SETELAH SEKIAN LAMA BERJALAN BERSAMA …
Adakah di antara anda yang belum pernah merasakan jatuh cinta menggelora, yang membuat gurun pasir serasa penuh bunga, langit mendung seakan penuh bintang kejora, gubug derita bak surga, dan dunia bagai milik berdua? Jika belum, rugi sangat …
Passionate love, cinta yang membikin seseorang mabuk kepayang seakan melayang terbang, biasa dialami seseorang ketika bertemu dengan pasangan (calon pasangan) hidupnya. Cinta yang penuh hasrat dan romantisme seperti inilah yang akan membuat seseorang mampu menerjang badai sehebat apa pun, dan halangan-rintangan setinggi apapun. Emosi dan khayalan yang sarat menyertai passionate love membuat seseorang seringkali tidak mampu melihat kekurangan dan potensi ketidakcocokan antara dirinya dengan pasangannya. Kalaupun mereka melihatnya, mereka menanamkan keyakinan dalam hati mereka bahwa everything’s will be okay.
Begitulah, dan pasangan yang dilanda passionate love akan melangkah ke jenjang pernikahan dengan penuh kebahagiaan …
Dalam beberapa tahun perjalanan pernikahan, passionate love tersebut masih akan ada di antara keduanya. Namun dengan semakin bertambahnya waktu, secara perlahan gelora yang menggebu itu akan perlahan-lahan mereda. Setelah menikah dan hidup bersama, merasakan dan menjelajahi segala hal yang dulu hanya menjadi khayalan, melihat dan mengetahui watak serta perilaku keseharian pasangan, maka kedua pasangan akan dihadapkan pada jati diri sebenarnya dari pasangan mereka. Khayalan tentang cinta yang dulu ada, sekarang dihadapkan pada realita.
Dibutuhkan rasa kasih yang tulus, kesabaran yang luas, kedewasaan yang penuh pertimbangan, keteguhan pada komitmen, dan kelapangan hati bagi kedua pasangan untuk bisa menerima jati diri pasangan sebagaimana adanya, serta mengatasi konflik-konflik yang mungkin terjadi di antara mereka. Cinta romantis penuh hasrat yang dulu mengikat mereka, secara perlahan berubah menjadi cinta persahabatan dan persaudaraan yang berisi saling memahami dan menghormati. Pada tahap ini, passionate love berubah menjadi companionate love.
Transisi dari passionate love menjadi companionate love tidak selalu berjalan mudah. Kedua pasangan harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa menumbuhkan companionate love, karena cinta jenis inilah yang akan membuat sebuah perkawinan bertahan. Setelah usia bertambah, cumbu rayu bukan lagi menjadi kebutuhan utama. Yang dibutuhkan adalah teman berbincang dan berbagi rasa yang menumbuhkan rasa damai, keyakinan akan adanya seseorang yang akan selalu mengasihi dan mendampingi.
Ketika menemukan pasangan yang cocok, seseorang dikatakan telah menemukan ‘pelabuhan hati’. Pernikahan sering diibaratkan dengan ‘melayari samudera kehidupan’. Sebuah perumpamaan yang sungguh tepat, sebab begitu biduk dilayarkan ke samudera, maka keselamatan dan kesejahteraan biduk itu sepenuhnya berada di tangan kedua orang yang mengemudikannya, yaitu suami dan isteri. Persis sama seperti kehidupan manusia, laut pun penuh misteri dan memiliki ‘perilaku’ yang seringkali tak bisa diprediksi. Cuaca cerah bisa berubah menjadi badai. Riak-riak kecil tak mustahil berubah menjadi gulungan ombak. Dibutuhkan keteguhan, keberanian, dan ketrampilan untuk menyelamatkan biduk agar tidak karam dan bisa meneruskan pelayaran dengan tenang sampai ke pantai tujuan.
Di manakah pantai tujuan pernikahan? Jika salah satu atau kedua penumpang biduk pernikahan kembali kepada Yang Maha Kuasa, maka biduk pernikahan itu berlabuh di pantai tujuan. Jika kedua penumpang berpisah selagi berada di tengah samudera, berarti biduk pernikahan tersebut karam.
Hari ini, kami telah 24 tahun melayarkan biduk pernikahan kami. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya, hingga biduk kami selamat sampai ke pantai tujuan. Amin.
Ibu Tuti… selamat atas ulang tahun pernikahannya yach.. 24 bukan waktu yg singkat, pasti banyak sekali suka dukanya..
Selamat ultah pernikahan, semoga selalu dalam limpahan rahmat-Nya, smoga sehat & bahagia selalu
Tuti :
Terimakasih Bro. Memang betul, perjalanan … eh, pelayaran selama 24 tahun ini memang penuh suka duka, dan bukan berarti ke depan sudah tidak ada tantangan lagi. Begitulah adanya, pernikahan adalah perjuangan dan proses saling penyesuaian yang tidak akan pernah berhenti …
and yes..!!! pertamax.. (wah baru ini bisa pertamax di tempat ibu… )
Tuti :
Bangun tidur mendahului ayam berkokok ya Bro (*geleng-geleng kepala dengan kagum*). Tapi jangan-jangan … habis nulis komen terus tidur lagi sampai tengah hari … hihihi … π
yaaaaaaaaaaaaahhh keduluan bro… aku ngerjain yang lain dulu sihhhhh…
Selamat ya mbak…. kok pas dengan hari Pasutri di Jepang (22-11).
Tahun depan pesta perak dong.
EM
Tuti :
Iya, Bro Neo sudah ngindik dari belakang saya Mbak, jadi langsung nangkring di pertamax π
Wah, pas dengan hari Pasutri ya? Kalau gitu, tahun depan kami ke Jepang ah, biar dirayakan oleh penduduk satu negara …
Terimakasih Mbak Imel, semoga Tuhan merahmati sehingga tahun depan kami bisa merayakan kawin perak. Amin.
Ngindik ki opo to??
hehehhe
Tuti :
Ngindik kuwi kupinge dibolongi dinggo nyanthelke anting-anting …. eh, kuwi ‘tindik’ yo? π
Ngindik itu Daeng, mindik-mindik (mindik-mindik juga nggak ngerti?), mengendap-endap di belakang orang, gitu lho … See?
Suit… suit… suit…
Hmmm, second.. eh fifth honeymoon kemana nih?
Kalau ke Sydney kabar-kabar ya, biar kuinjen :))
Selamat, Bu! Tuhan memberkatimu dan keluargamu!
Tuti :
Don, kalau mau nginjen sms dulu ya, biar bisa pasang aksi gitu lho … π
Thanks Don, semoga pernikahanmu juga diberkati Tuhan. Kapan Joyce melahirkan?
Perjalanan berdua selama 24 tahun pasti banyak kenangan, suka dukanya. Yg pasti bukan perjalanan yang singkat. Selamat ya Bu! π
Tuti :
Terimakasih ya Kris. Perjalanan 24 tahun memang bukan perjalanan yang singkat, lha sak umure bocah je π
Semoga Kris dan Onny juga akan melampaui tahun ke 24, 25, 26, dan selamanya, sampai tiba di pantai tujuan …
* CONGRATULATION ya mbak, tahun depan Insya Allah memasuki peringatan PERAK, lalu EMAS….dan akhirnya biduk akan sampai di destination port.
* Sangat menyentuh sekali perumpamaan dengan biduk di samuderanya…….semua pasti bermimpi sampai di pelabuhan tujuan, bukan karam seperti kapal Dumai Express-10 yang baru2 ini terjadi.
* Sekali lagi selamat…….dari pengagum mbak yang turut berbahagia (kami baru ke-22).
Tuti :
* Thanks so much, Mas Karma. Mohon doa dari teman-teman semua, semoga kami bisa melampaui tahun perak, emas, bahkan platinum, insya Allah.
* Memang perumpamaan kehidupan seperti samudera itu tepat sekali. Begitu biduk dilayarkan ke samudera, keselamatannya bergantung pada dua penumpangnya, serta tentu saja, kehendak Allah Swt.
* Terimakasih. Wah, Mas Karma sudah 22 tahun? Cukup lama juga lho. Hati-hati menjaga biduknya ya Mas, semoga pula cuaca selalu cerah π
[…] lah… kalau mau tahu nasehat-nasehat, lebih baik Anda baca postingnya Mbak Tuti Nonka tentang Passionate & CompanionateΒ Love, karena beliau sudah “kawakan” jeh, 24 tahun jadi “ABK” hehehe. Saya mah […]
Wow, selamat yach mbak atas Ulang Tahun Pernikahannya yang 24.
“Semoga senantiasa dilimpahkan oleh NYA kebahagian & kesehatan”. Amien π π π
Best regard,
Bintang
Tuti :
Terimakasih atas doanya, Mbak Elinda. Bukan hanya untuk saya, semoga Mbak Elinda dan suami serta anak-anak pun selalu memperoleh limpahan karuniaNya. Amin.
Wah selamat ya tante.. π
Kapan makan2nya? Boleh dong saya ikutan (jadi obat nyamuk jg gpp deh :D)
Hihihi.. deskripsi “mabuk kepayang”nya bikin saya nyengir2. Tapi membaca bagian ini membuat saya terdiam:
“Emosi dan khayalan yang sarat menyertai passionate love membuat seseorang seringkali tidak mampu melihat kekurangan dan potensi ketidakcocokan antara dirinya dengan pasangannya. Kalaupun mereka melihatnya, mereka menanamkan keyakinan dalam hati mereka bahwa everythingβs will be okay.”
Potensi ketidakcocokannn?? Waduh.. gimana dong tan..
*_*
Tuti :
Jadi obat nyamuk? Maksudnya? (*bingung.com*)
Ya, potensi ketidak cocokan itu kan sudah bisa dideteksi sejak awal. Misalnya, yang satu berjiwa seniman, dengan pola hidup serba tidak beraturan (begadang sepanjang malam, molor sepanjang siang, mandi cuma kadang-kadang), sementara yang satu tipe pegawai yang menomorsatukan keteraturan (tidur delapan jam sehari, makan dikunyah 32 kali, berjalan dengan kaki bergantian … ). Memang bisa saling menyesuaikan diri, tapi membutuhkan energi yang sangat besar. Lama-lama capek kan? π¦
Bundaaa… SeLamat yaaa.. udah ulangtahun pernikahan yg ke-24.. wih.. taun depan Insya Allah.. ‘kawin perak’ dong bunda tuti sama pak MAM.. π
Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT.. sehat selalu.. bahagia selalu.. hingga sampai ke ‘pantai tujuan’.. amiin..
Tuti :
Terimakasih Yun, doakan bisa mencapai kawin perak, kemudian kawin emas ya.
Semoga bahtera yang akan segera dilayarkan Yuyun dan suami pun akan lancar dan selamat mengarungi samudera kehidupan. Amin. π
selamat Ultah pernikahan bu…..
semoga selalu bahagia dan sehat selalu ..
Btw.. biduk itu apa sih??….
tante wiki bilang itu sama dengan “sampan”..
berarti bahasa jawanya “gethek” ya…
jadi “gethek perkawinan” …
hihihi.. kok gak enak ya..
Tuti :
Hehehe … biduk itu istilah jadul banget ya. Memang betul, sinonim katanya adalah sampan. Seperti sampan kecil dalam foto saya di atas itu lho … π
Kalau gethek lain lagi, Mas Kartiko. Itu kendaraannya Joko Tingkir waktu berkelahi melawan 40 ekor buaya … (ingat pelajaran sejarah SD kan?) π
Selamat ya mbak. Semoga Allah selalu memberikan berkah yang berlimpah ruah untuk mbak dan suami, semoga redho-Nya selalu untuk mbak berdua….
Tuti :
Terimakasih doanya, Akmal.
(maaf, belum sempat mampir ke nysatya.blogspot nih … π¦ )
Bu Tuti… selamat atas 24 tahun pernikahannya. Semoga terus merambah angka yang lebih tinggi, tanpa pernah berhenti pada sebuah titik apapun. Saya yakin, waktu yang panjang itu, tidaklah mudah untuk dilalui. Tapi, berkat kearifan dan kedewasaan Bu Tuti dan Bang MAM, semuanya teratasi dengan baik dan menyenangkan. Semoga kami yang masih memiliki bilangan kecil dalam usia pernikahan dapat mengikuti jejak baik yang Ibu tinggalkan…
Maaf, tak ada kado yang dapat dikirimkan, hanya untaian doa tulus dari kami sekeluarga semoga Bu Tuti dan Bang MAM sehat dan bahagia selalu… π
Tuti :
Betul, Uda. Perjalanan selama 24 tahun itu memang penuh dengan cerita dan romantika. Kadang-kadang saya sendiri heran bahwa biduk kami masih selamat, mengingat berbagai gelombang besar yang pernah menghempaskannya. Tetapi begitulah, dengan kesabaran, keteguhan, dan keikhlasan, semua ujian hidup bisa kami lalui. Alhamdulillah. Semoga ke depan kami bisa melayarkan biduk pernikahan ini dengan selamat sampai ke pantai tujuan. Amin.
Doa tulus dari Uda Vizon, Uni Icha, dan anak-anak, adalah kado yang tak terhingga nilainya. Terimakasih yang sebesar-besarnya, Da π
Selamat Ulang Tahun Pernikahan yang.. wah..wah… ke 24…ck..ck..ck! Semoga tambah harmonis, mesra dan hangat selalu bersama Bapak…. *Bu, posting acara ehm – ehm..nya ya… *
Tuti :
Terimakasih, Henny. Tapi, acara ehm-ehm itu apa? Tenggorokan serak karena kebanyakan makan sambel? π
mmmh… Selama 24 thn jadi ABK ya?? Udah punya berapa tato di lengan Ibu..?
Tuti :
Kalau saya, tatonya nggak di lengan Hen. Dimana? Wah … rahasia dong. Ayo tebak, di mana? Hihihi π
Wawawawaw….
Happy wedding anniversary Buntut (Bunda Tuti, hehe..)
Semoga semakin samara, penuh berkat, bahagia selalu.. Amin.
Setuju dgn perumpamaan berumah tangga dgn biduk/kapal di samudera.. Cocik..
Doain ya Bun, ntar kalo tt nikah tt bs sprti Bunda Tuti, sprti bpk-ibu tt yg dipisahkan hanya oleh maut… Amin..
Tuti :
Buntut? Hwahahaha … π Buntut apa nih? Buntut kuda, buntut sapi, atau buntut kucing?
Iya Yustha, saya doain ntar kalau tt nikah, akan rukun-bahagia-awet selamanya. Btw, calonnya sudah ada nih? π
Amin…amin….
calon suami sudah ada Bunda, kalo gk salah masih di tangan Tuhan gitu, belum tt ambil & belum Tuhan kasih ke tt… π
Tuti :
Kalau gitu, bujuk Tuhan dong, biar mengulurkan jodoh yang masih ada di tanganNya itu … π
iya Bun…
ni lagi bujuk Tuhan….
bujuk terus deh sampe dapet..hehe…
Tuti :
Aku ikut bantu membujuk ya … amiin π
salam kenal mba Tuti….barokallohu lakum semoga akur selalu dan bahagia dunia akhirat, btw jaket merahnya cihuy banget tuh mba ^_^
Tuti :
Salam kenal juga, Echa. Terimakasih doanya ya (baru juga kenal, sudah menghadiahi doa … alhamdulillah).
Naksir jaket merah saya ya? Itu dari kulit domba asli. Mau pinjam? π
…
Congratulation buk.. *cheers*
..
Maaf buk gak bisa ngasih kado cuman bisa ngasih do’a, semoga selalu di rahmati Allah..
..
Itu photonya lg dimana buk..?
..
Tuti :
………
Thanks Ta, it’s very nice of you π
……
Kado doa itu paling berharga, Ta. Lagian, ngapain juga kasih kado, lha wong nggak ada pesta π
……
Itu photonya di Leiden, Belanda, tahun 2005
….
wah…happy 24th anniversary mbak. semoga senantiasa dilimpahi keberkahan ya, mbak. amin.
pelajaran cinta yang membuat saya bertanya2, kapankah saya akan menemui that “passionate love”. *semicurcol*
Tuti :
Terimakasih, Froz …
Siap-siap aja, siapa tahu nanti sore atau besok pagi passionate love itu akan tiba menghampirimu … π
Ahaaa …
Happy Anniversary ya Bu …
Semoga rukun-rukun selalu …
Semoga hangat selalu …
Semoga gurih selalu …
Salam saya
Tuti :
Hangat … gurih … manis juga dong Om, seger juga dong, semriwing juga dong … pokoke mak nyusss !!
Terimakasih Om. Semoga Om, Tante, dan ketiga jagoan juga selalu dalam kebahagiaan dan rahmat Allah Swt. Amin
salam saya juga,
Selamat ulang tahun pernikahan ya bu Tuti…Semoga biduk rumah tangga Ibu dan Bapak selalu dalam lindungan Tuhan, bahagia dan langgeng selalu..
salam ,
nana
Tuti :
Terimakasih Nana, semoga Nana dan suami juga selalu berlimpah dengan kebahagiaan dan diberkati Tuhan π
salam untuk suami tercinta ya π
(maaf) izin, setelah sekian lama akhirnya bisa berkunjung juga.
Salam.
Tuti :
Terimakasih kunjungannya … π
Amiiin…
Selamat Ulang Tahun pernikahannya ya Bu..
Salam Kenal π
Tuti :
Terimakasih Dona, salam kenal juga π
CONGRATS bunda π
teriring doa agar terus berlayar dengan rasa cinta dan berlabuh selamat hingga tujuannya π
Tuti :
Thanks Eka …
Gimana kalau kita berlayar sama-sama yuk? Semoga biduk Eka dan suami pun selamat sampai ke pantai tujuan (dengan dipenuhi penumpang-penumpang kecil yang lahir selama pelayaran … π )
Amin…. (takduluan mb eka… :p ) untuk eka kecil & pelayaran sampai tujuan…
Tuti :
Iya … bukan cuma ‘Eka Kecil’, tapi ‘Eka-Eka Kecil’ … π
Amiiin
thank u doanya ya bunda.. juga titik…
oya aku mau ke Jogja
nanti aku kontak via FB ya bun…
Tuti :
Oke, oke … sip lah! Kapan kira-kira ke Yogyanya, Ka? Aku kan harus ngatur jadwal shootingku di Hollywood …. (*kumat.com*)
Eka harus …
Harus ketemu Bu Tuti …
Sempatkan lah … !!!
Kalau sempat juga ketemu TT ya …
(dan sampaikan salam saya untuk nya …)
Tuti :
Yee … Om, Eka kan bukan trainee Om, main perintah aje
Selamat Mbak, semoga bahtera pernikahan Mbak Tuti dan Pak MAM berlayar semakin tenang dan membahagiakan, senantiasa dilimpahi berkah Allah swt, mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Amin.
Tuti :
Suwun Buhan, semoga Buhan dan Pak Han juga selalu dilimpahi rahmat Allah SWT, sehingga bahtera yang dilayarkan menjadi sumber kebahagiaan yang tak tergantikan π
Selamat Bu atas ultah pernikahan yang ke -24.
Barangkali yang Ibu rasakan selama perjalanan hidup berumah tangga tidak jauh berbeda dengan saya. Walau dengan segala ketebatasan, saya merasakan ada perubahan yang signifikan, cinta di awal nikah berbeda dengan cinta yang sudah dijaga bersama dengan seluruh keluarga. Rasanya semakin indah.
Saya menikah tepat pada ulang tahun saya yang ke -29. Pada 10 Oktober lalu, usia tepat 56 tahun dan usia perkawinan sudah mencapai 27 tahun.
Kami sekeluarga sangat bersyukur, cinta yang dulu mengebu-gebu sekarang berbeda, semakin indah dan semakin bisa dinikmati bersama keluarga.
Sekali lagi selamat Bu.
Salam hangat dari Cianjur untuk keluarga bahagia Ibu.
Tuti :
Terimakasih Pak Aziz.
Bahagia sekali mendengar penuturan Bapak tentang pernikahan dengan Ibu yang sudah berlangsung selama 27 tahun, dan selalu penuh dengan cinta. Jadi companionate love itu sudah ditemukan ya Pak? Semoga abadi hingga akhir nanti.
Salam untuk Ibu dan seluruh keluarga yang berbahagia di Cianjur π
cinta? hmm.. saya belum bisa berani bilang macam2.. wong nikah aja beluman.. π
Tuti :
Nikah belum, passionate love juga belum pernah? Wah, kayaknya harus lebih sering blogwalking nih, siapa tahu ketemu di dunia maya … π
Wuaaah, pernikahannya udah seumur saya!! Moga semakin rukun dan harmonis, dan diberi banyak berkah oleh Allah SWT ya bu …
Tuti :
Terimakasih, Chichi π
Berarti Chichi pantas jadi anak saya ya … π dan sudah pantas menikah lho π
selamat ….happy anniversary…wow 24 th….tahun yg sangat panjang tapi rasanya pasti baru kemaren yah mbak Tut???
Semoga biduk cinta mbak Tut dan suami selalu hangat sarat cinta dan kebersamaan , dan penuh berisi doa dan harapan….
amin
Tuti :
Betul Mbak Wied, 24 tahun itu berlalu tanpa terasa. Padahal saya pacaran 8 tahun, jadi total sudah 32 tahun mengenal suami saya. Halah, halah … kok yo ora bosen π
Terimakasih doanya, Mbak Wied.
hihihi namanya juga suami biar kadang2 hampir pecah perang barathayuda, tetep aja ngangeni…..hihihi mboseni tapi tetep aja dekat….
Tuti :
Mungkin suamipun merasa begitu kepada kita …. π kadang sebel dan bosen, tapi tetep aja butuh … hihihi …
Dimana ya, pelabuhan hatinya Triunt
hehehe, salam kenal Bun… π
Tuti :
Pelabuhan hatinya di pinggir pantai, Triunt π
Salam kenal juga, Nak Tri … π
Makan-makan..
makan-makan..
kapan yah bisa ke jogja n nodong makan2 ke bu tuti
hehehhehee
Tuti :
Dhal, belum baca posting terbaruku ya, How Big Can You Be? (eh, boso Inggrise bener ora kuwi?). Hawong baru pada prihatin karena berat badan berlebih je, kok diajak makan-makan … π¦
waah…selamat bu..luar biasa, 24 tahun? setahun lagi judulnya sudah pake perak..
selamat..semoga ALLAH selalu memberkahi…selamaaaat *cipika cipiki sama ibu*
*mikir, mudah2an saya nyampe juga ke pantai nya, ketemu ibu ndak yaa?*
Tuti :
Terimakasih Ufi … (*sambil cipika-cipiki*)
Amin doanya, semoga kita semua sampai ke pantai tujuan. Ntar siapa yang sampai duluan jangan lupa sms atau halo-halo via FB ya … π
24 tahun usia pernikahan. Mungkin 30 tahun usia pertemuan. Dan selama itu sudah sampai pada titik kebersamaan yang sulit dipisahkan. Inilah arti yang sebenarnya dari garwa (sigaring nyawa). Happy annyversary,
Tuti :
Mudah-mudahan begitu, Pak Eko. Kebersamaan yang sulit dipisahkan (meskipun dalam kebersamaan itu kadang-kadang berantem juga … π ).
Btw, koreksi dikit boleh ya Pak? Kayaknya yang betul adalah ‘sigaraning nyawa’ (belahan jiwa). Kalau ‘sigaring nyawa’ itu artinya terbelahnya nyawa …. lha, mati kuwi Pak … π π
Maturnuwun Pak Eko.
Weleh, mau sok njawani malah kliru. Malu mode on. π¦
Tuti :
Nggak papa Pak, yang penting kan sudah usaha … π
Wah lagi-lagi aku ketinggalan mbak.
Selamat ya mbak Tuti, 24 tahun itu lama banget lho, dan ketoke mbak Tuti sama uda MAM selalu ceria dan kompak.
Memang tak mudah mengarungi biduk rumah tangga, dibutuhkan persyaratan dari kedua belah pihak agar biduk tadi terus berlayar, walau terkadang badai mengguncang.
Mbak Tuti telah selamat melalui masa itu, masa yang terkadang menenggelamkan biduk pernikahan.
Salam buat uda mbak Tuti…
Tuti :
Mbak Enny, suami saya bukan orang Minang, jadi panggilannya bukan ‘uda’ … hehehe π
Terimakasih Mbak, tapi meskipun sudah melewati 24 tahun, pernikahan tetap saja harus terus diperjuangkan. Dengan berjalannya waktu, persoalan pun berubah mengikuti waktu.
Jujur, saya kagum pada pernikahan Mbak Enny, yang meskipun beda kota dengan suami, tapi pernikahan bisa berjalan dengan baik dan sukses membangun kebahagiaan. Resepnya apa Mbak?
luar biasa perjalanannya selama 24 tahun! selamat yah!
Saya pun ingin terus bertumbuh dalam mengasihi suami saya! Growing from passionate to companionate…Saya musti banyak belajar dari mba nih.. Baru 4 tahun menikah, masih seumur jagung..
Tuti :
Jagung berumur 4 tahun? Kayaknya cuma beberapa bulan deh … π
Terimakasih Yuni, perjalanan pernikahan Yuni memang masih muda, dan masih banyak kesempatan untuk membangun rumah tangga yang bahagia bersama suami. Selamat membangun cinta ya, semoga sukses!
kalau tahun ini 24 tahun, berarti tahun depan 25 tahun aka kawin perak…wahhhh senangnya bunda….
semoga kebahagiaan menyertai bunda dan suami sampai akhir ajal π dan di surga ketemu deh… π
Tuti :
Insya Allah Ria, semoga bisa mencapai kawin perak, emas, platina, dan seterusnya (di atas platina apa ya? π )
Terimakasih Ria.