memperhatikan gedung pembangkit listrik jaman baheula. Saya saat itu berada di wilayah USA. Maklum saat itu belum tahu cerita tentang Tesla. Di sana sperti turis pada umumnya. Lihat Jeram, potret-potret, naik perahu, naik kereta, terus pulang mampir ke pabrik kaca Corel. Saya belum pernah nyebrang. Apalagi sampai Toronto. Bisa sampai Jeramnya saja sudah senang.
Soal proyek Westinghouse ini juga melistriki Canada, saya kok tidak pernah tahu. Yang pasti, ada beberapa bukti baik foto ataupun filmnya, bagaimana kota Buffalo menyambut aliran listrik yang pertama.
Untuk informasi, justru sekarang ini Canada yang mengekspor listrik untuk USA karena kaya akan jeram, terutama di daerah Quebec.
Bukankah kota Buffalo tempat Tanri Abeng dulu menimba ilmu?
Tuti :
Saya mah tahunya buffalo itu yang suka nyruduk Pak … Kecuali kalau sudah jadi sate di piring, yang nyruduk adalah
Pak Ekopara penggemar sate 😀Thx mbak udah upload lagi photo2 nya, dan itu pasti dari arah amerika, di fb saya, saya upload juga photo2 yg arah ke buffalo NY.
Ralat lagi pabrik listrik yg saya bilang kusam dan kuno itu bukannya ga terawat, tapi memang bangunan kuno yg warnanya gitu kusam, tapi tetep terawat dengan sangat bersih
Tuti :
Thanksnya ke Pak Eko, Mbak Wied. Fotonya baru dikirim ke saya sesudah ada komentar dari Mbak Wieda 🙂
mbak wieda, kapan update lagi ….?
(numpang nyapa ya bu Tuti ….)
Tuti :
Silahkan, Bu Monda. Semoga Mbak Wieda baca ya … 🙂
Satu lagi ….. Itu photo Falls nya terbalik deh masangnya
Tuti :
Huwaa, mosok terbalik sih? Airnya ngalir ke atas gitu? *geblek.com* 😀
Wah, kalau ini bu Tuti yang bisa jawab. terbalik yang mana bu. Foto jeram dan patung atau foto monumen dan museum? Kalau jeramnya, all looks alike. Mana yang sisi USA mana yang sisi Canada saya tak bisa membedakan. Namun tampaknya yang Canada lebih lebar.
Tuti :
Pertanyaan tentang terbalik nggaknya foto jeram, saya teruskan ke http://www.reformation.org karena foto-foto di atas saya unduh dari sana 🙂
Foto monumen dan museumnya sudah saya benahi Pak …
Bu, foto kualik opo ora yo ora nono sing perhatian. Saya duga foto dari http://www.reformation.org tersebut punya kekuatan ajaib. Kalau dilihat dari Indonesia ketok bener. Tapi nek dilihat dari Amrik ketok salah. Kuwi jenenge foto samber iler (e seperti eko). Gambare bisa molah malih tergantung penampakannya. Mestine kui teknologi terbaru dari dunia fotografi. Perlu dijelajah penemuan baru ini. Atau, siapa tahu karena roh mbah Tesla lagi pengin guyon. (mengkhayal.com)
Tuti :
Ada lho Pak yang perhatian, lha itu … Mbak Wieda aja tahu. Maklum dia tinggal Canada …
Wis, gini aja. Minta tolong Mbak Wieda buat motretin, nanti diupload di TV. Dijamin pasti bener … 😀
Aduh gimana yah kayanya klo dilihat dari nigara falls Canada, airnya tuh ngalirnya kekiri …..hehehehe dan jelas photo itu adalah American falls yg dilihat dari Canada…..hehehehe jadi airnya terjunnya ke arah kiri
Tuti :
Saya belum pernah ke Canada, dan baru mimpi ke Amerika, jadi gak bisa komen … 😦
Bu Wieda, setelah saya lihat koleksi foto saya ttg Jeram Niagara, foto yang diupload bu Tuti rasanya benar tidak terbalik. Karena yang difoto adalah jeram yang ada di USA. Mungkin diambil dari tanah Canada atau dari Jembatan Penyebrangan. Saya sudah kirim foto2nya ke bu Tuti. Biar nanti beliau saja yang komentar.
Tuti :
Fotonya sudah saya pasang Pak. Tapi saya lebih suka ngomentarin foto sang jagoan yang dibuntutin empat pengagumnya … hihihi 😀
Salam blogwalking untuk bunda.
Belajar sesuatu yang kecil akan melahirkan sebuah sesuatu yang lebih besar.
Sukses selalu.
Salam ~~~ “Ejawantah’s Blog”
Tuti :
Salam juga, Indra 🙂
Betul, belajar memang dari sedikit, lama-lama akan mahir …
salam
Wah bu Tuti nakal. Foto saya kok muncul. Saya masih ingin agak misterius gitu. Hilang sudah kemisteriusan saya. 🙂
Keempat ladies itu ki-ka: isteri, mbakyu ipar, ibu, sahabat mbakyu ipar. Nun jauh di sana skycrappers kota Toronto.
Berarti sudah confirm kalau foto bu Tuti tidak terbalik ya.
Tuti :
Kalau pengin misterius, Pak Eko harusnya pake topi gunung, yang cuma ada lobang di mata dan mulut itu … 🙂
Hehehe … perlu dijelaskan ya Pak, siapa keempat ladies itu. Takut dikira Mrs. Eko 1, Mrs. Eko 2, Mrs. Eko 3, dan Mrs. Eko 4 … 😀
Rumahku, kitchen set dan fridge nya pake Westinghouse.. Baru tau kalau begitu tho sejarahnya.. seru!
Tuti :
Sama Don, aku juga baru tahu 🙂
Kalau begitu tolong diberi label untuk microwave dan remote controlnya dengan tulisan inspired by Tesla’s works. Dengan demikian pernyataan agen Kay (K – Tommy Lee Jones dalam Man in Black) bahwa microwave adalah teknologi sumbangan para alien yang numpang hidup di bumi harus dihapus. Atau, mungkinkah Tesla adalah seorang alien yang menyamar jadi manusia? Hm Teori Konspirasi nih.
Sedikit menambahkan…
Betul mbak.. Ternyata Edison orang yang nggak lulus sekolah. Tapi darinya lahir patent yang sangat banyak dan merubah dunia.
Kalo saya tidak salah Edison adalah pengidap autisme.
Demikian dari saya, heheheh…
Tulisannya sangat renyah dan enak sekali dibaca. nggak bosenin baca dari awal sampai akhir diselingi guyonan yang natural.
Tob… alias top markotob…
Tuti :
Terimakasih Ade 🙂
Tulisannya renyah, karena dijemur dulu sebelum digoreng … 😀
Pujiannya dialamatkan ke Pak Eko saja ya, wong ini bukan tulisan saya … 🙂
Memang benar, Edison juga seorang jenius yang banyak sekali memegang patent temuan yang menakjubkan. Yang paling banyak diingat orang adalah lampu, phonograph, dan kamera film.
Kalau memang Edison itu pengidap autis maka Tesla pengidap OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Saat itu belum ada yang tahu mengapa Tesla hidup eksentrik. Dari gejala-gejalanya ilmu kedokteran sekarang memprediksi bahwa Tesla memiliki OCD. Gejalanya, benci terhadap wanita yang memakai perhiasan (dipercaya ia hidup selibat), akan mengelilingi gedung yang belum pernah dimasuki minimal dua kali sebelum masuk gedung, konsentrasi yang luar biasa pada pekerjaannya, suka akan nomer tertentu, dll.
Ternyata hidup kita dipermudah oleh orang-orang yang sakit ya. Tuhan memang Maha Adil. Namun saya mending tidak sakit dan hidup normal daripada sakit meskipun menemukan aplikasi hebat.
Tuti :
Kalau saya mending tidak sakit, punya kehidupan bahagia, segala kebutuhan tersedia, semua orang sayang dan cinta, sesudah mati masuk surga … (siapa yang enggak, coba? 😀 )
waduh, baru tau ada persaingan antara Tesla dan Edison
(kalau nggak salah inget nama Tesla dipakai untuk satuan pengukuran apaaaa gitu, udah lupa bantuin dooong pak ekao),
yang diingat sih Tesla yang rock band ha..ha..ha…
pak eko kapan mau buat blog?
enak bacanya kalau udah disarikan begini daripada ngubek2 sendiri ….dasar malas…hi…hi..hi…
Tuti :
Weleh … Bu Monda suka pemusik rock juga to? Kirain sukanya keroncong atau qasidah … 😀
Pak Eko jangan disuruh bikin blog sendiri. Biar aja nulis di TV, biar saya enak bisa ongkang-ongkang dapat tulisan bagus … 😀
Gara-gara bu Monda akhirnya saya googling cari Tesla meter. Benar, itu ukuran induksi magnetic. Entah apa artinya, saya bukan engineer. Biar para insinyur saja yang menjelaskan, seperti Ir Tuti Sumarningsih, MT, NK (Non K). Tolong jelasin bu insinyur. Please (wajah memelas sambil mbrebes mili).
Aduh bu Monda anak gaul ya. Sampai tahu ada rock band yang namanya Tesla. Saya sendiri kuper, nggak ngerti.
Soal blog, jawabannya klise. Kapan-kapan bu. He he he.
Soal salah ketik nama, ah itu urusan kecil. Tinggal dihapus oleh asisten saya. “Bu Tuti, tolong dihapus!” (diam-diam bu Tuti mbalang (melempar) sepatu. Plethok!!! Waduh benjol semalaman nih)
Tuti :
Pak, saya ini juru ukur dan tukang batu je, bukan insinyur listrik. Malah paling takut kalau bersentuhan dengan kabel. Jadi saya kasih tisu aja buat menghapus mbrebes milinya ya. Siap, tangkap … ! *lempar sekotak tisu*
Emoh menghapus salah ketik nama. Biar aja sekali-sekali jadi Pak Ekao … 😉 *simpan sepatu, eman-eman dilempar, masih baru je … )
pak punten salah ketik namanya
Pak Eko…
Wahh…tulisannya benar-benar hebat….
Kadang saya bingung, ini komen dari pak Eko apa mbak Tuti ya..lha gaya tulisannya jan pleg….persis.
Bener kan kata mbak Monda, seharusnya pak Eko ini bikin blog sendiri…dijamin ibu-ibu (ning kebanyakan STW, pasti berduyun-duyun mampir).
Kita sudah benar-benar tergantung sama listrik, apalagi untuk ibu rumah tangga…tapi saya juga paling takut sama listrik…takut kesetrum… (walau punya si bungsu yang suka kabel)……
Btw, makasih tulisannya pak Eko, mbak Tuti…wis mbuh…rasanya mirip banget sih gaya bahasanya jadi tak bisa membedakan.
Tuti :
Mbak Enny, jangan bingung. Pak Eko adalah penggemar, pengagum, sekaligus murid saya yang paling berbakat, jadi wajar saja kalau tulisannya mirip tulisan saya (Pak Eko nggak usah ngamuk-ngamuk dan mati-matian membantah … 😀 )
Duh, celaka Pak … diprediksi Mbak Enny, yang suka tulisan Pak Eko cuma ibu-ibu STW. Piye iki? Apa fotonya diganti waktu masih muda (dan masih rada ganteng?) qiqiqi …. 😀
Bu Eni, jangan-jangan bu Tuti dan pak Eko itu satu orang. Ada orang yang punya split personality. Kalau malam jadi bu Tuti, kalau siang jadi pak Eko. Lha petunjuknya jelas, mereka berdua belum pernah ketemu. Kapan split personality ketemu kembarannya? Ndak pernah kan (ngawur.com)
Tuti :
Kalau Pak Eko malam hari jadi Bu Tuti, apa Bu Eko nggak bakal jenggirat?
Bu, saya dipesan bu Tuti untuk bergaya celelekan karena artikelnya serius. Waktu kiriman pertama banyak penjelasan teknisnya. Oleh bu Tuti dianggap membuat pembaca ngantuk. Yo wis, jadi penjelasan teknis dikurangi dan gaya tulisan saya ubah menjadi sedikit celelekan.
Komentar bu Tuti pakai tulisan bold, sedang saya tidak. Untuk tulisan mobil listrik dan kematian Tesla, merupakan tambahan dari bu Tuti.
Kalau soal blog, hmm, saya masih bahagia sebagai “lone ranger” kok bu.
Tuti :
Pak Eko itu kalau serius medheni Mbak, jadi saya minta celelekan saja. Nah, kalau celelekannya sudah keluar, kan kita bisa ngakak … 😀
Again, jangan komporin Pak Eko untuk bikin blog sendiri. Biar aja numpang mejeng di TV. Kalau sambutannya meriah, pasti tuman kok … 😀
Lha disitu hebatnya pak Eko…
Saat mbak Tuti pesan tulisan, saya jan stres setengah mati..lha gaya bahasanya beda…walau dicoba tetap aja gaya bahasaku sendiri….(Maaf mbak Tuti).
Mungkin…jika yang menulis adik bungsuku (sekarang jarang nulis karena sibuk….), bahasanya mirip.
Kalau pak Eko ini kok ya pas to sama mbak Tuti…bukan mau ngengosip lho…cuma saya tak bisa membedakan….padahal selama ini ikut pelatihan, termasuk mengajar bagaimana menilai karakter klien…..hehehe….(payah.com). Karena modal dasar karakter dulu, baru K yang lain (kemampuan, kompetensi, kondisi, dll)
Tuti :
Nggak apa-apa Mbak, gaya Mbak Enny itu sudah pas banget sebagai mantan petinggi bank pemerintah … 🙂
Iya, Pak Trijoko sayang sudah nggak begitu aktif ngeblog ya. Padahal tulisannya bagus loh.
Hihihi … saya rugi kalau digosipin dengan Pak Eko, Mbak. Lha wong pengikutnya sudah empat gitu (ada di foto). Mosok saya mau dijadikan yang nomer lima. No waaaay …. 😀
Wah saya dilarang bu Tuti punya blog biar tulisan saya mengalir ke TV. Lha tulisan ini saya niatkan yang terakhir je untuk TV. Mungkin tulisan lain saya sampaikan ke bu Eni atau Ata. Atau blog2 lainnya. Temanya bisa macam-macam mulai dari kuliner sampai katuranggan. he he he
Kalau bu Tuti sudah niat pengin ongkang2 aja sambil menerbitkan tulisan saya, itu artinya saya berdosa mengabaikan bakat bu Tuti sebagai story teller terbaik seantero dunia blog. Bisa-bisa saya dimusuhi sak donya.
Tuti :
Wah … maap Pak, komen ini kok terlewat belum saya respon ya?
Jadi tulisan ini yang terakhir untuk TV? Hu hu hu …. pilunya hatiku 😥
Lho, saya ongkang-ongkang kan sambil nulis juga Pak, diterbitkan di tempat lain … 😀
banyak dari orang2 jenius justru dulunya gak seperti yang kita perkirakan… entah pendidikannya, bahkan ide2nya di anggap banyak kalangan cukup nyeleneh bahkan di anggap gila… hebat mereka bisa seperti itu dan membuktikannya pada kita semua yang sekarang ini termasuk pengguna 🙂
Tuti :
Ya, orang-orang yang jenius cara berpikirnya jauh melampaui kita, jadi kita sering nggak paham apa yang ada di kepala mereka 🙂
Memang sulit bagi orang biasa menilai, seseorang itu nyleneh karena genius ataukah memang benar-benar edan. Makanya jika ada orang nyleneh karena jenius tapi dianggap edan ya sudah ndak usah dipikirkan. Toh nanti “langit” yang akan memberikan jalan agar bisa sukses.
Tuti :
Kalau Pak Eko nylenehnya jenis yang mana ya? 🙄
hmm sabot menyabot..
baru tau klo edison – tesla pernah “berperang” seperti itu
tapi klo kata saya mah cakepan tesla , hehehe
(jakasembung.oncom)
Tuti:
Yang bener aja, Fatma. Bukannya cakepan yang nulis artikel? 😀
Tesla tidak hanya pernah perang dengan Edison tapi juga dengan Marconi. Kalau disini nasib Tesla agak tragis. Tesla hampir selesai dengan temuannya. Marconi duluan selesai, sehingga dunia menganggapnya penemu radio. Tidak hanya itu, Marconi dianugrahi hadiah Nobel atas “temuannya”. Jelas Tesla marah karena menganggap kerja Marconi tidak orisinil dan harusnya Tesla juga dapat penghargaan Nobel. Sampai mati Tesla tidak pernah dapat Nobel. Mungkin lembaga Nobel sakit hati dengan agresivitas Tesla atas klaimnya tersebut di pengadilan.
Meskipun pernah saling berperang, dunia tetap menganggap mereka orang-orang baik.
Ternyata lebih cakep tidak menjamin kemenangan. Jangan terpesona dengan Tesla karena ia jenis manusia tidak suka wanita yang pakai perhiasan. Padahal wanita tanpa perhiasan? Garing bok. 🙂
Tuti :
Belum tentu lho Pak. Wanita tanpa perhiasan bisa saja tetap mempesona. Apalagi kalau ‘tanpa apa-apa’, wow …. bisa bikin mabuk kepayang dan dunia perang … qiqiqi 😀 *tutinakal.com*
salam kenal bunda
Tuti :
Salam kenal juga, Dedi 🙂
Bu Tuti memang nakal. 😮
Saya pernah dikirimi artikel, 108 syarat seorang pria agar dapat membahagiakan seorang wanita. Namun wanita hanya punya 1 syarat untuk membahagiakan pria. Ya seperti syarat yang diusulkan bu Tuti itu. Wah, ini tidak adil. 😦
Tuti :
Apa mau operasi ganti k****in Pak? 😀
Andaikan yang menemukan listrik seorang muslim betapa besar amal jariyahnya
Tuti :
Tuhan Maha Tahu dalam menilai amal makhluknya …
Konon Banjamin Franklin orang pertama yang pernah merasakan listrik buatan Yang Maha Kuasa dan menuliskannya dalam sebuah jurnal. Dari buah pikirannya tersebut dibuatlah penangkal petir. Namun listrik buatan manusia masih jauh penemuannya. Saya yakin ada skolar muslim juga pernah berbuat nekat seperti Benjamin Franklin dalam menangkap petir.
Yang lebih hebat sebenarnya orang jawa. Ada orang Jawa yang bisa menangkap petir bahkan memenjarakannya. Namanya Ki Ageng Sela. Sayang kesaktiannya tidak menjadikan orang Jawa membuat listrik buatan. Bahkan membuat listrik jadi mahal dan selalu byar pet.
Tuti :
Ki Ageng Sela memenjarakan petir tanpa proses pengadilan ya Pak? Pantas saja kesaktiannya nggak membawa berkah bagi orang Jawa, lha wong tanpa melalui proses hukum yang jujur dan adil … *linglung.com*
hmmm…. ternyata listrik bisa juga dipake perang yach? 😀
hati-hati Bu, jangan main-main ma listrik, ntar kesetrum tuch 😀 hehehe…
Tuti :
Kalau gitu main-main sama tukang listrik aja ‘kali ya … 😀
Bu Tuti hati2 lho sudah diperingatkan jangan main listrik. Nanti kestr…Bzzzzt …. bzzzzt …. bzzzzzzzzt.. glodak .. krompyang… gedebuk … WEEENGNGNG!!!. Aduh saya sendiri yang kesetrum sampai jatuh menimpa kucing (kiriknya pergi diganti kucing) 😀
Tuti :
*cepet-cepet ambil kamera untuk motret Pak Eko nubruk kucing*
Hari ini tgl 21 Oktober merupakan peringatan “Lampu” di Jepang. Konon pada tgl ini th 1879, Edison menemukan lampu listrik yang memakai carbonized bamboo filament yang bambunya berasal dari Kyoto. Selain didirikan tugu peringatan di Kyoto, hari ini ditetapkan menjadi “Hari Lampu” oleh Asosiasi Listrik Jepang/ dll (4 organisasi).
Kebetulan pas buka halaman i-google saya, tertulis informasi itu…
Baru kenalan sama Tesla di sini nih saya…
Sepertinya dulu saya pernah iseng ikut kuis “Siapakah kamu dulu sebelum dilahirkan (reinkarnasi siapa) “dikatakan saya dulu adalah Tesla hahaha. Tapi hampir semua pengikut kuis itu adalah Tesla, masak dia bisa reinkarnasi jadi segitu banyak orang ya? hehehe
EM
Tuti :
Wow … apakah Edison dulu pergi ke Kyoto sendiri mencari serat bambu untuk filamen lampunya? Thanks informasinya Mbak, baru tahu nih … 🙂
Kalau Mbak Imel adalah reinkarnasi Tesla, mestinya ahli listrik juga dong. Bisa benerin setrika saya yang rusak Mbak? Hihihi … 😀
Benar mbak Imelda. Edison menemukan bohlam dengan bahan filamen bambu karena konon bambu adalah konduktor dengan tahanan yang besar. Jadinya membuat bambu membara tapi tidak menguap. Ini penting bagi Edison karena ribuan kali mencoba baru bahan bambu itu yang tidak menguap dengan cepat. Bohlam memang salah satu terobosan terpenting bagi umat manusia.
Reinkarnasi segitu banyak orang dari satu Tesla? Jangan2 disamping Tesla ada bagian dari tokoh2 lain yang bereinkarnasi seperti Kartini, Mahatma Gandi, Abott and Castello, Laurel and Hardy. He he he banyak bener ya yang orang penting yang masuk ke mbak Imel.
Tuti :
Keuletan Edison memang patut diacungi 1000 jempol ya (ngumpulin 500 orang dulu 🙂 ). Ribuan kali melakukan percobaan, dan tidak putus asa. Kalau saya? Wooo …. sepuluh kali saja mugkin sudah nyerah 😦
Pak Eko kira-kira reinkarnasi dari siapa ya? 😛
Mungkin itu keistimewaan orang autis. Berapa ribu kali mengulangi hal yang sama tidak masalah. Senang aja.
sayang yah….yg lebih d kenal orang banyak bukan Tesla yang trnyata lebi rendah hati dan briliant d banding THomas Alfa Edison…
Thanx for the sharing 😉
Tuti :
Dunia kadang-kadang memang tidak adil …
Thanks for stopping in TV … 🙂
Konon Tesla dan Edison sama2 tinggi hati. Mereka menganggap dirinya pekerja keras dan jenius, jadi layak untuk tinggi hati. Yang tidak tinggi hati adalah pencipta roda. Hayo ada yang tahu siapa pencipta roda. Nobody knows karena penciptanya rendah hati.
Tuti :
Pak, nggak usah rendah hati gitulah … Akui saja kalau penemu roda itu adalah Pak Eko 😀 😀
itu semuanya tulisan pak eko ya mba? ternyata dari dulu pun para ilmuwan itu saling menyikut dan mencari popularitas…sampe2 melakukan black campaign
Tuti :
Ya, tulisan Pak Eko. Gimana, pantasnya dapat nilai apa? A, A/B, B, atau Excellence? 🙂
Ide dan sebagian tulisan memang dari saya, tapi bu Tuti berkenan menambahkan beberapa info.
Sampai sekarang para ilmuwan masih suka saling sikut. Terakhir kasus besar yang dideteksi adalah penemu virus HIV. Banyak yang mengklaim tapi Panitia Nobel memberikan ke Dr Gallo. Ini persis ketika Marconi dianugerahi Nobel atas temuan radionya tapi Tesla juga mengklaim yang sama.
Tuti :
Itu gunanya sikut bukan, Pak? Buat sikut-sikutan 😀
Atau buat topang dagu 😀 Kalau nggak, buat apa coba?
Wooooo kulasan pak Eko mantap….lengkap banget mbak….serasa ikut tutorial lagi….jadi ingat masa2 duduk dibangku sekolah dulu, hahaha…..
Kayaknya kalau ada postingan seputar wawasan ilmu pengetahuan saya harus bilang ke putraku agar segera di copy paste dan disimpan difolder khusus deh mbak….karena putraku sering kali dapat tugas2 beginiansekalian buat nambah reference…kan asyik nggak usah pakai browsing2 ke om google dan merangkum segala….hahahaha….
Pokoknya sip dah…empat jempol buat postingan di TV yang selalu yahut abisssssss……
See you mbak Tuti, pak Eko (wow photo bersama 4 wanita itu paling dasyat deh hahahaha….)
Best regard,
Bintang
Tuti :
Iya lah, Pak Eko memang mantappp euy … Makanya sedang saya bujuk agar mau jadi asisten saya (lho, bukannya mentor saya? 😀 )
Baguslah kalau Farid mau mengumpulkan tulisan-tulisan seperti ini. Saya yakin diapun nantinya akan bisa membuat tulisan-tulisan seperti ini sendiri, syukur bisa dipublish di blog Mbak Linda atau di blognya sendiri.
Memang foto bersama 4 wanita itu adalah foto yang paling dibanggakan Pak Eko. Jagoan gitu lohh … hihihi …
See you Mbak, have a nice day 🙂
Senangnya saya bisa menyumbang pengetahuan ke generasi penerus kita. Nanti kalau sudah banyak om Eko (sedang bukan jadi mbah) baca ya biar dapat ilmu yang banyak. Jadi saling mengisi.
Tuti :
Senengnya ya Pak, sekali-sekali jadi Om, bukan Dhum atau Yang-Kung 🙂
Bukan Main …
Ada banyak hal baru yang saya dapatkan di tulisan ini …
Terima kasih banyak Pak Eko
Terima kasih Bu Tuti
Salam saya
Tuti :
Terimakasih juga Om …
Ditunggu lho kapan Om berkenan jadi tamu TV lagi 🙂
salam saya juga
Terima kasih. Sungguh senang jika tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman
pak eko,sungguh tulisan yg mengedukasi sekali. kita selama ini berpikir bahwa edison lah yg paling berjasa,padahal sesungguhnya tesla juga besar perannya untuk kemanusiaan. satu2nya alasan orang lebih mengingat edison karena perusahaannya general electric masih ada dan berkembang terus sampai saat ini.
sedikit banyak saya pernah baca sejarah tesla yg bekerja untuk edison,tapi tulisan ini lebih mengulik lagi tentang hal2 itu dari sisi lainnya.
btw saya juga udah pernah dua kali ke niagara falls,tapi justru dari sisi yg berbeda,yaitu dari kanada. gedung tua itu dilarang masuk,jadi museum aja sekarang.
saya gak dapat paspor amerika jadi gak boleh masuk,cuma ayah saya saja yg boleh. kebetulan adik saya kuliah dan sekarang kerja di kanada,tepatnya di toronto. cuma sekitar sejam naik bis dari sana .
salam kenal pak eko 🙂
Terima kasih pak Didot. Ketika saya di Amerika justru ogah ke Canada karena katanya harus ngurus visa di DC. Lha sudah di sana kok balik ke DC. Ya gak jadi. Waktu itu kalau gak salah warga Indonesia termasuk yang diwaspadai. Padahal pengin juga ke kota Toronto. Kebalikan dengan bapak.
Masih banyak mimpi Tesla yang belum terlaksana. Tesla yakin listrik dapat dihantar melalui bumi sebagaimana listrik dikirim lewat udara. Inilah kerja Tesla yang belum dibuktikan. Bisakah ilmuwan membuktikan secara model ide Tesla benar? Entahlah. Pertanyaannya, apakah ide Tesla ini merupakan suatu pemikiran brilyan ataukah pemikiran spekulatif. Sampai sekarang belum ada pembuktian ke arah sana. Seandainya benar, kita sangat bersyukur listrik diantar ke rumah tanpa kabel sehingga mengurangi biaya kabel
yah mudah2an bisa terwujud itu cita2 atau impiannya tesla…
oh ya soal mobil listrik,kalau gak salah juga mesin tenaga air sudah ditemukan sejak lama,tapi karena kartel minyak pada khawatir minyaknya gak laku jadinya diberangus tuh penemuan dan ditutup2i. seandainya bisa pakai air dari dulu ataupun listrik,mungkin saja perusakan lingkungan tidak separah sekarang ya pak??
btw saya masih muda lho pak,cukup dipanggil mas aja hehe 😀
wedew…ulasannya detail sekali mirip wikipedia….nice
Salam pak Andrew. Memang tulisan ini bersumber dari wikipedia dan saluran TV History pada “Mad Electricity”. Tidak aneh mirip wikipedia. Terima kasih atas komentarnya.
terima kasih postingannya ya..
salam kenal..
kunjungi juga blog saya blog myun
Terima kasih atas kesediaan membaca tulisan ini. Baiklah, saya pasti akan mengunjungi blog Myun.
subhanallah……..saya baru dengar n tahu ttg mbah tesla ini………. :”>
makasih pencerahnnya yg ngepop ini……………. 😉
great work, bro…………..^O^
btw, jadi masih misteri yaaa……siapa penemu roda pertama-kali…….??? apa perlu kita sewa detektif or archeolog aja u/ menemukannya ………… 😉
salaaaaam
Untuk diketahui, mbak Happy (atau bu Happy) ini teman SMA saya. Boleh dikata teman seperjuangan ketika belajar ilmu-ilmu dasar dulu di SMA.
Baru tahu tentang mbah Tesla ya. Waktu dulu belajar sama-sama, saya juga tidak tahu siapa mbah Tesla itu. Terima kasih komentarnya. Mohon pengertiannya kalau saya disini mau jadi Dr Jekyll saja. Mungkin kita bisa minta bantuan Mr Hyde untuk mencari tahu siapa penemu roda pertama kali. 😀
pak’E……….
dr.jekyll n mr hyde itu dah sepase alias kuno, gmn klo kita sewa si hercule poirot aja……..eeh, sepase juga yaa………. 🙂
kamsudku adalah detective conan……… ^O^
Bu Happy, detektifnya agak lebih dewasa dikit aja. Kindaichi lebih matuk. Hayo, ngerti ora karo detektif iki. Ojo mung detektip Conan thok sing diwaca. GBU
ha3………pak’E,
saya mah nggak pernah baca detektif Conan………aku tau nama tersebut dari buku favorite ponakanku aja………….. :p
walau aku juga nggak tau detektif Kindaichi, tapi jaman sekarang pan tinggal nanyak ke bude wikipedia, beres sudah………….. ^O^
ok, ditunggu postingan ngepopnya soal perkembangan ilmu pengetahuan, mo saya fwd ke ponakanku………….. 🙂
just an idea, perkembangan fisika kuantum menarik u/ di pop-kan…………… 😉
salaaaam
Tuti :
Ehm … Bu Happy, ma’af … perkenalkan, saya tukang sapu beranda ini. Silahkan lho dilanjutkan ngobrolnya dengan Pak Eko … Mau saya bikinkan minum apa? 🙂 🙂
*nguwel-uwel serbet sambil pegang sapu*
Alamak, fisika kuantum mah berat. Bahannya banyak tapi pada nggak bisa dimengerti. Pernah lihat dokumenter perdebatan antar fisikawan kelompok Max Plank dan kelompok Einstein. Menarik banget karena yang membawakan acara juga dosen fisika dari Sussex.
Nanti aja deh kalau udah kelar tugas utamanya. 🙂
Tuh, bu Happy sudah disapa yang bahureksa TV. Pemilik TV sekaligus tukang sapu dan asisten saya. Wakakaka. :D. (sandal jepit bu Tuti melayang ke saya)
Silahkan saling berkenalan, dua insinyur sipil yang top markotop. Yang satu, dulu galiwati Surabaya, yang satu masih seniwati Jogja. Paling tidak seniwati blog.
Tuti :
Hihihi … Bu Happy itu lho, sudah ngobrol asyik di beranda saya dengan Pak Eko, kok nggak nyapa si tukang sapu ini … Weleh … 😀
*nyapu lagi sembari ngambil sandal jepit yang luput mengenai Pak Eko*
opsy, maap buk jeng………. 😉
saking asyiknya ngbrol ama temen lamo, sampek lupa pesen minum ama yg mbaurekso beranda……….he3
(ngelayang lagi deh tuh sendal……………… 😉
ehemm heeem…………
perkenalkan dhalem dipun asmi happy, temen kecilnya pak’E………….
waduuuh…..jeng, berandanya cantiiiik sekali, ada di tepi pantai n ada kolam renangnya pulak…………
(sambil menghirup dalam-2 sepoi-2-nya angin laut, hmmmm……….., mak pletok…….!!! mendarat deh tuh sendal…………. 😥
apa lagi isi beranda ini penuh gizi n manfaat, lebih-2 lagi para tamunya banyak yg smart-2…….. 😉
makasih buk jeng, dah diijinkan menyelinap di beranda nan sepoi-2 ini…………… 🙂
salaaaam
Tuti :
Hehe … ndak papa kok buk mbak, santai aja … 😀
Di TV minumnya gratis, cuma sewa gelas aja … 😀
Iyao. Saya maklum kok, ketemu temen yang lamo indak basuo pasti suko cito (halah …!)
Terimakasih sudah mampir di beranda saya yang sepoi-sepoi, semoga kerasan dan tidak masuk angin 😀
salam juga mbak …
okey deh buk jeng, saya bawak gelas sendiri aja nih……, so guava juice w/o ice n sugar or even milk, plz……………. 🙂
*mak tuck……..bonggol sapu mampir di jidatku….. 😥
aduuuh…………buk jeng, kemarin saya browse photo pencil sketch panjenengan, lho………….!!!
woww…………ocre buangetzz deh, dalam hati saya pikir: ini hasil karya sendiri or pakek photoshop yaa……… 😉
abis gitu langsung deh sy ama pak’E rerasan soal multi talented nya panjenengan……….. 🙂
tapi sepertinya doi nggak terlalu ikhlas klo sy memuja-muji panjenengan…………, so doi memaparkan klo sebenarnya justru buk jeng yg terpesona ama multi talented nya doi………^O^
apa betul sih buk jeng…….mohon pencerahan…… 🙂
opsy…..maap neh, klo saya jadi mojok dgn topik di luar thema………gmn dunk caranya klo pingin mojok ama panjenengan…………… 😉
btw, klo kapan-2 saya mo numpang renang di beranda njenengan boleh nggak yaa……?? sbb sy baru aja diajarin ponakan berenang nih, dgn gaya campur aduk: tangan gaya katak, kaki gaya bebas, napas gaya sekaleee……;)
jadi maaf klo masih kemaruk…………. 🙂
salaaaaam,
Tuti :
Wooo … ndak boleh bawak gelas sendiri. Itu namanya tamu uthil …. hihihi … 😀
Ehm, terimakasih sudah berkenan mengagumi (jiaaah! 😀 ) sketsa pensil saya. Sumpah pocong pun saya mau, itu pake tangan, bukan pakai
kakiphotoshop …Wakakaka …. 😀 Do’i bilang saya yang terpesona pada multi talented beliau? Sik … sik … saya inget-inget dulu, apa ya talent Do’i *kening berkerut* . Bikin sketsa, nggak bisa. Main musik, belum terbukti. Nyanyi, nggak ada suaranya. Dancing, kayak robot … 😮
Kalo mau mojok sama saya, banyak tempat kok Buk Mbak. Dan pasti bukan pojok yang remang-remang. Bisa pakai message kitab wajah (ef-be) saya. Bisa lewat email saya : tuti_nonka10@yahoo.com. Bisa juga langsung datang ke rumah, tapi harus bikin appointment dulu, kalau nggak bakal ditolak security … hihihi 😀
Kalo renang gaya ikan lele, udah bisa Mbak? 😀
salaaam jugaaa ….
Bu Tuti kalau nulis tentang sejarah mesti deg-degan kalau dibaca saya. Karena, kalau ada yang salah pasti saya tahu aja, He he he.
Tuti :
Pak, kayaknya komen ini salah kamar deh … 🙄
Ini komen untuk posting saya tentang garuda itu ya?
saya jadi inget pelajaran Fisika di sekolah dulu, dan memutar-balikkan citra Edison di benak saya…
owkey…
Inilah kenyataan yang harus dihadapi. Mereka seperti orang lain juga yang adalah manusia biasa, punya rasa dengki dan iri disamping rasa sayang dan welas asih. Mungkin ini salah satu kebesaran Maha Kuasa atas ciptaannya yang bernama manusia, tak ada yang sempurna.
mas mawi……..
janganlah paparan pak’E ini memudarkan citra mbah edison di benakmu, biarkanlah mbah edison tetap sebagai manusia biasa……….
ingat kata Seurieus – Edison juga manusia…………..eeh, salah yaa……….Rocker Juga Manusia…………… ;))
salaaaam
Inilah sebabnya, saya gak pernah mau pakai merk General Electric (walaupun Edison udah lama berada di alam baka^^). Karena kalau saya pakai GE, saya merasa seperti membenarkan sifat dan tindakan Edison. Terutama tindakan kriminalnya (bagi saya itu kriminal) menyakiti dan membunuh binatang-binatang lucu seperti anjing, kucing dan gajah.
Dan yang dilakukannya terhadap Tesla itu benar-benar gak bisa dimaafkan.
Seharusnya nama Thomas Alva Edison dicoret dari buku pelajaran di sekolah-sekolah dan diganti dengan nama yang lebih bonafit!
Long live Tesla (and his inventions)!
Tuti :
Wah … segitu marahnya ya Astrian sama Edison, sampai nggak mau pakai produk GE 🙂
Tapi memang benar, Tesla harus diberi tempat yang lebih ‘layak’ di dunia ilmu pengetahuan
Weleh, ada tamu yang kelamaan nunggu. Yang nungguin warung lagi dolan kemana-mana. 🙂
Wah kalau nama Edison dicoret dari buku-buku sekolah, itu namanya menutupi sejarah yang benar. Memang Edison adalah penemu besar dan memang Edison pernah berbuat salah pada Tesla. Yah, dimaklumi aja kalau itu adalah manusiawi. Itulah real world bukan divine world.
Yang mungkin bisa dilakukan adalah memasukkan nama Tesla dalam buku-buku pelajaran sekolah di Indonesia. Kalau di dunia barat nama Tesla sudah ditaruh pada tempat terhormat di buku-buku pelajaran.
Saya pikir, Edison salah satu inventor terbesar. Layak disejajarkan dengan Cai Lun (penemu kertas), Flemming (penemu penicillin), Wright bersaudara (penemu prinsip pesawat terbang), dan bahkan Tesla itu sendiri. Terobosan temuannya banyak menginspirasi temuan lain yang juga hebat-hebat.
Mungkin perlu dibuat filmnya ya tentang episode pertengkaran antara Edison dan Tesla.
Keren Abiss artikelnya mas…!!!!!!!
Wah baru balas. Terima kasih mas Hendra
oke, saya baru tahu kalau tulisan ini aslinya dari sini ^_^ klo begitu biarpun terlambat, saya akan mengucapkan izin share ya ..^_^
Hi there to every one, it’s truly a good for me to go to see this web page, it contains precious Information.
ijin copas ya om….bagus nih artikelnya…
maaf ralat….ini bukan om yah…? tp bu Tuti…he3…
maap yaa…
Iya, yang nulis seorang om kok. 😀
tesla itu juga salah satu ilmuan yang tidak pernah menyelesaikan pendidikannya.
stop bullshitlah, sekolah tidak pernah memberikan kontribusi apapund dalama dunia sains, hanya ngebacot selama bertahun2 tanpa mengerti dan mengaplikasikan penerapannya.