OVERWEIGHT, OBESITY, BMI
Hughes mencampakkan 300 bajunya, karena sudah tidak cocok lagi dengan ukuran badannya. Apa pasal? Pasalnya, berat presenter berbadan subur ini sudah berkurang dari 130 kg menjadi 95 kg, susut 35 kg dalam waktu 9 bulan. Hebaatt!! Ini prestasi yang benar-benar harus diapresiasi, karena sungguh tidak mudah menurunkan berat badan sebanyak itu secara alamiah (tanpa obat-obatan maupun lipo suction). Hughes bertekad akan menurunkan berat badannya 20 kg lagi, agar mencapai berat ideal. Salut untuk Hughes!
Hughes, yang dulu merasa pede dengan ukuran tubuhnya, bahkan sampai membuka butik ‘Big is Beautiful’ yang khusus menyediakan baju-baju berukuran super besar, akhirnya merasa perlu mengecilkan tubuhnya. Ia termotivasi untuk pindah dari ‘kelas berat’ ke ‘kelas terbang’ karena terpilih sebagai juru bicara Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) pada Indonesian Song Festival 2009 dan ASEAN Song & Culture Festival 2010 mendatang. Sebagai juru bicara festival, sudah pasti ia akan menjadi sorotan kamera, dan meskipun kamera akan mampu ‘memuat’ seberapapun besar tubuhnya, agaknya Hughes tak suka ‘menyita tempat’ di panggung, di kamera, maupun di halaman media cetak ….
Hughes 130 kg (foto dari sini ) dan Hughes 95 kg (foto : Nur Ichsan)
Dunia entertainmen Indonesia makin hari memang makin ramah kepada ‘orang-orang besar’. Tentu ini fenomena yang positif, karena entertainer bukan lagi semata dilihat dari penampilannya, tetapi juga talenta dan kapabiliti yang mereka punyai. Selain Hughes, tercatat beberapa artis berbadan ektra lebar yang juga sukses memenuhi layar kaca, seperti TikaPanggabean (Poject Pop) dan Rina Gunawan. Tika, yang semula membebani timbangan dengan 108 kg, akhirnya rela mengurangi lemak di tubuhnya, dan sekarang berbobot 92 kg saja. Rina Gunawan, belum terdengar kabar akan mengepras ukuran baju.
Tika Panggabean dan Rina Gunawan (foto dari sini )
Ukuran tubuh seseorang dikategorikan menjadi underweight, overweight dan obesity, yang ditentukan oleh angka BMI (Body Mass Index). Anda tahu berapa angka BMI anda? Ayuk kita lihat …
BMI adalah perbandingan berat terhadap tinggi yang dapat dihitung secara mudah dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). Nilai BMI dipengaruhi oleh usia, tapi berlaku sama pada pria dan wanita. Nilai BMI bisa tidak sesuai pada derajat kegemukan dari etnis yang berbeda, dalam hubungannya dengan perbedaan proporsi tubuh. Sebagai contoh, BMI Britney Spears mungkin sama dengan BMI saya (halah!), tapi dilihat dari kenyataan, saya memiliki proporsi massa lemak yang lebih banyak dari pada massa otot dibandingkan dengan Britney. Analogi lain, mana yang lebih berat ‘lemak 40kg + otot 10kg’ atau ‘lemak 20kg + otot 30kg’ ? Sama saja kan?
Bahwa obesitas adalah penyebab dari berbagai penyakit, rasanya kita semua sudah paham. Berbadan terlalu gemuk juga merepotkan. Bukan saja susah naik kendaraan dan mencari ukuran baju, bahkan memotong kuku kaki sendiripun syusyah. Jadi memang ada baiknya orang-orang gemuk membentuk sebuah organisasi, agar minimal bisa saling memotongkan kuku kaki sesama anggota …
Alkisah, beberapa hari yang lalu, dalam sebuah acara, seorang ibu mendekati saya, dan dengan serius berkata :
“Bu Tuti, ma’af niih …. timbangan Ibu naik ya?”
Saya terperangah dan tidak segera menemukan kata-kata cerdas untuk menjawab. Saya terperangah karena, pertama (haiyah, kayak nulis artikel ilmiah saja), saya tidak begitu mengenal ibu tersebut. Kedua, kalimat tersebut (dan cara ia mengucapkannya) rasanya kurang etis, dan jujur saya agak sedikit tersinggung. Ketiga, saya disadarkan bahwa saya memang bertambah berat … (hiks!).
Begitulah, kalimat ‘eh, kamu tambah gendut ya’ dan kalimat sejenis yang memiliki makna sama, adalah kalimat terkutuk bagi para wanita di seluruh dunia.
Masalah kelebihan berat badan sudah menjadi problem laten bagi saya. Saya mudah sekali menjadi gemuk, padahal makan saya tidak banyak (suwerr !!). Berat badan saya mulai tancap gas ketika saya remaja, kelas 3 SMP. Sampai kelas 2 SMA, saya adalah gadis gemuk-pendek-jelek. Kelas 3 SMA badan saya mulai nggembos, dan sampai lulus kuliah badan saya ramping. Tinggi memang tidak bertambah, tapi wajah berubah lebih manis (kalau nggak percaya, tanya deh teman-teman kuliah saya … wakaka!). Dan ketika menikah, berat saya 45 kg, dengan lingkar pinggang 60 cm. Suit, suit!
Setelah menikah, jarum timbangan terus bergerak ke kanan. Mungkin pernya memang rusak (hihi!). Pernah mencapai angka fantastis, yaitu 62 kg. Huwaa!! Saya panik, kalang kabut, hati sedih, perasaan kelu, pikiran buntu. Setiap memandang cermin, saya tercekam rasa putus asa (tapi tetap saja nggak berani bunuh diri). Saya sampai ikut program penurunan berat badan di Im****sion dengan membayar cukup mahal, dan hasilnya …. nihil!
Suatu ketika, saya menghadapi problem yang membuat saya stress berat, dan badan saya mengempis seperti balon bocor. Dalam waktu dua bulan, berat badan saya turun 7 kg. Stress berlanjut dan kebocoran pun tak terbendung. Berat saya turun terus sampai mencapai 50 kg. Rupanya, stress adalah obat kurus paling manjur untuk saya.
Sekarang berapa berat badan saya? Haduuh … saya malu untuk menuliskannya. Yang jelas, angka BMI saya adalah 25,3. Artinya, overweight! Hiks, hiks!
Ini cuma akting makan, swear! Karena mau dipoto aja ….
Saya nggak kegemukan kok. Iya kan? Iya kan? Buktinya, nggak disuruh bayar overweight oleh Garuda …
Catatan penting : posting ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung hati teman-teman yang alhamdulillah banyak rizki menempel di badan, tetapi semata-mata curhat karena saya sedang resah akibat sapaan manis seorang ibu yang saya ceritakan di atas.
Sumber : kapanlagi.com , kompas.com, andaka.com
hihihi si mbak… kelebihan 0.3 aja udah khawatir
disapa ibu tak dikenal aja nulis BMI hihihi
udah ah saya ngga mau kasih tahu BMI saya,
yang pasti cocok dengan BMI nya gajah.
memang ada yang stress jadi kurus, tapi tidak sedikit malah stress makan banyak jadi gemuk. Nah kalau saya? stress naik, happy naik … gimana dong 😉
EM
Tuti :
Mbak, angka 0,3 itu wujudnya lemak 5 kg je …. (bayangin, satu tas kresek besar kan? hiii …. 😦 )
Tapi BMI memang nggak penting kok Mbak, yang penting adalah cantik, smart, dan memiliki inner beauty mencorong … kayak kita-kita (lho, kok aku menyamakan diri dengan Mbak Imel, maksudku Mbak Imel aja yang mencorong … )
Stress naik, happy naik? Kayak harga 9 kebutuhan pokok dong Mbak, naik mulu nggak ada turunnya 😀
Tiga Hal
#1.
Huges ? … juru bicara Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) …
hmmm … Huges ternyata penyanyi juga ya … Pencipta lagu juga ya … penata musik juga ya … (kok ndak tau aku …) ?
(trainer nyinyir … !)
#2.
“Bu Tuti, ma’af niih …. timbangan Ibu naik ya?”
Setuju bu …
Ini pertanyaan yang sangat straight forward … sangat tidak etis … apa ndak ada bahan omongan lain apa ?
kok ujuk-ujuk mak bedunduk nanya berat badan …
(trainer sok tau …!!!)
#3.
Berat badan Trainer … 70 kg …
sangat ideal …
ganteng sangat !!!
(trainer jujur …. !!!)
Salam saya 🙂
Tuti :
#1. Om, jangan nyalahin saya lho! Itu kata dia kok. Kata Hughes juga, dia baru akan meluncurkan albumnya kalau badannya sudah langsing … 🙂
#2. Iya Om, kan lebih baik kalau tanya, ‘Bu Tuti, maaf niih … Ibu perlu sumbangan uang ya?’ gitu ya Om … 😀
#3. Gubraak!! (*nggak sempat njawab karena keburu semaput*)
hmmm om trainer kayaknya bener bener menghayati materi trainingnya…
Think on Your Feet ya om..
Tuti :
Kayaknya ini dialog antara trainer dan trainee-nya. Monggo, dipun sekeca’aken … (*ke dapur bikinin kopi*)
Aaarrggghhhh beda satu menit sama Tante EM
Tuti :
Abis …. Om sibuk mengagumi berat badan dan kegantengan Om sih … 😀
Tanteeeeeeeeeee?????? awas ya mas….
iya duluan saya, kan saya selalu berada di belakang mbak Tuti yang lagi nulis …yey \:d/
Tuti :
Mbak, kalau saya nggak terima dipanggil tante sama Om Nh. Tantang berantem aja Mbak. Adu gulat. Pasti Mbak Imel yang menang …. hihihihi 😀
Whaaattt ???
Adu Gulat ???
Oh No … Oh Yes …
hihihihii
cekikikan …
Hai EM
Toss Dulu Aaahhh …
Tuti :
*duduk bersila dan siap-siap dengan kamera video*)
BTW …
My BMI … 22.8
Normal Toh ?
Ideal Toh ?
Ganteng Toh ?
Tuti :
*sebel, pura-pura nggak baca*
gemeteran waktu baca ini… and yes!! spt sdh saya duga.. masuk kategori OB 😦
*pdhl waktu nimbang terakhir jarumnya cuma menunjuk angka 4 lho… tp jarumnya udah pernah berputar satu putaran penuh satu kali dulu.. *
sama bu… saya jg gampang naik… susah bgt turun 😦
Tuti :
Hwakakaka 😀
Kasihan banget timbangannya Bro. Pasti pusing tujuh keliling tuh, lha jarumnya sampek muter-muter gitu … 😀
Berarti kita punya bakat jadi pejabat Bro : kalau sudah naik, susah disuruh turun … 😦
Sama mbak! Maksudnya sama, kalo stress jadi cepet kurus. Dari pengalaman saya (kayak ahli aja nih ngomongnya), lemak membuat badan tampak lebih gemuk. Saya nih contohnya dari dulu berat 45 kg (kalopun turun/naik cuma 1 kg aja). Tapi dulu saya ga pernah fitness dan akibatnya banyak lemak. Sejak saya memberantas lemak dan membangun otot, teman2 lama selalu bilang saya sekarang jauh lebih kurus (padahal swear berat badan di timbangan tetap sama!)
Tuti :
Yeee … Fanda, kalau berat 45 mah emang kurus. Tinggimu berapa? Pasti lebih dari 150 kan?
Tapi pengalamanmu menarik, fitness membuang lemak dan membangun otot. Aku mau ikut ah. Cuma … waktunya kapaaan? 😦
Aku kesindir nih…
Tuti :
Waduh, padahal ini ngomongin tentang cewek lho … 🙂
Saya juga sukses menurunkan berat badan. Waktu masih jadi tangan dibawah alias karyawan berat saya 75 kg. Sembilan bulan setelah jadi phk-wan berat saya susut menjadi 61 kg. Jadi berat badan saya berkurang 14 kg, setelah jadi pengangguran.
“Iya, berat badan loe berkurang bukan karena loe program diet lagi, tapi karena beban pikiran. Tau!!!” sergah seorang teman yang suka membaca pikiran orang. Kata teman saya itu benar, beban pikiranlah yang sukses menurunkan berat badan. Oh, pengangguran…ternyata ada mentri yang ngurusin juga. Itu tuh…mentri inisialnya MI. Tapi saya merasa gak ada manfaatnya tuh adanya kementrian yang dimaksud, suer. Gimana menurut yang lain, silahkan beda pendapat. Democrazy, coy…hehehe……
Tuti :
Kalau gitu kita se’marga’ Bang Alris … kurus kalau ada beban pikiran 😦
Emang tinggi Bang Alris berapa? Kalau 170, ya masih baguslah dengan berat 61 🙂
Untung ada catatan penting di paragraf terakhir. Saya baca postingan ini dengan hati yang tersindir. Hehehe…. Setelah baca paragraf terakhir, barulah maklum. Kali lain, catatan pentingnya diletakkan di atas dong, maksudnya sebelum masuk inti tulisan, agar bacanya nggak sambil kesindir (lho, kok ngatur ya, suka-suka yang nulis dong… pasti gitu di benak Mbak Tuti).
Saat ini saya memang over over over weight. Namun, saya pernah mengalami ketiga keadaan, terlalu kurus, langsing apik banget (walaah…), dan yang terakhir ini…. jangan ditanyakan lagi. Terlalu kurus saya alami ketika masa kecil (dari sejak bayi memang kurang berat). Tentu saja bagi saya keadaan terlalu kurus nggak masalah, namanya juga anak-anak, namun bagi ibu saya ini menjadi masalah, lha bagaimana, semua orang selalu menanyakan kenapa anak-anaknya kurus gitu (kayaknya di SD sayalah yang paling kurus), kaya balung thok itu je. Masa-masa emas (maksudnya langsing apik banget, hehehe…..) saya alami ketika SMP dan SMA. Bener lho. Waktu di SMA kan diajari cara ngitung berat ideal, siswa diajak ke aula untuk nimbang berat badannya kemudian diitung. Sayalah yang menjadi juara berat ideal. Hehehe… bangga dong tentunya…. Masa-masa kuliah masih ideal meskipun sudah mulai melar (terutama masa akhir). Nah, masa nikah dan punya anak….. jangan ditanyakan lagi… Biarlah… yang penting saya dah mengalami ketiga keadaan, sudah bisa merasakan seperti apa.
Saya juga sulit sekali untuk turun bobot. Bisa turun kalau keadaan memang betul-betul bikin stres, menguras pikiran. Sebulan terakhir ini saya mengalaminya ketika ada masalah dengan ‘teman dekat saya’. Berat badan turun drastis. Tapi rasanya badan jadi tak enak, lemes-lemes gitu. Ya udah, saya paksa makan banyak biar nggak drop, jatuh sakit. Kalau saya sakit, repot. Nggak ada yang nganter ke dokter kan?
Jadi, bagi saya no problem asalkan sehat, bisa beraktivitas.
Tuti :
Salut Buhan, jadi sudah pengalaman mulai dari ‘kuker’ (bukan kuliah kerja, tapi kurus kering 🙂 ) sampai ‘legi’ (lemu ginuk-ginuk …. 😀 *melindungi kepala dari lemparan sandal Buhan*).
Memang menurunkan berat badan itu sangat sulit. Kalau tidak diiringi kemauan keras, insya Allah akan gagal.
Betul Buhan, kesehatan kita adalah yang paling penting. Besok kalau mau ke dokter, telpon saya ya, nanti saya antar (kan rumah kita dekat … 🙂 ). Salam sehat ya Buhan, bukan cuma sehat fisik, tapi juga sehat hati dan pikiran.
I am here whenever you need me …
Topik yg menarik dan manusiawi bgt!
Berat badanku naik-turunnya tidak terlalu mengejutkan si jarum timbangan… Memang jika berat agak ‘berlebih’ gerak pun jadi kurang lincah… Paling siip body langsing tapi sehat, bukan karena sakit pikiran. Semoga bahagiaaa!
Tuti :
Iyaa … kalau lihat body Henny sih, kayaknya memang nggak bakat gemuk, biar makan jatah orang serumah …. hihihi … 😀
Btw, aku kemarin mampir ke blog hennymamaping, dari blognya Mbak Imelda. Udah nulis komen, tapi kok nggak bisa masuk ya? Hiks! 😥
Pertama, sama dengan pertanyaan Om Trainer, emang Hughes juga berkecimpung di dunia musik ya? Kok saya ndak tahu…. (halah, ikutan Om Trainer lg)
Kedua, waaaahhhh…., kita sehati ya, Bu! Aku pernah nulis juga ttg ini^^ Pertanyaan ttg berat badan buat wanita itu memang menjengkelkan 😦
Tuti :
Kalau yang pernah aku baca sih, dia dulu mencipta lagu anak-anak. Kalau nggak salah dia punya semacam EO untuk acara anak-anak. Nah, kalau lagu dewasa, dia memang sedang merintis karier, dan baru akan meluncurkan album kalau badannya sudah langsing (lho, apa hubungannya ya? ya ada laah pasti 🙂 )
Wah, Reva pernah nulis topik ini juga ya? Ntar aku tengok deh. Apa judulnya?
Waaahhh…., boleh kok kalo Ibu mau mampir. Judulnya ‘Woman and Weight’, stright to the point ya Bu 😀 Ini dia alamatnya : http://simplylee.wordpress.com/2009/01/28/woman-and-weight/
Tuti :
Thanks ya Reva, ntar deh saya mampir ke simplylee … 🙂
eits, pengen nulis dikiit lagi;
Disapa ttg BB emang menjengkelkan, yg kayak dialami Ibu… Baru ingat minggu lalu di pesta, seseorang menyapa misua; Lho, kok kamu kurus kek gini?? Diabet ya??? *misua mangkeeel bgt, hehehe… misua emang lagi ngurangin BB karena merasa agak gembul, malah disapa seperti itu…
Tuti :
Kalau itu mah … yang nyapa suami Henny emang tak tahu etika dan tata susila Masak nuduh orang sakit diabetes. Terlalu … oh, terlaluuu … !! *dengan nada Rhoma Irama*
Bole percaya bole nggak tapi aku paling suka sama perempuan yang ginuk-ginuk tapi bukan yang gemuk.
Kalau gemuknya glombyor-glombyor ya aku ngak suka tapi kalau yang cempluk aku seneng…
Makanya saya cari pacar (dan akhirnya istri) juga nggak pernah yang kurus kecuali satu.. itupun dulu hahahha…
Aku nggak terlalu suka orang diet dengan alasan kecantikan tapi aku suka kalau untuk alasan kesehatan.
Makanya setiap istriku mau makan A, B atau C, ya kuturuti aja sepanjang nggak over dan memang dalam rangka menikmati kehidupan.
Jadi, gemuk yuk! 🙂
Tuti :
Bravo! Hidup Donny Verdian!
Kalau semua laki-laki di dunia seperti dirimu, banyak perusahaan jamu pelangsing, pil pengurus, lipo suction, dan sliming center yang bangkrut, Don 😀
Makanya, sebelum hamilpun Joyce kelihatannya sudah ‘tebal’ …. 😀 lha wong suaminya memang suka wanita gempi …
Ayem aku Don … 😀
* Weleh, weleh … ternyata sambil nunggu terbang, pretend makan sih (omlet/pisang goreng???) … Nah jangan2 pada acara 24th kemarin juga eaten2 banyak tuh…
* Mau dibilang GEMUK mau dibilang KURUS, yang paling penting khan SEHAT lho mbak (Lahir&Bathin… Jasmani&Rohani…. Jiwa&Raga…Phisik&Psikis….Uakeh yang sejenisnya).
* Mbak Tuti memang sengaja mikirin sapaan manis “TIMBANGAN IBU NAIK YA???”….Ternyata eh ternyata ada pamrihnya tuh, biar bisa mengurangi yang 0,31 khan mbak, hehehe……..
Tuti :
*Iya … lha wong itu ceritanya saya terlambat sampai di bandara Adisucipto, jadi terpaksa ikut penerbangan berikutnya (dengan membayar muahaalll sekali … hiks!). Karena nunggu 2 jam, ya udah, ngupu-ngupi dulu …
Nah, kalau peringatan 24 tahun kemarin, memang makan juga, tapi cuma sedikit kok … 🙂
* Setujuu!! Mau gemuk, mau kurus, yang penting sehat, bahagia, dan tak kurang suatu apa (yee … ini mah cita-cita semua orang!)
* Penginnya sih bukan mengurangi kelebihan BMI yang 0,3 , tapi menjadikan BMI saya 22 saja … 🙂
dibilang OW ya biarkan sajalah, pola makan sudah berkurang berat badan hanya sedikit turunnya, padahal waktu awal kuliah tak sampai mencapai bobot 50 kg, jadi kelihatan tinggi banget
Tuti :
Begitulah kalau usia semakin bertambah. Makan sedikit, tapi gemuk tetap saja. Soalnya metabolisme tubuh sudah berkurang, jadi meskipun makannya sudah dikurangi, tetap saja masih kelebihan kalori.
Btw, emang tingginya berapa, Mas Narno? Nggak sampai nyundhul pintu kan? 😀
karena saya masih dalam masa pertumbuhan, maka angka saya di timbangan terus cenderung ke kanan. kalau sebelum usia 30-an pertumbuhan saya masih ke atas, sehingga tidak kelihatan banyak yang menonjol sana sini. tapi sekarang, sudah mentok, tidak ke atas lagi. akibatnya, banyak deh yang nyembul… hehehe… 😀
sepertinya saya memang sudah harus mengatur makan nih, biar tidak OW. tapi, godaanya itu loh… lha kok semakin banyak saja ajang kuliner di Jogja yang sayang buat dilewatkan, hehehe… 😀
ya sudah, kalau gitu saya pake prinsipnya Pak Bondan saja: “tetap jalan-jalan agar bisa terus makan-makan, tapi tetap sehat”
ok bu tuti… besok kita makan di mana? hehehe…
Tuti :
Karena tertutup pakaian, yang nyembul-nyembul itu nggak kelihatan kok Da … 😀
Honestly, waktu lihat Uda yang terakhir, sebenarnya saya juga mbatin (mbatin aja lho … ), ‘wah. Uda tambah segeeerrrr’ 😀
Besok kita makan di mana? Saya sudah survei keliling-keliling, ternyata yang paling cocok masih tetap pilihan Uda, di “Bumbu Desa” itu. Entah kalau besok ketemu tempat lain yang lebih oke (*ssst … buat teman-teman lain, jangan berpikir macam-macam ya, saya bukan mau kencan dengan Uda Vizon, tapi cari tempat untuk kopdar dengan Eka Situmorang, Yustha Titik, Muzda, dan siapa aja yang mau gabung …)
ngga kegemukan kok bun… cantik malah.. 😆 (orang manado bilang ‘poco-poco’) hehe..
kalo terlalu kuyus (kaya saya) rasanya kurang okeh *halah!*
tp gimana dong susah bgt naekin berat badan.
Tuti :
Haha! Terimakasih, Yun. Loh, setahu saya, poco-poco itu nama tarian je, ternyata artinya ‘wanita cantik mempesona’ to? Hihi … 😀
Tunggu besok kalau sudah nikah dan bunya baby Yun, mungkin badan akan segera melar … hehehe …
cara lain supaya badan cepet susut…perbanyaklah utang mbak! (mbak tut pasti njawab: wala… kaluk utangannya buat beli hamburger malah makin endut dong…) gitu khan?
Tuti :
Hihi … bener Mbak, bener! Lama-lama saya sendiri jadi hamburger 😀
What! Hughes nurunin berat badan dengan OR dan diet?
OMG, rupanya kasak kusuk dunia artis DN dan LN tentang penurunan berat badan belum sampai ke lingkungan blog bu Tuti ya. Apa yang ada dalam pikiran orang yang banyak uang tapi putus asa nurunin berat badan? Sedot lemak jalan keluarnya. Jangan kuatir, para klinik ini sudah terbiasa tutup mulut. Tidak hanya selebriti Holywood yang melakukannya, selebriti kita juga. Hanya KD, Titi DJ, dan Becky Tumewu (lainnya mungkin ada tapi sedikiiit sekali) yang berbesar hati mengakuinya. Lainnya? Masih malu lah.
Saya sebenarnya juga berminat tapi kantong ini masih kantong mahasiswa.
Tuti :
Saya tahu juga Pak, kalau cara nurunin berat badan paling gampang ya dengan sedot lemak. Nggak susah, nggak lama, keluar dari klinik langsung udah langsing. Lha tapi Hughes bilangnya gitu je, cuma diet dan olahraga. Saya ya nggak berani to nuduh dia lipo suction?
Hwahahaha!! 😀 Pak Eko berminat sedot lemak? Hihihihihi …. Emang BMInya berapa sih Pak?
..
Tau ga buk di negara mauritania justru perempuan gemuk lebih disukai laki-laki, kalo perempuan kurus dianggap penyakitan..
Maklum negara miskin di afrika..
So bagi perempuan yg gak mau susah ngurusin badan, silahkan terbang ke mauritania..
…
Sayangnya laki-laki berotot yg paling laku disono, so peluang saya bersaing tipis 😀
..
Gemuk ato kurus yg penting sehat ya buk..
..
Tuti :
Daripada bersaing dengan lelaki Mauritania untuk memperebutkan wanita gemuk, mending ngumpulin gadis-gadis gemuk di tanah air, Ta 😀 Kayaknya cukup banyak stok kok …
….
Sehat memang penting, tapi kalau langsing kan bisa ngirit beli kain buat baju … 😀
Tentang lemak manusia, jangan anggap enteng lho. Ini dagangan mahal. Nggak percaya? Tanya saja Hilario Cudena. Pimpinan geng Pishtacos di Peru ini membunuh sesama warga Peru demi menangguk untung dari lemak manusia.
Pishtacos kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah nama kelompok pembunuh Peru yang menyerang orang di jalanan sunyi dan membunuh korbannya untuk diambil lemaknya. Mau tahu harganya? US$ 15.000 seliternya. Nah, lumayan ta? Mau jual lemak? Ke Peru aja …. Temuilah Cudena.
Tuti :
Hiiii …. itu lemak manusia buat apaan? Ngeri banget dah …
Ssst …. berarti Buhan jangan sekali-kali ke peru deh …. 🙂 (*lari sembunyi ke bawah meja*)
Menurutku, mbak Tuti sedang aja kok….malah pas antara berat badan dan tinggi badan.
Berat badanku naik turun, tapi berkisar antara 48 s/d 54 kg…dan jika sudah di bawah 50 kg, malah dibilang kurus. Anak-anak ku, terutama si sulung malah menginginkan ibu agak gemuk sedikit, karena jika berumur dan kurus terlihat tua….hahaha..mungkin agar dia tak dibilang gemuk.
Tapi segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik, entah terlalu kurus atau terlalu gemuk, cuma mengatur yang ideal itu tak mudah juga.
Tuti :
Waktu ketemu Mbak Enny bulan Februari lalu, memang berat saya sedang-sedang aja Mbak, tapi sekarang sudah bertambah … 😀
Tapi betul kata Mbak Enny, kalau sudah berumur, sebaiknya memang agak gemuk sedikit, supaya kelihatan lebih segar (tanaman ‘kali … 😀 )
hihihi…klo saya nyerah aja….karena dirumah saya adalah “kranjang sampah”, ada sisa makanan …langsung emplok, abis mbayangin dibumi dibelahan lain banyak yg kelaparan.
Family dokter saya yg warning….katanya, looh dulu cuma 45 kilo…sekarang naek 15 kilo?? dalam hati saya bilang…semua fillet mignon tuh dok….jadi harganya mahellll………..
kemaren hubby bilang..tuh baju yg hanya kamu pakai sekali pas pesta ditempat kerjamu warnanya bagus deh..cocok banget untuk kamu…..(hiks, sorry..perutnya udah nongol sana sini …udah kliatan gawat klo dipake)
jadi dipensiun ajah yah???
kirim photo ke mbak yg di Jkt pamer betapa indah bunga2 mawar saya, dikomentari…gilaaa wied gede amirr sekarang??? ihhh yg gede2 mawarnya ato sayanya??
*dua2 nya* hihihihi
*biar ndut asal sehat* itu harapan saya
Tuti :
fillet mignon harganya berapa Mbak sekilo? Berarti tabungan Mbak Wied banyak dong …. 😀
Nah, itu baju yang dibilang bagus oleh hubby, bikin aja lagi yang warnanya sama, tapi ukurannya digedein, jadi nggak ketahuan kalau timbangan udah naik … hihihi …
‘biar ndut asal sehat’ kayaknya motto paling indah (tapi klise) kita-kita yang OW ini deh Mbak …. 🙂
…
Ya ampun saya terjebak dgn kata2 sendiri.. 😦
..
Sebenarnya mau mengklarifikasi, duh tp kok takut banyak yg tersinggung..
Topiknya sensitif banget buk, takut2 salah kata ntar dikeroyok yg ginuk2 hahaha..
..
Tuti :
Terjebak? Hehehe … nggak kok … eh, nggak papa kok … 😀
Yang ginuk-ginuk ini semua baik hati, nggak suka ngeroyok (cuma menthungin aja 😀 )
salam
foto ibu yang terakhir..maaf narsis sekali.
Tuti :
hehehe … 😀
Mas/Mbak belum lama kenal saya ya? Lha wong narsisnya sudah luamaa, sejak dulu je … 😀
Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika merasa terganggu dengan kenarsisan saya … (*jadi malu dan sedih nih … hiks!*)
kalau soal berat badan, saya mah minus sekali alias kerempeng ( hiks.. menyedihkan )
Tuti :
Perlu sumbangan lemak? Saya punya banyak nih … 😀
Tapi bu Tuti gak kelihatan seperti itu kok, bu…
Langsing…langsing…bener, kok… 😀
Tuti :
Terimakasih, terimakasih Putri (*berbunga-bunga dan langsung cari cermin*)
Woww…Turun 35 kg..
Saya malah ga bisa gemuk2 nich Bunda 😦
Tuti :
Nggak bisa gemuk ya? Pupuknya nggak cocok kali … (mang taneman? 😀 )
sepintas ideal kok tante..
tapi ga tau ya, itu foto tante sudah melalui berapa tahapan photoshop (ahahaha, bcanda tante..)
klo saya malah underweight dari jaman dulu kala.. biasanya di kisaran 18-19, tapi klo lagi TA/tesis bisa menyusut sampai 17 (klo udah begini, saya jadi panik sendiri..)
pengennya emang di-ndutin dikit niy tan.. tapi harus plus olahraga, biar fit, sehat dan ga gampang capek..
Tuti :
Hihihi … Narpen! Itu foto asli 24 karat, belum dioperasi pakai photoshop. Tapi memang sih, itu foto beberapa bulan yang lalu. Kalau sekarang, sudah (agak) lebar sikit … 😀
BMI 17? Ya ampuuun …. Kaki Narpen mesti diganduli pakai bola besi tuh (kayak karikatur napi itu lho … hihihi), supaya nggak diterbangkan angin kencang 😀
Iya dong, di-ndutin Pen, biar sekseh … halah!
BAHHH?? mosok aku wes mlebu obesitass
OMG !!!
arrghhh tidakkkkkkkkkkkk
tapi gak papa deh..selama masih bisa mengalahkan kegantengan si om
*Trainer vs Trainee*
:::: golek dukungan broneo
Tuti :
Bro Neo!!! (*teriak dari menara masjid*)
Ada yang perlu dukungan nih! Tapi kalau saya mah ogah mendukung …. berat! Mending naikin ke kereta barang aja … hihi 😀
pertama pindah dari Medan ke Yogyakarta and kuliah di UGM selama dua semester, berat badanku turun dari 56 kg menjadi 48 kg, dan berat itu nggak pernah bisa kembali ke asalnya sampai aku wisuda lima tahun berikutnya.
jadilah waktu itu aku sebagai wisudawan yang terkerempeng dalam satu fakultas.
sekarang hari hariku dipenuhi perseteruan antara lidah dengan tenggorokan untuk mempertahankan indeks massa jangan sampai menyentuh level 25
Tuti :
Berat juga ya Bang, kalau setiap saat harus menengahi perseteruan lidah dengan tenggorokan 😀 Tapi upaya untuk mempertahankan berat badan agar BMI tak melewati angka 25 itu aku salut Bang! (meskipun sebenarnya, gemuk-gemuk dikit juga nggak apa-apa kok Bang … 🙂 )
betul bu… obat pengurus badan yang paling ampuh adalah stresss…
coba sang suami disuruh punya pacar baru atau kawin lagi.. hihihi.. dijamin turun 20 kg dalam 1 bulan…
Tuti :
Wooo …. kalau para suami berani begitu, dijamin yang kurus justru para suami Mas, soalnya bakal dituntut para istri ke pengadilan!
Nah kalau soal yang satu ini, Alhamdullillah saya nggak ada masalah. Malah cenderung berbadan mungil (halah lebay…).
Pernah sich mbak ngalamin OW, pas hamil dan setelah melahirkan…hem…waktu habis melahirkan anak berat badan sempat nggak mau turun, akhirnya pakai resep disiplin nggak makan malam, hanya makan buah… setelah 2 tahun berhasil…YES…Begitu juga pas hamil yang kedua, saya pakai resep seperti hamil anak yang pertama, & badan bisa susut lagi secara alami 🙂
Sekarang malah lebih sering makan-makanan untuk “VEGETARIAN”. Ternyata enak juga lho jadi vegetarian itu, meski terkadang jebol juga kalau pas lagi ngumpul bareng keluarga besar dan sahabat-sahabat.
Ok, mbak selamat beraktivitas lagi 🙂
Best regard,
Bintang
Tuti :
Sebenarnya vegetarian atau makan daging tidak langsung berhubungan dengan kegemukan, karena kegemukan lebih disebabkan oleh asupan jumlah kalori yang berlebih, dan bukan jenis makanannya. Meskipun cuma makan nasi dan sayur, kalau makannya banyak, ya bisa gemuk juga.
Secara umum, buah dan sayuran memang makanan yang sehat. Tapi (menurut saya lho … 🙂 ) makan dagingpun tidk masalah, yang penting adalah seimbang. Daging merah yang tidak berlemak bagus untuk tubuh, hati juga memiliki kandungan zat yang sangat baik.
Saya sendiri meskipun bukan vegetarian, tapi tidak terlalu banyak makan daging. Apalagi daging yang keras dan tidak matang benar (misalnya sate), saya kurang suka.
Oke, selamat hidup sehat ya Mbak … 🙂
waks setelah aku hitung nilaiku 24,5 bunda….huhuhuhu di ambang batas akumemang harus diet…hiks 😦
ayo kita diet….semangat!!!!
Tuti :
BMI Ria 24,5 ya *menaham senyum*
Itu belum OW kok … baru semoq aja … hihihi … ayo ayo diet, aku yang ngawasin (sambil makan bagiannya Ria 😀 )
Hajar gym dengan semangat 🙂
haiyah bunda gemuk?
enggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak koq 😉
Tuti :
Iyaaaaaaaaa …. aku gemuk bin ndhut … 😦
Wah….saya juga sebel kalau ada yang menyapa dengan “kok tambah gemuk?” aduh…kayak nggak ada topik lain gituh…nanya kabar kayaknya lebih OK deh..
Saya juga berusaha untuk nggak menyapa orang lain dengan topik ini. sadar diri, nggak enak disapa begitu… 🙂
Tuti :
Sayangnya, masih sangat banyak orang yang spontan — entah sadar entah tidak — langsung nyeletuk “wah, gemukan ya?” kalau bertemu orang lain 😦
Kalau saya ada di tempat itu, dan saya lihat orang yang dibilang gemuk itu sebenarnya nggak gemuk-gemuk amat, saya suka ‘menetralisir’ dengan misalnya mengatakan : “Nggak juga ah … ” atau semacamnya.
Tapi mungkin memang sudah kodrat (kodrat?), kalau melihat seseorang bertambah gemuk, bawaannya gatel aja pengin komentar … hihihi 😀