SUNGGUH MATI AKU MENCINTAIMU …
Warning !
Posting ini narsis pol. Pembaca dilarang protes, mencela, ataupun tertawa. Jika tak suka, pengin niru tapi tak bisa, atau iri hati hingga pening kepala, silahkan skip atau pindah ke blog lain yang lebih berguna. See?
Gambar menyajikan sejuta cerita, konon begitu katanya. Maka pada posting kali ini saya akan memenuhi layar monitor teman-teman dengan foto, foto, dan foto. Semua foto dijamin anyar gres, fresh from the camera, usianya belum sampai 24 jam.
Oke, siyaaap? Layar panggung … tariiiik …. !!
Wooiii … !! Ini pantaiku. Debur ombaknya milikku. Percik air beningnya milikku. Karang dan bukit batunya milikku. Ya, semua milikku!
Ini bukan Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya, tapi batu beneran yang selama berabad-abad telah bersahabat dan setia saling menyapa dengan deburan ombak
Dengan peragawati-peragawati berpotongan sansak seperti ini, bisa dipastikan topi yang diperagakan nggak bakal laku …
Gimana kalau modelnya bergaya seperti ini? Bisakah topinya laku terjual? Hmm … mungkin bisa, tapi dengan harga rendah …
Nah, kalau modelnya ini, baru produsen topi bisa sedikit bernafas lega …
Atau … lebih baik biarkan pasir menampilkan keindahan topi-topi ini … tanpa dirusak oleh narsis tak terkira para modelnya
Dasar pantai dengan koral warna-warni dan air sebening kaca, siapa tak tergoda untuk mencelupkan kaki di sini?
Weew! Ada potongan kaki terdampar! Pasti sudah berhari-hari, sudah bengkak gitu (walah! itu kaki apa gada?)
Inginkah teman-teman tahu, di mana pantai nan indah ini berada? Bali? Lombok? Manado? Ambon? Makassar? Aceh? Bukaaan …. !
Nggak jauh-jauh kok. Pantai ini terletak di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Di sepanjang pantai selatan Gunung Kidul berderet pantai-pantai indah, yang sebagian besar belum begitu dikenal orang. Selama ini orang hanya mengenal pantai Parangtritis dan pantai Baron, yang sekarang sudah menjadi obyek wisata utama, dan penuh padat dengan pengunjung sehingga tak lagi memberikan kenyamanan. Nah, selain ke dua pantai itu, masih banyak pantai-pantai lain yang jaraknya tidak berjauhan, seperti pantai Kukup, Krakal, Drini, Sundak, dan …. pantai milik saya ini!
Pantai milik saya? Memangnya saya keponakan Ratu Kidul, Penguasa Laut Selatan, sehingga diwarisi salah satu pantainya yang indah?
Pantai ini kami ‘temukan’ secara tidak sengaja. Lokasinya tidak jauh dari pantai Sundak, agak tersembunyi, sehingga siang hari Minggu tadi hanya kami berenam saja yang ada di sana. Pantai yang merupakan sebuah ceruk ini sangat indah. Dasar pantainya berupa batu-batu koral yang ditumbuhi lumut hijau, airnya sungguh jernih sebening kaca. Di sini ombak menyapu pelan, karena sudah dipecahkan oleh pulau karang yang ada di depan ceruk. Pasir dan pantainya sangat bersih, tidak ada sampah sedikit pun.
Kami berenam sepakat untuk merahasiakan nama pantai ini, juga lokasinya, agar bisa kami miliki sendiri, agar jangan ada orang lain yang mengetahuinya, agar pantai ini jangan dijubeli pengunjung sehingga kotor dan kehilangan ketenangannya. Egois? Wahaha … bukan! Tapi karena kami terlalu mencintai tempat ini, dan ingin memeliharanya agar tak rusak dan tercemar oleh tangan-tangan jahil.
Ada yang mau ikut menikmati debur-debur cinta di sini? Ijin dulu ke saya …
Saya berencana, lain kali akan kembali ke pantai ini dengan membawa pakaian ganti, sehingga bisa berendam dan menyelam di dalam airnya yang jernih. Sudah pasti dengan membawa bekal makanan piknik yang lezat. Mendengarkan debur ombak, menghirup kesegaran aroma laut, bermain kerang dan batu-batu indah, menikmati ketenangan dan eksotika sunset dalam senja yang kuning kemerahan. Wow …. ! Subhanallah.
Pengin ikut? Cepetan daftaaar …. !
Daftaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrr…
indah sekali! Pantai TUTI ( – )K >> royaltinya om NH18
bener mbak, kalau kita mau cari spot lain pasti ada tempat yang bagus, selain pantai yang sudah diketahui org-orang.
BTW itu semua topi koleksi mbak? nanti aku dipinjemin kalo pergi ke sana ya mbak.
EM
Tuti :
Siap ndaftaaar! Nama Mbak Imel sudah tercatat di nomor satu, Mbak. Tapi nunggu setahun lagi ya, kalau Mbak pulkam lagi ke Indonesia 😦
Pantai TUTI (-)K …. wahaha …. kereen. Sip markosip! Top markotop! Harus segera didaftarkan ke departemen Budpar ya Mbak 😀
Iya, itu topi koleksi saya. Jangan khawatir, besok kalau Mbak mau ke pantai saya (‘pantai saya’? Hah!) saya pinjemin yang lain lagi Mbak, yang masih baru kinyis-kinyis 😀
Saya ngguyu kekelen jhe mbaca postingan ini…
Apalagi pas bagian “pragawati berpotongan sansak” hahahahah!!!!
Tuti :
Lho, piye to Don? Kan aku sudah tulis, ‘dilarang ketawa’. Hayo, bayar denda!
Peragawati berpotongan sansak kayaknya masih mending lho Don, daripada peragawati berpotongan bedug (njembluk di tengah … hihihi … 😀 )
* Ikutan daftar yg ke-3 nih mbak…..pantainya masih virgin.
* Photo yang pertama serasa lihat film TITANIC lagi tuh…..
* Semoga makin banyak pantai2 yang tetap terjaga keasriannya, soalnya kalo ke Jokya tahunya cuma pantai SAMAS saja………
Tuti :
* Ndaftar? Ok. Kasih uang panjar dulu yak! 😀
* Ha? Film Titanic? Pasti sesudah kapalnya ambles ya …
* Wah … pantai Samas itu pantai yang paling jelek, Mas Karma. Besok kalau ke Yogya lagi calling saya ya, saya antar ke pantai-pantai yang masih indah dan bersih.
ikut… ikuuuuttt….
rasanya udah lama banget saya nggak ke pantai di daerah Gunung Kidul. memang indah2 sih pantai di sana. ke Wedi Ombo, Bu Tuti… cantiiik banget pantainya 🙂 cuma jalanan ke sana memang lumayan jauh
Tuti :
Ayo … ayooo ikut !
Pantai Wedi Ombo? Wah, kok saya belum pernah dengar ya. Oke deh, besok saya cari informasi. Kalau yang di sekitar Baron itu, sekarang memang banyak pantai-pantai baru. Dan jalannya sudah bagus, baru saja diaspal.
Ayo, kapan mudik ke Yogya lagi, Kris?
Waduh bisa jerawatan segede terong nih kalo dilarang ketawa..
Dari 4 peragawati itu buk Tuti paling kurus keqnya..
Kalau ke pantai itu lg, ngikut dong buk..
Tuti :
Jerawat segede terong? Hiii …. wajahnya segede apa ya
Aku yang paling kurus ya Ta? Asyiiik 😀 (eh, tapi jangan dibilang ‘kurus’, bilang ‘langsing’ gitu loh … ehehe!)
Oke, sejam lagi aku mau ke pantai. Ikut?
rasanya kami pernah “nyasar” ke pantai ini ketika dua tahun lalu piknik ke baron-kukup-krakal… memang bagus banget.. ya sudah, tak kasi nama pantai itu dengan “PANTAI NONKA”, gimana, setuju…? 😀
Tuti :
Hwaaa … lha kalau Uda sudah lebih dulu ‘menemukan’ pantai itu, jadinya pantai itu lebih pantas diberi nama “Pantai Vizon” dong … ihiks … 😥
huaahahaa… pragawati sansak.. ya ampuun!!! *lucu dgn kalimatnya*
Bu, saat ini saya juga lagi berkunjung ke YK, menghadiri pernikahan saudara … dan mungkin mau jalan ke pantai juga hehehehe …. *permisi dulu aah dengan empunya, tapi belum tau mau ke pantai apa hehehe …
Tuti :
Lagi di Yogya? Mampir dong … !
Kalau mau ke pantai, saya rekomendasi ke ‘pantai saya’ itu (haiyah, ngaku-ngaku ). Kalau perlu informasi lebih lanjut, silahkan ke email saya di tuti_nonka10@yahoo.com , nanti saya berikan nomor ponsel saya …
Saya hanya ingin mengomentari satu hal …
Teuteup … tidak ketinggalan
Kerudung Merah Ibu Tuti (-)K …
(yang katanya punya selusin itu )
Hahahaha
Indah juga pantai selatan Yogyakarta ini ya Bu …
Salam saya
Tuti :
Kerudung merah selusin itu setahun yang lalu Om, kalau sekarang sudah jadi dua belas lusin … 😀
Memang pantai-pantai di Gunung Kidul ini indah-indah. Wajib dikunjungi lho Om, sekalian nengok si kolektor jilbab merah … hihihi
salam juga Om,
Hahaha, asyiik nemu pantai yang rada tersembunyi….Tapi kalau saya & kel ke Yogja saya boleh dong ikutan diajak kesanan Mbak, dijamin dech saya nggak bakal buang sampah sembarangan, hahaha…..Dan saya pesan topi yang warna cream yang berpita mungil, hihihi….
Wah, sayang juga yach liburan kemaren nggak sempet muter sampe Yogja, abis liburnya hanya 1 minggu mbak, jadinya hanya sempet muter2 seputar Jkt, Bekasi, & Bandung doang. Karena misinya siraturrahmi sama kel sambil cuci mata di kota kembang.
Mudah2an kalau ada waktu libur lagi bisa keliling Yogja yach mbak & mbak Tuti jadi guide-nya, hehehe….biar anak2 pada tahu keindahan Indonesia itu nggak kalah sama negeri lain, amboi… 🙂 🙂 🙂
Oyach mbak Tuti, “Mohon ma’af lahir bathin” dari saya dan kel buat mbak Tuti & kel di Yogja.
Selamat beraktivitas kembali 🙂
Best regard,
Bintang
Tuti :
Memang betul Mbak Elinda, nemu tempat indah yang belum banyak diketahui orang ini rasanya seperti ‘amazing’. Kalau besok Mbak El dan keluarga ke Yogya, pasti deh saya beri tahu lokasinya. Semoga saja belum banyak orang lain yang kesana, sehingga kalau nanti Mbak El ke pantai itu, masih tetap seindah seperti waktu kemarin kami kesana.
Pesanan topi yang warna krem dengan pita sudah dicatat Mbak 🙂 … Jangan lupa besok foto-foto dengan topi itu … hehehe.
Sama-sama Mbak, saya juga mohon maaf lahir batin ya, dan salam untuk keluarga juga 🙂
Kayaknya aku pernah lihat pantai ini di sebuah film. O ya baru inget, di film Perempuan Berkalung Sorban. Yaitu pada adegan Lek Khudori memadu kasih dengan sopo iku sing jadi kekasihnya? (lali aku).
Ternyata di Yogya ada pantai yang airnya jernih ya.
Kupikir seperti di parangtritis semua yang airnya butek.
Tuti :
Waah …. saya nggak nonton film itu, Bang. Habis, kata teman-teman yang sudah nonton, filmnya nggak bagus, banyak adegan yang ‘menyeramkan’ …
Saya juga baru tahu kemarin, kalau ada pantai yang sangat indah di Gunung Kidul. Pantai Parangtritis, Samas, dan Baron sekarang sudah terlalu padat pengunjung, jadi nggak bisa lagi menikmati suasana pantainya. Kalau pas liburan, ada pentas dangdut segala. Wah, kombinasi pantai dengan dangdut kok di benak saya nggak ‘match’ ya. Kalau di pantai, suara yang cocok ya deru angin dan debur ombak …
enaknya kalo kita lakukan olahraga diving
Tuti :
Oww … yeah, pasti!
Salam Aidilfitri…
Waduh gembiranya. Rindu Parangtritis yang dilewati lama dahulu. Rindu juga pada laman ini… Lama juga tidak singgah di veranda ini.
Harap semuanya baik-baik. Salam aidilfitri dari teman yang jauh…
Tuti :
Salam Aidilfitri juga, Bang Syirfan …
Ya, lama Bang Syirfan tak melawat ke blog saya. Sama juga saya lama tak melawat ke laman Bang Syirfan …
Rindu ke Parangtritis ya Bang? Berkunjunglah lagi ke Yogya, nanti saya antar ke pantai-pantai lain yang lebih indah dari Parangtritis 🙂
Salam untuk keluarga di Malaysia ya Bang. Sihat-sihat semua, kan?
Pantai yang indah. Milik kita yang harus kita pertahankan keindahannya. Buat kita wariskan kepada nak cucu.
Tuti :
Betul, Mas Al. Sayangnya, kita kadang kala kurang pandai merawat banyak milik kita yang berharga ini … 😦
wah… ibuk ini, lagaknya seperti satpam pantai saja…..
saya juga mau deh, kesana…. cuma aku yakin ibuk pasti minta bayaran kan?? hehehe
bayar berapa duit nih buk???
Tuti :
Satpam pantai? Lho, iya dong … pantai indah ini harus dijaga dari tangan-tangan jahil yang bisa merusaknya.
Mau kesana? Boleh … tapi harus janji nggak ninggal sampah, nggak gambil koral dan batu-batunya yang indah. Bayar berapa duit? Owgh … kalau aku minta bayaran, Au nggak akan sanggup membayarnya, soalnya mahaaalll bangets!
horeeeeee mbak Tuti..aku pernah kesitu ha ha ha ha….ada bangunan megahnya tuh…..yg bisa disewa…tapi penduduk setempat ngasih harganya gila2 an…
kan waktu itu ke Baron, Krakal trus nyusuri semua pantai…sampai ke Wonosari.
Abis itu ke Ponjong…….
Tuti :
Hiyaaa!! Syukurlah kalau Mbak Wieda sudah sampai ke sana. Bangunan megah? Yang saya tahu sih, di pantai Sundak memang ada villa bagus yang terletak di tebing, dan harganya memang muahaall …. tarif semalam bisa mencapai jut-jut 😦 Itu yang punya bukan penduduk setempat, tapi seorang pengusaha hotel dari Yogya.
Wah, sudah menyusuri semua pantai-pantai di Gunung Kidul ya Mbak … siiip! 🙂
hahahaaa… ngakak deh baca soal rahasianya. sama, mbak, saya juga suka begitu kalau nemu jalan baru yang masih lengang misalnya. “jangan kasih tau orang-orang ada jalan baru, biar nggak macet.” tapi tetep aja akhirnya orang pada tau. heran deh. 😛
posting ini memang bener-bener narsis pwol, mbak. tapi emang keren kok, jadi sah-sah aja. dan topinya memang cantik-cantik. topinya lho, yaaaa… hihi…
awas kena sengatan ubur-ubur, lho!
Tuti :
Ya iyalaah Uni … meskipun Uni merahasiakan jalan baru itu, orang lain kan sama cerdiknya dengan Uni menghindari kemacetan 🙂 🙂
Hehe … narsis powl ya 😀 (*jadi malu*). Tapi syukurlah ada yang cantik, meskipyun cuma topinya, bukan pemakainya … hiks … 😥
Iya, saya baca di koran, banyak wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Parangtritis dan beberapa pantai lain. Wew, ngeri juga … 😦
ikuuuuutttt…. tut tut tut…
aku dulu jg pernah main-main ke pantai yg jarang dikunjungi orang.. pantai Ng*****an, di situ ada sebuah petilasan, tempat saudara-saudara yg beragama hindu menyepi.. katanya orang2 hindu di daerah sekitar sini adalah sisa sisa tentara majapahit…. ada sebuah patung juga di situ… pantainya aseeek dan blm banyak yg tahu jg waktu itu
gak tahu deh skr sdh ngetop belum pantai itu… hemmm… jd pingin ksana
Tuti :
Waaa … Bro Neo kok ikut-ikutan saya merahasiakan pantai ‘miliknya’ 😀
Kemarin saya lihat juga papan penunjuk ke arah pantai itu, tapi karena sudah mengunjungi 3 pantai, kami merasa untuk hari itu cukuplah. Tapi membaca deskripsi Bro Neo, pengin juga saya ke pantai N*****an itu. Minggu depan deh. Hayooo …. siapa mau ikut?
Aku ngacung daftar ngarep dewe lho Mbak…sediakan 2seat untukku di mobilmu, karena aku berbodi Luas (panjang x lebar)…wakakak…
Nanti malem mau mimpi dulu ahhhh…mimpi cebur2an dipantai ini sama Mbak tuti…tak jorokneee…….badhalah….
Tuti :
Mbak, bodi Mbak Ayik bukannya Besar? (panjang x lebar x tebal) … hihihi 😀
Ngimpi njorokne aku boleh kok Mbak, tapi besok dalam kenyataan, aku sing njorokne Mbak Ayik … 😀 (bagi sodara-sodara yang tak paham bahawa Jawa, ‘njorokne’ ini bukan berarti bikin ‘jorok’ lho … tapi ‘nyeburin’ 😀 )
yaelah… foto yang terakhir tu centil banget sih, Mbak? Setelah ku pandang-pandang dari kejauhan, Mbak Tuti ini mirip Zaskia Mecca ya….
🙂
Mbak, aku ndaftar ngikut juga deh… Karna Mbak Ayik pesan 2seat untuknya, aku ndak papa duduk disamping buk sopir yang sedang bekerja………….aja!
Tuti :
Dari jauh mirip Zaskia Adia Mecca, kalau dari dekat mirip Mak Lampir, mau bilang gitu kan Wi? … hihihi 😀
Pesen tempat duduk di samping buk sopir yang sedang bekerja? Wah, tapi buk sopirnya nggak mengendali kuda supaya baik jalannya lho … 😀
Mbak Tuti, gara-gara postingan ini pasti ada banyak investor yang memburunya deh. Dalam 2 atau 3 tahun, wisatawan Parangtritis dan Baron pasti beralih ke sini semua…he..he..he..
Tuti :
Wah, iyaaa ….. Kalau begitu Pemda Gunung Kidul harus membayar royalti kepada saya nih, atau mengangkat saya jadi staf promosi wisata Kabupaten Gunung Kidul …
Kayaknya itu pantai Krakal ya bunda???
Hayooo ngaku deh 😉 kalo enggak nanti.. eeem nanti…
nanti saya cuma bisa gigit jari :p
hiks
Tuti :
Selamat gigit jari Ka (awaaas …. harus sampai putus lho! hihihi 😀 ) soalnya pantai milik saya ini bukan pantai Krakal. Dekat-dekat situ sih …
Ayoo … kalau mudik ke Yogya tak ajak !
BLOGHICKING
Tuti :
Bosen blogwalking ya ? 😀
tenang mbak, aku tak akan bilang ke orang-orang kaluk disitu ada pantai yang aduhai….kita rahasiakan ya…
Tuti :
Siip … rahasia kita berdua ya (loh, jadi teman-teman bloger yang udah ndaftar, nggak jadi diajak? 😀 )
Itu topi sewa ya bu hahahahahha
asyik banget dah ngelihat pantai bening gitu…kalau saya seandainya disana dah dipastikan nyebuuurrrrr dahhh
Tuti :
Salah! Itu bukan topi sewa, tapi topi bundar … 😀
Memang, saya juga masuk ke air kok. Tapi karena nggak bawa baju ganti, jadi nggak berani sampai ke tempat yang dalam, cukup basah sampai lutut saja
wah kalau Kukup, Krakal, Drini, Sundak sudah pernah semua didatangin tuh…nah ini kok dirahasiakan yah..hmmm…
paling sekitar2 situ juga yah??
tapi bener euy, walaupun penuh perjuangan untuk sampe ke pantai2 itu…emang pantai digunungkidul bersih dan indah2…
HIDUP SOUTHMOUNTAIN (gunungkidul)
Tuti :
Iya, dirahasiakan, supaya Afdhal penasaran, terus menyusuri sepanjang pantai South Mountain sambil bawa laptop yang menampilkan fotoku di pantai (hihihi … lebay bombay buuk!)
Jalan ke pantai-pantai itu sekarang sudah bagus, sudah diaspal licin. Coba aja … ati-ati kepleset … 😀
kayaknya saya tahu deh tempatnya…
hmmm….bener nggak ya?
Tuti :
Bener … pasti bener! (emang dimana tempatnya?)
pantainya memang indah
dan memesona, tetapi
jauh lebih indah
memandang foto
yang berbaju merah
dan pakai kaca mata hitam itu….
bener kok……hmmm 😆
Tuti :
Jangan percaya foto, Bang. Ingat slogan produsen film foto : “Lebih indah dari aslinya” … 😀 (emang fotonya masih pakai film? hari gini …. )
Tapi untuk pantainya …. asli : indah sekali.
Kayaknya saya tau deh, pantai itu…tapi lupa-lupa ingat, soalnya waktu kesana tahun 2000 waktu KKN.
Tapi untuk membuktikannya, kayaknya perlu kesana lagi deh hihi… Daftar ah, akhir tahun ini ya Bu….
Tuti :
lupa-lupa-ingat? waduh … lupa 2x, ingat 1x … banyak lupanya dong? hehehe … 😀
Paling afdol memang mengecek ke pantai itu lagi. Oke, nama Nana sudah masuk daftar. Akhir tahun ini? Kapan aja Na, sang sopir siap mengantar … 😀
hihihih, lucu banget aku baca tulisan mu, mbak..lucuu wihihihii.
1. Soal jilbab merah, jadi sekarang udah ada 12 lusin? gimana bawahannya ya mbak? harus merah juga kah? atau ada warna yang lain?
2. Aku sepertinya pernah baca tentang pantai ini sudah di tulis oleh seorang blogger, memang masih amat sangat sepi. Aku setuju, kita beri nama pantai Vizon Nonka saja…*adil kannn:P*
3. Topi, selain buku atau jilbab merah, sekarang aku tau apa lagi kesukaanmu, mbak 🙂 wekekekkekekeke.
4. Baca tulisanmu lucu, tapi lebih lucu lagi waktu membaca caramu menjawab komentar-komerntar ini…kekekekekeke
Love you full, mbak 🙂
Tuti :
Mosok sih lucu? Perasaan kocak bin jenaka deh …
1. Pokoknya jilbab merah udah buanyaak (bego ya, rugilah punya banyak-banyak, dikira orang itu-itu juga … 😦 )
2. Yess, cepetan ke pantai ini, terus poto-poto yang narsis pol, jadi nanti pantainya kita namakan pantai “Vizon Nonka Yang” (dari Yangreni maksudnya … ). Hebat loh namanya, kayak nama di negeri manaaa gitu 🙂
3. Nah, udah tahu kan kalau aku suka topi? Jangan lupa beliin kalau pas jalan-jalan ke Paris!
4. Baca komentarmu lebih lucu lagi Yess 😀
Love you full too, Yess (fullpress body gituuh … 😉 )
*ya ampun, komentar pakai dinomorin segala, kayak bu guru aja … hihihi *
aku kayaknya udah pernah comment di sini deh Bu…
kok gak ada ya?
welll aku ulang lagi…
pantainya bagus banget, ada ya pantai kayak gitu di jogja? nanti kalau aku main2 kejogja aku di ajakain keliling ya…hehehehehehe
dan yg foto sama pantainya itu lohhhh hehehehe…keren! 😉
muach!!!
Tuti :
Belum ada komenmu tuh Ri … di perut akismet juga nggak ada, udah aku tengokin.
Di Yogya nggak cuma pantai indah yang ada, orang Yogya juga ada …
Foto keren sama pantainya? Yang mana, yang mana, yang mana … (*panik dibilang keren*)
muachh … !
mantap..
Tuti :
Ya. Satu ton Mas …
Buseet, Bulik yang satu ini emang paling jago narsis 😀
<>
Tuti :
(*tersenyum malu dengan wajah merah dadu*)
wah bu tuti..pantainya indah tenan! masih bersih belum ‘terjamah’ tangan-tangan usil..hihihi
iya bu, dirahasiakan aja pantainya biar tetep bersih dan sepi. jadi serasa pantai milik sendiri..hehehe
nanti kalo ke jogja penasaran ah, nyari pantainya bu tuti
Tuti :
Hehe … iya, saya rahasiakan. Yang pengin tahu, harus bayar upeti ke saya 😀
Kapan Yasmin ke Yogya? Saya antar deh ke pantai milik saya (hahah!)
..
Pose photonya emang beda..
Ekspresinya boleh juga..
dan Enggak jaim pula..
Ha..ha..ha..
…
Tuti :
Alhamdulillah ….
*menakupkan kedua telapak tagan di depan dada sambil menengadah dan memejamkan mata*
pantai selatan mana lg yg banyak terumbu karang nya?????